Karakteristik Karakterisasi Batu Bata Dengan Campuran Abu Sekam Padi

Faktor-faktor yang menentukan proses dan mekanisme pembakaran antara lain jenis bahan, komposisi, bahan pengotornya dan ukuran partikel. Proses pembakaran dapat berlangsung apabila: 1. Adanya transfer energi materi diantara butiran yang disebut proses difusi. 2. Adanya sumber energi yang daat mengaktifkan transfer materi, energi tersebut digunakan untuk menggerakkan butiran hingga terjadi kontak dan ikatan sempurna. Difusi adalah aktivitas termal yang berarti bahwa terdapat energi minimum yang dibutuhkan untuk pergerakan atom atau ion dalam mencapai energi yang sama atau di atas energi aktivasi untuk membebaskan dari letaknya semula dan bergerak ke tempat yang lain yang memungkinkannya. f. Pemilihan seleksi Batu Bata Bata yang telah dibakar kemudian didinginkan, dibongkar dari dalam tungku. Pembongkaran ini biasanya dapat dilakukan bila temperature telah cukup rendah, di bawah 50 o C. Bata tersebut dipilih, biasanya criteria untuk pemilihan batu bata adalah sebagai berikut : 1. Kematangan bata mudah dibedakan dengan warnanya yang : a Hitam, terlalu matang. b Merah, matang. c Abu – abucream, masih mentah. 2. Bunyi dan warnanya 3. Ukuran bata terlalu kecil atau terlalu besar. Kriteria yang baik dengan sendirinya harus disesuaikan dengan standar yang berlaku.

2.6. Karakteristik

Untuk mengetahui sifat dan kemampuan suatu material maka perlu dilakukan pengujian dan analisis. Beberapa jenis pengujian dan analisis yang dibahas untuk keperluan penelitian ini antara lain: pengujian sifat fisis porositas dan susut bakar, pengujian sifat mekanis kuat tekan dan kuat patah.

2.6.1. Kuat Tekan Compresive strength

Kuat tekan suatu material didefenisikan sebagai kemampuan material dalam menahan beban atau gaya mekanis sebagai kemampuan material dalam menahan beban atau gaya mekanis sampai terjadinya kegagalan failure. Persamaan kuat tekan : E.P.Popov, 1995 P A σ = 2.1 dengan: σ = Tekanan Pa P = Beban maksimum N A = Luas bidang permukaan m 2

2.6.2. Kuat Patah Bending Strength

Kekuatan Patah sering juga disebut dengan Modulus of Rapture MOR yang menyatakan ukuran ketahanan material terhadap tekanan mekanis dan tekanan panas thermal Stress selama penggunaannya. Kekuatan patah ini berkaitan dengan komposisi, struktur material, pori-pori, dan ukuran butiran. Ada dua cara pengujian untuk menentukan kekuatan bahan yang berdasarkan tumpuan, yaitu tiga titik tumpu three point bending dan empat titik tumpu four point bending. Dalam hal ini dibatasi hanya pada pengujian tiga titik tumpu saja. Kekuatan patah sampel berbentuk balok dihitung dengan persamaan berikut: ASTM C. 170-90 2 . 2 . . 3 h b L P Bs = 2.2 dengan : Bs = kekuatan patah Nmm 2 P = gaya pada puncak beban N L = jarak antara tumpuan mm b = lebar benda uji mm h = tinggi benda uji mm

2.6.3. Porositas

Porositas dapat didefenisikan sebagai perbandingan antara jumlah volume lubang-lubang kosong yang dimiliki oleh zat padat volume kosong dengan jumlah dari volume zat padat yang ditempati oleh zat padat. Porositas pada suatu material dinyatakan dalam persen rongga fraksi volume dari suatu rongga yang ada dalam material tersebut. Besarnya porositas pada suatu material bervariasi mulai dari 0 sampai dengan 90 tergantung dari jenis dan aplikasi material tersebut. Semakin banyak porositas yang terdapat pada benda uji maka semakin rendah kekuatannya, begitu pula sebaliknya. Berdasarkan standar ASTM C 373 – 88, porositas sampel dapat dihitung menggunakan persamaan berikut: Van Flack, 1992 Porositas = 100 x 1 x air ρ b V Mk Mb − 2.3 dengan: Mb = Massa kering benda uji gram Mk = Massa basah benda uji, setelah direndam dalam air selama 2x24 jam gram V b = Volum benda uji cm 3 air ρ = Massa jenis air       3 cm gr

2.6.4. Susut Bakar

Susut Bakar adalah perubahan dimensi atau volume bahan yang telah dibakar. Salah satu parameter yang menunjukkan terjadinya proses sintering adalah penyusutan akibat adanya perubahan mikrostruktur butir atau batas butir. Persamaan yang dipakai untuk menentukan besarnya susut bakar adalah: Anwar Dharma, 2007 Susut Bakar = 1 l l l − x 100 2.4 dengan: l = Panjang sampel uji sebelum dibakar cm l 1 = Panjang sampel uji sesudah dibakar cm BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Peralatan