Strategi Komunikasi Dalam Aktivitas Dakwah Majelis Rasulullah Di Pancoran Jakarta Selatan

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh: Anis Solihat 1110051000087

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M / 1436 H


(2)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (s.Kom.I)

Oleh:

Anis Solihat

NrM. 1il0051000087

Dosen Pembimbing:

JURUSAN

KOMT]NIKASI

DAI\[

PEIIYIARAN

ISLAM

FAKT]LTAS

DAKWAII

DAI\[

ILMU

KOMT]I\-IKASI

I]NIVERSITAS ISLAM

I\"E

GERI

SYARIF

HIDAYATULLAII

JAKARTA

20t5M/1436H


(3)

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 09 April 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.l.) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakart4 09 April2015

Sidang Munaqasyah

Ketua merangkap anggota, Sekretaris merangkap anggota,

n

|I

n

W,, ,Y

wL<XWI4-.-_

'AlI P

'lu

I

Fita Faturokhman. M.Si NrP. 19830610 2009122 001

I 001

Anggota,

Pembimbing

Penguji II

M4

Ade Rina Farida- M.Si

NIP. 19770513 2007012 2 018

.Zlunandar,

Vtn

196206?.6199403 t

Penguji I

960t202 199503

ra. Musfirah Nurlailv.

M4


(4)

iii

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 30 Maret 2015


(5)

iv

Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi kelancaran suatu lembaga, kelancaran suatu lembaga tanpa adanya komunikasi maka lembaga tidak akan berjalan. Komunikasi penting bagi Majelis Rasulullah karena komunikasi membuat program Majelis Rasulullah dikenal oleh masyarakat. Selain itu Majelis Rasulullah yang merupakan bagian dari organisasi masyarakat yang menjalankan perintah Allah untuk mengajak umat Nabi Muhammad agar dapat meningkatkan diri dalam memahami, dan mengamalkan ajaran Islam yang benar menurut

syari’at Islam. Oleh karena itu sekarang ini banyak masyarakat yang belum mengenal lebih siapa itu sosok Nabi Muhammad dan di majelis inilah masyarakat dikenalkan kepribadian Rasulullah sehingga dapat melahirkan kecintaan masyarakat kepada Rasulullah.

Keberhasilan sebuah organisasi dalam berdakwah sangat ditentukan oleh strategi yang digunakan. Maka rumusan dari latar belakang masalah adalah: Bagaimana strategi komunikasi dalam aktivitas dakwah Majelis Rasulullah di Pancoran Jakarta Selatan? Bagaimana perumusan strategi Majelis Rasulullah? Bagaimana implementasi strategi Majelis Rasulullah? Bagaimana evaluasi strategi Majelis Rasulullah? Dan Faktor apasaja yang menjadi pedukung dan penghambat dakwah Majelis Rasulullah?

Untuk memudahkan penulis dalam menganalisis data-data yang diperoleh dari penelitian, maka penulis menggunakan teori Fred R. David yang membagi strategi menjadi tiga tahapan, yakni: perumusan strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi.

Dalam penelitian skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, yaitu dengan cara memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan. Metode penelitian deskriptif merupakan proses pencarian fakta, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti. Sedangkan tekhnik pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Strategi komunikasi dalam aktivitas dakwah Majelis Rasulullah di Pancoran Jakarta Selatan menggunakan beberapa cara yaitu melalui memfokuskan objek dakwah pada kaum remaja, mempertahankan cara yang dilakukan ulama-ulama terdahulu, berdakwah dengan kelembutan dan memanfaatkan media dakwah. Faktor pendukung dakwah Majelis Rasulullah yaitu, memiliki pemimpin yang kharismatik, banyaknya donasi dari para jama’ah, Loyalitas dan komitmen pengurus dan anggota untuk menjaga, membangun, dan melestarikan Majelis Rasulullah, Kefanatikan para jama’ah terhadap Majelis Rasulullah dan Banyaknya Infocus disetiap pengadaan acara. Serta Faktor Penghambat dakwah Majelis Rasulullah antara lain, kemacetan yang sering terjadi pada saat pelaksaan majelis, tidak tertibnya jama’ah dalam berkendara, dan secara keuangan tidak didukung oleh pemerintah.


(6)

v

kata yang pantas diucapkan selain rasa syukur kepada Allah SWT yang selalu memberikan nikmat sehat, iman, islam, rezeki, dan sebagainya. Shalawat serta salam teriring kepada Baginda Nabi besar Muhammad SAW, semoga kita semua mendapat syafaat di hari akhir nanti. Amin ya rabbal alamin.

Dengan kesehatan dan kelancaran yang diberikan Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kesabaran, kekuatan fisik, dan kekuatan mental untuk menyelesaikan skripsi ini dengan judul Strategi Dakwah Majelis Rasulullah.

Sehubungan dengan selesainya skripsi ini, penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan serta dorongan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:

1. Dr. H. Arief Subhan, M.A., selaku Dekan Faklutas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Suparto. M.Ed. Ph.D, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Drs. Jumroni, M.Si, selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi dan Keuangan, dan Dr. H. Sunandar M.A selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

2. Rachmat Baihaki, M.A selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, dan Fita Faturrahman, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dan Umi Musyaroffah, MA selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan skripsi.


(7)

vi

4. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan yang bermanfaat.

5. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan pelayanan peminjaman buku-buku untuk digunakan dalam penulisan skripsi ini.

6. Kedua orangtua tercinta, Ayahanda Agus S dan Ibunda Sernih A yang menjadi penyemangat utama penulis dalam menghadapi setiap kendala selama penulisan ini. Terimakasih atas pengorbanan materi yang tidak terhitung

banyaknya, dorongan semangat, serta do’a yang terus dipanjatkan demi

kelancaran menyelesaikan skripsi ini.

7. Habib Muhammad Bin Alwi Al Kaff dan H. Syukron selaku sekretariat Majelis Rasulullah yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan informasi seputar Majelis rasulullah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan Kelas KPI C dan teman-teman jurusan KPI angkatan 2010, Indah, Atik, Dede, Lia, Ida, Dyah, Dini, Heni, Elis, Siska, dan yang lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan

semangat yang begitu besar, pengorbanan waktu, bantuan, do’a untuk

kelancaran menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman KKN SOCCERS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010 yang selalu memberikan semangat terus menerus dalam menyelesaikan skripsi ini.


(8)

vii

Atas kekurangan dalam penulisan penelitian ini, penulis mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya. Mudah-mudahan bermanfaat bagi pembaca maupun penulis. Akhir kata terimakasih penulis ucapkan untuk para Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan begitu banyak ilmunya, semoga ilmu yang diberikan menjadi ilmu yang bermanfaat dan barokah.

Tangerang, Maret 2015


(9)

viii

LEMBARAN PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Batasan dan Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian... 6

D.Metodologi Penelitian ... 7

E. Tinjauan Pustaka ... 10

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Strategi 1. Pengertian Strategi ... 13

2. Tahapan-Tahapan Strategi ... 14

B. Komunikasi 1. Pengertian Komunikasi ... 15

2. Unsur-Unsur Komunikasi ... 17

3. Macam-Macam Komunikasi ... 19

C. Strategi Komunikasi 1. Pengertian Strategi Komunikasi ... 23

2. Fungsi Strategi Komunikasi ... 25

D. Aktifitas Dakwah 1. Pengertian Aktifitas Dakwah ... 26

BAB III GAMBARAN UMUM MAJELIS RASULULLAH A. Sejarah Berdirinya Majelis Rasulullah ... 28

B. Landasan Pemikiran ... 30

C. Visi, Misi, dan Struktur Kepengurusan ... 32

D. Program Kegiatan Majelis Rasulullah ... 35

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS A. Strategi Dakwah Majelis Rasulullah ... 39

1. Perumusan Strategi Majelis Rasulullah ... 41

2. Implementasi Strategi Majelis Rasululah ... 48

3. Evaluasi Strategi Majelis Rasulullah ... 53

B. Faktor Pendukung dan penghambat dakwah Majelis Rasulullah ... 54

1. Faktor Pendukung Dakwah Majelis Rasulullah ... 55


(10)

ix

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

x

Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian dari Sekretariat Majelis Rasulullah.. Lampiran 3. Surat Kesediaan Hasil Wawancara.


(12)

1 A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama dakwah yang terus berkembang sesuai dengan dinamika dan perkembangan zaman. Dakwah adalah suatu proses usaha yang tidak pernah mengenal istilah istirahat dan selesai. Selama manusia masih hidup di dunia dengan beraneka ragam permasalahannya selama itupulalah proses mutlak dakwah diperlukan.

Dalam ajaran Islam dakwah merupakan suatu kewajiban yang dibebankan agama kepada pemeluknya. Dengan demikian, dakwah bukanlah semata mata timbul dari pribumi atau golongan, walaupun aktifitas ini dikhususkan pada satu golongan atau individu (thaifah) yang melaksanakannya.1

Dakwah Islam memerlukan sebuah strategi baru yang mampu mengantisipasi perubahan zaman yang semakin dinamis. Oleh sebab itu dalam rekayasa peradaban Islam sekarang ini guna menyongsong kebangkitan ummat di zaman modern diperlukan formasi strategi yang tepat.2

Dakwah harus tampil secara aktual, faktual, dan kontekstual. Aktual dalam arti memecahkan masalah terkini (kontemporer) yang sedang hangat di tengah-tengah masyarakat. Untuk itu dakwah haruslah dikemas dengan cara dan metode yang tepat dan pas. Hal ini mengacu pada firman Allah SWT dalam surah an-Nahl ayat 125 sebagai berikut:

1M. Qurais Shihab, Membumikan al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1994), Cet. VI, h. 194

2

M. Bahri Ghazali, Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1997), Cet ke-1, h. 33


(13)































































Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan mu dengan hikmah

dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(Q.S an-Nahl: 125)

Islam sebagai agama dakwah menuntut umatnya agar selalu menyampaikan dakwah, karena kegiatan ini merupakan aktifitas yang tidak pernah usai selama kehidupan dunia masih berlangsung dan masih akan terus melekat dalam situasi dan kondisi apapun untuk coraknya.

