Gambaran Radiografi Stafne’s Bone Cavity pada Mandibula

(1)

GAMBARAN RADIOGRAFI STAFNE’S BONE CAVITY PADA

MANDIBULA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

MUSFIRAH AIMI BT MOHAMED SOFIANNUDIN NIM : 050600156

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 16 Agustus 2010

Pembimbing : Tanda Tangan

H. Amrin Thahir, drg …………..………. NIP : 19510421 198403 1 001


(3)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim pengu ji pada tanggal 16 Agustus 2010

TIM PENGUJI

KETUA : Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp. RKG ANGGOTA : 1. H. Amrin Thahir, drg


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Allah yang Esa, oleh karena berkat dan kasih kurniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi kewajiban untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperolehkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Rasa hormat, cinta dan terima kasih yang tidak terhingga penulis tujukan kepada keluarga tercinta, ayahanda Mohamed Sofiannudin Bin Hasnan dan ibunda Afidah Bt Talib yang telah mengorbankan moril dan materil demi membesarkan, mendidik penulis dengan penuh kesabaran serta selalu mendoakan dan memberi kasih sayang di setiap waktu. Tidak lupa kepada kakanda Mohamed Mukhriz dan adinda Zetty Amni karena terus memotivasi penulis. Kepada datuk penulis Haji Talib Bin Haji Ismail dan nenek penulis Hajah Rosmah Bt Hj Md Som, terima kasih atas segala rasa cinta dan kasih sayang yang telah penulis rasakan sehingga saat ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan dan pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan setulus hati penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tidak terhingga kepada:

1. Prof. Nazruddin, drg., Ph.D., Sp.Ort, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Amrin Thahir, drg sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu, membimbing, memberikan petunjuk, pengarahan serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini


(5)

3. Trelia Boel, drg. M.Kes.,Sp.RKG sebagai Ketua Departemen Radiologi Dental yang telah membimbing, memberi petunjuk dan pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Departemen Radiologi dental Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

5. Teman-teman penulis nurul, arfah, kak azee, yana, sha, ufi serta teman-teman seperjuangan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dalam penulisan skripsi ini dan semoga skripsi ini memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi kita semua. Semoga Allah memberikan yang terbaik bagi kita. Amin.

Medan, 16 Agustus 2010 Penulis

(Musfirah Aimi Bt Mohamed Sofiannudin) NIM : 050600156


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………. i

HALAMAN PERSETUJUAN………. ii

HALAMAN TIM PENGUJI………... iii

KATA PENGANTAR………..……… iv

DAFTAR ISI………. v

DAFTAR TABEL………. vi

DAFTAR GAMBAR………. ………... vii

BAB 1 PENDAHULUAN……… 1

BAB 2 DEFENISI, ETIOLOGI DAN KLASIFIKASI 2.1 Defenisi………..………. 3

2.2 Etiologi……… 4

2.3 Klasifikasi……… 5

BAB 3 GAMBARAN KLINIS, GAMBARAN HISTOPATOLOGIS DAN GAMBARAN RADIOGRAFI 3.1 Gambaran klinis………. 7

3.2 Gambaran histopatologis………... 9

3.3 Gambaran radiografi……… 10

BAB 4 LAPORAN BEBERAPA KASUS STAFNE’S BONE CAVITY, PERAWATAN DAN PROGNOSISNYA 4.1 Laporan Beberapa Kasus Stafne’s Bone Cavity……… 13

4.2 Perawatan Stafne’s Bone Cavity……… 20

4.3 Prognosis Stafne’s Bone Cavity………. 21

BAB 5 KESIMPULAN……….………. 22


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram skematis klasifikasi Stafne’s Bone Cavity …..……….. 6 2. Gambaran histopatologis jaringan yang dibiopsi konsisten dengan

struktur kelenjar submandibula……… 9 3. Gambaran histopatologis menunjukkan jaringan adipos yang tidak

berkapsul……….. 9

4. Radiografi panoramik menunjukkan lesi yang berbentuk oval, berbatas jelas dan radiolusen……… 10 5. Gambaran CT scan aksial menunjukkan dengan lebih jelas lesi yang

konkaf pada permukaan lingual mandibula…….….………. 11 6. Gambaran MRI menunjukkan kavitas pada mandibula terisi dengan

jaringan-jaringan yang berasal dari kelenjar submandibula………….. 12 7. Radiografi lateral menunjukkan lesi berbentuk ovoid dan

radiolusen………..……….…..….. 13 8. Gambaran aksial CT scan menunjukkan lesi setebal 1mm dan terlihat

konkaf dari permukaan korteks lingual mandibula……....……… 14 9. Radiografi CT scan menunjukkan lesi berada di bawah kanal alveolar

inferior……… 14 10.Gambaran MRI menunjukkan kelenjar submandibula ekspansi ke


(9)

11.Gambaran MRI menunjukkan dengan lebih jelas kelenjar submandibula ekspansi ke kavitas dan posisinya………..……… 15 12.Radiografi panoramik menunjukkan lesi berdekatan dengan sudut

mandibula, dibawah kanal alveolar inferior dan tidak berkontak dengan gigi geligi……….……….. 16 13.Gambaran CT scan potongan parasagital dari sudut mandibula……… 17 14.Gambaran Multiplanar Reformatting (MPR) menunjukkan rekonstruksi

dari imej CT scan……… 18 15.Gambaran rekonstruksi 3D mandibula menunjukkan dengan lebih jelas

bentuk dan diameter Stafne’s Bone Cavity………. 18 16.Radiografi panoramik pasien menunjukkan lesi yang berada di sudut

mandibula……….. 19 17.Gambaran CT scan bukolingual mengesahkan Stafne’s Bone Cavity….. 20


(10)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Radiologi Dental

Tahun 2010 Musfirah Aimi binti Mohamed Sofiannudin

Gambaran Radiografi Stafne’s Bone Cavity pada Mandibula Viii + 23 halaman

Stafne’s bone cavity merupakan suatu kavitas pada mandibula yang biasanya

berisi kelenjar submandibula dan sering dijumpai oleh dokter gigi sewaktu pemeriksaan radiografi intraoral. Edward Stafne merupakan orang pertama yang melaporkan 35 kasus Stafne’s bone cavity menyatakan lesi ini adalah kista palsu karena menyerupai kista pada gambaran radiografi intraoral, berbentuk bulat atau ovoid, berbatas jelas, unilokular dan radiolusen.

