Site
2:
Size
0, 1, 2, 3 dan 4 – Lesi approksimal berhubungan dengan daerah
kontak
1
- Kavitas berada di permukaan approksimal beberapa gigi anterior ataupun
posterior, atau pada daerah kontak diantara dua gigi.
-
Klas II Black – lesi terjadi pada gigi posterior saja. Karena sulitnya
identifikasi dan keterbatasan bahan maka tidak menggunakan
Size
0 atau 1 maka klasifikasi Black di mulai dengan
Site
2,
Size
2 2.2. -
Klas III Black – lesi yang terjadi pada gigi anterior.
-
Klas IV Black – perluasan dari lesi Klas III meliputi sudut insisal atau tepi
insisal dari gigi anterior.
Site
2,
Size
4 2.4.
Site
3:
Size
0, 1, 2, 3, dan 4 – Lesi-lesi servikal
1
- Lesi berada pada daerah servikal termasuk permukaan akar yang tersingkap
diikuti resesi. -
Klas V Black
site
3 dan
size
2.
Gambar 1. Mahkota premolar memperlihatkan adanya 3 s
ites
awal terjadinya lesi karies. Mount, 1998.
1
2.2 Semen ionomer kaca
Universitas Sumatera Utara
Semen ionomer kaca SIK pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan Kent pada
tahun 1971. SIK merupakan bahan yang terbuat dari
powder
kalsium dan
strontium aluminiumsilikat glass
sebagai basis dikombinasikan dengan polimer asam pada
liquid
nya. Ketika komponen tersebut dicampur bersamaan, akan mengalami
setting
reaksi meliputi netralisasi kelompok asam oleh
powder
basis
glass
padat.
14,16,19,22
Ada dua sifat utama SIK yang menjadikan bahan ini diterima sebagai salah satu bahan kedokteran gigi yaitu karena kemampuannya melekat pada enamel dan dentin dan karena
kemampuannya dalam melepaskan
fluoride
. Salah satu karakteristik dari SIK adalah kemampuannya untuk berikatan secara kimiawi dengan jaringan mineralisasi melalui
mekanisme pertukaran ion. Mekanisme perlekatan dengan struktur gigi terjadi oleh karena adanya peristiwa difusi dan absorbs yang dimulai oleh ketika bahan berkontak dengan
jaringan gigi. Semen ionomer kaca menggabungkan kualitas adhesif dari semen
zinc polikarboksilat
dan dengan sifat melepas
fluoride
dari semen silikat. Hubungan diantara bahan yang berbeda tersebut ditampilkan pada Gambar 2.
16
Gambar 2. Skema dari berbagai semen berdasarkan pada
powder zinc oksida
dan
alumino-silikat glass
, dan
liquid
yang mengandung asam phosphor dan asam
poliakrilik Richard, 2007
16
Komposisi
Universitas Sumatera Utara
Glass
pada semen ionomer kaca mengandung tiga komponen utama yaitu
silica SiO
2
dan
alumina Al
2
O
3
dicampur dalam
calsium fluoride Ca
2
F
2
seperti yang ditampilkan pada Gambar 3. Komposisi
glass
hanya terbatas pada regio tengah dari diagram fase untuk mendapatkan
glass
yang
translusen
.
16
Gambar 3. Komposisi
glass
yang digunakan dalam semen ionomer kaca
Richard, 2007
16
Tabel 2. Komposisi SIK McCabe et al, 2008.
18
Bahan powderliquid
Powder Sodium aluminosilikat
glass
sekitar 20 CaF dan sedikit tambahan bahan lainnya
Liquid Larutan encer dari asam akrilikkopolimer asam itaconic atau
larutan encer polimer asam maleat atau kopolimer akrilik dan asam Tartar di
beberapa produk untuk mengontrol karakteristik pengerasannya
Bahan powderair
Powder
Glass
seperti di atas + polyacid yang dikeringkan akrilik, maleat atau kopolimer
Liquid Pabrik menyediakan botol tetesnya dan operator
mengisinya dengan air atau Pabrik menyediakan larutan encer asam tartar
Komposisi
powder
dan
liquid
ditampilkan pada Tabel 2. Untuk bahan
powderliquid
,
powder
nya mengandung
sodium alumino-silikat glass
yang serupa komposisinya dengan
Universitas Sumatera Utara
yang digunakan pada semen silikat. Komponen
liquid
bisa mengandung larutan encer dari asam akrilik atau asam maleatkopolimer asam akrilik.
