Kadar Air Karakteristik Kimia Biji Kakao Kering

kotiledon. Perubahan – perubahan senyawa yang terjadi yakni hidrofisis polifenol menjadi antosianin, hidrofisis protein menjadi asam amino dan polipeptida lain, beserta perubahan gula menjadi alkohol, yang lebih lanjut alkohol tersebut akan dipecah menjadi asam-asam organik, selain itu akan terjadi flavonoid kompleks yang mengakibatkan warna coklat pada biji.

4.3.2 Kadar Air

Penentuan kadar air biji kakao merupakan salah satu tolok ukur proses pengeringan agar diperoleh mutu hasil yang baik. Berdasarkan SNI 2323 : 2008 kadar air untuk biji kakao kering adalah 6 - 7,5. Berdasarkan sidik ragam Tabel 4.4 , fermentasi kakao dengan perlakuan variasi wadah berpengaruh berbeda tidak nyata terhadap kadar air biji kakao yang dihasilkan. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan variasi wadah pada fermentasi kakao tidak berpengaruh signifikan terhadap kadar kulit biji kakao. Persentase kadar air biji kakao yakni 6 - 7,5 dari berat keringnya. Besarnya rata-rata kadar air biji kakao hasil ferementasi kakao dengan berbagai perlakuan variasi wadah ditunjukkan pada Gambar 4.9. Tabel 4.4 Analisis Sidik Ragam Kadar Air Biji Kakao Kering sumber db JK KT F Hitung F tabel keragaman sk 5 perlakuan 4 21,04716 5,26179 2,103022 ns 3,48 galat 10 25,02013 2,5020133 jumlah 14 46,06729 Keterangan : α = 0,05; ns = berbeda tidak nyata Gambar 4.9 Nilai Rata-Rata Kadar Air Biji Kakao Kering Pada Gambar 4.9 terlihat bahwa kadar air tertinggi pada perlakuan SB sebesar 7,35, dan terendah pada FAQ sebesar 5,56. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semua perlakuan memiliki kadar air sesuai dengan standar mutu biji kakao menurut SNI. Proses fermentasi menyebabkan biji mengalami eksudasi sehingga terbentuk rongga didalam biji yang akam memudahkan penguapan air pada saat proses pengeringan. Dari analisa sidik ragam menunjukkan perbedaan perlakuan fermentasi memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata terhadap kadar airnya. Kadar air tidak hanya dipengaruhi oleh proses fermentasi tetapi juga proses pengeringan. Pengeringan yang baik dan maksimal akan menghasilkan biji kering dengan kadar air kurang dari 7,5. Pengeringan yang berlebihan dapat menghasilkan biji kakao dengan kadar air jauh di bawah 7, hal ini dapat menyebabkan biji kakao yang dihasilkan akan kehilangan berat. Sebaliknya jika terlalu singkat, maka biji kakao belum mencapai kadar air keseimbangan 7 dan menjadi rentan terhadap serangan jamur.

4.3.3 Kadar Lemak