Islam menjauhkan umat dari kedengkian, bentrokan antar suku dan bangsa. Perselisihan dan permusuhan antar sesama muslim merupakan sikap perpecahan dan kerugian, maka adalah suatu kewajiban bagi generasi penerus untuk membangkitkan rasa persatuan dan persaudaraan.3

Islam adalah agama yang memandang setiap pemeluknya sebagai da’i bagi dirinya sendiri dan orang lain.

Peran Dai dalam membina remaja tidak kalah pentingnya dengan orang tua, karena dari merekalah dapat menyerap pemahaman tentang akhlakul karimah dalam islam sebagai bekal melaksanakan kehidupan bermasyarakat. Maka dari itu peran Dai-Dai sangat diharapkan kesungguhannya, semangatnya, kesabarannya dan keridhoannya dalam menyampaikan ilmu dan dakwahnya sebagai bentuk pembinaan remaja muslim.

3


(14)

Pada Dai-Dai diharapkan mampu memberikan contoh atau teladan dalam perilaku sehari-hari sehingga bisa menjadi contoh dan panutan bagi para remaja muslim. Dai-Dai diharapkan tidak pasif menunggu jika ada remaja yang ingin mengaji, akan tetapi harus dapat aktif mengajak para remaja untuk giat mengaji.

Dai-daiyah diharapkan selalu aktif berdakwah dengan selalu mengangkat dalil-dalil dalam Al-quran dan Al-hadist untuk meningkatkan kualitas agama mereka.

Begitu banyak atau menjamurnya kegiatan kegiatan dakwah yang ada di masyarakat serta lembaga-lembaga dakwah formal maupunb non formal, akan tetapi masih banyaknya para remaja yang melakukan penyimpangan moral serta kurang optimalnya pengawasan orangtua dan pengawasan diri seperti banyak ditemukan remaja menghabiskan waktunya untuk melakukan hal yang tidak bermanfaat seperti, narkoba, minum-minuman keras (khamar) dan, berjudi. Pengaruh negatif dari perkembangan teknologi dan budaya yang dapet merusak sendi-sendi kehidupan mereka yang akan berdampak bagi kelangsungan kehidupanberagama bagi remaja dan masyarakat sekitarnya. Karena kita ketahui remaja adalah gambaran untuk hari esok dan remaja sebagai generasi penerus yang merupakan aset bangsa ini dan harus berlandaskan iman, ilmu dan akhlak yang baik.

Strategi merupakan suatu perencanaan atau keputusan manajerial yang strategis untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu organisasitertentu. Dalam konteks dakwah, strategi juga sangat dibutuhkan


(15)

terutama dalam organisasi Majelis Rasulullah yang merupakan bagian dari organisasi masyarakat.

Majelis Rasulullah SAW Nama "Majelis Rasulullah." dalam aktifitas dakwah ini berawal ketika Hb Munzir Almusawa lulus dari Study-nya di Darulmustafa pimpinan Al Allamah Al Habib Umar bin Hafidh Tarim Hadramaut, Yaman. Beliau kembali ke Jakarta dan memulai berdakwah pada tahun 1998 dengan mengajak orang bertobat dan mencintai nabi saw yang dengan itu ummat ini akan pula mencintai sunnahnya, dan menjadikan Rasul SAW sebagai Idola.

Habib Munzir juga senantiasa mengingatkan agar tidak sampai putus aktifitas untuk mencari ridhanya Allah SWT dan rasa cinta Rasulullah SAW walaupun Majelis Rasulullah tidak ada sosok seorang guru besar seperti Habib Munzir Bin Fuad Al-Musawa.

Habib Munzir Bin Fuad Al-Musawa merupakan da’i yang menjalankan dakwahnya di Jakarta Habib Munzir Bin Fuad Al-Musawa selain sebagai da’i beliau juga pimpinan dari Majelis Rasulullah , yang merupakan majelis besar yang ada di Jakarta. Majelis ini berdiri pada tahun 2000, majelis yang awalnya

hanya tujuh jama’ah, kini jama’ah Majelis Rasulullah telah mencapai ratusan.4

Majelis Rasulullah ini telah banyak diketahui umat Islam di Jakarta maupun di luar Jakarta. Hal ini menunjukan bahwa Habib Munzir Bin Fuad Al-Musawa berdakwah tidak hanya di Jakarta, akan tetapi dakwahnya telah menyebar keluar daerah Jakarta, sudah tentu diperlukan strategi–strategi untuk menjalankannya agar berhasil dalam menyebarkan dakwahnya.

4


(16)

Majelis Rasulullah yang memiliki banyak jama’ah baik dari kalangan orangtua maupun remaja, namun lebih banyak didominasi oleh remaja. Dominasi ini dikarenakan remaja yang haus akan nilai-nilai Islam, rasa penasaran mereka terhadap nilai-nilai Islam yang luhur dan rasa keinginan tahu mereka terhadap Nabi Muhammad SAW, yang sering ditanamkan Habib Munzir Bin Fuad Al-Musawa dalam setiap ceramahnya.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengetahui Strategi Dakwah Majelis Rasulullah Dalam Mencetak Dai-Dai Muda dalam bentuk karya ilmiah yang berjudul “Strategi Komunikasi Dalam Aktivitas Dakwah Majelis Rasulullah Di Pancoran Jakarta Selatan

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar penelitian yang akan penulis lakukan lebih terarah dan terperinci, penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas pada

“Strategi Komunikasi Dalam Aktivitas Dakwah Majelis Rasulullah Di

Pancoran Jakarta Selatan Pada Tahun Mei 2000 Sampai Dengan Tahun 2013”

2. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini dapat menjelaskan secara mendalam berdasarkan judul dan pembatasan masalah, maka untuk itu penulis menyusun rumusan masalah yang secara umum, adalah Bagaimana strategi komunikasi dalam aktivitas dakwah Majelis Rasulullah Di Pancoran Jakarta Selatan. Sehingga terbentuk rumusan masakah sebagai berikut:


(17)

a. Bagaimana perumusan strategi Majelis Rasulullah? b. Bagaimana implementasi strategi Majelis Rasulullah? c. Bagaimana evaluasi strategi Majelis Rasulullah?

d. Faktor pendukung dan penghambat dakwah Majelis Rasulullah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian dari penelitian ini untuk mengetahui strategi komunikasi dalam aktivitas dakwah Majelis Rasulullah di Pancoran Jakarta Selatan, yaitu:

a. Untuk mengetahui bagaimana perumusan strategi Majelis Rasulullah b. Untuk mengetahui bagaimana implementasi strategi Majelis Rasulullah c. Untuk mengetahui bagaimana evaluasi strategi Majelis Rasulullah d. Untuk mengetahui apasaja fartor pendukung dan penghambat dakwah

Majelis Rasulullah. 2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang penulis lakukan ini dapat dilihat dari dua aspek, yakni:

a. Segi Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi khazanah ilmu pengetahuan kepada mahasiswa/I terutama jurusan Kominikasi Penyiaran Islam agar dapat mengetahui Strategi Komunikasi Dalam Aktifitas Dakwah Majelis Rasulullah di Pancoran Jakarta Selatan.


(18)

b. Segi Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, masukan dan pedoman kepada lembaga majelis ta’lim yang ada, khususnya Majelis Rasulullah yakni mengenai strategi komunikasi dalam aktifitas dakwah Majelis Rasulullah dalam masyarakat.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, yaitu dengan cara memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan.5

Menurut M. Najir dalam buku metodologi penelitian menyatakan, bahwa metode penelitian deskriptif merupakan proses pencarian fakta, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti.6

Untuk melengkapi data yang ada, penulis menggunakan cara sebagai berikut:

a. Data Primer (Primary data), merupakan data utama yang diperoleh langsung dari responden berupa catatan tertulis dari hasil wawancara, serta dokumentasi.

b. Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan untuk mencari konsep dari teori-teori yang berhubungan

5

Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, Juli 2007), Cet. Ke-24, h. 26.

6


(19)

dengan masalah dalam penulisan skripsi ini, seperti buku-buku, diktat dan literatur terikat.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini tekhnik pengambilan sampling yang digunakan yaitu purposive sampling adalah sampel yang dipilih dengan cermat sehingga relevan dengan desain penelitian. Sampling purposive dilakukan dengan mengambil orang-orang yang benar terpilih oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel itu. Misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi yang diteliti.

a. Subjek Penelitian

Adapun subjek penelitian ini adalah strategi komunikasi dalam aktifitas dakwah Majelis Rasulullah di Pancoran Jakarta Selatan. b. Objek Penelitian

Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah aktifitas dakwah Majelis Rasulullah di Pancoran Jakarta Selatan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data, penulis mengambil langkah-langkah sebagai berikut:

a. Observasi

Dalam observasi ini penulis melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian dengan maksud memperoleh data yang konkrit tentang hal-hal yang menjadi objek penelitian.


(20)

b. Wawancara

Penulis mengadakan komunikasi langsung dan mengajukan beberapa pertanyaan ke beberapa pihak yang yang bersangkutan baik secara lisan maupun tulisan dan mendengarkan langsung keterangan-keterangan atau informasi dari pengurus Majelis Rasulullah.7

c. Dokumentasi

Dalam hal ini penulis mengumpulkan data seputar Profil Majelis Rasulullah, foto-foto yang berhubungan dengan Majelis Rasulullah. 4. Teknik Pengelolaan Data dan Analisis Data

Setelah data diperoleh, maka penulis selanjutnya mengelola data dengan cara editing, yaitu kegiatan mempelajari berkas-berkas data yang telah terkumpul, sehingga keseluruhan berkas itu dapat diketahui dan dapat dinyatakan baik.

5. Tempat Penelitian dan Waktu

Penelitian ini di laksanakan di Majelis Rasulullah yang berlokasi di Jalan Cikoko Barat V, Rt.03/05, Nomor. 66, Kelurahan Cikoko, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan (12770). Telpon: 021-7986709. Dimulai dari bulan Mei 2014 sampai dengan Maret 2015.

