c. Sebagai bahan masukan atau pertimbangan atas Peranan Pelaksanaan
Pemeriksaan Pajak 2.3.
Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
a. Membangun kerja sama yang baik antara Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Timur dengan Universitas Sumatera Utara, khususnya Program Studi
Diploma III Administrasi Perpajakan.
b. Mendapat masukan dan saran untuk penyempurnaan kurikulum yang berlaku
di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.
c. Untuk memberikan tes secara nyata terhadap lulusan atas ilmu yang
diterapkan.
C. Uraian Teoritis
Defenisi pajak yang dikemukakan oleh Dr. Soeparman Soemahamidjaja dalam disertasinya yang berjudul Pajak Berdasarkan Asas Gotong Royong, Universitas
Padjadjaran, Bandung, 1964: “Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya
produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.” Suandy, 2011.
Menurut Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 16 tahun 2009, pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dan di dalam pasal 1 angka 25 Undang-Undang tersebut dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan pemeriksaan
adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, danatau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan danatau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan. Pelaksanaan pemeriksaan pajak dilakukan oleh Pemeriksa Pajak yang telah
ditunjuk dan dibuktikan dengan suatu tanda pengenal pemeriksa pajak.Tidak semua pemeriksa pajak dapat melakukan pemeriksaan pajak. Mereka yang melakukan
pemeriksaan pajak telah dibekali dengan pendidikan berkaitan dengan tata cara perpajakan dan pendidikan terkait dengan materi undang-undang pajak yang berkaitan
dengan objek yang akan diperiksa. Pemeriksaan dapat dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pemeriksaan
Kantor atau di tempat kedudukan, tempat kegiatan usaha, tempat tinggal Wajib Pajak atau tempat lain yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak Pemeriksaan
Lapangan yang ruang lingkup pemeriksaannya dapat meliputi satu jenis pajak, beberapa jenis pajak, atau seluruh jenis pajak, baik untuk tahun lalu maupun tahun
berjalan. Pemeriksaan dapat dilakukan terhadap Wajib Pajak, termasuk terhadap instansi pemerintah dan badan lain sebagai pemungut pajak atau pemotong pajak.
Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dapat dilakukan dalam hal Wajib Pajak Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 17PMK.032013, Pasal 4 ayat 2 :
1. Wajib Pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan SPT yang menyatakan
lebih bayar, selain yang mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak.
2. Wajib Pajak yang telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan
pembayaran pajak. 3.
Wajib Pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan SPT yang menyatakan rugi.
4. Wajib Pajak melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi,
pembubaran, atau akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya. 5.
Wajib Pajak melakukan perubahan tahun buku atau metode pembukuan atau karena dilakukannya penilaian kembali aktiva tetap.
6. Wajib Pajak tidak menyampaikan atau menyampaikan Surat Pemberitahuan
SPT tetapi melampaui jangka waktu yang telah ditetapkan dalam surat teguran yang terpilih untuk dilakukan pemeriksaan berdasarkan analisis risiko.
7. Wajib Pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan SPT yang terpilih untuk
dilakukan pemeriksaan berdasarkan analisis risiko. Selain itu Direktur Jenderal Pajak juga berwenang melakukan pemeriksaan
untuk tujuan lain Surat Edaran Direktur Jendral Pajak SE–28PJ2013 tentang Kebijakan Pemeriksaan, dengan kriteria antara lain sebagai berikut:
1. Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP secara jabatan selain yang
dilakukan berdasarkan verifikasi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai tata cara verifikasi.
2. Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP selain yang dilakukan
berdasarkan verifikasi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai tata cara verifikasi.
3. Pengukuhan atau pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak selain
yang dilakukan berdasarkan verifikasi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai tata cara verifikasi.
4. Wajib Pajak mengajukan keberatan.
5. Pengumpulan bahan guna penyusunan norma penghitungan penghasilan neto.
6. Pencocokan data danatau alat keterangan.
7. Penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil.
8. Penentuan satu atau lebih tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai PPN.
9. Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak.
10. Penentuan saat produksi dimulai atau memperpanjang jangka
waktu kompensasi kerugian sehubungan dengan pemberian fasilitas perpajakan.
11. Memenuhi permintaan informasi dari Negara mitra Perjanjian
Penghindaran Pajak Berganda P3B.
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri