Yowa Abardani Lauta : Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Bener Meriah Dalam Pelaksanaan Penataan Ruang, 2008.
USU Repository © 2009
pemerintah kabupatenkota,
masyarakat dan, dunia usaha dengan RTR.
ruang kabupatenkota. •
Mengkoordinasikan penanganan dan
penyelesaian masalah yang timbul dalam
penyelenggaraan penataan ruang
kabupatenkota dan memberikan pengarahan
serta saran pemecahannya.
pemanfaatan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang kabupatenkota yang
berbatasan.
• Menyampaikan laporan
pelaksanaan BPKRD kabupatenkota secara
terbuka kepada bupatiwalikota.
Untuk lebih memantapkan kedudukan dari suatu badan koordinasi tersebut, maka keberadaan badan tersebut diharapkan dapat dipayungi oleh suatu
peraturan. Oleh karena keberadaan badan tersebut untuk mengatasi permasalahan pada daerah perbatasan antar kabupatenkota, maka legalitas yang mendasarinya
dibuat dalam suatu peraturan daerah provinsi, sehingga dimungkinkan tidak akan berpihak kepada salah satu daerah.
C. Kendala Yang Dihadapi Pemerintah kabupaten Bener Meriah dalam
Pelaksanaan Penataan Ruang
Secara umum permasalahan yang dihadapi oleh kabupaten Bener Meriah dapat dibagi menjadi beberapa faktor utama, yaitu :
21
1. Faktor Perundang-undangan
Seperti yang telah dibahas di BAB II bahwa yang menjadi landasan hukum qanun No. 13 Tahun 2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Bener Meriah masih menggunakan UU No. 24 Tahun 1992 dan belum menggunakan UU No. 26 Tahun 2007 tentang tata ruang.
Hal ini merupakan suatu kendala karena tantunya UU No. 24 Tahun 1992 diganti menjadi UU No. 24 Tahun 2007 karena sudah tidak sesuai lagi dengan
21
Wawancara dengan kepala Bappeda Kab.Bener Meriah tanggal 30 April 2007.
Yowa Abardani Lauta : Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Bener Meriah Dalam Pelaksanaan Penataan Ruang, 2008.
USU Repository © 2009
perkembangan masyarakat. Sehingga qanun yang terbit berdaarkan UU lama harus segera diganti ke qanun yang berdasarkan UU baru.
2. Faktor Administrasi Pemerintahan
Dalam hal ini Kabupaten Bener Meriah yang masih merupakan Kabupaten baru masih sangat memiliki kekurangan, karena masih banyak instansi
khususnya yang berwenang dalam penataan ruang yang belum ada ataupun belum terbentuk, antara lain kantor pertanahan yang masih diambil alih oleh kantor
pertanahan kabupaten aceh tengah, belum adannya dinas tata kota dan belum terbentuknya BKPRD provinsi dan BKPRD kabupaten.
3. Faktor Sosial Ekonomi Penduduk
Dimana kita ketahui dan dibahas bahwa masyarakat kabupaten bener meriah mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai petani, hal ini menyebabkan
apabila jumlah penduduk di kabupaten Bener Meriah maka akan semakin banyaklah pula lahan yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pertanian
tersebut. Kawasan budidaya dikabupaten Bener Meriah berbatasan dengan kawasan
lindung, hal ini menyebabkan kawasan bududaya terutama pertanian dapat mengakibatkan semakin berkurangnya kawasan lindung terutama yang berupa
hutan lindung dan daerah serapan. Apabila hal ini terus berlanjut maka fungsi kawasan lindung akan berubah menjadi kawasan budidaya dan dapat
menyebabkan terjadinya bencana baik berupa longsor maupun banjir. Selama masyarakat kabupaten Bener Meriah masih menggantungkan mata
pencahariannya melalui bertani maka kemungkinan siatas tidak akan dapat
Yowa Abardani Lauta : Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Bener Meriah Dalam Pelaksanaan Penataan Ruang, 2008.
USU Repository © 2009
ditanggulangi, karena kesejahteraan rakyat akan terganggu, apabila secara ekonomis tidak dilakukan pembangunan yang menyediakan lapangan kerja selain
di sektor pertanian.Maka dari itu pemerintah harus bekerjasama dengan pihak swasta untuk mengadakan lapangan kerja selain pertanian.
Untuk lebih jelasnya, kawasan budidaya dan kawasan lindung daerah Bener Meriah dapat dilihat pada gambar 5
Gambar 5
Yowa Abardani Lauta : Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Bener Meriah Dalam Pelaksanaan Penataan Ruang, 2008.
USU Repository © 2009
4. Faktor Alam
Kabupaten Bener Meriah merupakan wilayah yang rawan bencana alam, adapun bencana yang rentan terjadi di kabupaten bener meriah adalah :
a. Erosi
Erosi tanah adalah peristiwa hilangnya lapisan tanah atas karena aliran air atau angina. Di Kabupaten Bener Meriah, potensi erosi cenderung terjadi hamper
diseluruh wilayah ini mengingat kondisi topografi yang sangat bervariasi dan ditambah dengan peralihan penggunaan hutan untuk berbagai kegiatan lainnya.
Hilangnya sebagian tanaman yang sebelumnya menjadi penahan terjadinya erosi, memberikan dampak yang sangat besar terhadap erosi.
b. Longsor
Daerah longsor di wilayah Kabupaten Bener Meriah terjadi pada daerah- daerah pegunungan yang curam. Sedangkan longsor yang sangat mengganggu
penggunaan jalan adalah di lintas BIreuen-Takengon yaitu di sekitar Jamur Ujung atau mulai Km 14 sampai 18. kondisi ini disamping akibat curam juga akibat jenis
tanah berupa pasir serta terdapat sungai yang berdekatan dengan badan jalan tersebut.
c. Gunung Api
Bencana alam lain yang masih diperkirakan akan menimbulkan bencana besar di Kabupaten Bener Meriah adalah gunung api Burni Telong. Gunung ini
terletak pada bagian selatan kabupaten atau disebelah timur kota Simapng Tiga
Yowa Abardani Lauta : Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Bener Meriah Dalam Pelaksanaan Penataan Ruang, 2008.
USU Repository © 2009
Redelong Ibukota Kabupaten. Untuk lebih jelasnya daerah rawan bencana dapat dilihat pada gambar 6
Gambar 6
Yowa Abardani Lauta : Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Bener Meriah Dalam Pelaksanaan Penataan Ruang, 2008.
USU Repository © 2009
BAB IV PERAN PEMERINTAH KABUPATEN BENER MERIAH DALAM