Para ahli setuju, etiologinya disebabkan oleh localized pressure atrophy oleh kelenjar submandibula sehingga menghasilkan kavitas yang konkaf dan terbuka pada permukaan lingual mandibula. Lesi ini diklasifikasikan berdasarkan hubungan antara garis terluar lesi dan plat kortikal bukal. Lesi bersifat asimptomatis, sering terjadi pada pria yang rata-rata berumur sekitar 53 tahun. Kebanyakannya terjadi pada daerah sudut mandibula yaitu dibawah kanal dental inferior dan tidak dijumpai pembengkakan di daerah tersebut. Gambaran radiografi menunjukkan lesi terlihat radiolusen, berbatas jelas, berbentuk bulat atau ovoid, unilokular dan posisinya dibawah kanal dental inferior yaitu diantara molar satu dan sudut mandibula. Perawatan lesi ini adalah dengan melakukan pemeriksaan rutin radiografi, kuretase dan graft tulang.


(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

Stafne’s Bone Cavity adalah suatu lesi tulang yang ditemukan pada mandibula

dan terlihat menyerupai kista pada gambaran radiografi intraoral. Edward Stafne (1942) merupakan orang pertama yang menemukan kasus Stafne’s bone cavity. Beliau telah melaporkan 35 kasus menyatakan lesi ini menyerupai kista pada gambaran radiografi intraoral, berbentuk bulat atau ovoid, berbatas jelas, unilokular, radiolusen dan posisinya biasanya dibawah kanal mandibula yaitu diantara molar satu dan sudut mandibula.1-13.

Pada mulanya lesi ini diklasifikasikan sebagai kista non odontogenik karena menyerupai kista pada gambaran radiografi intraoral.1,2,3,5,6,8,9. Secara umum, kista didefenisikan sebagai kantung atau kavitas yang dibatasi oleh epitelium (Dorland,1995,pp.209). Lalu pada tahun 1969, Buchner et al menggunakan nama

Stafne’s bone cavity karena lesi ini merupakan suatu kavitas dan bukanlah kista seperti

yang dikatakan karena tidak dibatasi oleh epitelium.1,9.

. Gambaran radiografi MRI menunjukkan kavitas diisi dengan jaringan adipos, jaringan limfoid, kapiler darah, jaringan otot, kelenjar submandibula dan bisa juga kavitas yang kosong. Namun begitu, kebanyakan kasus apabila dilihat dari sifat histopatologisnya, terlihat kelenjar submandibula yang normal tanpa adanya tanda-tanda tumor jinak atau ganas.1,2,3,4-8,9-12,25-27. Pada tahun 2005 nama Stafne’s bone cavity dimasukkan dalam klasifikasi World Health Organization (WHO) lesi-lesi yang menyerupai kista dan terlihat radiolusen pada gambaran radiografi.


(12)

Didalam skripsi ini penulis akan membahas mengenai Stafne’s bone cavity yang mencakup defenisi, klasifikasi, etiologi, gambaran klinis, gambaran radiografi, laporan beberapa kasus, perawatan dan prognosis dari lesi ini. Penulis juga akan membahas secara khusus mengenai gambaran radiografi dan laporan kasus Stafne’s bone cavity yang tujuannya adalah untuk mendapatkan ciri-ciri dari gambaran radiografi lesi ini yang dapat membantu dalam menegakkan diagnosa Stafne’s bone cavity.


(13)

BAB 2

DEFENISI, ETIOLOGI DAN KLASIFIKASI

2.1 Defenisi

Stafne’s bone cavity diklasifikasikan sebagai lesi tulang yang ditemukan pada mandibula dan merupakan lesi tulang yang berasal dari kegagalan pembentukan

remodeling korteks mandibula sehingga menghasilkan kavitas dan lesi ini dipenuhi

dengan kelenjar saliva, jaringan adipos, kapiler darah, jaringan limfoid atau bisa juga terdiri dari kavitas yang kosong.1-12,25-27.

Literatur yang ditulis oleh Brad W. Neville dkk, dikatakan bahwa Stafne’s bone

cavity adalah suatu kavitas yaitu akumulasi intraboni dari ruangan yang berisikan

kelenjar saliva, dikelilingi oleh jaringan tulang yang tidak dibatasi epitel ataupun endotelium. Stafne’s bone cavity dikarakteristikkan sebagai kista palsu karena Stafne’s

bone cavity tidak memiliki epitel yang membatasi. 1-3,5,6,8,9.

Edward Stafne (1942) merupakan orang pertama yang menemukan kasus

Stafne’s bone cavity. Beliau telah melaporkan 35 kasus menyatakan lesi ini menyerupai

kista pada gambaran radiografi intraoral, berbentuk bulat atau ovoid, berbatas jelas, unilokular, radiolusen dan posisinya biasanya dibawah kanal mandibula yaitu diantara molar satu dan sudut mandibula. 1-8,9-13. Laporan Stafne didukung oleh Nah KS dkk (2007) menyatakan lesi ini berbentuk bulat atau ovoid, menyerupai kista pada gambaran radiografi intraoral, radiolusen dan posisinya pada sudut mandibula.7. Juga dikenal dengan nama static bone cyst, latent bone cyst, Stafne’s bone cyst,


(14)

depression, aberrant salivary gland defect, lingual cortical mandibular bone defect, mandibular embryonic defect dan submandibular salivary gland inclusion. 1-5,8,9,12,27.

