PRINSIP PENGOLAHAN PENGOLAHAN TAHAP PERTAMA .1 Pengendapan

4.2 PRINSIP PENGOLAHAN

Partikel- partikel padat yang terkandung di dalamnya yang secara alami sulit mengendap akan diubah menjadi partikel- partikel yang lebih besar yang di sebut floc atau lumpur yang memiliki berat jenis lebih berat dan ukuran partikel yang lebih besar sehingga lebih mudah dipisahkan dari air dan mengendap. 4.3 PENGOLAHAN TAHAP PERTAMA 4.3.1 Pengendapan Pada pengolahan ini bertujuan untuk menghilangkan zat padat tercampur melalui pengendapan dan pengapungan. Pengendapan adalah kegiatan utama pada tahap ini dan pengendapan yang dihasilkan terjadi karena adanya kondisi yang sangat tenang. Bahan kimia dapat juga di tambahkan untuk menetralkan keadaan atau meningkatkan pengurangan dari partikel kecil yang tercampur. Dengan adanya pengendapan ini, maka akan mengurangi kebutuhan oksigen pada pengolahan biologis berikutnya dan pengendapan yang terjadi adalah pengendapan secara grafitasi. Apabila tujuan utama pengoperasian untuk menghasilkan hasil buangan ke sungai dengan sedikit partikel zat tercampur maka peralatan yang dipergunakan dikenal sebagai clarifier, sedangkan apabila penekanannya menghasilkan partikel padat yang jernih maka dikenal dengan Thickener. Kedua peralatan ini biasanya dipergunakan setelah air limbah melewati reaktor. Untuk mendapatkan pengendapan yang ideal maka di rencanakan bak pengendapan ideal. Pengendapan ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil endapan yang optimal melalui pengaturan besar kecilnya bak yang akan dibangun. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian, air limbah yang ada akan meninggalkan bak tersebut setelah berhasil mengendapkan partikel kandungannya, dengan demikian bak tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil. Untuk membangun bak yang dimaksudkan secara skematis dibagi menjadi 3 bagian: Q out Daerah Daerah pengendapan Daerah Q in pemasukan Pengeluaran Tempat Lumpur Gambar 4.1 Bak pengendapan ideal berbentuk persegi panjang. 1. Daerah pemasukan Pada daerah ini diharapkan air limbah dapat disebarkan secara merata sejenis sehingga pada setiap titik konsentrasi campuran dan besarnya partikel adalah sama. 2. Daerah Pengendapan Pada daerah ini diharapkan partikel mengendap dengan kecepatan yang sama. Aliran yang ada di daerah ini dibuat secara horizontal bergerak dengan kecepatan aliran yang sama dan konstan pada setiap titik, sehingga memungkinkan partikel bergerak secara horizontal dengan arah ke bawah sebagai akibat adanya grafitasi. 3. Daerah Pengeluaran Air yang telah dijernihkan dikumpulkan secara serempak melalui saluran yang ada diatas. Endapan dikumpulkan pada daerah pengendapan di dasar tangki Universitas Sumatera Utara pengendapan dan diharapkan seluruh partikel mencapai daerah lumpur secara terus menerus. Agar semua endapan dapat mengendap pada areal pengendapan, maka kecepatan aliran air limbah harus diselaraskan dengan kecepatan endapan sesuai dengan kedalaman dari bak pengendapan tersebut. Dengan demikian kecepatan endapan dan kecepatan aliran partikel minimal harus sama dalam mencapai dasar bak dan mencapai daerah pengeluaran.

4.3.2 Pengentalan dan pengapungan

Untuk mengambil zat-zat yang tercampur selain dengan cara pengendapan dapat juga dipergunakan cara pengapungan dengan menggunakan gelembung gas guna meningkatkan daya apung campuran. Dengan adanya gas ini membuat larutan menjadi kecil sehingga campuran akan mengapung. Pembentukan gelembung udara dapat dicapai melalui beberapa cara antara lain dengan cara menyemprotkan udara ke dalam larutan atau dengan cara memasukkan campuran air limbah ke dalam tabung tertutup. Kemudian udara dalam tabung tersebut dikeluarkan. Akibat adanya pengeluaran udara ini, maka tekanan di atas air limbah akan lebih kecil dari 1 atmosfer sehingga udara yang terlarut akan keluar dan mengangkan benda-benda tercampur. Proses Pengapungan ini biasanya dipergunakan untuk mengentalkan endapan yang dihasilkan dari pengendapan pertama, kemudian lumpur hasil pengentalan sebagian besar langsung dialirkan ke pengolahan lumpur dimasukkan kedalam tangki digester, sebagian lagi akan dipergunakan sebagai lumpur aktif. Udara yang dimasukkan ke dalam air limbah di atur dalam bentuk gelembung kecil melalui pipa yang diletakkan di bawah bak, sedangkan air Universitas Sumatera Utara buangan dimasukkan pada ujung bak yang berlawanan dengan arah pengumpulan lumpur yang telah mengapung. Jadi air limbah mengalir dari kanan ke kiri sedangkan pengambilan lumpurnya dengan arah sebaliknya. Sebelum air limbah tersebut dimasukkan ke dalam bak pengentalan, maka sebelumnya telah dicampur terlebih dahulu dengan bahan kimia tambahan yang berfungsi untuk membuat proses penggumpalan menjadi lebih cepat dari biasanya sebagai bahan koagulan Penggaruk lumpur Air yang mengapung Lumpur Jernih Penggaruk Lumpur Masuk Lumpur Gambar 4.2 Bak Pengentalan

4.4 PENGOLAHAN TAHAP KEDUA