6. Analisis data

Dalam hal ini penulis menggunakan analisis deskriptif yaitu penulis berusaha menggambarkan objek penelitian (Strategi Dakwah majelis Rasulullah) dengan apa adanya yaitu sesuai dengan kenyataan.

7

Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Kominikasi dilengkapi Contoh Analisis Statistik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. 11, h. 24


(21)

Adapun pedoman yang digunakan dalam teknik penulisan skripsi ini adalah buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan

Disertasi)” yang diterbitkan oleh Center For Quality Development and Assurance (CeQDA) Universitas Islam Negri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta 2007.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam melakukan penelitian ini penulis mengadakan tinjauan pustaka terhadap beberapa skripsi yang memiliki kemiripan judul untuk menghindari bentuk plagiat, diantaranya:

1. Strategi Dakwah Generasi Muda Masjid Al-Hikmah (GEMA) Dalam Meningkatkan Nilai-nilai Keislaman Para Pemuda Di Kampung Arema

Cimanggis Depok, Oleh: Indra Dita Puspito 107051002572 Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2011. Dalam skripsi ini penulis menjelaskan tentang strategi dakwah yang dilakukan oleh Generasi Muda Masjid al-Hikmah, dan mencaritahu faktor pendukung dan peghambat strategi dakwah yang disampaikan oleh Generasi Muda Masjid al-Hikmah.

2. Strategi Dakwah Habib Mundzir Al-Musawwa Dalam Membentuk Akhlakul Karimah Remaja Di Majelis Rasulullah, Oleh: Halomoan 108051000185 Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013. Dalam skripsi ini penulis menjelaskan strategi Habib Mundzir


(22)

Al-Musawwa dalam membentuk akhlakul karimah para remaja yang mengikuti Majelis Rasulullah.

3. Strategi Dakwah Majlis Ta’lim Wali Songo Di Kebayoran Baru Dalam

Merealisasikan Ukhuwah Islamiyah, Oleh: Abdul Rahman 108053000052 Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2012. Dalam skripsi ini penulis penjelaskan tentang bagaimana asas strategi

dakwah yang dilakukan Majelis Ta’lim Wali Songo dan bagaimana

strategi dakwah Majelis Ta’lim Wali Songo dalam merealisasikan

Ukhuwah Islamiah.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka penulis membagi atas lima secara rinci, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Tinjauan teoritis terdiri dari beberapa hal diantaranya Pengertian Strategi, Tahapan-Tahapan Strategi, Pengertian Komuniksi, Unsur-Unsur komunikasi, Macam-Macam Komunikasi, Pengertian Strategi Komunikasi, dan Pengertian Aktivitas Dakwah.


(23)

BAB III PROFIL UMUM MAJLIS RASULULLAH

Profil Umum Majlis Rasulullah yaitu tentang Sejarah Berdirinya, Visi dan Misi, Struktur Kepengurusan Majelis Rasulullah, dan Program Kegiatan Majelis Rasulullah.

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS

Bab ini berisi tentang Strategi Komunikasi Dalam Aktivitas dakwah Majelis Rasulullah di Pancoran Jakarta Selatan Perumusan Strategi Majelis Rasulullah, Implementasi Majelis Rasulullah, Evaluasi Strategi Majelis Rasulullah dan Faktor Pendukung dan Penghambat Dakwah Majelis Rasulullah

BAB V PENUTUP

Berisi tentang Kesimpulan dan Saran dari seluruh pembahasan sebelumnya dan sekaligus menjawab permasalahan pokok yang dikemukakan sebelumnya.


(24)

13

A. Strategi

1. Pengertian Strategi

Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani strategia yang diartikan sebagai "the art of the general" atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Karl von Clausewitz (1780-1831) berpendapat bahwa pengertian strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk memenangkan peperangan. Dalam abad modern ini, penggunaan istilah strategi tidak lagi terbatas pada konsep atau seni seorang panglima dalam peperangan, tetapi sudah digunakan secara luas hampir dalam semua bidang ilmu. Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapat kemenangan atau pencapaian tujuan.1

Seiring dengan perkembangan disiplin ilmu, pengertian strategi menjadi bermacam-macam sebagaimana dikemukakan oleh para ahli dalam buku karya mereka masing-masing. Menurut Stephanie K. Marrus, pengertian strategi adalah suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Selain definisi-definisi strategi yang sifatnya umum tersebut, ada juga pengertian strategi yang lebih khusus, seperti yang

1

http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-strategi-menurut-para-ahli.html


(25)

diungkapkan oleh dua pakar strategi, Hamel dan Prahalad (1995), yang mengangkat kompetensi inti sebagai hal yang penting. Mereka berdua mendefinisikan strategi yang terjemahannya sebahai berikut ini:

“Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir dimulai dari apa yang terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan komptensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.”2

2. Tahapan-Tahapan Strategi

Fred R. David mengatakan bahwa dalam proses strategi ada tahapan-tahapan yang harus ditempuh, yaitu:

a. Perumusan Strategi

Hal-hal yang termasuk kedapal perumusan strategi adalah pengembangan tujuan, mengenai peluang dan ancaman eksternal, penetapan kekuatan dan kelemahan secara internal, melahirkan strategi alternatif, serta memilih strategi untuk dilakukan. Pada tahap ini adalah proses merancang, dan menyeleksi beberapa strategi yang akhirnya menuntun pada pencapaian misi, visi dan tujuan organisasi.

b. Implementasi Strategi

Implementasi strategi disebut juga sebagai tindakan dalam strategi, karena implementasi berarti mobilisasi untuk mengubah strategi yang dirumuskan menjadi suatu tindakan. Kegiatan yang

2

Husein Umar, Strategic Management in Action. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001), hal. 31


(26)

termasuk dalam implementasi strategi adalah pengembangan budaya dalam mendukung strategi, menciptakan struktur yang efektif, mengubah arah, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan system informasi yang masuk. Agar tercapai kesuksesan dalam implementasi strategi, maka dibutuhkan adanya disiplin, motivasi kerja.

c. Evaluasi Strategi

Evaluasi strategi adalah tahap akhir manajemen strategi, yaitu proses dimana manajer membandingkan hasil-hasil yang diperoleh dengan tingkat pencapaian tujuan. Tahap akhir dalam strategi adalah mengevaluasi strategi yang telah dirumuskan sebelumnya.3

B. Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Secara historis, kata komunikasi berasal dari kata baghasa latin yaitu perkataan communicare mempunyai arti “berpartisipasi atau

memberitahukan”.4

Pendapat lain mengatakan istilah komunikasi berasal dari Bahasa latin, communication yang berasal dari kata communis artinya:

“sama” dalam arti sama makna mengenai suatu hal.5

Komunikasi menurut Bahasa (etimologi) dalam “Ensiklopedi

Umum” diartikan dengan “perhubungan” sedangkan yang terdapat dalam

3

Fred David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhallinda, 2002), hal. 5

4

Astrid S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Bina Cipta, 1974), h. 1

5

Onong Uchjana Efendy, Dinamika Komunikasi,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), h. 4


(27)

buku komunikasi berasal dari perkataan latin, yaitu:

a. Communicare, yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. b. Communis, yang berarti milik bersama ataupun berlaku dimana-mana. c. Communis Opinion, yang berarti pendapat umum ataupun pendapat

mayoritas.

d. Communico, yang berarti membuat sama.

e. Demikian juga communication yang berarti sama. Sama disini maksudnya sama makna.

Pengertian komunikasi secara etimologis ini memberi pengertian bahwa komunikasi yang dilakukan hendaknya dengan lambing-lambang atau Bahasa yang mempunyai kesamaan arti antara orang yang diberi pesan dengan orang yang menerima pesan.6

Adapun pengertian komunikasi menurut istilah (terminology)

banyak dikemukakan oleh sarjana yang menekuni ilmu komunikasi antara lain:

Menurut Carl I. Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah

The process by which an individuals (the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify the behavior of other

individuals (communicant)” yang berarti: “proses dimana seseorang

(komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya lambang-lambang atau dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku

6

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2007), h. 19


(28)

orang lain (komunikan)”.7

Menurut Onong Uchjana Efendy, hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan Bahasa sebagai alatnya.8

Menurut Anwar Arifin mengatakan bahwa komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang berarti antara individu-individu.9

Dari beberapa pakar ahli komunikasi tersebut dapat disimpulkan bahwa, komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi dari komunikator kepada komunikan melalui saluran media dengan mengharapkan adanya perubahan prilaku.

2. Unsur-Unsur Komunikasi

a. Komunikator

Pengirim pesan yang dimaksud disini adalah manusia yang mengambil inisiatif dalam berkomunikasi. Pesan disampaikan komunikator untuk mewujudkan motif komunikasi. Sumber peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia, sumber terdiri dari satu orang. Tetapi juga bisa dari satu kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga.

7

Onong U. Efendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung: Alumni, 1981), h. 6

8

Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003), h. 28

9


(29)

Sumber disebut dengan sender.10

b. Pesan

Pesan pada dasarnya bersifat abstrak. Untuk konkret agar dapat dikirim dan diterima oleh komunikan, manusia dengan akal budinya menciptakan sejumlah lambang komunikasi berupa suara, mimic,

gerak-gerik, lisan dan tulisan. “pesan bersifat abstrak, seorang komunikan tidak

akan tahu apa yang ada di dalam benak seorang komunikator, hingga seorang komunikator mewujudkan lambang-lambang komunikasi”.11

Pesan merupakan inti atau perumusan tujuan dan maksud dari komunikator pada komunikan. Pesan merupakan unsur yang sangat

menentukan dalam proses komunikasi. “Agar pesan dapat diterima dengan

baik, maka pesan yang disampaikan oleh komunikator kopada komunikan harus menggunakan Bahasa yang mudah dimengerti”.12

Pesan yang disampaikan dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat atau propaganda. Pesan biasanya disebut juga message, atau content.

c. Channel (saluran): Saluran komunikasi merupakan merupakan tempat

10

Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta Grasindo, 2000), h. 24

11

Dani Vardiansyah, Pengantar Ilmu Komunikas: Pendekatan Taksonomi Konseptual, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), h. 23

12

Modry, Pemahaman Teori dan Praktek Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), Cet ke-1, h. 8


(30)

berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.13

d. Effect (hasil): Effect adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yakni sikap dan tingkah laku orang, seseorang atau tidak dengan yang kita inginkan.14

e. Komunikan: komunikan adalah orang yang menerima pesan.15

f. Umpan Balik (Feed Back): Feed Back adalah tanggapan, jawaban atau respon komunikan kepada komunikator, bahwa komunikasinya dapat diterima dan berjalan.16

g. Source (Sumber): Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan, yang digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku dan sejenisnya.17

3. Macam-Macam Komunikasi

a. Komunikasi Pribadi

Komunikasi pribadi (personal communication) adalah komunikasi seputar diri seseorang, baik dalam fungsinya sebagai komunikator maupun sebagai komunikan. Tatanan komunikasi (setting of communication) ini terdiri dari dua jenis, yakni komunikasi intrapribadi dan komunikasi antarpribadi.