2.2 Etiologi

Penyebab yang jelas dari Stafne’s bone cavity masih belum diketahui. Terdapat beberapa teori yang menggambarkan penyebab terjadinya Stafne’s bone cavity:

1.Teori pertama adalah sebagian besar ahli berpendapat bahwa Stafne’s bone cavity adalah hasil dari localized pressure atrophy pada permukaan lingual mandibula oleh kelenjar saliva. Teori ini didukung oleh penemuan gambaran radiografi yang terlihat gambaran radiolusen yang berasosiasi dengan ketiga-tiga kelenjar saliva yaitu kedua-dua kelenjar submandibula dan kelenjar sublingual. Lesi pada daerah posterior lingual melibatkan kelenjar kelenjar saliva submandibula manakala lesi pada daerah anterior melibatkan kelenjar sublingual.2-4,6,9,12.

2.Teori kedua oleh Stafne menyatakan bahwa penyebabnya adalah akibat defisiensi pembentukan tulang pada korteks mandibula yang menyebabkan terbentuknya kavitas dan regio tersebut diisi oleh tisu kelenjar saliva.1,12.

3.Teori ketiga adalah sebagian ahli mengatakan adanya keterlibatan faktor kongenital tetapi masih tidak ada bukti yang kuat.5,6,9,12.


(15)

2.3 Klasifikasi

Banyak klasifikasi kista dapat ditemukan pada literatur, akan tetapi klasifikasi dari World Health Organization (WHO) merupakan klasifikasi standar yang harus dipahami. Di dalam skripsi ini, penulis menggunakan klasifikasi kista yang ditetapkan oleh WHO tahun 2005.3.

Tabel 1. Klasifikasi kista, tumor dan lesi tulang yang menyerupai kista dan radiolusen pada gambaran radiografi menurut WHO 2005.3.


(16)

Menurut Ogunsalu dkk, berdasarkan hubungan antara garis terluar lesi dan plat kortikal bukal, lesi tersebut bisa dibagikan kepada tiga klasifikasi yaitu :

Tipe I : Dasar kavitas tidak sampai mengenai plat kortikal bukal. Tipe II : Dasar kavitas sudah mengenai plat kortikal bukal tetapi tidak ada

ekspansi dan distorsi plat terlihat.

Tipe III : Dasar kavitas sudah mengenai plat kortikal bukal serta terjadinya ekspansi pada plat kortikal bukal.10.


(17)

BAB 3

GAMBARAN KLINIS, GAMBARAN HISTOPATOLOGIS DAN GAMBARAN RADIOGRAFI

3.1 Gambaran Klinis

Umumnya tanda-tanda klinis dari kista tergantung dari besarnya kista tersebut. Kista yang kecil dan belum mendesak tulang rahang tidak memberi tanda-tanda klinis, kista-kista yang kecil hanya dapat diketahui dari gambaran radiografi. Kista yang membesar dan mulai mendesak tulang alveolus baru memberi tanda-tanda klinis berupa benjolan di tulang rahang dan asimetris pada wajah.

Dari laporan kasus Stafne’s bone cavity yang ada, dapat diketahui kebanyakan pasien tidak mengeluhkan rasa sakit (asimptomatis), tidak ada dijumpai pembengkakan namun ada juga kasus minoritas yang mempunyai keluhan sakit serta terdapat pembengkakan sehingga pada pemeriksaan ekstra oral menunjukkan adanya pembengkakan yang menyebabkan wajah asimetris.1-13.

.Dari 35 kasus yang telah dilaporkan dalam literatur, terlihat bahwa Stafne’s

bone cavity memiliki karakteristik yang berdasarkan antara lain sebagai berikut:

1. Umur

Stafne’s bone cavity terjadi pada umur yang bervariasi antara 31 tahun sampai

dengan 78 tahun. Dengan rata-rata terjadi pada umur sekitar 53 tahun.1,2,5,6,10,13,16.


(18)

2. Jenis kelamin

Stafne’s bone cavity lebih banyak terjadi pada pria dibanding wanita, menurut

Philipsen et al. dalam studinya, rasio pria dibanding wanita adalah 6:1. Gomez et al. melaporkan 11 kasus Stafne’s bone cavity mendapati 8 daripada kasus tersebut adalah pria. 1,2,7,8,10,13,16.

3. Lokasi

Umumnya terjadi pada posterior mandibula yaitu di daerah sudut mandibula dengan persentase sebesar 97% (33 dari 34 kasus). 1,2,3-8,9-12,18-21.

4. Simptomatik

Dari 35 kasus yang dilaporkan, hanya ada 25 kasus yang melaporkan ada atau tidak adanya gejala yaitu 48% tidak mengeluhkan adanya pembengkakan ataupun rasa sakit, 32% hanya rasa sakit saja tanpa pembengkakan, 12% mengeluhkan adanya pembengkakan tanpa rasa sakit dan 8% pembengkakan dengan rasa sakit.2,5,6,8-10,13,16,17,26.

3.2 Gambaran Histopatologis

Secara umum tampilan histopatologis menunjukkan adanya kelenjar saliva dengan duktus dan struktur yang normal. Pengamatan mikroskop dengan pembesaran tinggi pula menunjukkan kelenjar terdiri dari serus asini yang konsisten dengan ciri-ciri yang terdapat pada kelenjar submandibula yang normal.4.


