4.5 PENGOLAHAN TAHAP KETIGA
Pengolahan ini adalah kelanjutan dari pengolahan-pengolahan terdahulu. Oleh karena itu, pengolahan jenis baru akan dipergunakan apabila pada
pengolahan pertama dan kedua masih banyak terdapat zat tertentu yang masih berbahaya bagi masyarakat umum. Pengolahan ketiga ini merupakan pengolahan
secara khusus sesuai dengan kandungan zat yang terbanyak dalam air limbah, Terdapat beberapa jenis pengolahan yang sering dipergunakan antara lain:
1. Saringan pasir 2. Penyerapanadsorbtion
3. Pengurangan besi dan mangan 4. Osmosis bolak balik
4.5.1 Saringan Pasir Penyaringan adalah pengurangan lumpur tercampur dan partikel koloid
dari air limbah dengan melewatkan pada media yang pourous. Kedalaman penyaringan menentukan derajat kebersihan air yang disaringnya pada pengolahan
air untuk minum. Akan tetapi, penyaringan ini pun banyak dijumpai sebagai pengolahan ketiga dari air limbah setelah mengalami proses biologis atau proses
fisika kimia. Penyaringan akan memisahkan zat padat dan zat kimia yang dikandung air limbah selanjutnya dilakukan pembubuhan klor. Terdapat 2 macam
penyaringan yaitu saringan pasir lambat dan saringan pasir cepat.
Universitas Sumatera Utara
1. Saringan pasir cepat Saringan ini berisikan 0,4-0,7 meter pasir dengan diameter 0,4-0,8
milimeter dan gravel setebal 0,3-0,6 meter. Adapun kecepatan aliran penyaringan yang dihasilkan sebesar 1,3-2,7 literm
3
detik. Pada saringan pasir cepat ini pencuciannya dilakukan dengan cara pengaliran kembali back washing setelah
penyaringan berlangsung selama 6-24 jam dengan lama pencucian selama 5-10 menit.
2. Saringan pasir lambat Terdiri dari lapisan gravel dengan tebal 0,3 meter dan pasir setebal 0,6-
1,2 meter dengan diameter pasir sekitar 0,2-0,35 milimeter. Dari penyaringan ini akan dihasilkan kecepatan pengaliran sebanyak 0,0034-0,10 literm
3
detik. Apabila air limbah sudah mulai menggenang sedalam 1,5-3 meter maka air
limbah tersebut perlu dikeringkan dan permukaan pasir perlu dilakukan pengerukan, sedangkan waktu pengerukan ini dilakukan setiap 30-150 hari.
4.5.2 Penyerapan adsorbtion
Penyerapan secara umum adalah proses mengumpulkan benda-benda terlarut yang terdapat dalam larutan antara dua permukaan. Antara permukaan itu
biasa antara cairan dan gas, zat padat atau aliran cairan, bahkan penyerapan dipergunakan pada permukaan zat padat dan zat padat kental. Pada masa yang
akan datang proses ini jarang dipergunakan secara luas pada penjernihan air limbah meskipun dengan penyerapan ini hasil pengolahan akan lebih baik
mengingat biaya yang mahal. Walaupun proses tersebut dapat terjadi pada seluruh permukaan benda,
maka yang sering terjadi adalah bahan padat yang menyerap partikel yang berada
Universitas Sumatera Utara
di dalam air limbah. Bahan yang akan diserap disebut sebagai adsorbate atau solute sedangkan bahan penyerapannya dikenal sebagai adsorbent. Pada
penjernihan air limbah dipergunakan untuk mengurangi pengotoran bahan organik, partikel termasuk benda yang tidak dapat diuraikan nonbiodegrable
ataupun gabungan antara bau, warna dan rasa. Pengolahan air limbah dengan menggunakan karbon aktif biasanya
dipergunakan sebagai proses kelanjutan dari pengolahan secara biologis. Karbon pada kejadian ini dipergunakan untuk mengurangi kadar air benda-benda organik
terlarut yang ada. Disamping inti dari pengontakan karbon dengan air maka benda-benda partikel juga bisa ikut dihilangkan. Proses ini biasanya dipergunakan
untuk melengkapi proses pengolahan secara biologi dari limbah industri yang mana proses biologisnya tidak lengkap. Sehingga masih terdapat masalah pada air
limbah.