13

Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h. 18

14

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo, 1998), h. 24

15

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Press, 2007), h. 46

16

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Press, 2007), h. 46

17


(31)

1) Komunikasi Intrapribadi (Intrapersonal Communication)

Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang. Orang itu berperan baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan. Dia berbicara kepada dirinya sendiri. Dia berdialog dengan dirinya senidri. Dia bertanya kepada dirinya dan dijawab oleh dirinya sendiri.18

Ronald L. Applbaum, et.al dalam bukunya “ Fundamental

Concept In Human Communication” (1973,13) mendefinisikan

komunikasi intrapribadi sebagai:

“Komunikasi yang berlangsung di dalam diri kita: ia

meliputi kegiatan berbicara kepada diri kita sendiri dan kegiatan-kegiatan mengamati dan memberikan makna (intelektual dan emosional) kepada lingkungan kita”.

Mampu berdialog dengan diri sendiri berarti mampu mengenal diri sendiri. Penting bagi kita untuk bisa mengenal diri sendiri sehingga kita dapat berfungsi secara bebas di masyarakat.

G. Wiseman dan L. Barker dalam karyanya “ Speech-Interpersonal Communication” menjelaskan proses kegiatan yang

terjadi dalam diri seorang komunikator, yang katanya digerakkan oleh perangsang internal dan perangsang eksternal. Perangsang internal menunjukan situasi psikologis atau fisiologis misalnya lapar atau gelisah. Perangsang eksternal datang dari lingkungan sekitar komunikator, baik secara terbuka dan sengaja (misalnya,

18

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003), Cet. 3, h. 57.


(32)

melihat lampu lalu lintas), atau secara tertutup dan tidak disadari (misalnya, latar belakang musik dalam tayangan film).

2) Komunikasi Antarpribadi (interpersonal Communication)

Komunikasi antarpribadi didefinisikan oleh Joseph A.

Devito dalam bukunya “ The Interpersonal Communication Book”.

Sebagai:19

“Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua

orang, atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan

beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika”.

Berdasarkan definisi Devito itu, komunikasi antarpribadi dapat berlangsung antar dua orang yang memang sedang berdua-duaan seperti suami istri yang sedang bercakap-cakap, atau antara dua orang dalam suatu pertemuan. Misalnya, antara penyaji makalah dengan salah seorang peserta suatu seminar.

b. Komunikasi Kelompok

Suatu kumpulan individu yang dapat mempengaruhi satu sama lain, memperoleh beberapa kepuasan satu sama lain, berinteraksi untuk beberapa tujuan, mengambil peranan, terikat satu sama lain dan berkomunikasi tatap muka.20

Komunikasi dalam kelompok yakni kegiatan komunikasi yang berlangsung di anatara suatu kelompok. Pada tingkatan ini, setiap individu yang terlibat masing-masing berkomunikasi sesuai dengan peran dan

19

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003), Cet. 3, h. 60.

20

Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), Cet.1 h. 65.


(33)

kedudukannya dalam kelompok. Pesan atau informasi yang disampaikan juga menyangkut kepentingan seluruh anggota kelompok, bukan bersifat pribadi.

Komunikasi kelompok juga bisa diartikan sebagai sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka menjadi salah satu bagian dari kelompok tersebut.

Michael Burgoon mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagai informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.21

Kedua definisi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka dan memiliki susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok.

c. Komunikasi Massa

Komunikasi massa (mass communication) disini ialah komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum, dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop.

Hal tersebut perlu dijelaskan oleh karena ada sementara pakara di antaranya Everett M. Rogers, yang menyatakan bahwa selain media massa

21

Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), Cet.1 h. 66.


(34)

modern terdapat media massa tradisional yang meliputi teater rakyat, juru dongeng keliling, juru pantun dan lain-lain.

Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media.

Komunikasi media massa biasanya menghendaki organisasi resmi dan rumit untuk melakukan kegiatan operasinya. Produksi surat kabar atau siaran televisi meliputi sumber pembiayaan dan karenanya juga pengawasan keuangan ini memerlukan pekerjaan yang benar-benar mempunyai keahlian, memerlukan menejemen yang baik juga pengawasan yang normatif, serta erat hubungannya dengan orang luar yang mempunyai wewenang dan memiliki hubungan yang baik dengan masyarakat, dengan demikian maka harus ada orang yang bergerak dalam struktur yang menjamin kontinuitas dan kerja sama.22

C. Strategi Komunikasi

1. Pengertian Strategi Komunikasi

Strategi merupakan sebuah cara atau proses yang digunakan organisasi untuk mencapai misisnya. Strategi komunikasi antara berbagai tingkat dalam perusahaan atau organisasi harus konsisten.23

Fokus perhatian ahli komunikasi ini memang penting untuk ditujukan kepada strategi komunikasi ini, karena berhasil tidaknya

22

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003), Cet. 3, h. 79-80.

23


(35)

kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi. Di lain pihak tanpa strategi komunikasi, media massa yang semakin modern yang kini banyak dipergunakan di negara-negara yang sedang berkembang karena mudahnya diperoleh dan relatif mudahnya dioperasionalkan, bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh negatif.

Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.

Demikianlah pula strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen (communication management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi.24

Dalam strategi komunikasi, peran komunikasi sangatlah penting dan harus bersifat dinamis sehingga komunikator sebagai pelaksana dapat segera mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor yang mempengaruhi. Suatu pengaruh yang menghambat komunikasi dapat

24


(36)

datang sewaktu-waktu, terlebih jika komunikasi langsung melalui media massa. Faktor-faktor yang berpengaruh bisa terdapat pada komponen media atau komponen komunikasi, sehingga efek yang diharapkan tak kunjung tercapai.

2. Fungsi Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi sangat diperlukan dalam proses komunikasi, karena berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi. Tanpa strategi komunikasi, media masa yang semakin modern kini banyak dipergunakan di negara-negara yang sedang berkembang karena mudahnya diperoleh dan relatif mudah dioperasionalkan, bukan tidak mungkin akan tidak efektif penggunaannya.

Strategi komunikasi baik secara makro maupun mikro mempunyai fungsi ganda:

a. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil maksimal.

b. Menjembatani akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan diopresianalkannya media massa begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.25

25

Onong Uchana Effendi, Ilmu teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003) Cet ke-3, h.300


(37)

D. Aktivitas Dakwah

1. Pengertian Aktivitas Dakwah

Aktivitas adalah “Kegiatan atau Kesibukan”.26 Aktifitas yang dimaksud disini adalah sejumlah kegiatan yang terdiri atas usaha-usaha yang ada kaitannya dengan keagamaan. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia aktivitas diartikan sebagai segala bentuk keaktifan dan kegiatan.27

Dalam kegiatan sehari-hari banyak sekali aktivitas, kegiatan, atau kesibukan yang dilakukan manusia. Namun, berarti atau tidaknya kegiatan tersebut bergantung pada individu tersebut. Karena menurut Samuel Soeitoe, sebenarnya aktivitas bukan hanya sekedar kegiatan. Beliau mengatakan bahwa aktivitas dipandang sebagai usaha untuk mencapai atau memenuhi kebutuhan.28

Salah satu kebutuhan manusia adalah menuntut ilmu untuk menjadi pintar. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka manusia harus belajar dengan cara bersekolah atau mengikuti majelis atau tempat-tempat ilmu, membaca buku, berdiskusi, dan kegiatan-kegiatan lain. Ternyata untuk memenuhi satu kebutuhan saja manusia harus melakukan berbagai aktivitas.

Seseorang yang ingin mendalami ilmu agama dan hubungan interaksi masyarakat yang Islami misalnya, tentu ia harus melakukan

26

W.J.S Poerdarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), h. 26

27

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), Cet ke-9, h. 20

28


(38)

aktivitas-aktivitas yang dapat membantu tercapainya keinginan tersebut. Seperti membaca buku tentang norma-norma agama Islam seperti hubungan sesame manusia dan sebagainya.

Dengan penjelasan diatas dapat kita mengerti bahwa aktivitas dakwah adalah segala sesuatu yang berbentuk kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dengan sadar dan sengaja yang mengarah kepada perbaikan terhadap sesuatu (perbaikan eseorang) yang belum baik agar menjadi lebih baik dan mulai disisi Allah SWT.

Difinisi diatas menimbulkan beberapa prinsip yang menjadikan substansi aktivitas dakwah sebagai berikut:

a. Dakwah merupakan proses penyegaran suatu aktivitas yang dilakukan dengan sadar dan sengaja

b. Usaha yang diselenggarakan itu berupa, mengajak seseorang untuk

Beraml Ma’ruf Nahi Munkar untuk memeluk agama Islam.

c. Proses penyelenggaraan tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yaitu untuk mendapat kebahagiaan dan kesejahteran hidup di dunia dan akhirat yang diridhoi Allah SWT.