(19)

Gambar 2. Jaringan yang dibiopsi konsisten dengan struktur dari kelenjar

submandibula yang normal.4.

Gambaran menunjukkan jaringan yang dibiopsi adalah konsisten dengan struktur kelenjar submandibula yang normal dan tidak dijumpai adanya ciri-ciri sel ganas.

Gambar 3. Gambaran histopatologis menunjukkan jaringan adipos yang tidak berkapsul.4

Pada gambaran lain pernah diperoleh gambaran histopatologisnya menunjukkan adanya jaringan adipos yang tidak berkapsul tetapi kasus ini jarang terjadi.4


(20)

3.3 Radiografi

Stafne melaporkan secara umum tampilan radiografi Stafne’s bone cavity adalah berbentuk bulat sampai ke bentuk oval yang berbatas jelas. Kondisi ini hanya ditemukan pada mandibula. Biasanya ditemukan pada permukaan lingual mandibula, dibawah persarafan alveolar mandibula yaitu diantara molar pertama dan sudut mandibula.

Dinamakan kavitas karena lesi ini terlihat konkaf dan terbuka pada bagian lingual mandibula. Lesi ini kadang-kadang berpinggir halus dan ditunjukkan sebagai daerah radiolusen yang unilokuler. 1,2,3-8,13-16,18. Terdapat juga kasus yang melibatkan multilokular, kavitas yang bisa mengekspansi tulang dan bisa menyebabkan korteks berbentuk balon serta unilokular tetapi jarang terjadi.

Gambar 4. Gambaran panoramik menunjukkan Stafne’s bone cavity pada kiri mandibula

yang berbentuk oval, berbatas jelas dan radiolusen.3.

Gambaran CT scan lebih baik daripada gambaran radiografi biasa untuk menentukan diagnosa lesi Stafne’s bone cavity. Pada gambaran CT scan terlihat, kavitas yang konkaf dan terbuka pada permukaan lingual mandibula. 1,2,3-8,13-16,18.


(21)

Gambar 5. CT scan aksial memperlihatkan dengan lebih jelas lesi pada permukaan

lingual mandibula. 3.

MRI memiliki gambaran akurat dibandingkan CT scan dalam mendeteksi cairan karena memiliki keuntungan dari sifat kontras jaringan dan sensitifitas perdarahan. Pada gambaran MRI, kavitas pada mandibula menunjukkan adanya ekspansi dari jaringan yang berasal dari kelenjar submandibula. Terdapat juga kasus minoritas yaitu didalam kavitas dijumpai adanya jaringan muskular, pembuluh darah, jaringan adipos dan jaringan limfoid. 1,2,5,6-10,13-16,25-27.


(22)

Gambar 6. Gambaran MRI menunjukkan kavitas pada mandibula mengandungi jaringan yang

berasal dari kelenjar submandibula. Pandangan koronal (A) dan pandangan aksial (B).3.

Gambar MRI (A) dari pandangan koronal, tanda panah menunjukkan adanya jaringan yang ekspansi ke dalam kavitas. Gambaran MRI (B) pandangan aksial, tanda panah menunjukkan kavitas terlihat konkaf dan terbuka pada lingual mandibula dan berisi jaringan yang terdiri dari kelenjar submandibula.3.


(23)

Bab 4

LAPORAN KASUS STAFNE’S BONE CAVITY, PERAWATAN DAN PROGNOSIS

4.1 LAPORAN KASUS STAFNE’S BONE CAVITY PADA MANDIBULA

Kasus 1

Seorang laki-laki ras Kaukasia berusia 51 tahun dengan penyakit sinus

congestion datang untuk pemeriksaan radiografi dan secara tidak sengaja dijumpai

adanya defek radiolusen pada sudut kanan mandibula. Pasien tidak mengatakan adanya keluhan sakit dan tidak dijumpai adanya pembengkakan pada daerah mandibula.5.

Gambar 7. Radiografi lateral sewaktu pemeriksaan sinus congestion menjumpai daerah radiolusen yang berbentuk ovoid pada

sudut kanan mandibula.5.

Gambaran radiografi lateral menunjukkan adanya daerah radiolusen, berbentuk ovoid pada sudut kanan mandibula dan tidak berkontak dengan gigi.5.


(24)

Gambar 8. Aksial CT scan menunjukkan lesi setebal 1mm dan terlihat konkaf

dari permukaan korteks lingual mandibula.5.

Pengamatan radiografi CT scan dilakukan untuk melihat lesi tersebut dengan lebih jelas. Gambar 8 menunjukkan lesi setebal 1 mm terlihat konkaf dan terbuka pada permukaan korteks lingual mandibula.5.

Gambar 9. Tanda panah hitam menunjukkan lesi terlihat berada di bawah kanal


(25)

Gambar 10. Tanda panah panjang menunjukkan lesi. Tanda panah kecil menunjukkan kelenjar submandibula ekspansi ke dalam kavitas. Kelenjar kontralateral

ditandai dengan (g) untuk perbandingan.5.

Pengamatan radiografi MRI turut dilakukan untuk melihat dengan lebih jelas apakah ada keterlibatan jaringan lunak didalam kavitas, ternyata pada pasien ini terdapat adanya ekspansi kelenjar submandibula ke dalam kavitas. Dari gambar terlihat lesi yang konkaf dan terbuka pada bagian lingual mandibula sehingga terlihat adanya jaringan dari kelenjar submandibula yang berekspansi ke dalam kavitas.5.