18
Produk lainnya tersedia dalam bentuk
powder
air. Bahan
powder
air terbagi atas dua tipe; keduanya terdiri dari
powder
yang mengandung
polyacid
kering yang ditambahkan ke dalam
powder glass
. Untuk beberapa produk bahan ini dicampur dengan air dan pabrik menyediakan botol tetes untuk membantu menakar
liquid
nya. Sedang pada produk lainnya, pabrik menyediakan larutan encer asam tartar.
18
Asam tartar yang ditambahkan pada
liquid
memperbaiki karakteristik manipulasi dan meningkatkan waktu kerja tetapi memperpendek waktu pengerasan. Terlihat peningkatan
kekentalan secara perlahan pada semen yang tidak mengandung asam tartar. Kekentalan semen yang mengandung asam tartar tidak menunjukkan perubahan setelah beberapa waktu
namun kemudian tampak kenaikan kekentalan yang tajam.
11
Perkembangan SIK selanjutnya difokuskan kepada rasio
powder
dan
liquid
yang lebih tinggi guna untuk meningkatan sifat fisik dari bahan tersebut. Komposisi dan ukuran
partikel
powder
dari SIK memberikan pengaruh yang besar terhadap sifat fisiknya seperti
setting time,
nilai estetik, resistensi terhadap erosi, kekuatan dan viskositas semen.
17
FUJI IX GP
GCcorporation
merupakan
high viscosity
semen ionomer kaca dimana komposisinya telah mengalami perkembangan dibanding dengan yang konvensional. SIK
tipe ini pertama kali diindikasikan untuk restorasi minimal intervensi.
25
SIK tipe
extra high- viscosity
Ketac Molar
Easymix
dengan perkembangan rasio
powder liquid
lebih banyak dibanding SIK tipe
high viscosity
yang memiliki ukuran partikel yaitu 90 dari semua partikel
glass
lebih kecil dari 9μm dan 10 lebih kecil daripada 1μm, 50 dari partikel
glass
SIK
extra high viscosity
berukuran 2.8μm. Ketac Molar memiliki
filler
utama dari
powder
Universitas Sumatera Utara
SIK konvensional yang kemudian diproses untuk menghasilkan granula-granula khusus. Granula tersebut menggumpalkan
filler-filler
tunggal yang dihubungkan dengan media granulasi. Granula
powder
Ketac Molar
Easymix
berbeda dari
powder
semen ionomer kaca konvensional yang kelembabannya ditingkatkan secara signifikan.
24
Penambahan asam tartar pada
liquid
nya menyebabkan bahan ini memiliki viskositas dan kekuatan yang lebih tinggi dibanding SIK
high viscosity
.
27
Perbedaan komposisi pada masing masing produsen SIK berpengaruh terhadap kekuatan dari bahan tersebut. Keterangan perbedaan komposisi antara
kedua bahan SIK yang banyak dipakai sekarang ini dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Komposisi semen ionomer kaca Fuji IX dan Ketac Molar
Easymix
.
3
Bahan Tipe
Komposisi Pabrik
Ketac Molar ART SIK
Powder: kalsium aluminium fluoro
silikat
glass
Liquid: asam akrilik
asam maleat kopolimer asam tartar
asam benzoat. 3MESPE, St. Paul,
MN, USA.
Fuji IX
ART SIK Powder:
Aluminosilikat
glass
Liquid: asam poliakrilik
asam polibasik GC Corp., Tokyo,
Japan
SIK memiliki kemampuan untuk melekat secara fisikokimia pada enamel dan dentin, biokompatibel dengan jaringan dentin, melepaskan ion-ion fluorida yang memiliki kontribusi
dalam penghambatan karies sekunder dalam struktur gigi dan semen ini memiliki koefisien thermal ekspansi yang rendah serupa dengan yang dimiliki jaringan gigi.
19,23
Secara
invitro
bahan restorasi ini ditemukan untuk memberikan pengaruh pada remineralisasi enamel dan mengurangi demineralisasi enamel. Beberapa peneliti telah membuktikan sifat antikariogenik
Universitas Sumatera Utara
SIK dalam melawan mikroorganisme kariogenik. Penelitian yang dilakukan oleh Forss dkk membuktikan bahwa ternyata tidak hanya fluorida yang dilepas tetapi juga aluminium,
sodium, silikon, kalsium dan strontium.