(39)

28 A. Sejarah Berdirinya Majelis Rasulullah

Nama "Majelis Rasulullah." Dalam aktifitas dakwah ini berawal ketika Hb Munzir Al- musawwa lulus dari Study-nya di Darulmustafa pimpinan Al Allamah Al Habib Umar bin Hafidh Tarim Hadramaut, Yaman. Beliau kembali ke Jakarta dan memulai berdakwah pada tahun 1998 dengan mengajak orang bertobat dan mencintai Nabi SAW yang dengan itu ummat ini akan pula mencintai sunnahnya, dan menjadikan Rasul SAW sebagai idola

Habib Munzir mulai berdakwah siang dan malam dari rumah kerumah di Jakarta, ia tidur dimana saja dirumah-rumah masyarakat, bahkan pernah ia tertidur di teras rumah orang karena penghuni rumah sudah tidur dan ia tak mau membangunkan mereka di larut malam. Setelah berjalan kurang lebih enam bulan, Hb Munzir memulai membuka Majelis setiap malam selasa (mengikuti jejak gurunya Al Habib Umar bin Hafidz yang membuka Majelis minggu-an setiap malam selasa), dania pun memimpin Ma'had Assa'adah, yang di wakafkan oleh Al Habib Umar bin Hud Alattas di Cipayung, setelah setahun, munzir tidak lagi meneruskan memimpin ma'had tersebut dan melanjutkan dakwahnya dengan menggalang majelis- majelis di seputar Jakarta.1

Habib Munzir membuka majelis malam selasa dari rumah kerumah,

1

http://www.majelisrasulullah.org/inde x.php?option=com_content&task=view&id=2&Ite


(40)

mengajarkan Fiqh dasar, namun tampak ummat kurang bersemangat menerima bimbingannya, dan Habib Munzir terus mencari sebab agar masyarakat ini asyik kepada kedamaian, meninggalkan kemungkaran da n mencintai sunnah sang Nabi SAW, maka Habib Munzir merubah penyampaiannya, ia tidak lagi membahas permasalahan Fiqih dan kerumitannya, melainkan mewarnai bimbingannya dengan nasehat-nasehat mulia dari Hadits-hadits Rasul Saw dan ayat Alqur'an dengan Amr Ma'ruf Nahi Munkar, dan lalu beliau memperlengkap penyampaiannya dengan bahasa Sastra yang dipadu dengan kelembutan ilahi dan tafakkur penciptaan alam semesta, yang kesemuanya di arahkan agar masyarakat menjadikan Rasul Saw sebagai idola, maka pengunjung semakin padat hingga ia memindahkan Majelis dari Musholla ke musholla, lalu Musholla pun tak mampu menampung hadirin yang semakin padat, maka Hb Munzi rmemindahkan Majelisnya dari Masjid ke Masjid secara bergantian.

Mulailah timbul permintaan agar Majelis ini diberinama, Hb Munzir dengan polos menjawab, "Majelis Rasulullah?", karena memang tak ada yang dibicarakan selain ajaran Rasul saw dan membimbing mereka untuk mencintai Allah dan RasulNya, dan pada dasarnya semua Majelis taklim adalah Majelis Rasulullah Saw.

Image Majelis kian memadat, maka Habib Munzir mengambil empat masjid besar yang bergantian setiap malam selasa, yaitu masjid Raya Almunawar Pancoran Jakarta Selatan, Masjid Raya At Taqwa Pasar minggu Jakarta Selatan, Masjid Raya At Taubah Rawa Jati Jakarta Selatan, dan


(41)

Ma`had Daarul Ishlah Pimp. KH. Amir Hamzah di Jalan Raya Buncit Kalibata Pulo, Namun karena hadirin semakin bertambah, maka Habib Munzir akhirnya memusatkan Majelis Malam selasa ini di Masjid Raya Al-Munawar Pancoran Jakarta Selatan, kini acara ini dihadiri berkisar antara 10.000 hadirin setiap minggunya, Habib Munzir juga meluaskan wilayah da'wah di beberapa wilayah Jakarta dan Sekitarnya, lalu mencapai hampir seluruh wilayah Pulau Jawa, Majelis Rasulullah tersebar di sepanjang Pantai Utara Pulau jawa dan Pantai Selatan, dan terus makin meluas ke Bali, Mataram, Irian Barat, bahkanSingapura, Johor dan Kualalumpur, demikian pula di stasion stasion TV Swasta, bahkan VCD, Majalah bulanan dll, dan kini Anugerah ilahi telah merestui Majelis Rasulullah untuk meluas keJaringan internet dengan nama asalnya "Website Majelis Rasulullah".2

B. Landasan Pemikiran

Sebagai umat Islam, Majelis Rasulullah diperintahkan untuk berdakwah menyebarkan agama Islam dan menyampaikan kebenaran untuk mewujudkan kesungguhan/keyakinan akan satu-satunya agama yang benar dan diridhoi Allah SWT.

Ketika Majelis Rasulullah menghadapkan wajah untuk melihat realita perkembangan Islam di Indonesia dewasa ini telah menunjukkan peningkatan kemajuan yang cukup menggembirakan. Banyak dari umat Islam ini memberikan andil dalam kehidupan sosial, politik, ekonomi dan budaya atau mengambil peran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun,

2

http://www.majelisrasulullah.org/inde x.php?option=com_content&task=view&id=2&Ite


(42)

sepanjang sejarah umat Islam, setiap perkembangan yang dicapai selalu saja dicurigai secara negatif akan membawa dampak bagi umat lain, meskipun tanpa bukti yang kuat maupun bagi umat Islam itu sendiri yang kurang memahami konsep kehidupan beragama menurut ajaran Islam yang benar. Hal ini ditandai oleh sikap sementara umat Islam yang cenderung ingin memaksakan kehendak dengan dalih memperjuangkan Islam dan jihad. Sikap seperti inilah yang mengakibatkan munculnya opini/tanggapan yang salah di luar Islam, sehingga mencemarkan Islam itu sendiri.3

Adalah benar bahwa Islam merupakan agama yang harus disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia, namun dalam upaya tersebut Islam memiliki konsep yang arif dan bijaksana serta harus dimengerti dan dipatuhi.

Hikmah dan pelajaran yang baik tersebut tidaklah dapat terwujud tanpa mengagungkan syiar-syiar Allah SWT, dan syiar-syiar tersebut ada dalam setiap perintah-perintah Allah SWT.



















Demikianlah (perintah-perintah Allah SWT) dan barangsiapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah SWT, maka sesungguhnya hal itu merupakan ketakwaan dalam hati” (QS.Al-Hajj:32).

Dan dakwah adalah salah satu dari perintah-perintah Allah SWT, sementara dakwah tersebut haruslah memiliki wadah untuk menyebarluaskan hikmah dan pelajaran yang baik dari ajaran-ajaran dalam agama Islam

3

H. Muhammad Syukron Makmun Sekretaris Umum DPP, dik irim via email,, Jakarta 3


(43)

sehingga dari latar belakang atau landasan tersebut maka Al- Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa mendirikan “MAJELIS RASULULLAH SAW“4

C. Visi, Misi dan Struktur Kepengurusan Majelis Rasulullah

Majelis Rasulullah memiliki visi dan misi dalam menjalankan peran untuk turut serta dalam dakwah Habib Munzir Al-Musawwa.

Visi dari Majelis Rasulullah adalah mengajak remaja khususnya dan masyarakat muslim pada umumnya untuk mengenal secara menyeluruh sosok kemuliaan dan keagungan Nabi Muhammad Saw, dengan mengenalnya akan bangkit kecintaan kepada Nabi Muhammad Saw.

Misi Majelis Rasulullah yaitu berdakwah yang selalu diperluas secara bervariatif yang kesemuanya itu memberikan keluasan, kemudahan kepada masyarakat muslim umumnya dan remaja khususnya sehingga mereka dapat menerima penyampaian dakwah yang dilakukan Habib Munzir Al- Musawwa serta Majelis Rasulullah.

STRUKTUR YAYASAN MAJELIS RASULULLAH SAW5 Dewan Syuro : Al-Habib Muhsin Al-Hamid

Al-Habib Nabil Al-Musawa Al-Habib Ahmad Bahar

Dewan Pengawas : Al-Habib Ramzi Almusawa Bpk.H.Muhammad Jhoni

4

H. Muhammad Syukron Makmun Sekretaris Umum DPP, dik irim via email,, Jakarta 3

Maret 2015, Jam 20.00 WIB.

5

H. Muhammad Syukron Makmun Sekretaris Umum DPP, dik irim via email,, Jakarta 3


(44)

Dewan Guru : Al-Habib Ja’far bin Muh baqir AlAthos Al-Habib Alwi bin Yahya

Syech Ridwan AlAmree

Bendahara Umum : Bpk.Saiful Zahri

Sekertaris Umum : Bpk.H.M.Syukron Makmun

Ka.Koord.Divisi Dakwah : Ust.Muhammad Qolby

Ka.Koord.Divisi Usaha : Ust.Muhammad Ainiy

Staff Divisi Dakwah : Hb.Muhammad alkaf Hb.Zaki shahab Ust.wahyu

Ka.Divisi Tijariyah (perdagangan): Sdr.Alan

Sdr.Fauzan Ramdhoni

Ka.Divisi Tehnologi Media Dakwah : Sdr.Muhammad Mahfud Sdr.Fauzan Hakim Sdr.Muhammas Daud


(45)

Staff DTMD Bid.Audit Informasi : Sdr.Ahmad Fauzi

Staff DTMD Bid.Sistem Programer : Sdr.Muhammad Ashagi Wira

Staf Tehnisi Operasional :1. Sdr.Abdul Khoir As’ad 2. Sdr.Muhammad Adhi 3. Sdr.Muhammad Ari 4. Sdr.Muhammad Hikmah 5. Sdr.Muhammad Nasrul 6. Sdr.Komaruzzaman 7. Sdr.Thohir

Staf Non Tehnis : 1. Sdr.Muhammad Ozi 2. Sdr.Muhammad Fani 3. Sdr.Abd Rojak

D. Program Kegiatan Majelis Rasulullah

Berikut ini adalah program-program dakwah Majelis rasulullah yang telah dilakukan selama ini:

1. Bimbingan Rohani di Instansi dan Perkantoran Pada Jam Makan Siang Telah diadakan di banyak instansi dan perkantoran, diantaranya Khotbah Jumat dan siraman rohani di Departemen Keuangan, Gedung GKBI Jakarta, Bank Danamon, BI (Bank Indonesia) dll.