Gambar 11. Gambaran MRI menunjukkan dengan lebih jelas kelenjar submandibula ekspansi ke dalam kavitas. Tanda panah putih panjang menunjukkan posisi


(26)

Literatur menunjukkan pemeriksaan radiografi secara CT scan dan MRI sudah mencukupi untuk mendiagnosa Stafne’s Bone Cavity ini dan para ahli bersepakat untuk tidak melakukan pembedahan karena lokasi lesi yang berada di bawah dan berhampiran dengan dental kanal inferior. Pasien dinasihati untuk menjalani pemeriksaan rutin untuk melihat perkembangan lesi tersebut.5.

Kasus 2

Seorang laki-laki ras Kaukasia berusia 71 tahun datang ke Klinik Universitas Katolik Portugis di Portugal untuk menjalani pemeriksaan rutin dental. Pasien memiliki riwayat kesehatan umum yang baik, tidak terdapat riwayat medis yang perlu

dipertimbangkan. Pemeriksaan intraoral dijumpai adanya bilateral linea alba pada mukosa bukal, karies dan periodontitis kronis. Palpasi dilakukan pada servikal dan fasial nodus limfatik adalah asimptomatis.12.

Gambar 12. Radiografi panoramik menunjukkan lesi berhampiran dengan sudut mandibula,


(27)

Orthophantomogram digital menunjukkan gambaran radiolusen, berbatas jelas yaitu berdiameter 12 mm, lokasinya di regio kiri posterior mandibula berhampiran dengan sudut mandibula dan dibawah dental kanal inferior tanpa kontak dengan gigi geligi manapun.12.

Gambar13 . (A) Potongan parasagital dari sudut mandibula menunjukkan lesi berbentuk oval dan berbatas

jelas. (B) Potongan koronal pada mandibula menunjukkan adanya lesi yang konkaf.12.

Pemeriksaan CT scan dijalankan dengan teknik multislice CT Toshiba® Aquilion S16 (ToshibaEurope Medical System) di Hospital S. Teotonio Portugal. Dari pemeriksaan tersebut dapat terlihat dimensi serta hubungan keberadaan lesi dengan struktur anatomis. Gambaran radiografi menunjukkan lesi radiolusen yang berbentuk oval dan berbatas jelas. Pada potongan koronal dapat dilihat lesi konkaf dan terbuka pada bagian korteks lingual mandibula.12.


(28)

Gambar 14. (C) Gambaran Multiplanar reformatting (MPR) menunjukkan rekonstruksi dari imej CT scan. (D) Potongan transverse mandibula menunjukkan dengan lebih jelas keberadaan lesi.12.

Gambaran radiografi menunjukkan teknik Multiplanar Reformatting (MPR) yaitu rekonstruksi dari imej CT scan, dari MPR ini dapat dilihat dengan lebih jelas posisi lesi dibawah kanal inferior alveolar dan lesi terbuka serta konkaf. Gambar 14 (C) tanda panah hitam menunjukkan lesi yang berbentuk bulat dan radiolusen, tanda panah putih menunjukkan kanal inferior alveolar. Gambar 14 (D) lesi terlihat konkaf dan terbuka pada permukaan korteks lingual mandibula.12.

Gambar 15. CT scan 3D pada mandibula menunjukkan dengan lebih jelas bentuk dan diameter Stafne


(29)

Gambaran 3D mandibula menunjukkan imej kavitas yang konkaf dan terbuka di daerah lingual mandibula, unilokular dan berbentuk oval dengan diameter 2-3 cm ini dapat dikonfirmasi dengan lebih jelas dan tepat menggunakan analisis CT scan.

Walaupun Stafne’s Bone Cavity merupakan lesi yang statis dan tidak mempunyai ciri-ciri tumor jinak atau ganas namun pasien dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan rutin untuk melihat perkembangan lesi tersebut.12.

Kasus 3

Seorang laki-laki ras Kaukasia datang ke Fakultas Pergigian Trinidad dengan tujuan melakukan implan untuk protesa penuh. Pemeriksaan klinis menunjukkan pasien sehat tanpa adanya asimetri fasial dan tiada limfadenopati. Pemeriksaan intraoral menunjukkan atrofi mandibula dan maksila. Pasien menjalani pemeriksaan panoramik dan dijumpai kavitas atau lesi berbentuk oval menyerupai foramen mentale yg berada di alveolar ridge, berbatas jelas, radiolusen dan letaknya di daerah kiri mandibula yaitu di bawah kanal inferior alveolar.10.

Gambar 16. Gambaran panoramik menunjukkan lesi yang berbentuk oval di sebelah kiri sudut mandibula.10.


(30)

Untuk menegakkan diagnosa dilakukan CT scan dan hasilnya terlihat lesi yang konkaf dan terbuka pada permukaan lingual mandibula. Berdasarkan CT scan, dapat dipastikan tidak ada keterlibatan jaringan lunak ataupun abnormalitas pada tulang.10.

Gambar 17. Gambaran CT scan bukolingual menunjukkan lesi yang konkaf pada bagian lingual

mandibula tersebut konsisten dengan Stafne’s Bone Cavity.10.

4.2 Perawatan Stafne’s Bone Cavity

Stafne’s Bone Cavity ini merupakan lesi yang statis yaitu tidak akan membesar

ataupun mengecil serta tidak mempunyai ciri-ciri tumor jinak atau ganas maka para ahli menyarankan agar lesi ini dibiarkan saja dan dilakukan evaluasi yaitu pemeriksaan radiografi setiap 3 atau 6 bulan untuk melihat sekiranya ada perkembangan patologis dari lesi tersebut. Lesi ini juga biasanya asimptomatis maka pada kasus ekspansi kelenjar submandibula ke dalam kavitas, kavitas berisi jaringan adipos dan kavitas berisi jaringan limfoid, dibiarkan saja selagi tidak ada keluhan sakit oleh pasien. 1-3,6,10. Jika bersifat simptomatis, dilakukan kuretase, jaringan yang terdapat di dalam kavitas


(31)

dikeluarkan dan dikuret sampai bersih dan boleh juga dilakukan perawatan graft tulang untuk memperbaiki tulang yg berkavitas tersebut.4.

