Gambaran Umum RTRW Kabupaten Bener Meriah

Yowa Abardani Lauta : Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Bener Meriah Dalam Pelaksanaan Penataan Ruang, 2008. USU Repository © 2009

C. Gambaran Umum RTRW Kabupaten Bener Meriah

Rencana tata ruang kabupaten Bener Meriah tertuang dalam Qanun Kabupaten Bener Meriah No. 13 Tahun 2006, Rencana Tata Ruang Kabupaten Bener Meriah memiliki maksud dan tujuan dalam pasal 2 Qanun ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan pembangunan dengan senantiasa berwawasan lingkungan, efisien dalam alokasi investasi, bersinergi dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam penyususnan program dan rencana pembangunan Kabupaten Benr Meriah secara keseluruhan untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat. Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten Bener Meriah merupakan Rencana Tata Ruang yang memenuhi kebutuhan pembangunan dengan senantiasa berwawasan lingkunga, efisien dalam alokasi investasi, bersinergi dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam penyususnan program dan rencana pembangunan Kabupaten Bener Meriah secara keseluruhan, hal ini dimaksudkan agar tercipta keselarasan antara kawasan lindung dengan kawasan budidaya, tersususnnya program pembangunan diwilayah kabupaten, terdorongnya minat investasi masyarakat dan dunia usaha dalam kabupaten serta torkoordinasinnya pembangunan antar wilayah dan antar sektor pembangunan. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupeten Bener Meriah diundangkan pada tanggal 30 Agustus 2006 dengan berdasarkan Undang-undang No. 24 Tahun 1992 tentang penataan ruang, hal ini menyebabkan qanun ini masih menggunakan UU lama sebagai acuan dalam pelaksanaan penataan ruangnya, karena UU yang berlaku pada saat ini adalah UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Tata Ruang. Yowa Abardani Lauta : Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Bener Meriah Dalam Pelaksanaan Penataan Ruang, 2008. USU Repository © 2009 Disadari bahwa ketersediaan ruang adalah terbatas. Bila pemanfaatan ruang tidak diatur dengan baik, kemungkinan besar terdapat pemborosan manfaat ruang dan penurunan kualitas ruang. Oleh karena itu, diperlukan penataan ruang untuk mengatur pemanfaatannya berdasarkan besaran kegiatan, jenis kegiatan, fungsi likasi, kualitas ruang dan estetika lingkungan. Ruang wilayah nasional terdiri dari wilayah nasional, wilayah provinsi, dan wilayah kabupatenkota, yang masing-masing merupakan subsistem ruang menurut batasan administrasi. Di dalam subsistem tersebut terdapat sumber daya manusia dengan berbagai macam kegiatan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan, serta tingkat pemanfaatan ruang yang berbeda-beda, yang apabila tidak ditata dengan baik dapat mendorong timbulnya ketidakseimbangan pembangunan antar wilayah serta ketidakserasian lingkungan hidup. Penataan ruang yang didasarkan pada karakteristik dan daya dukungnya serta ditopang oleh teknologi yang cocok akan meningkatkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan subsistem, yang berarti juga meningkatkan daya tampungnya. Oleh karena pengelolaan subsistem yang satu akan mempengaruhi system ruang secara keseluruhan, pengaturan ruang menuntut dikembangkannya suatu system terpadu sebagai ciri utamanya. Ini berarti perlu adanya suatu kebijakan nasional penataan ruang yang memadukan berbagai kebijakan pemanfaatan ruang. Seiring dengan maksud tersebut, maka pelaksanaan pembangunan, baik ditingkat pusat maupun si tingkat daerah, harus sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan. Dengan demikian, pemanfaatan ruang tidak boleh Yowa Abardani Lauta : Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Bener Meriah Dalam Pelaksanaan Penataan Ruang, 2008. USU Repository © 2009 bertentangan dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan. Penataan ruang sebagai proses penataan ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang merupakan satu kesatuan sistem yang tidak terpisahkan satu sama lain. Rencana Tata Ruang yang dibuat baik itu rencana tata ruang untuk nasional, untuk wilayah daerah tingkat I maupun daerah tingkat II haruslah sesuai dengan Undang-undang tata ruang yang berlaku agar seluruh perencanaan penataan ruang tersebut memiliki landasan tujuan yang sama satu sama lainnya, dan tercapai kesesuaian antara Rencana Tata RuangWilayah Nasional dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi, Kabupatenkota. Setelah berlakunya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dimana daerah sebagai daerah otonom memiliki kewenangan untuk mengurus rumah tangganya sendiri, termasuk dalam hal perencanaan tata ruang daerahnya. Dalam pasal 13 dan pasal 15 huruf b UU No. 32 Tahun 2004, dimana pemerintah provinsi dan kabupatenkota memiliki wewenang dalam perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan penataan ruang. Dengan adanya ketentuan bahwa dalam perencanaan penataan ruang pada daerah perbatasan, provinsi masih memiliki kewenangan untuk mengadakan pengawasan dan koordinasi antar kabupatenkota. Karena undang-undang inilah yang menjadi dasar bagi pembentukan qanun penataan ruang di Kabupaten Bner Meriah, karena pada saat berlakunya UU No. 24 Tahun 1992 tentang penataan ruang belum berlaku UU tentang otonomi daerah baik UU No. 22 Tahun 1999 maupun UU No. 32 Tahun 2004 sehingga UU penataan ruang tersebut belumlah ada penyerahan wewenang secara Yowa Abardani Lauta : Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Bener Meriah Dalam Pelaksanaan Penataan Ruang, 2008. USU Repository © 2009 otonom kepada pemerintah daerah. Maka sejalan dengan diberlakukannyaUU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, maka daerah provinsi, kabupatenkota berhak melakukan suatu perencanaan tata ruang sesuai dengan kebijakan- kebijakan yang dibuat oleh masing-masing pemerintah daerah. Reformasi memang telah melahirkan perubahan yang mendasar dalam penyelenggaraan pemerintahan, malalui pemberlakuan desentralisasi dan otonomi daerah yang tertuang dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Di satu sisi, kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah untuk dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dan memacu kegiatan ekonomi lokal. Terlebih dengan dikeluarkannya UU tentang Pemerintahan Aceh yang memberikan hak otonomi khusus terhadap Provinsi Nangroe Aceh Darussalam NAD, tentunya kabupaten Bener Meriah yang merupakan bagian dari NAD juga memiliki hak terhadap otonomi khusus tersebut, sehingga dalam pembentukan tata ruangnya telah beralih dari fungsi desentralisasi kepada fungsi otonomi khusus, walaupun UU yang menjadi dasar dari qanun penataan ruang daerah Kabupaten Bener Meriah tersebut adalah UU No. 24 Tahun 1992. Demikian juga dengan pembangunan dan penataan ruang suatu wilayah, harus tetap memperhatikan Rencana Tata Ruang Nasional dan Rencana Tata ruang Wilayah Provinsi, barulah dapat dirumuskan tentang rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenKota. Yowa Abardani Lauta : Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Bener Meriah Dalam Pelaksanaan Penataan Ruang, 2008. USU Repository © 2009

BAB III PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN BENER MERIAH