(46)

2. Bimbingan Rohani di Stasion Tv

Telah berhasil dengan izin Allah Swt, beberapa stasiun Tv swasta yang menjalin hubungan erat dengan Majelis Rasulullah, diantaranya Metro Tv yang telah meliput acara majelis mingguan di Masjid Raya Almunawar Pancoran jakarta Selatan, dan ditayangkan pada acara Oasis pada 24 April 2005, demikian pula ANTV yang telah menjadi mitra akrab Tim Majelis Rasulullah saw, berkali-kali Hb Munzir dan Tim Hadroh Majelis Rasulullah saw mengisi acara Mutiara Subuh ANTV dengan durasi 27 menit, dan hal ini telah berlangsung sejak tahun 2000 lalu, bahkan ANTV telah berkali-kali berkunjung dan meliput Majelis Rasulullah saw di Masjid Almunawar Pancoran, dan juga saat kedatangan Guru Agung Al Habib Umar bin Hafidh di Masjid Raya Almunawar Pancoran Jakarta Selatan, dan hingga kini Tim Majelis Rasulullah saw masih sering terlihat hilir mudik mengunjungi studio ANTV di Menara Mulia Kuningan.

Hal serupa dengan Stasiun TV Indosiar, sejak 2001 Majelis Rasulullah telah menjalin hubungan erat dengan Produser acara keagamaan Bapak Dwi Bagus yang hingga kini berkecimpung di bagian kordinasi acara keagamaan, dan untuk kedatangan guru Agung Al Habib Umar Bin Hafidh pada setiap tahunnya, telah 3 tahun berselang Stasiun Tv Indosiar selalu mengadakan rekaman beberapa episode.

Untuk tahun kedatangan beliau 2003 diadakan rekaman di Kediaman Hb Umar Maula Khela di Kemang, dan pada 2004 diadakan rekaman di


(47)

kediaman Hb Muhsin bin Idrus Al Hamid di Cidodol, dan pada kedatangan tahun 2005 yang baru lalu ini rekaman diadakan dikediaman Hb Riyadh Alhiyeyd di Kemang. Pada periode 2005 ini hingga Agustus 2005, Indosiar TV telah menayangkan lebih dari 20 tayangan rekaman Hb Munzir Almusawa dalam acara Embun Pagi.

Dan stasiun-stasiun TV lain pun tak ketinggalan, Lativi mengadakan kerjasama dengan Tim Majelis Rasulullah saw pada Bulan Ramadhan lalu, dan TPI pun mengadakan rekaman ceramah agama oleh Hb Munzir sebanyak 4 episode pada Mei 2005. Selain itu telah pula diadakan hubungan dengan pihak SCTV dan RCTI, dan semoga dalam waktu dekat stasiun-stasiun TV akan semakin mengandrungi tayangan-tayangan agama yang berakhlak, merupakan hal yang disesalkan bahwa stasiun-stasiun TV cenderung pada para Narasumber yang tidak didasari Ilmu Pengetahuan yang mendalam dalam Syariah Islamiyah, atau bahkan menampilkan Narasumber yang sekaligus melawak, dan jadilah pembahasan hadits dan Al Qur'an yang Agung dijadikan bahan celoteh dan canda, semoga Allah memperbaiki keadaan Ummat ini sedikit demi sedikit dengan meluaskan pemahaman para pengarah acara di stasiun-stasiun TV Indonesia agar mencintai para da'I yang menyampaikan keluhuran ajaran Rasul saw, amiin.

3. Streaming Majelis Rasulullah

Untuk memudahkan jamaah yang berhalangan hadir majelis maupun yang berada di luar kota, Majelis Rasulullah menyediakan fasilitas


(48)

“Streaming Majelis Rasulullah” agar jamaah tetap bisa mendengarkan

acara Majelis Rasulullah dimana saja.

Adapun jadwal Streaming Majelis Rasulullah adalah:

a. Majelis akbar mingguan, setiap haris senin, pukul. 20.00 – 22.30 WIB. b. Tabligh Akbar malam minggu, setiap hari sabtu, pukul. 20.00 – 22.30

WIB.

c. Setiap event Akbar Majelis Rasulullah.

Koneksi internet, jama’ah dengan koneksi internet cepat dpat menggunakan fasilitas “VIDEO STREAMING” (suara dan gambar) sedangkan jama’ah dengan koneksi internet lambar dapat menggunakan fasilitas “AUDIO STREAMING” (suara saja).

4. VCD Ceramah dan Nasyidah MP3

Majelis Rasulullah telah menyediakan VCD-VCD ceramah Hb. Munzir Almusawwa di Majelis-Majelis seputar Jakarta, seputar Jawa, dan Majelis-Majelis beliau di luar Negeri, dan Majelis Rasulullah telah mengeluarkan rekaman VCD Perjalanan Dakwah Habib Munzir di Jakarta, Jawa, Bali, Mataram, dan Singapura. Kami juga telah mengeluarkan Audio CD MP3 Nasyidah-Nasyidah Majelis Rasulullah. Majelis Rasulullah juga menyediakan pita kaset ceramah Hb. Munzir Almusawwa dan nasyidah-nasyidah, yang dapat dengan mudah mudah di Kios Nabawiy Majelis Rasulullah.

Salah satu tujuan Majelis Rasulullah menggalakkan media dakwah vcd adalah besarnya keperdulian kita terhadap dahsyatnya polusi peredaran


(49)

vcd-vcd khsusnya di ibukota, kita menyadari hampir 90% vcd yang beredar mengandung unsur pornografi, dan Majelis Rasulullah menyadari bahwa hampir setiap rumah di Jakarta sudah me miliki VCD Player, dan saat Majelis Rasulullah berusaha melarang masyarakat muslimin menonton atau menyewa film- film tersebut, maka seyogyanya tidak hanya melarang tetapi menyediakan vcd-vcd Islami, yang dapat paling tidak mengimbangi 1 banding 99 dari vcd yang beredar di rental-rental.6

6


(50)

39

A. Strategi Komunikasi Dalam Aktifitas Dakwah Majelis Rasulullah

Dakwah dalam pandangan H. Muhammad Syukron Makmun selaku Sekretariat Umum Majelis Rasulullah, yang dinamakan dakwah ialah bagaimana kita bisa menebar kebaikan, baik itu untuk diri kita sendiri terlebih untuk orang lain, untuk orang yang ada disekeliling kita. Dakwah tidak terbatas hanya diatas mimbar.1

Pada permulaan terbentuknya Majelis Rasulullah ini mempunyai maksud dan tujuan yaitu tiada lain Rasulullah SAW bersabda “Ballighu anni walau aayah” serta mengajak seluruh muslimin dan muslimat untuk kembali kejalan atau keadaan yang diridhoi Allah dan diridhoi oleh Rasulullah SAW dengan mengenalkan mereka sosok Nabi Muhammad SAW, karena banyak dari masyarakat umunya yang belum begitu mengenal sosok Rasulullah SAW lalu Habib Munzir mengenalkan kepada ummat tentang Rasulullah SAW sehingga makin banyaknya mereka mengenal Rasulullah SAW.2

Dengan mengenalkan sosok Rasulullah kepada masyarakat Muslim khususnya remaja, diharapkan timbul akan kecintaan kepada baginda Rasulullah SAW, yang dengan kecintaan itu dapat menjadikan dorongan yang kuat untuk setiap pribadi muslim untuk melaksanakan apa yang disyariatkan. Berbeda dengan orang yang langsung belajar syariat tanpa didasari oleh kecintaan terhadap Rasul SAW mereka melakukan ini adalah dengan beban karena tanpa diiringi dengan cinta.

1

H. Muhammad Syukron Makmun Sekretaris Umum DPP, Wawancara Pribadi

Sk retariat Majelis Rasulullah, Jakarta 25 Februari 2015, Jam 15.00 WIB.

2

Habib Muhammad Bin Alwi Al Kaff, Wawancara Pribadi, Cikoko Jakarta Selatan 26


(51)

dikatakan oleh Habibana Munzir bin Fuad Al-Musawwa adalah untuk mengambil peran dakwah yang dilakukan khususnya di Jakarta sebagai ibukota Indonesia dan berharap dari sini dakwahnya meluas sampai keseluruh Indonesia bahkan kenegara-negara tetangga.3

Kewajiban untuk berdakwah sangatlah penting, berdakwah tidak hanya

melibatkan seorang mubaligh atau da’i profesional, akan tetapi berdakwah

harus melibatkan masyarakat seluruhnya, khususnya para remaja atau para pemuda yang akan menjadi seorang penerus bangsa ini, sebagai seorang da’i dan membawa bangsa ini dimasa yang akan datang, sehingga aktifitas sehari-hari harus terdorong pada hal-hal yang positif. Tidak terkecuali dengan Majelis Rasulullah yang ingin mengembangkan dakwahnya untuk masyarakat di sekitarnya. Walaupun telah banyak kegiatan-kegiatan dakwah yang ada di masyarakat serta lembaga dakwah formal maupun non formal, akan tetapi masih banyaknya para remaja yang melakukan penyimpangan moral serta kurang optimalnya pengawasan dari orangtua dan pengawasan diri sendiri seperti banyak ditemukan remaja yang melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat seperti, narkoba, minum-minuman keras (khamer) dan berjudi karena kurangnya pengawasan orangtua dan pengendalian diri terhadap remaja itu sendiri dan di dorong oleh adanya pengaruh negatif dari perkembangan teknologi dan budaya yang dapat merusak sendi-sendi kehidupan mereka yang akan berdampak bagi kelangsungan kehidupan beragama bagi remaja dan masyarakat sekitarnya. Karena itu pemuda adalah

3

H. Muhammad Syukron Makmun Sekretaris Umum DPP, Wawancara Pribadi


(52)

asset bangsa ini dan harus berdasarkan iman, ilmu dan akhlak yang baik. Usaha untuk mewujudkan ajaran Islam secara kaffah dalam aspek kehidupan, tentunya bukan tanggung jawab orangtua saja, tetapi unsur lain yang tidak dapat dikesampingkan dalam masalah ini, yaitu keberadaan para remaja atau para pemuda sebagai penerus agama dan bangsa yang memiliki andil dalam usaha penyampaian dakwah di lingkungannya. Sementara itu kita temui remaja yang melakukan hal yang positif serta memiliki andil dan manfaat terhadap lingkungannya.