21
Walaupun memiliki karakteristik yang menguntungkan semen ionomer kaca konvensional memiliki sifat-sifat fisik dan mekanis yang rendah seperti ketahanan terhadap
fraktur, tekstur permukaan dan opasitas yang kasar serta rentan terhadap kelembaban dan dehidrasi pada
setting
awal.
19
SIK telah digunakan dalam berbagai aplikasi klinis melebihi rata-rata penyebaran penggunaannya sejak diperkenalkan dalam bidang kedokteran gigi. Bahan ini memiliki sifat-
sifat tertentu yang membuatnya sangat berguna dalam kedokteran gigi restoratif. Sifat dari SIK yaitu :
1.Adhesi Perlekatan adhesif tersebut timbul berkaitan dengan proses pertukaran antara ion-ion
dimana
strontium
bermigrasi dari semen ke bagian permukaan gigi yang lebih dalam dan kalsium bermigrasi dari gigi ke permukaan dalam semen. Hasilnya perlekatan ke gigi sangat
tahan lama.
20
2.Tampilan SIK konvensional sewarna gigi dan memiliki derajat translusensi yang baik namun
SIK kurang estetis jika dibandingkan dengan resin komposit.
20
3.Pelepasan fluorida Fluorida terdapat didalam
glass
dan beberapa fluorida ditransferkan ke dalam matriks sewaktu
setting
. Disinilah fluorida dilepas yang pada dasarnya tidak mempengaruhi sifat-
Universitas Sumatera Utara
sifat fisik dari semen. Pelepasan fluorida jangka panjang dapat berlanjut paling sedikit selama lima tahun.
20
Semen ionomer kaca juga dapat menyerap fluorida dari kondisi yang tepat, contohnya
pasta gigi, obat kumur dan larutan topikal fluorida. Kondisi tersebut membuat semen ionomer kaca
secara permanen mensuplai fluorida, hal ini menguntungkan untuk pasien dengan kerentanan yang tinggi terhadap karies.
20
4. Sifat mekanis SIK memiliki kekuatan tekan
compressive strength
sampai 200 MPa. Kekuatannya relatif lemah mengakibatkan bahan ini menjadi mudah pecah dimana resin komposit
memiliki keuntungan lebih mengenai kekuatan. Daya tahan paling lama yang tercatat untuk SIK konvensional adalah pada daerah rendah tekanan seperti pada Klas III dan klas V.
20
5. Sifat Fisik
Compressive strength
SIK lebih rendah daripada silikat, sama juga halnya dengan
tensile strength
. Namun demikian, ketika semen ionomer kaca diuji secara
in vitro
cenderung resisten terhadap serangan asam. Satu penelitian
in vivo
membuktikan bahwa lebih sedikit material dari spesimen semen ionomer kaca yang hilang dibandingkan dengan spesimen dari
jenis semen lainnya. Sama seperti jenis semen lainnya pengurangan rasio
powder liquid
menghasilkan penurunan sifat-sifat fisik semen ionomer kaca.
22
Reaksi pengerasan
Reaksi pengerasannya menyerupai amalgam yakni asam hanya sekedar bereaksi dengan permukaan partikel kaca dan membentuk lapisan semen tipis yang bersama
– sama mengikat inti tumpatan yang terdiri atas partikel kaca yang tidak bereaksi. Mula
– mula terbentuk garam kalsium, tetapi ion kalsium ini kemudian akan diganti oleh ion aluminium
Universitas Sumatera Utara
dan membentuk semen yang keras. Garam fluor keluar terus menerus dari partikel kaca dan hal ini dianggap sebagai pencegah timbulnya karies sekunder.
29
Ada tiga tahap dari reaksi pengerasan yakni : 1.
Tahap pelarutan
dissolution
Lapisan permukaan dari partikel kaca diikat oleh polyacid untuk menghasilkan adhesi antara partikel kaca dengan matriks secara difusi. Sekitar 20-30
glass
terdiri dari dekomposisi dan ion-ion, termasuk kalsiumstronsium, aluminium dan fluorida yang
dilepaskan untuk membentuk semen Gambar 4.
1,16
Gambar 4. Tahap pelarutan semen ionomer kaca.
