Proses Pengujian Sampel 1. Pengujian Kuat Tekan

3.4. Proses Pengujian Sampel 3.4.1. Pengujian Kuat Tekan Pengujian kuat tekan batu bata dilakukan untuk mengetahui kuat tekan hancur dari benda uji. Kuat tekan batu bata mengacu pada standar pengujian, benda uji yang dipakai adalah silinder diameter 5,9 cm dan tinggi 5 cm. Pengujian dilakukan setelah batu bata dibakar dan didinginkan. Masing-masing sampel yang siap di uji dengan umur pengeringan 7 hari di ukur luas penampangnya dan selanjutnya diuji dengan menggunakan alat UTM Universal Testing Machine. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali untuk setiap variasi campuran dengan cara menyalakan alat UTM Universal Testing Machine, kemudian memposisikan jarum skala gaya pada skala 0. Sampel batu bata diletakkan pada dasar alat UTM. Setelah itu dinyalakan tombol penekan. Ketika sampel sudah menunjukkan keadaan retak tampak pada penglihatan mata maka tombol penekan UTM dimatikan. Dengan mengetahui besaran tersebut, maka nilai kekuatan tekan dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan 2.1.

3.4.2. Pengujian Kuat Patah

Tujuan dilakukannya pengujian kekuatan patah adalah untuk mengukur kekutan patah bahan terhadap patahan mekanis. Alat yang digunakan yaitu Universal Testing Mechine UTM. Cara pengujiannya adalah : • Sampel yang akan diuji, diukur lebarnya d, kemudian tingginya b, kemudian jarak antara tumpuan L. • Sampel diletakkan diatas jarak antara tumpuan dan tepat dibawah penekan. Gambar 3.2 Sampel uji yang diletakkan di atas jarak antara tumpuan • Sebelum pengujian berlangsung, alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan jarum penunjuk tepat pada angka nol. • Dihidupkan alat, kemudian dicatat angka yang ditunjukkan oleh skala pengukuran pada alat sebagai nilai P, setelah sampel menjadi patah. Dengan mengetahui besaran tersebut, maka nilai kekuatan patah dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan 2.2.

3.4.3. Pengujian Porositas

Pengujian porositas dilakukan dengan cara: sampel yang telah dibakar, ditimbang massanya mk kemudian direndam dalam air selama 2 hari dan ditimbang massa basahnya mb. Pengujian porositas menggunakan benda uji berbentuk silinder dengan diameter 3,2 cm dan tinggi 5 cm. Pengujian porositas dilakukan pada saat batu bata berumur 7 hari. Porositas batu bata dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan 2.3.

3.4.4. Pengujian Susut Bakar

Tujuan dari pengujian susut bakar adalah untuk mengetahui berapa besar penyusutan dari sample yang diuji setelah proses pembakaran. Pengujian susut bakar dilakukan denga cara sampel diukur panjangnya dengan menggunakan penggaris sebelum dan sesudah pembakaran. Susut bakar batu bata dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan 2.4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pengujian Kuat Tekan