Bagi Mahasiswa Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

1.1. Untuk mengetahui peranan pelaksanaan pemeriksaan pajak serta jenis-jenis pemeriksaan pajak. 1.2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi saat melakukan pemeriksaan pajak. 1.3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemeriksaan pajak terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam hal pemenuhan kewajiban perpajakan dan penerimaan pajak.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

2.1. Bagi Mahasiswa

a. Untuk mengaplikasikan teori dan pengetahuan selama perkuliahan, khususnya mengenai perpajakan. b. Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa dalam pelaksanaan pemeriksaan pajak. c. Meningkatkan keterampilan dan kemampuan berkomunikasi, serta mendapatkan pengalaman kerja. d. Memotivasi mahasiswa untuk menghasilkan prestasi yang lebih baik lagi.

2.2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

a. Sebagai sarana akademisi untuk menjalin kajian penelitian antara Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Timur dengan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara FISIP USU. b. Sebagai sarana untuk mensosialisasikan Peranan Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Timur kepada Wajib Pajak. c. Sebagai bahan masukan atau pertimbangan atas Peranan Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak 2.3. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara a. Membangun kerja sama yang baik antara Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur dengan Universitas Sumatera Utara, khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan. b. Mendapat masukan dan saran untuk penyempurnaan kurikulum yang berlaku di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan. c. Untuk memberikan tes secara nyata terhadap lulusan atas ilmu yang diterapkan.