4.3 Prognosis Stafne’s bone cavity

Prognosis Stafne’s bone cavity adalah berbeda-beda tergantung pada situasi dan perawatannya. Pada umumnya perawatan graft tulang memiliki tingkat keberhasilan yang baik. Prognosisnya adalah baik jika perawatan graft tulang dilakukan dengan benar. Jaringan tulang baru akan terbentuk dan menutupi kavitas tersebut. Keberhasilan jangka panjang juga baik karena pemantauan radiografi yang dilakukan menunjukkan lesi ini tidak timbul kembali. 1-3,6,10. Jika dilakukan kuretase untuk membuang jaringan dalam kavitas tersebut, prognosisnya adalah buruk karena jika dilihat keberhasilan jangka panjangnya, kemungkinan untuk berulang kembali terjadinya ekspansi jaringan ke dalam kavitas adalah tinggi. Prognosis kuretase yang buruk menyebabkan kebanyakan pasien lebih cenderung memilih untuk melakukan perawatan graft tulang.4.


(32)

BAB 5 KESIMPULAN

Stafne’s bone cavity diklasifikasikan sebagai lesi tulang yang ditemukan pada

mandibula dan merupakan lesi tulang yang berasal dari kegagalan pembentukan

remodeling korteks mandibula sehingga menghasilkan kavitas. Lesi ini dipenuhi

dengan kelenjar saliva, jaringan adipos, kapiler darah, jaringan limfoid atau bisa juga terdiri dari kavitas yang kosong.

Karakteristik Stafne’s bone cavity adalah terjadi pada variasi umur antara 31 tahun sampai dengan 78 tahun. Lesi ini lebih banyak terjadi pada pria dibanding wanita dan umumnya terjadi pada posterior mandibula yaitu di daerah sudut mandibula. Lesi ini bersifat asimptomatis dan biasanya terdeteksi tanpa disengaja sewaktu pemeriksaan radiografi intraoral. Bersifat statis dan tidak menunjukkan ciri-ciri tumor jinak atau ganas.

Gambaran radiografi Stafne’s bone cavity menunjukkan kavitas berbentuk bulat sampai ke bentuk oval yang berbatas jelas. Lesi ini terlihat konkaf dan terbuka pada bagian korteks lingual mandibula. Lesi ini kadang-kadang berpinggir halus dan ditunjukkan sebagai daerah radiolusen yang unilokuler. Biasanya lesi ini berada di sudut mandibula yaitu di bawah kanal dental inferior. Terdapat juga kasus yang melibatkan multilokular, kavitas yang bisa mengekspansi tulang dan bisa menyebabkan korteks berbentuk balon serta unilokular tetapi jarang terjadi.

Stafne’s Bone Cavity biasanya bersifat asimptomatis dan tidak ada ciri-ciri


(33)

mengeluarkan jaringan yang mengisi kavitas. Para ahli umumnya menganjurkan dilakukan pemeriksaan radiografi secara rutin 3 atau 6 bulan untuk melihat sekiranya ada perkembangan patologis dari lesi tersebut. Jika bersifat simptomatis dilakukan kuretase dan bisa juga dilakukan perawatan perbaikan tulang yaitu graft tulang.


(34)

DAFTAR RUJUKAN

1. Shear M. Cysts of the Oral Regions, 3rd ed. Philadelphia : Wright, 2007 :171-78. 2. White SC, Pharoah MJ. Oral Radiology Principles and Interpretation, 5th ed.

California : Mosby Elsevier, 2007 : 650-55.

3. Segev Y, Puterman M, Bodner L. Stafne bone cavity-magnetic resonance imaging. Journal of Medical Oral Pathology 2006 ; 11 : 345-7.

4. Drage NA, Renton T, Odell EW. Atypical Stafne Bone Cavity. Journal of Clinical Radiology Extra 2003 ; 58 : 51-53.

5. Branstetter BF, Weissman JL, Kaplan SB. Imaging of A Stafne Bone Cavity:What MR Adds and Why A New Name Is Needed. American Journal of Neuroradiology 1999 ; 20 : 587-589.

6. University of Rochester Medical Center : Neuroradiology Case of The Week.

7. Nah KS, Jung YH, Cho BH. Unusual Stafne bone cavity mimicking infected cyst or neural origin tumor. Korean Journal of Oral and Maxillofacial Radiology 2007 ; 37 : 221-3.

(13Disember2009).

8. Dolanmaz D, Etoz OA, Pampu AA, Kilic E, Sisman Y. Diagnosis of Stafne’s bone cavity with dental computerized tomography. Europe Journal of General Medicine 2009 ; 6 : 42-45.

9. Belmonte-Caro R, Velez-Gutierrez MJ, GarciaDe La Vega-Sosa FJ, Garcia-Perla-Garcia A, Infante-Cossio PA, Diaz-Fernandez JM, Torres-Carranza E. A


(35)

Stafne’s cavity with unusual location in the mandibularanterior area. Med Oral Patol Oral Cir Bucal 2005 : 10 : 173-9.

10.Ogunsalu C, Pillai K, Barclay S. Radiological Assessment of Type II Stafne Idiopathic Bone Cyst in a Patient Undergoing Implant Therapy. A Case Report. West Indian Med Journal 2006 : 55(6) : 447-9.

11.Dunfee BL, Sakai O, Pistey R, Gohel A. Radiological and Pathologic Characteristics of Benign and Malignant Lesions of the Mandible. Radiographics 2006 : 26 : 1751-68.

