Aktivitas K.H. Muhyiddin Na’im

39 mengajar pengajian. Sehingga apapun ilmu yang diturunkan padanya selalu direalisasikan. Bapak dari lima orang anak ini pernah menuntut Ilmu di Jakarta sampai antar propinsi sampai perguruan tinggi di luar negri, diantara nya : a. SD yang terletak didaerah Perla Jakarta selata tahun b. MTs yang berada diJombang yaitu Tebuireng, c. selanjutnya beliau melanjutkan ke perguruan tinggi di Damaskus Syiria, disana beliau mendapat gelar Lc dan Kairo Mesir beliau mendapat gelar MA. Beliau sama sekali tidak membeda-bedakan antara ilmu umum dengan ilmu agama, karena menurut sang ayah “apapun ilmu itu selama baik dan membawa manfaat maka raihlah terus” 2 . Beliau tidak hanya menuntut ilmu didalam negeri saja, akan tetapi beliau juga menuntut ilmu di luar negeri bagian timur, Damaskus atau Syiriya, Jerman dan Amerika.

B. Aktivitas K.H. Muhyiddin Na’im

Sejak belia, beliau sudah banyak melakukan hal-hal positif yang membawanya kearah yang lebih baik baik, diantaranya : belajar mengajar, belajar ceramah di berbagai pengajian. Dan beliau juga termasuk orang yang gemar membaca khususnya kitab-kitab untuk menuangkan inspirasinya, waktu selebihnya ia gunakan untuk ceramah, berkhutbah, dan memberikan ilmu kepada orang lain. 2 Wawancara dengan KH. Muhyiddin Na’im di kediamannya pada tanggal 15 Mei 2010. 40 Da’i yang penuh tawaddlu’ ini tidak pernah merasa lelah untuk melakukan semua aktivitasnya. Dari kecil sampai sekarang beliau terkenal mudah bergaul dengan siapa saja. Maupun dengan para pejabat beliau cukup di kenal karena beliau aktif dalam beberapa lembaga-lembaga pemerintahan juga, seperti NU Nahdlotul Ulama, MUI DKI Majelis Ulama Indonesia, FUHAB Forum Ulama Habaib dll, maka dari sini beliau mempunyai tekad dakwah untuk mengembangkan agama Islam. Selama ini beliau tidak hanya ceramah di Masjid Al-Akhyar yang beliau pimpin, akan tetapi beliau juga berceramah atau mengisi pengajian di berbagai daerah khususnya wilayah DKI Jakarta Selatan. Selain itu beliau juga sering diundang ceramah pada acara hari-hari besar Islam seperti : Maulid Nabi SAW, Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW dan undangan ceramah di dalam maupun luar negeri. Pada awalnya kegiatan dakwah bil-lisan K.H. Muhyiddin Na’im hanya mengajar pada satu masjid yang terletak dekat rumah beliau di daerah Cipete Jakarta Selatan yaitu masjid An-Nur tempat bapaknya mengajar, akan tetapi karena efek yang ditimbulkan dari dakwah yang disampaikannya membuahkan hasil, maka beliau terus melanjutkan dakwahnya dengan mengajak masyarakat setempat untuk belajar mengaji. Pada usia 25 tahun, beliau mulai memberanikan diri untuk menunjukkan performanya sebagai penceramah atau da’i muda. Meskipun dakwah yang disampaikannya belum maksimal ternyata dakwah yang dirasakan sangat bermanfaat bagi mad’u pada saat itu. Sehingga beliau mengajak masyarakat setempat untuk mengaji dan belajar bersama. 3 3 Wawancara dengan KH. Muhyiddin Na’im di kediamannya pada tanggal 15 Mei 2010. 41 Beliau bukan pria yang mudah menyerah, tetapi beliau semakin penasaran untuk lebih mendalami ilmu agamanya, agar beliau terus mampu untuk mengimplementasikan dakwahnya kepada orang lain. Setelah menikah beliau lebih konsentrasi lagi dalam berdakwah, karena beliau sudah mempunyai banyak pengalaman sekaligus pengetahuan yang sudah beliau dapatkan dari membaca. Dalam wawancara yang penulis dapati, beliau mengkategorikan dakwah bil lisan sama halnya seperti pidato, ceramah, mengaji, diskusi, nasihat atau segala yang penyampaiannya melalui lisan dengan bertujuan untuk mengajak orang menjadi lebih baik. Figurnya sebagai ulama yang akan haus akan ilmu dan beramal, mengajak dirinya dimanapun beliau berada dan ada kesempatan, beliau tak segan-segan untuk mengadakan suatu acara atau kegiatan-kegiatan yang bersifat keagamaan. Dakwah bil lisan yang dilakukan K.H. Muhyiddin Na’im. Penulis kelompokkan menjadi beberapa bentuk, yaitu : 