C. Uraian Teoritis

Defenisi pajak yang dikemukakan oleh Dr. Soeparman Soemahamidjaja dalam disertasinya yang berjudul Pajak Berdasarkan Asas Gotong Royong, Universitas Padjadjaran, Bandung, 1964: “Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.” Suandy, 2011. Menurut Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009, pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dan di dalam pasal 1 angka 25 Undang-Undang tersebut dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, danatau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan danatau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan. Pelaksanaan pemeriksaan pajak dilakukan oleh Pemeriksa Pajak yang telah ditunjuk dan dibuktikan dengan suatu tanda pengenal pemeriksa pajak.Tidak semua pemeriksa pajak dapat melakukan pemeriksaan pajak. Mereka yang melakukan pemeriksaan pajak telah dibekali dengan pendidikan berkaitan dengan tata cara perpajakan dan pendidikan terkait dengan materi undang-undang pajak yang berkaitan dengan objek yang akan diperiksa. Pemeriksaan dapat dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pemeriksaan Kantor atau di tempat kedudukan, tempat kegiatan usaha, tempat tinggal Wajib Pajak atau tempat lain yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak Pemeriksaan Lapangan yang ruang lingkup pemeriksaannya dapat meliputi satu jenis pajak, beberapa jenis pajak, atau seluruh jenis pajak, baik untuk tahun lalu maupun tahun berjalan. Pemeriksaan dapat dilakukan terhadap Wajib Pajak, termasuk terhadap instansi pemerintah dan badan lain sebagai pemungut pajak atau pemotong pajak. Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dapat dilakukan dalam hal Wajib Pajak Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17PMK.032013, Pasal 4 ayat 2 : 1. Wajib Pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan SPT yang menyatakan lebih bayar, selain yang mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak. 2. Wajib Pajak yang telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak. 3. Wajib Pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan SPT yang menyatakan rugi. 4. Wajib Pajak melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi, pembubaran, atau akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya. 5. Wajib Pajak melakukan perubahan tahun buku atau metode pembukuan atau karena dilakukannya penilaian kembali aktiva tetap. 6. Wajib Pajak tidak menyampaikan atau menyampaikan Surat Pemberitahuan SPT tetapi melampaui jangka waktu yang telah ditetapkan dalam surat teguran yang terpilih untuk dilakukan pemeriksaan berdasarkan analisis risiko. 7. Wajib Pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan SPT yang terpilih untuk dilakukan pemeriksaan berdasarkan analisis risiko. Selain itu Direktur Jenderal Pajak juga berwenang melakukan pemeriksaan untuk tujuan lain Surat Edaran Direktur Jendral Pajak SE–28PJ2013 tentang Kebijakan Pemeriksaan, dengan kriteria antara lain sebagai berikut: 1. Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP secara jabatan selain yang dilakukan berdasarkan verifikasi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai tata cara verifikasi. 2. Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP selain yang dilakukan berdasarkan verifikasi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai tata cara verifikasi. 3. Pengukuhan atau pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak selain yang dilakukan berdasarkan verifikasi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai tata cara verifikasi. 4. Wajib Pajak mengajukan keberatan. 5. Pengumpulan bahan guna penyusunan norma penghitungan penghasilan neto. 6. Pencocokan data danatau alat keterangan. 7. Penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil. 8. Penentuan satu atau lebih tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai PPN. 9. Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak. 10. Penentuan saat produksi dimulai atau memperpanjang jangka waktu kompensasi kerugian sehubungan dengan pemberian fasilitas perpajakan. 11. Memenuhi permintaan informasi dari Negara mitra Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda P3B.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Pada Praktik Kerja Lapangan Mandiri dilaksanakan pada Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Timur. Kegiatan yang akan diteliti pada Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah: 1. Kegiatan dan peranan-peranan pelaksanaan pemeriksaan pajak 2. Jenis dan ruang lingkup pemeriksaan perpajakan. 3. Kendala yang dihadapi dalam pemeriksaan pajak.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta perolehan informasi yang sesuai, maka metode yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Tahap persiapan. Pada tahap ini penulis melakukan beberapa persiapan, mulai dari penentuan topik yang akan diangkat, pengajuan judul, penentuan judul proposal, penentuan tempat pelaksanaan praktik, pengurusan administrasi dan ijin serta konsultasi dengan pihak dosen. 2. Studi Literatur. Pada tahap ini penulis mencari dan mengumpulkan berbagai sumber bacaan yang berhubungan dengan objek pembahasan untuk mendukung penulisaan laporan tugas akhir. 3. Observasi Lapangan. Pada tahap ini penulis melakukan pengamatan secara langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap data yang ada pada Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Timur. 4. Pengumpulan Data. Pada tahap ini penulis melakukan pengumpulan data mengenai topik yang akan dibahas. Data tersebut dikelompokkan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan nara sumber yang berkompeten, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan dan dokumentasi. 5. Analisis Data dan Evaluasi. Setelah penulis memperoleh data yang dibutuhkan, penulis akan melakukan analisis dan evaluasi sehingga diperoleh data yang saling mendukung dan akurat dalam bentuk tulisan yang bersifat deskriptif dan informative.