Fred R. David mengatakan bahwa dalam proses strategi memerlukan beberapa tahapan-tahapan yang harus ditempuh, yakni:

1. Perumusan Strategi Majelis Rasulullah

Dalam konteks dakwah, strategi juga sangat di butuhkan terutama bagi organisasi dakwah semacam Majelis Rasulullah yang merupakan bagian dari organisasi kemasyarakatan. Adapun tahap pembuatan atau perumusan sebuah strategi adalah tahap yang paling menentukan keberhasilan dalam proses pelaksanaan sebuah strategi. Inti pokok dari tahap ini adalah menghubungkan organisasi dengan lingkungannya dan menciptakan strategi-strategi yang cocok untuk mencapai misi organisasi.

Oleh karena itu strategi komunikasi yang dilakukan Majelis Rasulullah dalam dalam aktifitas dakwahnya adalah sebagai berikut:

a. Memfokuskan Objek Dakwah Pada Kaum Remaja

Pertama yang harus diperhatikan dalam perumusan strategi dakwah

seorang da’i adalah mengenali sasaran dakwah. Hal ini sangat


(53)

pesan yang disampaikan oleh sang da’i dapat diterima dengan baik oleh para mad’unya.

Majelis Rasulullah menjadikan remaja sebagai fokus dakwahnya,

karena memang sebagian besar dari jama’ah yang mengikuti Majelis

Rasulullah ini adalah dari kalangan remaja. Dalam dakwah yang dibawa oleh Habib Munzir Al-Musawwa bertujuan agar para jama’ah dapat lebih mengenal sosok Rasulullah dan mencintai Rasulullah.4

Pada era saat ini banyak remaja yang disibukkan oleh pekerjaannya dan rutinitas yang terkadang membuat mereka lupa akan ilmu keagamaan. Akibatnya banyak dari remaja yang melakukan hal-hal yang kurang positif bahkan dapat menjerumuskannya kepada kemaksiatan. Disinilah peran Majelis Rasulullah yang sangat penting memberikan siraman-siraman kerohanian yang dinilai penting untuk

para jama’ah. Hal ini sebagaimana yang telah diungkapkan oleh salah satu jama’ah remaja Majelis Rasulullah yang penulis wawancarai.

“Kita butuh siraman-siraman rohani, selain kita itu kebetulan saya

bekerja penat dengan pekerjaan, itu sangat butuh siraman rohani seperti ini yang memang majelis rasulullah berbeda dengan majelis yang lain. Hanya sekedar keilmuan kita yang bertambah mungkin dimajelis-majelis sebagainya tapi hati kita belum tersinari oleh nur

(cahaya) yang didapatkan di Majelis Rasulullah ini.”5

Maka tujuan Majelis Rasulullah dengan banyaknya kegiatan-kegiatan yang bermanfaat seperti mengikuti majelis diharapkan para

jama’ah dapat membentengi diri masing-masing dari hal yang dapat

4

Habib Muhammad Bin Alwi Al Kaff, Wawancara Pribadi, Cikoko Jakarta Selatan 26

November 2014.

5

Sony Arief Moyo, Jama’ah Majelis Rasulullah, Wawancara Pribadi, Jakarta 09 Oktober


(54)

ajaran Islam.

Pada saat ini kebanyakan majelis-majelis yang ada hanya membahas tentang keilmuan saja, lebih kepada kajian, lebih kepada ilmu-ilmu yang bersifat syari’at. Namun pada Majelis Rasulullah ini bersifat kepada akhlak, yaitu akhlak Rasululllah SAW.

Majelis Rasulullah menitik beratkan untuk melahirkan kecintaan kepada Rasulullah, semua ini terbukti dengan banyaknya kalangan remaja yang tertarik. Karena pada hakikatnya jika berbica mengenai cinta tidak terlepas dari kaum remaja, dan disinilah peran Majelis Rasulullah yang mengarahkan mecintaan mereka ke arah cinta yang sesungguhnya, cinta yang sesungguhnya adalah cinta kepada Rasulullah SAW dan cinta kepada Allah SWT. Dangan kedua cinta inilah yang diyakini akan mampu untuk membenahi pribadi setiap muslim yakni terutama dalam hal syariat agama Islam.

b. Mempertahankan Cara Yang Dilakukan Ulama-Ulama Terdahulu Strategi yang dilakukan di Majelis Rasulullah yang sangat dituntut dan menjadi buah dari kesuksesan nama besar Majelis Rasulullah salah satunya adalah dengan mempertahankan cara-cara yang dilakukan oleh ulama-ulama yang terdahulu, bagaimana mereka berdakwah kepada masyarakat, dan inilah yang masih dipertahankan oleh Majelis Rasulullah.6

6

H. Muhammad Syukron Makmun Sekretaris Umum DPP, Wawancara Pribadi


(55)

Rasulullah tidak melakukan hal yang macam-macam yang melenceng

dari syari’at Islam, semua yang dilakukan adalah murni yang dibawa

oleh ulama-ulama terdahulu seperti halnya pembacaan maulid. Walaupun maulid yang dibaca disini adalah maulid baru namun pembawaannya sama seperti pembawaan yang dibawakan oleh ulama-ulama terdahulu. Bedanya pada era saat ini dengan berkembangnya zaman dan teknologi yang pesat maka Majelis Rasulullah sudah mulai memanfaatkan media teknologi agar dapat menyebarkan informasi yang jangkauannya lebih luas.

c. Berdakwah Dengan Kelembutan

Majelis Rasulullah tidak bisa terlepas dari sosok Habib Munzir dalam menyampaikan dakwah. Habib Munzir berdakwah dengan kelembutan yang dia miliki merupakan salah satu faktor penguat masyarakat untuk memahami syariat-syariat agama Islam di Majelis Rasulullah, dan ini adalah salah satu daya tarik tersendiri dari Majelis Rasulullah. Diketahui banyak dari kalangan remaja yang menyampaikan bahwa Habib Munzir bin Fuad Al-Musawwa adalah sosok yang lembut namun juga disini tegas dan memiliki kharisma.

Karena Habib Munzir Al-Musawwa menggunakan strategi Sentimentil (a-manhaj al-athifi) yang mana strategi ini memfokuskan pada aspek hati dan menggerakan perasaan dan batin mitra dakwah.

Sehingga ceramah meninggalkan kesan tersendiri dihati para jama’ah dan membuat para jama’ah konsisten mengikuti Majelis Rasulullah.


(56)

merupakan beberapa metode yang dikembangkan dari strategi ini. Metode ini sangat sesuai digunakan oleh Habib Munzir Al-Musawwa karena dengan metode ini dapat dengan mudah diterima oleh semua golongan (golongan terpingkirkan (marginal) dan dianggap lemah seperti kaum perempuan, anak-anak, orang awam, mualaf, fakir miskin, anak yatim, dan sebagainya). Berikut adalah kutipan wawancara oleh sekterariat Majelis Rasulullah yang penulis wawancarai secara langsung.

“Strategi yang sangat mudah dipahami oleh masyarakat itu dengan

kelembutan. Dakwahnya beliau (Habib Munzir Al-Musawwa) dengan kelembutan, yang dibawa atau didapatkan oleh beliau dari guru beliau, dari guru beliau, dari guru beliau hingga ke Rasulullah

SAW. Seperti biasa umumnya dari pada da’i-da’i yang lain

membawa syariat Islam itu syariat Nabi SAW, tetapi Habib Munzir ini lebih terkhususkan dengan kelembutan, itu yang menyebabkan

Majelis Rasulullah dapat diterima oleh masyarakat”.7

Dengan begitu para jama’ah Majelis Rasulullah mengikuti dengan

senang hati selalu mengikuti majelis Sosok Habib Munzir Al-Musawwa itu sendiri memang penuh dengan kharismatik. Sifat beliau yang meniru gurunya yaitu Habib Umar bin Hafidh yang mana sebagian besar seperti kepribadian Rasulullah SAW mulai dari akhlaknya, dari mulai berjalannya, cara bicara, dari semuanya menggambarkan akhlak kepribadian Rasulullah SAW, dan itu yang

sangat dibutuhkan untuk para jama’ah sekarang ini yang hampir tidak

ada ditempat atau majelis- majelis yang lain.

Dalam dakwahnya Majelis Rasulullah memberikan pemahaman

7

Habib Muhammad Bin Alwi Al Kaff, Wawancara Pribadi, Cikoko Jakarta Selatan 26


(57)

Rasulullah, karena Habibana Munzir berfikir melalui pengenalan terhadap sosok Rasulullah maka setiap muslim mampu melaksanakan

apa-apa yang disyari’atkan didalam ajaran agama Islam. Sehingga

timbul akan kecintaan, yang dengan kecintaan itu maka ini merupakan dorongan yang kuat untuk setiap pribadi muslim untuk melaksanakan apa yang disyariatkan, berbeda dengan orang yang hanya belajar syariat tanpa didasari oleh kecintaan terhadap Rasul SAW mereka melakukan ini adalah dengan beban karena tanpa diiringi dengan cinta. Habibana Munzir beranggapan bahwa yang memudahkan setiap pribadi muslim untuk melaksanakan setiap syariat islam adalah dengan cinta karena jika seseorang sudah mencintai sesuatu dya tentunya ingin berbuat banyak hal untuk apa yang dia cintai.8

d. Memanfaatkan Media Dakwah.

Majelis Rasulullah mempunyai banyak cara untuk menyebar luaskan strategi dakwahnya, seperti engan memanfaatkan media-media sebagai sarana penyebaran dakwah. Diantaranya berikut ini adalah media-media yang digunakan oleh Majelis Rasulullah:

a) Media Cetak

Majelis Rasulullah juga menggunakan media cetak sebagai media dakwahnya yaitu dengan mengeluarkan buku mengenai kenalilah akidahmu yang ditulis oleh Habib Munzir Al-Musawwa.