1. Ceramah, dakwah yang beliau lakukan melalui ceramah ini adalah menyampaikan pesan-pesan dan nasehat-nasehat yang baik dan membawa nilai-nilai positif kepada mad’u, yang gunanya untuk membawa mad’u menjadimanusia yang bermanfaat dan berguna bagi masyarakat dan Tuhannya Allah SWT. Biasanya beliau melakukan pengajian di beberapa Masji di Jakarta dalam satu harinya. Tidak hanya selain ceramah di Jakarta, beliau juga ceramah diluar kota dan bahkan diluar negeri seperti Syiria dan Damaskus. Aktivitas ceramah diluar negeri ini mulai sejak tahun kurang lebih 1990an hingga 42 saat ini. Banyak perbedaan yang terdapat antara ceramah didalam negeri dalam suatu pengajian terdapat beberapa orang yang memulai acara sampai do’a, sedangkan diluar negeri sejak mulai acara atau do’a, yang memimpin hanya beliau. 2. Mengaji, dakwah ini juga biasa beliau lakukan dalam setiap minggunya. Dengan mengadakan pengajian mingguan bapak-bapak maupun remaja dalam setiap minggunya. Dengan mengadakan pengajian mingguan bapak- bapak ataupun remaja di wilayah Kemang Jakarta Selatan khususnya pada pembahasan kali ini di Masjid Al-Akhyar, guna menyampaikan pesan dakwah sekaligus nasihat-nasihat yang sholeh dan diakhiri dengan tanya- jawab dari mad’u kepada beliau. Dalam pengajian tersebut membahas kitab “Riyadushsholihin” adaalh kitab yang secara keseluruhannya membahas tentang Fiqh, sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan memberikan pemahaman secara utuh karena kitab tersebut adalah salah satu kitab yang terpenting dalam kitab referensi Islam. 3. Musyawarah diskusi, dakwah bentuk ini biasanya dilakukan oleh K.H. Muhyiddin Na’im dengan mengadakan pertemuan yang dihadiri oleh para ‘alim ulama serta tokoh agama untuk membahas suatu permasalahan dan bertukar fikiran tentang agama Islam, musyawarah seperti ini biasanya dilakukan didalam suatu organisasi seperti NU dan MUI di Jakarta Selatan. Dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang notabennya adalah sumber utama yang mencakup keseluruhan kultur Islam yang murni. Adapun 43 materi yang digunakan dalam pembahasan yang digunakan untuk pengisian ceramhnya yaitu tentang : tauhid, muamalah, sejarah, akhlak dan do’a-do’a lainnya. Profesinya sebagai ulama membuat beliau banyak bersosialisasi dengan siapapun sehingga beliau sering kali di undang untuk ceramah di berbagai tempat baik itu di jabodetabek tetapi juga di luar negeri. Pada awalnya kegiatan dakwah bil-lisan K.H. Muhyiddin Na’im hanya mengajar pada satu masjid yang terletak dekat rumah beliau di daerah Cipete Jakarta Selatan yaitu masjid An-Nur tempat bapaknya mengajar, akan tetapi karena efek yang ditimbulkan dari dakwah yang disampaikannya membuahkan hasil, maka beliau terus melanjutkan dakwahnya dengan mengajak masyarakat setempat untuk belajar mengaji. Pada usia 25 tahun, beliau mulai memberanikan diri untuk menunjukkan performanya sebagai penceramah atau da’i muda. Meskipun dakwah yang disampaikannya belum maksimal ternyata dakwah yang dirasakan sangat bermanfaat bagi mad’u pada saat itu. Sehingga beliau mengajak masyarakat setempat untuk mengaji dan belajar bersama. Beliau bukan pria yang mudah menyerah, tetapi beliau semakin penasaran untuk lebih mendalami ilmu agamanya, agar beliau terus mampu untuk mengimplementasikan dakwahnya kepada orang lain. Setelah menikah beliau lebih konsentrasi lagi dalam berdakwah, karena beliau sudah mempunyai banyak pengalaman sekaligus pengetahuan yang sudah beliau dapatkan dari membaca. 