12.Arauja F, Marques T, Correla A, Silva A, Tinaca J. Differential Diagnosis of a Salivary Gland Bone Defect by Means of Computerized Tomography: A Case Report. Journal of Rev Odonto Cienc 2009 : 24 (2) : 218-20.

13.Schroeder JW: Stafne’s Bone Cavity. MedPix.

14.Shafer GW et all. A textbook of oral Pathology. 4th ed. USA : WB Saunders, 1983: 258.

15.Whaites E. Essentials of dental radiography and radiology, 4th ed. Philadelphia : Saunders Elsevier, 2007 : 353-55.

16.Campos PSF, Panella J, Crusoc-Rebello IM, Azevedo RA, Pena N, Cunha T. Mandibular ramus-related Stafne’s bone cavity. Dentomaxillofacial Radiology 2004 ; 33 : 63-66.

17.Akarslan ZZ, Akar V, Gultekin SE, Erten H. A fatty tissue lesion of the floor of the mouth mimicking an odontogenic lesion. A case report. British Journal od Dentomaxillofacial Radiology 2008 : 37 : 470-2.


(36)

18.PubMed, University of Pitsburgh Medical Center. Imaging of a Stafne Bone Cavity: what MR adds and why a new name is needed. Department of Radiology 1999.

19.Lanucci JM, Howerton LJ. Dental Radiography Principles and Techniques. 3rd ed. Philadelphia : Saunders Elsevier Mosby, 2006 : 409-20.

20.Shigematsu H, Suzuki S, Osuga T, Okumura Y, Fujita K. A Radiographical Classification of Stafne’s Bone Cavity. Journal of Oral Radiology 1993 :9(2) : 1-3.

21.Shimizu M, Osa N, Okamura K, Yoshiura K. CT Analysis of the Stafne’s Bone Defects of the Mandible : Research. British Journal of Dentomaxillofacial Radiology 2006 : 35 : 95-102.

22.Minowa K, Kobayashi I, Matsuda A, Ohmori K, Kurokawa Y, Inoue N, Totsuka Y, Nakamura M. Static Bone Cavity in the Condylar Neck and Mandibular Notch of the Mandible : A Case Report. Australian Dental Journal 2009 : 54(1) : 49-53.

23.Minowa K, Inoue N, Izumiyama Y, Ashikaga Y, Chu B, Maravilla KR, Totsuka Y, Nakamura M. Static Bone Cavity of the Mandible : Computed Tomography Findings with Histopathologic Correlation : A Case Report. Journal of Acta Radiologica 2006 : 47(7) : 705-9.

24.Parvizi F, Rout PG. An Ossifying Fibroma presenting as Stafne’s Idiopathic Bone Cavity : A Case Report. Journal of Dentomaxillofacial Radiology 1997: 26(6) : 361-3.


(37)

25.Ariji E, Fujiwara N, Tabala O, Nakayama E, Kanda S, Shiratsuchi Y, Oka M. Stafne’s Bone Cavity.Classification Based on Outline and Content Determined by Computer Tomography : A Case Report. Journal of Oral Surgery Oral Medicine Oral Pathology 1993 : 76(3) : 375-80.

26.Underbrink M, Pou A, Quinn Jr FB, Ryan MW. UTMB. Odontogenic Cysts and Tumors. Department of Otolaryngology/Head and Neck Surgery 2002.

2009).

27.Wikipedia. Stafne Defect.

2009)

28.Imaging Consult. Stafne’s Bone Cavity.

(2 Oktober 2009)


(1)

BAB 5 KESIMPULAN

Stafne’s bone cavity diklasifikasikan sebagai lesi tulang yang ditemukan pada

mandibula dan merupakan lesi tulang yang berasal dari kegagalan pembentukan

remodeling korteks mandibula sehingga menghasilkan kavitas. Lesi ini dipenuhi

dengan kelenjar saliva, jaringan adipos, kapiler darah, jaringan limfoid atau bisa juga terdiri dari kavitas yang kosong.

Karakteristik Stafne’s bone cavity adalah terjadi pada variasi umur antara 31 tahun sampai dengan 78 tahun. Lesi ini lebih banyak terjadi pada pria dibanding wanita dan umumnya terjadi pada posterior mandibula yaitu di daerah sudut mandibula. Lesi ini bersifat asimptomatis dan biasanya terdeteksi tanpa disengaja sewaktu pemeriksaan radiografi intraoral. Bersifat statis dan tidak menunjukkan ciri-ciri tumor jinak atau ganas.

Gambaran radiografi Stafne’s bone cavity menunjukkan kavitas berbentuk bulat sampai ke bentuk oval yang berbatas jelas. Lesi ini terlihat konkaf dan terbuka pada bagian korteks lingual mandibula. Lesi ini kadang-kadang berpinggir halus dan ditunjukkan sebagai daerah radiolusen yang unilokuler. Biasanya lesi ini berada di sudut mandibula yaitu di bawah kanal dental inferior. Terdapat juga kasus yang melibatkan multilokular, kavitas yang bisa mengekspansi tulang dan bisa menyebabkan korteks berbentuk balon serta unilokular tetapi jarang terjadi.

Stafne’s Bone Cavity biasanya bersifat asimptomatis dan tidak ada ciri-ciri


(2)

mengeluarkan jaringan yang mengisi kavitas. Para ahli umumnya menganjurkan dilakukan pemeriksaan radiografi secara rutin 3 atau 6 bulan untuk melihat sekiranya ada perkembangan patologis dari lesi tersebut. Jika bersifat simptomatis dilakukan kuretase dan bisa juga dilakukan perawatan perbaikan tulang yaitu graft tulang.