Dikeluarkannya buku ini bertujuan agar para jama’ah remaja dapat mengetahui akhlak mereka apakah sesuai dengan syari’at Islam yang

8

H. Muhammad Syukron Makmun Sekretaris Umum DPP, Wawancara Pribadi


(58)

b) Audio Visual

Dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat, maka Majelis Rasulullah menggunakan teknologi audio visual sebagai media dakwah dengan mendokumentasikan dakwah Habib Munzir yang berisi ceramah-ceramah pada setiap peringatan hari besar Islam, perjalanan dakwah Habib Munzir serta lagu-lagu shalawat dalam bentuk DVD. Majelis Rasulullah juga menggunakan media on line yang dinamai forum Majelis Rasulullah. Forum tersebut dapat diakses melalui www.majelisrasululla.org.

Website ini bertujuan untuk mempermudah masyarakat yang ingin mengetahui lebih banyak tentang Habib Munzir dan Majelis Rasulullah. Website ini juga digunakan untuk menyebarluaskan berita seputar kegiatan Majelis Rasulullah, serta sebagai media dakwah

dengan cara menjawab pertanyaan dari jama’ah apabila tidak sempat

bertemu langsung.

Serta adanya media streaming yang memudahkan para jama’ah

dari daerah-daerah dapat melihat Majelis Rasulullah walaupun tidak dapat menghadiri majelis secara langsung.

c) Spanduk, Umbul-umbul, Helem, dan Jaket

Dalam dakwahnya Majelis Rasulullah juga memanfaatkan media spanduk, umbul-umbul, helem dan jaket berlambang Majelis

Rasulullah. Dimaksudkan untuk menandai bahwa ini adalah jama’ah


(59)

dakwahnya, karena mengingat pada masa sekarang ini menjadi media tempat informasi yang sangat baik, pemanfaatan media ini juga sesuai

dengan asas kemampuan dan keahlian da’i. Majelis Rasulullah

memanfaatan media untuk mendukung menjalankan dakwahnya. Secara tidak langsung ternyata pemanfaatan media tersebutlah yang menjadi ciri khas dari dakwah Majelis Rasulullah.

2. Implementasi Strategi Majelis Rasulullah

Implementasi strategi merupakan proses pelaksanaan sterategi, yang dalam pelaksanaannya perlu ada konsistensi dari masing-masing anggota yang terlibat di dalamnya. Komitmen serta kerja sama pengurus dan anggota sangat diperlukan untuk mencapai pada tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.

Pada tahap penerapan pengimplementasian strategi yang dilakukan Majelis Rasulullah bertumpu pada program kegiatan dakwah yang sudah disusun dalam bentuk program-program dakwah. Baik itu dalam bentuk kegiatan yang sudah ditetapkan oleh Majelis Rasululah maupun kegiatan dakwah yang sifatnya komunitas kecil.

Agar kegiatan dakwah lebih terkonsep dengan baik maka Majelis Rasulullah menyusun program dakwah dengan beberapa agenda

keagamaan yang bertujuan, sehingga para jama’ah memiliki konsistensi

terhadap apa yang akan mereka ikuti. Sehingga da’i dapat menyampaikan

materi dakwahnya kepada para jama’ah dengan baik dan para jama’ah

juga dapat menerima materi dakwah dengan baik.

Agenda yang disusun oleh Majelis Rasulullah tidak hanya meliputi kegiatan rutin pengajian, namun juga peringatan-peringatan hari besar


(60)

yang dibalut oleh dzikir dan do’a untuk negri yang dihadiri jama’ah dari

berbagai kota yang ada di Indonesia. Acara pada peringatan hari besar Islam juga dihadiri oleh jama’ah dari berbagai daerah bahkan jama’ah dari luar negeri sebagai tamu di Majelis Rasulullah.

Berikut adalah beberapa program dakwah Majelis Rasulullah antara lain:

a. Pengajian Rutin 1) Majelis Mingguan

a) Setiap malam selasa pukul 19.30 sampai dengan 22.00, pada malam ini membahas tentang hadist dari kitab Sahih Al-Bukhari tentang akhlak sebagai fokus utama pada pembinaan

akhlak. Setalah itu mengkaji tentang kitab Risalatul Jami’ah.

Pengajian ini bertempat di masjid Al-Munawwar Pancoran Jakarta Selatan.

Awal mula adanya majelis malam selasa adalah karena Almarhum Habibana Munzir Bin Fuad Al-Musawwa beliau ingin bertabaruk kepada guru besar beliau Habib Ummar yang mana guru beliau itu mengadakan majelis dimalam yang sama, beliau bertabaruk kepada guru beliau membuka majelis pada malam yang sama. Inilah cikal bakal mulanya Majelis Rasulullah.9

b) Setiap malam Jum’at pukul 19.30 sampai dengan 22.00,

bertempat di Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Pada malam ini

9

H. Muhammad Syukron Makmun Sekretaris Umum DPP, Wawancara Pribadi


(1)

majelis, baik itu majelis rutin yang malam selasa maupun malam jum’at maupun majelis undangan dan juga majelis akbar (tahunan), lantas ada yang namanya aktifis, aktifis ini mereka jama’ah yang hanya ada untuk pelaksanaan event akbar (majelis tahunan). Untuk pembekalan eee pembekalan jamaah majelis Rasulullah didalam pemahaman agama sehingga mereka mampu untuk berdakwah menjadi da’i, memang ada dilakukan di sini (markas Majelis Rasulullah ) untuk staff dan kru. Nah dari sini karena apa, disaat majelis staff dan kru inikan tidak konsen mendengarkan ceramah beliau mangkanya beliau mengadakan majelis tersendiri khusus staff dan kru dan alhamdulilah sampai saat ini masih berjalan dan ada dari kita ada yang bahkan sudah berdakwah namun masih terikat dengan kita tapi mereka diundang dikomunitas-komunitas jama’ah majelis Rasulullah bahkan sudah ada yang sampai keluar negeri gitu, itu yang kita lakukan. Nah namun untuk kepengurusan tadi ini sedikit berbeda karenakan sepeninggalan Habibana kepengurusan itu berbeda yang tadinya kepengurusan tertinggi itu adalah Habibana nah sekarang ini ada yang namanya dewan suro, dewan suro ini ada tiga orang yang diketuai oleh Habib Muhsin Al-Hamid dan anggotanya itu Habib Nabil Al-Musawwa kaka dari Habib Munzir Al-Musawwa yang ketiga yaitu Habib Ahmad Bahar

9. Apasaja yang menjadi hambatan dalam Majelis Rasulullah dalam menyebarkan dakwahnya? Kelemahan dari Majelis Rasulullah?

Jawaban: Tentunya dari setiap pergerakan sebuah perjuangan dan juga wadah yang dibuat oleh kita manusia tentunya pasti ada kelemahan dan kekurangan


(2)

yang paling sangat kita rasakan betul yang jadi hambatan ini adalah kalau hambatan ini sebenarnya adalah mengenalkan Majelis Rasulullah kepada masyarakat disini yang umum yang belum mengenal Majelis Rasulullah dan kebanyakan mereka mayoritas adalah orang tua, itu lebih sulit dan ini juga dirasakan oleh aktifis-aktifis kita didaerah, karena disaat ini mereka anak muda sudah dibekali untuk berbuat kebaikan maka banyak dari mereka itu ingin mendirikan majelis ta’lim disaat berhadapan dengan pengurus masjid yang mayoritas orang tua, nah disitu mereka banyak istilahnya ditentang, ditentangnya mereka bukannya mereka dalam menolak, itu karena kurangnya pemahaman dari masyarakat umum dalam hal ini adalah orangtua-orangtua. Jadi disini memang harus pembinaannya untuk mampu menyampaikan penjelasan tentang Majelis Rasulullah secara mendetail dengan akhlak ini sangat-sangat aga sulit, karena jiwanya jiwa muda kalau sudah ditentang adanya emosi iyakan begitu yang terjadi, makanya disini juga menjadi langkah kita juga dari majelis rasulullah untuk istilahnya mengantisipasi biar ini tidak terjadi bagaimana salah satunya adalah kita mengundang banyak ulama-ulama yang dari daerah-daerah terutama yg bukan Habaib seperti ustad atau kyai agar mereka mau datang ke Majelis Rasulullah. Terus yang menjadi kelemahannya adalah dari faktor financial, financial inilah yang kita secara tidak langsung tidak didukunglah oleh penjabat-penjabat pemerintahan baik itu daerah maupun pusat sementara apabila kita ingin meminta istilahnya perhatian mereka karenakan pergerakan majelis ini juga membantu pergerakan mereka eemm pemerintah daerah ataupun pusat, mereka tuh ada


(3)

yang dibidangnya sosial itukan, pembinaan mental masyarakat gitukan sebenarnya keberadaan majelis ini membantu tugas-tugas mereka nah itu mereka mau bantu kecuali kalau kita itu mengikuti mereka, nah itu yang kita tidak bisa. Namun alhamdulilah ya mungkin satu sisi kita dapat hambatan namun satu sisi kita mendapatkan kemudahan walaupun kita tidak mendapatkan donasi dari pemerintah tapi perhatian jama’ah begitu besar, jadi jama’ah kita ini secara sukarela mereka itu menyumbang, menyisihkan dana mereka itu untuk membantu pergerakan Majelis Rasulullah baik itu yang melalalui kantong amal yang disetiap majelis kita selalu menggunakan kantong amal, maupun yang mereka transfer langsung ke rekening Majelis Rasulullah. Dana itu kita peruntukkan adalah untuk pengembangan Majelis Rasulullah itu sendiri, kita beli alat-alat, sekarang kita punya sound system, kita punya proyektor, kita bikin umbul-umbul, kita beli alat hadroh, kita beli kendaraan, itu semua dari jama’ah, dari perhatian jama’ah yang alhamdulilah sampai saat ini alhamdululah berkah semuanya jadi apa yang kita butuhkan dapat tertutupi dari donasi para jama’ah.


(4)

DOKUMENTASI

Wawancara dengan Wawancara dengan

Habib Muhammad bin Alwi al Kaff Sony Arief Moyo


(5)

Wawancara dengan H. Muhammad Syukron


(6)

Masjid Al Munawar Pancoran