Yowa Abardani Lauta : Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Bener Meriah Dalam Pelaksanaan Penataan Ruang, 2008.
USU Repository © 2009
pokok yang mengatur tentang pelaksanaan penataan ruang. Keberadaan UU tersebut diharapkan selain sebagai konsep dasar hukum dalam melaksanakan
perencanaan tata ruang, juga diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan pemerintah dalam penataan dan pelestarian lingkungan hidup.
F. Metode Pengumpulan Data
Dalam usaha mendapatkan data dilakukan dengan tehnik pengumpulan
data sebagai berikut:
1. Penelitian kepustakaan library Research, yaitu dengan mempelajari
bahan-bahan bacaan yang bersifat teoritis ilmiah dan peraturan perundang- undangan.
2. Penelitian lapangan Field Research, yaitu dengan mengumpulkan data-
data dari instansi-instansi pemerintahan yang berwenang dalam penataan ruang.
Data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini berupa data primer dan data skunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara
langsung dengan pejabat dan instansi yang berwenang, sedangkan data skunder adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian kepustakaan dan peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan penataan ruang.
G. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Yowa Abardani Lauta : Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Bener Meriah Dalam Pelaksanaan Penataan Ruang, 2008.
USU Repository © 2009
Pada Bab ini yang dibahas adalah dasar-dasar pemikiran penulis dan gambaran umum tentang tujuan tulisan ilmiah serta berisi hal-
hal yang menyangkut teknis pelaksanaan penyelesaian skripsi ini yang dimulai dengan mengemukakan latar belakang pemilihan
judul, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode pegumpulan data, dan
sistematika penulisan.
BAB II : RENCANA TATA RUANG KABUPATEN BENER MERIAH
Pada BAB ini dibahas mengenai Rencana tata ruang yang ada dikabupaten Bener Meriah, bagaimana sinkronisasi Perda tentang
penataan ruangnya RTRW dengan peraturan perundang- undangan yang ada diatasnya menurut hierarki perundang-
undangan.
BAB III :PELAKSANAAN PENATAAN RUANG di KABUPATEN
BENER MERIAH
Pada BAB ini akan dibahas bagaimana pelaksanaan penataan ruang yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah kabupaten bener meriah
termasuk permasalahan yang dihadapi pemerintah kabupaten Bener Meriah dalam melaksanakan penataan ruang tersebut.
Yowa Abardani Lauta : Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Bener Meriah Dalam Pelaksanaan Penataan Ruang, 2008.
USU Repository © 2009
BAB IV :PERAN PEMERINTAH KABUPATEN BENER MERIAH
DALAM PELAKSANAAN PENATAAN RUANG
Dalam BAB ini dibahas mengenai upaya-upaya yang telah dilakukan dan yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah dalam
menyelesaikan permasalahan penataan ruang yang terjadi di Kabupaten Bener Meriah
BAB V : PENUTUP
Bab ini merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dari pembahasan Bab I, II, III, dan IV serta saran yang penulis
dapatkan berdasarkan pemikiran Penulis.
Yowa Abardani Lauta : Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Bener Meriah Dalam Pelaksanaan Penataan Ruang, 2008.
USU Repository © 2009
BAB II PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TATA RUANG KABUPATEN
BENER MERIAH A.
Kewenangan Pemerintah Daerah Di Bidang Penataan Ruang
Sistem dan pola hubungnan pemerintahan antara pemerintah dengan pemerintah daerah provinsi dan kabupatenkota di bidang tata ruang sama seperti
pola hubungan bidang pemerintahan yang lainnya, oleh karena perencanaan tata ruang hanyalah sebagian penyerahan urusan dari pemerintahan tersebut tertuang
dalam pasal 18 ayat 1 UUD 1945 hasil amandemen yang menegaskan bahwa Negara Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan provinsi itu dibagi atas
kabupaten dan kota yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan UU. Pemerintah daerah berwenang
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi yang luas kepada daerah diarahkan
untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat.
Untuk dapat merealisasikan konsep otonomi daerah, maka pemerintah daerah melakukan kegiatan pembangunan diberbagai sektor guna memenuhi
kebutuhan hidup masyarakatnya. Dalam melaksanakan pembangunan tersebut masing-masing pemerintah daerah terlebih dahulu mempersiapkan suatu rencana
pembangunan yang dienal dengan sebutan rencana tata uang. Hal ini dimaksudkan supaya dalam melaksanakan pembangunan terlebih dahulu dilakukan suatu
rencana guna menghindari permasalahan yang akan timbul di kemudian hari.
Yowa Abardani Lauta : Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Bener Meriah Dalam Pelaksanaan Penataan Ruang, 2008.
USU Repository © 2009
Selain itu, melalui perencanaan tata ruang diarahkan agar pembangunan berjalan secara serasi dan seimbang dengan keadaan lingkungan dan kondisi masing-
masing wilayah. Dalam penjelasan UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
dikemukakan bahwa pelaksanaan pembangunan, baik tingkat pusat maupun tingkat daerah, harus sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
Kondisi wilayah Indonesia yang terdiri dari wilayah nasional, provinsi, kabupaten dankota, yang masing-masing merupakan subsistem ruang menurut batasan
administrasi, dan didalam subsistem ruang tersebut terdapat sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan tingkat pemanfaatan ruang yang berbeda-beda.
Dalam menyusun suatu rencana tata ruang., masing-masing daerah memiliki karakteristik yag spesifik. Hal ini disebabkan oleh letak dan kondisi masing-
masing daerah berbeda. Sering terjadi perencanaan tata ruang suatu daerah tidak sinkron dengan daerah lainnya, terutama perencanaan tata ruang di daerah
perbatasan adalah konsekwensi dari dampak reformasi yang mendorong kearah desentralisasi.
Sangatlah penting memahami UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dalam pelaksanaan penataan ruang, hal ini disebabkan
karena setiap daerah walaupun diberikan kewenangan masing-masing dengan otonomi daerahnya tetapi harus tetap sinkron dan memiliki hubungan satu dengan
lainnya, hal ini disebutkan dalam pasal 2 ayat 4 UU No. 32 Tahun 2004, yang menyatakan “Pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan
memiliki hubungan dengan pemerintah dan dengan pemerintah daerah lainnya.”
Yowa Abardani Lauta : Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Bener Meriah Dalam Pelaksanaan Penataan Ruang, 2008.
USU Repository © 2009
Hal ini menunjukan bahwa otonomi yang diberikan kepada daerah bukan digunakan secara seenaknya akan tetapi memiliki batasan-batasan dan tetap
memperhatikan kebijakan-kebijakan pemerintah pusat dan kepentingan daerah lain. Maka dari itu pemerintah daerah dalam menjalankan penataan ruang di
kabupaten Bener Meriah haruslah tetap berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi serta pemerintah daerah lainnya terutama. Daerah
yang berbatasan dengan daerah tersebut.
B. Arah Kebijakan Umum RTRW Kabupaten Bener Meriah