(3)

DAFTAR RUJUKAN

1. Shear M. Cysts of the Oral Regions, 3rd ed. Philadelphia : Wright, 2007 :171-78. 2. White SC, Pharoah MJ. Oral Radiology Principles and Interpretation, 5th ed.

California : Mosby Elsevier, 2007 : 650-55.

3. Segev Y, Puterman M, Bodner L. Stafne bone cavity-magnetic resonance imaging. Journal of Medical Oral Pathology 2006 ; 11 : 345-7.

4. Drage NA, Renton T, Odell EW. Atypical Stafne Bone Cavity. Journal of Clinical Radiology Extra 2003 ; 58 : 51-53.

5. Branstetter BF, Weissman JL, Kaplan SB. Imaging of A Stafne Bone Cavity:What MR Adds and Why A New Name Is Needed. American Journal of Neuroradiology 1999 ; 20 : 587-589.

6. University of Rochester Medical Center : Neuroradiology Case of The Week.

7. Nah KS, Jung YH, Cho BH. Unusual Stafne bone cavity mimicking infected cyst or neural origin tumor. Korean Journal of Oral and Maxillofacial Radiology 2007 ; 37 : 221-3.

(13Disember2009).

8. Dolanmaz D, Etoz OA, Pampu AA, Kilic E, Sisman Y. Diagnosis of Stafne’s bone cavity with dental computerized tomography. Europe Journal of General Medicine 2009 ; 6 : 42-45.

9. Belmonte-Caro R, Velez-Gutierrez MJ, GarciaDe La Vega-Sosa FJ, Garcia-Perla-Garcia A, Infante-Cossio PA, Diaz-Fernandez JM, Torres-Carranza E. A


(4)

Stafne’s cavity with unusual location in the mandibularanterior area. Med Oral Patol Oral Cir Bucal 2005 : 10 : 173-9.

10.Ogunsalu C, Pillai K, Barclay S. Radiological Assessment of Type II Stafne Idiopathic Bone Cyst in a Patient Undergoing Implant Therapy. A Case Report. West Indian Med Journal 2006 : 55(6) : 447-9.

11.Dunfee BL, Sakai O, Pistey R, Gohel A. Radiological and Pathologic Characteristics of Benign and Malignant Lesions of the Mandible. Radiographics 2006 : 26 : 1751-68.

12.Arauja F, Marques T, Correla A, Silva A, Tinaca J. Differential Diagnosis of a Salivary Gland Bone Defect by Means of Computerized Tomography: A Case Report. Journal of Rev Odonto Cienc 2009 : 24 (2) : 218-20.

13.Schroeder JW: Stafne’s Bone Cavity. MedPix.

14.Shafer GW et all. A textbook of oral Pathology. 4th ed. USA : WB Saunders, 1983: 258.

15.Whaites E. Essentials of dental radiography and radiology, 4th ed. Philadelphia : Saunders Elsevier, 2007 : 353-55.

16.Campos PSF, Panella J, Crusoc-Rebello IM, Azevedo RA, Pena N, Cunha T. Mandibular ramus-related Stafne’s bone cavity. Dentomaxillofacial Radiology 2004 ; 33 : 63-66.

17.Akarslan ZZ, Akar V, Gultekin SE, Erten H. A fatty tissue lesion of the floor of the mouth mimicking an odontogenic lesion. A case report. British Journal od


(5)

18.PubMed, University of Pitsburgh Medical Center. Imaging of a Stafne Bone Cavity: what MR adds and why a new name is needed. Department of Radiology 1999.

19.Lanucci JM, Howerton LJ. Dental Radiography Principles and Techniques. 3rd ed. Philadelphia : Saunders Elsevier Mosby, 2006 : 409-20.

20.Shigematsu H, Suzuki S, Osuga T, Okumura Y, Fujita K. A Radiographical Classification of Stafne’s Bone Cavity. Journal of Oral Radiology 1993 :9(2) : 1-3.

21.Shimizu M, Osa N, Okamura K, Yoshiura K. CT Analysis of the Stafne’s Bone Defects of the Mandible : Research. British Journal of Dentomaxillofacial Radiology 2006 : 35 : 95-102.

22.Minowa K, Kobayashi I, Matsuda A, Ohmori K, Kurokawa Y, Inoue N, Totsuka Y, Nakamura M. Static Bone Cavity in the Condylar Neck and Mandibular Notch of the Mandible : A Case Report. Australian Dental Journal 2009 : 54(1) : 49-53.

23.Minowa K, Inoue N, Izumiyama Y, Ashikaga Y, Chu B, Maravilla KR, Totsuka Y, Nakamura M. Static Bone Cavity of the Mandible : Computed Tomography Findings with Histopathologic Correlation : A Case Report. Journal of Acta Radiologica 2006 : 47(7) : 705-9.

24.Parvizi F, Rout PG. An Ossifying Fibroma presenting as Stafne’s Idiopathic Bone Cavity : A Case Report. Journal of Dentomaxillofacial Radiology 1997: 26(6) : 361-3.


(6)

25.Ariji E, Fujiwara N, Tabala O, Nakayama E, Kanda S, Shiratsuchi Y, Oka M. Stafne’s Bone Cavity.Classification Based on Outline and Content Determined by Computer Tomography : A Case Report. Journal of Oral Surgery Oral Medicine Oral Pathology 1993 : 76(3) : 375-80.

26.Underbrink M, Pou A, Quinn Jr FB, Ryan MW. UTMB. Odontogenic Cysts and Tumors. Department of Otolaryngology/Head and Neck Surgery 2002.

2009).

27.Wikipedia. Stafne Defect.

2009)

28.Imaging Consult. Stafne’s Bone Cavity.

(2 Oktober 2009)