F. Metode Pengumpulan Data

Adapun cara pengumpulan sumber-sumber data di atas adalah sebagai berikut: 1. Wawancara Interview. Yaitu dengan mengadakan pembicaraan langsung terhadap pegawai dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Timur. 2. Pengamatan Observation. Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung atas kegiatan yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Timur. 3. Studi Dokumentasi. Yaitu dengan mengumpulkan catatan-catatan, data-data mengenai pemeriksaan pajak yang ada pada Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Timur.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan akhir adalah sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai Latar Belakang yang menjadi pemikiran dalam penyusuna laporan, Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Uraian Teoritis, Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Metode Pengumpulan Data, dan Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri. BAB II : Gambaran Umum Objek Lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri Bab ini terdiri dari Sejarah Singkat berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur, Struktur Organisasi, Bidang Kerja dan Fungsi Organisasi Instansi. BAB III : Uraian Teoritis Dan Gambaran Data Pemeriksaan Pajak Dalam bab ini penulis menguraikan pengertian-pengertian secara teoritis dan teori-teori yang berkaitan dengan pemeriksaan pajak. BAB IV : Analisis dan Evaluasi Data Dalam bab ini akan dibahas mengenai penyebab-penyebab dilakukannya tindakan pemeriksaan pajak, prosedur dan tata cara pelaksanaan pemeriksaan pajak, kendala-kendala yang dihadapi fiskus dalam pelaksanaan pemeriksaan, upaya-upaya yang dilakukan untuk menanggulangi maslah wajib pajak yang tidak atau kurang patuh. BAB V : Kesimpulan dan Saran Bab ini berisikan kesimpulan dari uraian sebelumnya, di samping untuk dikemukakan juga saran yang kiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki kelemahan yang ada dibidang perpajakan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Kantor Pelayanan Pajak dimulai pada masa penjajahan Belanda, Kantor Pelayanan Pajak pada masa itu bernama Belasting, yang kemudian setelah kemerdekaan Republik Indonesia berubah nama menjadi Kantor Inspeksi Keuangan. Kemudian berubah lagi menjadi Kantor Inspeksi Pajak KIP dengan induk organisasinya adalah Direktorat Jenderal Pajak. Di Sumatera Utara pada tahun 1976 berdiri tiga kantor inspeksi pajak, yaitu : 1. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan 2. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara 3. Kantor Inspeksi Pajak Pematang Siantar Pada tahun 1978 Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dipecah menjadi dua, yaitu Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Kisaran. Untuk memudahkan dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, dan dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat, maka didirikanlah Kantor Inspeksi Pajak Medan Timur.Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan pajak kepada masyarakat, maka dibuatlah perubahan secara menyeluruh pada Direktorat Jenderal Pajak yang berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 267KMK.011989. Hal itu mencakup reorganisasi Kantor Inspeksi Pajak yang diganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak KPP, sekaligus mendirikan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan. Berdasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor758KMK.011993 tertanggal 3 Agustus 1993, maka pada tanggal 1 April 1994 didirikanlah Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur merupakan pecahan dari tiga Kantor Pelayanan Pajak, yaitu: 1. Kantor PelayananPajak Medan Selatan 2. Kantor PelayananPajak Medan Barat 3. Kantor PelayananPajak Medan Utara Terhitung mulai tanggal 1 April 1994, Kantor Pelayanan Pajak di kota Medan berubah menjadi empat wilayah kerja, yaitu: 1. Kantor PelayananPajak Medan Timur 2. Kantor PelayananPajak Medan Barat 3. Kantor PelayananPajak Medan Utara 4. Kantor PelayananPajak Binjai Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 443KMK.012001 tentang “Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak”, maka Kantor Pelayanan Pajak di kota Medan menjadi enam wilayah kerja, yaitu: 1. Kantor PelayananPajak Medan Timur 2. Kantor PelayananPajak Medan Barat 3. Kantor PelayananPajak Medan Kota 4. Kantor PelayananPajak Medan Polonia 5. Kantor PelayananPajak Medan Belawan 6. Kantor PelayananPajak Medan Petisah Setelah adanya modernisasi perpajakan tahun 2008, struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak sebelumnya, yaitu berdasarkan jenis pajak berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang struktur organisasinya berdasarkan fungsi jabatan.Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur mulai beroperasi pada tanggal 27 Mei 2008, berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor 95PJ.012008 tanggal 19 Mei 2008.

B. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Kantor PelayananPajakPratama Medan Timurberalamat di Jalan Pangeran DiponegoroNomor30A GedungKeuangan Negara Lantai II Medan dan sekarang berpindah alamat di Jalan Suka Mulya Nomor 17A Medan.Kantor PelayananPajakPratama Medan Timurdidirikanpadatanggal 1 April 1994 berdasarkankeputusanMenteriKeuanganRepuplikIndonesia Nomor 758KMK.011993 tanggal 3 Agustus 1993. Adapunwilayahkerja Kantor PelayananPajakPratama Medan Timur, yaitu:

1. Kecamatan Medan Tembung