1
2. Tahap pembentukan garam, gelatin dan pengerasan
Selama fase ini ion-ion kalsiumstronsium, aluminium dan fluorida berikatan dengan
polyanion
pada kelompok polikarboksilat. Tahap awal secara klinis diperoleh dari reaksi silang dari beberapa ion kalsium yang tersedia. Reaksi ini berlangsung relatif cepat biasanya
membentuk sebuah permukaan yang keras secara klinis dalam waktu 4 - 10 menit dari awal pencampuran pada fase ini semen mudah pecah dan larut dalam air. Maturasi terjadi dalam
Universitas Sumatera Utara
waktu 24 jam berikutnya yang akhirnya sedikit ion-ion aluminium yang bebas berikatan dengan matriks. Ion fluorida dan phosphat membentuk garam yang tidak dapat larut. Ion
kalsium membentuk asam ortosilikat pada permukaan partikel dan meningkatkan pH, perubahan ini membentuk
silica gel
yang membantu dalam pengikatan bubuk terhadap matriks Gambar 5 .
1,16
Gambar 5. Fase Maturasi Semen Ionomer Kaca.
1
3. Tahap Hidrasi garam
hydration of salts
Fase ketiga ini berkaitan dengan fase maturasi yang berhubungan dengan hidrasi garam matriks yang menghasilkan peningkatan yang sangat signifikan dalam hal sifat-sifat
fisik semen ionomer kaca.
1,16
Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi pengerasan
Beberapa faktor kimia dan fisik mempengaruhi karakteristik pengerasan bahan semen ionomer kaca. Meskipun telah disepakati bahwa
setting
semen ionomer kaca dengan reaksi asam-basa namun sebenarnya begitu kompleks. Hal ini berpengaruh kepada pelepasan dan
pengendapan ion-ion kalsium dan aluminium dikarenakan ion-ion fluorida dan tartar. Sedangkan beberapa faktor lainnya seperti temperatur, ukuran partikel dari
powder
, hanya mempercepat atau memperlambat reaksi, tentu saja bahan kimia sangat memberikan
Universitas Sumatera Utara
pengaruh dan memiliki peranan penting dalam memodifikasi reaksinya sendiri. Bahan kimia yang sangat berpengaruh penting adalah
fluorida dan asam tartar.
24
Aplikasi klinis dari
semen ionomer kaca
konvensional
Semen ionomer kaca secara luas digunakan untuk kavitas Klas V, hasil klinis dari prosedur ini baik meskipun penelitian
in vitro
berpendapat bahwa semen ionomer kaca modifikasi resin dengan ketahanan fraktur yang lebih tinggi dan peningkatan kekuatan
perlekatan memberikan hasil yang jauh lebih baik. Beberapa penelitian berpendapat bahwa versi
capsulated
lebih menguntungkan karena pencampuran oleh mesin sehingga memberikan sifat merekatkan yang lebih baik.
20
Penggunaan semen ionomer kaca telah meluas antara lain sebagai bahan perekat, pelapik dan bahan restoratif untuk restorasi
konservatif Klas I dan Klas II karena sifatnya yang berikatan secara kimia pada struktur gigi dan melepaskan fluorida. Selain itu respon pasien juga baik karena teknik penempatan bahan
yang konservatif dimana hanya memerlukan sedikit pengeboran sehingga pasien tidak merasakan sakit dan tidak memerlukan anastesi lokal.
Meskipun demikian SIK tidak dianjurkan untuk restorasi Klas II dan klas IV karena sampai saat ini formulanya masih
kurang kuat dan lebih peka terhadap keausan penggunaan jika dibandingkan dengan komposit.
11
2.3
Atraumatic Restorative Treatment
ART
Alasan penggunaan semen ionomer kaca dalam ART, adalah:
26
a Karena semen ionomer kaca berikatan secara kimiawi ke enamel dan dentin,
sehingga mengurangi kebutuhan untuk mengambil jaringan gigi yang sehat b
Pelepasan fluorida dari restorasi untuk mencegah karies sekunder
Universitas Sumatera Utara
c Lebih mirip dengan jaringan keras gigi dan biokompatibel
Terdapat dua prinsip utama dari ART, antara lain :
26
a Menyingkirkan jaringan karies gigi dengan menggunakan instrumen tangan
b Merestorasi kavitas dengan bahan adhesif yang melepaskan flourida
Untuk alasan inilah, ART hanya dilakukan untuk perawatan prefentif dan kuratif dalam satu prosedur kerja.