4.5.3 Pengurangan Besi dan Mangan Ion Fe dan Mn selalu dijumpai pada air alami dengan kadar oksigen yang
rendah, seperti pada air tanah dan pada daerah danau tanpa udara. Keberadaan ferric dan manganic larutan dapat terbentuk dengan adanya pabrik tenun, kertas,
dan proses industri. Fe dan Mn dapat dihilangkan dari dalam air dengan melakukan oksidasi menjadi Fe OH
3
dan MnO
2
yang tidak larut di dalam air, kemudian diikuti dengan pengendapan dan penyaringan. Oksidator utama adalah
molekul oksigen dari udara, klorin, atau KMNO
4
. Sedangkan kecepatan pengendapan dipengaruhi oleh jenis dan kadar oksidator, PH, kesadahan, dan
Universitas Sumatera Utara
kemungkinan ditambahkannya katalisator. Oksigen terlarut mengubah Fe dan Mn ion menjadi komponen yang tidak larut dengan reaksi.
2 Fe
2+
+ ½ O
2
+ 5 H
2
O 2 Fe OH
3
+ 4 H
+
Mn
2+
+ ½ O
2
+ H
2
O Mn O
2
+ 2 H
+
Rata-rata oksidasi Fe akan meningkat mencapai 90 dalam waktu 10-20 menit pada PH 7 sedangkan rata-rata perubahan oksidasi Mn lebih rendah dari PH 7
tersebut, apabila PH mendekati 10 baru kecepatan reaksinya akan normal. Untuk mempercepatnya biasanya dipergunakan katalisator peralatan pembubuh oksigen
aerasi yang berupa menara talam di mana air menetes di atas talam tersebut atau berupa penyemburan ke udara. Apabila digunakan oksidasi klorin maka reaksinya
adalah:
Fe
2+
+ CL
2
+ 3 H
2
O Fe OH
3
+ CL
-
+ 3 H
+
Mn
2+
+ CL
2
+ 2 H
2
O Mn O
2
+ 2 CL
-
+ 4 H
+
Pada PH yang sama reaksi dengan klorin biasanya lebih cepat bila dibandingkan dengan reaksi udara. Pembubuhan klorin ini biasanya diberikan sebelum air
mencapai daerah penyaringan. Apabila yang dipergunakan sebagai reaktor adalah KmnO
4
. Maka reaksinya adalah:
3 Fe
2+
+ MnO
4
+ 7 H
2
O 3 Fe OH
3
+ Mn O
2
+ 5 H
+
3 Mn
2+
+ 2 MnO
4 -
+ 2 H
2
O 5 Mn O
2
+ 9 H
+
Universitas Sumatera Utara
Dalam keadaan PH 6-9 pembentukan endapan oleh MnO
4
lebih cepat bila dibandingkan dengan endapan yang dihasilkan oleh klorin. Banyaknya oksigen
yang dibutuhkan untuk mengoksidasi Fe dan Mn jauh kebih kecil bila dibandingkan dengan klorin dan MnO
4
. Mn membutuhkan 2 kali lebih banyak oksidasi seperti besi sebab Mn meliputi perubahan valensi sedang Fe adalah
valensi 1.
4.5.4 Osmosis Bolak balik Osmosis bolak balik adalah satu diantara sekian banyak teknik pengurangan
bahan mineral yang diterapkan untuk memproduksi air yang siapa dipergunakan kembali. Pada proses ini mendapatkan tambahan manfaat dalam pengurangan zat
organik terlarut di mana tidak terambil untuk dibuang melalui teknik yang lain. Kelemahan yang ada pada proses ini adalah karena biaya yang tinggi dan
kurangnya pengalaman dalam melaksanakan pengolahan air limbah. Osmosis bolak balik adalah proses di mana air dipisahkan dari garam yang
larut di dalam cairan melalui penyaringan lapisan tipis selaput yang lentur, pada tekanan yang lebih bila dibandingkan dengan tekanan osmosis yang disebabkan
oleh larutan garam di dalam air limbah. Dengan membran yang tetap dan perlengkapan, tekanan diberikan dari tekanan atmosfer sampai 1.00 lbinci
2
. Komponen utama dari osmosis bolak balik adalah selaput, penahan selaput,
bejana, pompa bertekanan tinggi. Selulosa asetat dan nilon adalah bahan yang dipergunakan untuk membuat selaput. Terdapat 4 jenis selaput yang dipergunakan
sebagai penahan: gulungan spiral, pipatabung, bangunan jamak, serabut berbentuk lembek. Bangunan pipa adalah sangat dianjurkan untuk mengolah air
Universitas Sumatera Utara
limbah yang berasal dari rumah tangga. Unit osmosis bolak balik dapat diatur jarang pada posisi paralel untuk meningkatkan kecukupan kapasitas hidrolik satu
derajat pengurangan kadar mineral. Peningkatan kualitas lebih baik lagi diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan proses osmosis.
Pengolahan pendahuluan pada hasil pengolahan kedua perlu dilakukan penyerapan terlebih dahulu sebelum dilakukan osmosis bolak balik.
Untuk meningkatkan kemampuan mengurangi Fe dan Mn maka PH perlu diatur antara 4-7,5.
4.6 PEMBUNUHAN KUMAN DISINFEKTION