44 Dalam wawancara yang penulis dapati, beliau mengkategorikan dakwah bil lisan sama halnya seperti pidato, ceramah, mengaji, diskusi, nasihat atau segala yang penyampaiannya melalui lisan dengan bertujuan untuk mengajak orang menjadi lebih baik. Figurnya sebagai ulama yang akan haus akan ilmu dan beramal, mengajak dirinya dimanapun beliau berada dan ada kesempatan, beliau tak segan-segan untuk mengadakan suatu acara atau kegiatan-kegiatan yang bersifat keagamaan. Dakwah bil lisan yang dilakukan K.H. Muhyiddin Na’im. Penulis kelompokkan menjadi beberapa bentuk, yaitu : 4. Ceramah, dakwah yang beliau lakukan melalui ceramah ini adalah menyampaikan pesan-pesan dan nasehat-nasehat yang baik dan membawa nilai-nilai positif kepada mad’u, yang gunanya untuk membawa mad’u menjadimanusia yang bermanfaat dan berguna bagi masyarakat dan Tuhannya Allah SWT. Biasanya beliau melakukan pengajian di beberapa Masji di Jakarta dalam satu harinya. Tidak hanya selain ceramah di Jakarta, beliau juga ceramah diluar kota dan bahkan diluar negeri seperti Syiria dan Damaskus. Aktivitas ceramah diluar negeri ini mulai sejak tahun kurang lebih 1990an hingga saat ini. Banyak perbedaan yang terdapat antara ceramah didalam negeri dalam suatu pengajian terdapat beberapa orang yang memulai acara sampai do’a, sedangkan diluar negeri sejak mulai acara atau do’a, yang memimpin hanya beliau. 5. Mengaji, dakwah ini juga biasa beliau lakukan dalam setiap minggunya. Dengan mengadakan pengajian mingguan bapak-bapak maupun remaja 45 dalam setiap minggunya. Dengan mengadakan pengajian mingguan bapak- bapak ataupun remaja di wilayah Kemang Jakarta Selatan khususnya pada pembahasan kali ini di Masjid Al-Akhyar, guna menyampaikan pesan dakwah sekaligus nasihat-nasihat yang sholeh dan diakhiri dengan tanya- jawab dari mad’u kepada beliau. Dalam pengajian tersebut membahas kitab “Riyadushsholihin” adalah kitab yang secara keseluruhannya membahas tentang Fiqh, sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan memberikan pemahaman secara utuh karena kitab tersebut adalah salah satu kitab yang terpenting dalam kitab referensi Islam. 6. Musyawarah diskusi, dakwah bentuk ini biasanya dilakukan oleh K.H. Muhyiddin Na’im dengan mengadakan pertemuan yang dihadiri oleh para ‘alim ulama serta tokoh agama untuk membahas suatu permasalahan dan bertukar fikiran tentang agama Islam, musyawarah seperti ini biasanya dilakukan didalam suatu organisasi seperti NU dan MUI di Jakarta Selatan. Dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang notabennya adalah sumber utama yang mencakup keseluruhan kultur Islam yang murni. Adapun materi yang digunakan dalam pembahasan yang digunakan untuk pengisian ceramhnya yaitu tentang : tauhid, muamalah, sejarah, akhlak dan do’a-do’a lainnya. Profesinya sebagai ulama membuat beliau banyak bersosialisasi dengan siapapun sehingga beliau sering kali di undang untuk ceramah di berbagai tempat baik itu di jabodetabek tetapi juga di luar negeri. 46 Dengan kesibukan yang banyak menyita waktunya, beliau tidak pernah lupa untuk memperhatikan proyek sosial yang sudah beliau geluti kurang lebih dari 20 tahun. Proyek sosial yang beliau tangani antara lain mengurus dan mendidik anak yatim, panti jompo yang kurang mampu untuk mendapatkan perhatian yang lebih layak, dan bencana alam seperti Tsunami. Gempa di Sukabumi. Karena beliau juga untuk menjadi orang kepercayaan atau penyambung penyalur donator yang sangat memperhatikan keadeaan bangsa umat Islam di Indonesia, beliau adalah Syekh Hasan Hitho’ Cs, K.H. Muhyiddin Na’im terpilih menjadi orang kepercayaaan seluruh sumbangan yang beliau Syekh Hasan Hitho’ Cs salurkan. Padatnya aktivitas yang beliau jalankan, tidak menyurutkan kewajibannya sebagai suami, sekaligus guru dan da’i. Jika di rumah beliau adalah sosok kepala rumah tangga yang sangat diandalkan, seorang yang santun dan penyayang terhadap istri dan ank-anaknya. Tetapi apabila beliau sedang tugas di luar, beliau adalah seorang guru, mu’allim, dan da’i yang ramah. 4 Dari kegiatan-kegiatan beliau mempunyai visi dan misi yang sangat rasional seperti : beliau membangun generasi muda dan kaum bapak-bapak agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhkan larangan-Nya 4 Wawancara disertai catatan aktivitasK.H. Muhyiddin Na’im. 20 Januari 2010

BAB IV ANALISIS AKTIFITAS DAKWAH K.H. MUHYIDDIN NA’IM

MELALUI MASJID AL-AKHYAR

A. Aktivitas K.H. Muhyiddin Na’im