dan ditetapkan oleh fiskus atau aparat pajak. jadi dalam sistem ini wajib pajak bersifat pasif sedangkan fiskus bersifat aktif. Menurut
sistem ini utang pajak timbul apabila telah ada ketetapan pajak dari fiskus
b. Self Assesment System, adalah sistem pemungutan pajak di mana
wajib pajak harus menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan jumlah pajak yang terutang. Aparat pajak fiskus hanya
bertugas melakukan penyuluhan dan pengawasan untuk mengetahui kepatuhan wajib pajak. Dengan demikian jika dihubungkan dengan
ajaran timbulnya utang pajak, maka self assesment system sesuai dengan timbulnya utang pajak menurut ajaran materiil, artinya utang
pajak timbul apabila ada yang menyebabkan timbulnya utang pajak. c.
With holding System, adalah sistem pemungutan pajak yang dimana besarnya pajak terutang dihitung dan dipotong oleh pihak ketiga.
Pihak ketiga yang dimaksud di sini antara lain pemberi kerja, dan bendaharawan pemerintah
C. PPN Pajak Pertambahan Nilai
1. Pengertian PPN pajak Pertambahan Nilai Pajak pertambahan nilai adalah pajak yang dikenakan terhadap
penyerahan atau impor barang kena pajak yang dilakukan oleh pengusaha kena pajak, dan dapat dikenakan berkali-kali setiap ada pertambahan nilai
dan dapat dikreditkan Suandy Erly, 59:2005
2. Dasar Hukum PPN Pajak Pertambahan Nilai a. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 lalu dirubah menjadi undang-
undang Nomor 18 Tahun 2000 Tentang PPN dan PPnBM b. Peraturan Pemerintah Nomor 143 Tahun 2000 Tentang Pelaksanaan
Undang-undang PPN Tahun 2000 c.
Peraturan Pemerintah Nomor 144 Tahun 2000 Tentang Jenis Barang dan Jasa Yang Tidak Dikenakan PPN
d. Peraturan Pemerintah Nomor 146 Tahun 2000 Tentang Impor atau Penyerahan BKP Barang Kena Pajak dan JKP Jasa Kena Pajak
Tertentu Yang Dibebaskan Dari PPN 3. Subjek dan Objek Pajak PPN Pajak Pertambahan Nilai
Subjek Pajak PPN adalah Pengusaha kena pajak PKP, Pengusaha Kena Pajak PKP ialah Pengusaha yang dalam kegiatan usaha atau
pekerjaannya melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-
undang Pajak Pertambahan Nilai, tidak termasuk Pengusaha Kecil, yang batasannya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan, kecuali
Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
Sedangkan Objek Pajak PPN adalah sebagai berikut: a.
Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaan oleh
pengusaha kena pajak.
b. Impor Barang Kena Pajak. c. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan
dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaan oleh Pengusaha Kena Pajak.
d. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean.
e. Pemanfaatan Jasa kena Pajak dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean.
f. Ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak g. Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak di dalam
lingkungan perusahaan atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang baik hasilnya akan digunakan sendiri atau digunakan oleh pihak
lain. h. Penyerahan aktiva oleh Pengusaha Kena Pajak yang menurut tujuan
semula aktiva tersebut tidak untuk diperjualbelikan, sepanjang Pertambahan Nilai yang dibayar pada saat perolehannya menurut
ketentuan dapat dikreditkan. Jenis-jenis PPN Berdasarkan perlakuan terhadap perolehan
barang modal, PPN dibedakan ke dalan tiga jenis, yaitu: a.
Consumption Type VAT Value Added Tax b.
Net Income Type VAT Value Added Tax c.
Gross Product Type VAT Value Added Tax
4. Jenis Barang dan Jasa Yang Tidak Kenakan PPN Pada dasarnya semua barang dan jasa merupakan Barang Kena Pajak
dan Jasa Kena Pajak, sehingga dikenakan Pajak Pertambahan Nilai PPN, kecuali jenis barang dan jenis jasa sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 4
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000 tidak dikenakan PPN, yaitu:
a. Jenis Barang Tidak Kenakan PPN 1
Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya, meliputi :
- Minyak mentah
- Gas bumi
- Panas bumi
- Pasir dan kerikil
- Batu bara sebelum diproses menjadi briket batu bara
- Bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikel, dan
bijih perak, serta bijih bauksit 2
Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak, seperti:
- Beras
- Gabah
- Jagung
- Sagu
- Kedelai
- Garam baik yang beryodium maupun yang tidak beryodium
3 Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah
makan, warung dan sejenisnya 4
Uang, emas batangan, dan surat-surat berharga b. Jenis Jasa Yang Tidak Dikenakan PPN
1 Jasa dibidang Pelayanan Kesehatan Medik
2 Jasa dibidang pelayanan sosial
3 Jasa dibidang pengiriman surat dengan perangko
4 Jasa dibidang perbankan, asuransi, dan sewa guna dengan hak
opsi 5
Jasa dibidang keagamaan 6
Jasa dibidang pendidikan 7
Jasa dibidang kesenian dan hiburan yang telah dikenakan pajak tontonan
8 Jasa dibidang penyiaran yang bukan bersifat iklan
9 Jasa dibidang angkutan umum didarat dan di air
10 Jasa dibidang tenaga kerja
11 Jasa dibidang perhotelan
12 Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan
pemerintah secara umum
5. Sifat Pemungutan PPN Pajak Pertambahan Nilai mempunyai beberapa sifat pemungutan,
yaitu: e.
PPN sebagai pajak objek, artinya pemungutan PPN didasarkan pada objeknya tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak.
f. PPN sebagai pajak tidak langsung, artinya secara ekonomis beban
PPN dapat dialihkan kepada pihak lain. g.
Pemungutan PPN Multi Stage Tax, artinya pemungutan PPN dilakukan pada setiap mata rantai jalur yang menghasilkan nilai
tambah dari pabrikan, pedagang besar, sampai dengan pengecer. h.
PPN dipungut dengan menggunakan Faktur Pajak, artinya sebagai bukti pemungutan PPN pengusaha kena pajak harus menerbitkan
faktur pajak sebagai bukti pemungutan PPN. i.
PPN bersifat netral, artinya Netralitas dapat dibentuk karena PPN dikenakan atas konsumsi barang atau jasa dan PPN dipungut
menggunakan prinsip tempat tujuan. j.
PPN tidak menimbulkan pajak ganda, artinya pajak masukan dapat dikreditkan.
k. PPN dikenakan terhadap konsumsi dalam negeri berupa penyerahan
Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak. Suandy Erly, 272:2006 6. Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PPN
a. Pajak Masukan adalah Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya
sudah dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak karena perolehan Barang
Kena Pajak dan atau penerimaan Jasa Kena Pajak dan atau pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah
Pabean dan atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean dan atau impor Barang Kena Pajak.
b. Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib
dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak, atau ekspor Barang
Kena Pajak Suandy Erly, 277:2006
D. SPT Surat Pemberitahuan