Alasan untuk menggunakan instrumen tangan daripada
handpiece
elektrik, antara lain:
26
a Membuat perawatan restoratif lebih dapat di akses untuk seluruh kelompok
populasi b
Prinsip preparasi minimal yang dibutuhkan adalah memelihara jaringan gigi yang sehat dan tidak menimbulkan banyak trauma
c Mengurangi rasa sakit yang berarti mengurangi kebutuhan terhadap anestesi lokal
untuk meminimalisir trauma psikologis terhadap pasien. ART tidak boleh digunakan ketika :
26
a Dijumpai adanya pembengkakan abses atau fistula terbukanya abses terhadap
lingkungan rongga mulut berdekatan dengan gigi yang karies b
Pulpa gigi terbuka c
Dijumpai adanya rasa sakit yang lama dan mungkin terjadi inflamasi pulpa d
Terdapat kavitas karies yang tersembunyi yang tidak dapat di akses oleh instrumen tangan
Universitas Sumatera Utara
e Dijumpai adanya tanda-tanda yang jelas dari kavitas sebagai contoh pada
permukaan proksimal tetapi kavitas tidak dapat dimasuki dari arah proksimal ataupun oklusal.
2.3.1.Teknik klinis ART Aksesnya difasilitasi dengan mengambil jaringan dibawah enamel. Setelah
penyingkiran jaringan dentin lunak yang terdemineralisasi dengan ekskavasi tangan, semen ionomer kaca diaplikasikan ke dalam kavitas dan mengisi pit dan fisur, kontur gigi direstorasi
dan penyesuaian oklusal. Karena tidak ada instrumen putar yang digunakan, seluruh konturing dan penyesuaian harus diselesaikan ketika bahan belum mengeras.
32
2.3.2 Merestorasi Kavitas ART
26
1. Mempersiapkan Kavitas
Kavitas dibuat dengan menempatkan mata pisau dari
hatchet
ke dalam kavitas dan gerakkan ke arah depan dan belakang dalam posisi kunci. Jika kavitas sangat kecil tempatkan
sudut mata pisau
hatchet
kedalam kavitas dan kemudian gerakkan. Dentin yang karies dapat disingkirkan dengan ekskavator. Karies lunak disingkirkan dengan membuat gerakan
memutar di sekeliling aksis panjang instrumen.
26
Menyingkirkan karies lunak dari enamel-dentin
junction
dapat meninggalkan enamel yang tidak didukung oleh dentin. Enamel yang
overhanging
harus disingkirkan dengan menggunakan mata pisau dari
hatchet
. Tempatkan instrumen pada pinggir enamel dan pada bagian kecil patahan gambar 6.
26
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6. Gerakan memutar
Gambar 7. Gerakan memutar dari ekskavator satu permukaan
26
dari ekskavator
26
Gambar 8. Mematahkan enamel dengan sebuah
hatchet
26
2. Membersihkan Kavitas Dalam usaha untuk meningkatkan ikatan kimiawi semen ionomer kaca ke permukaan
struktur gigi, dinding kavitas tersebut harus sangat bersih. Hal tersebut tidak akan didapatkan jika menggunakan
cotton pellet
yang basah dan oleh karena itu digunakan larutan kimiawi. Ada dua larutan yang bisa dipergunakan untuk hal tersebut :
- sebuah dentin kondisioner atau pembersih gigi, khususnya yang dikembangkan untuk
tujuan ini, atau -
liquid
yang tersedia di dalam semen ionomer kaca itu sendiri. Sebuah dentin kondisioner biasanya mengandung larutan asam poliakrilik 10.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 9. Pengaplikasian dentin kondisioner
26
3.Merestorasi Kavitas Pastikan bahwa gigi dijaga tetap kering selama fase restoratif. Pastikan juga bahwa
seluruh instrument dan bahan yang dibutuhkan siap untuk digunakan. Setelah kavitas dicuci dan dibersihkan maka dapat dimulai untuk mengaduk semen ionomer kaca
.
Masukkan campuran semen ionomer kaca dalam jumlah kecil ke dalam kavitas, bahan yang berlebih
dapat dibuang dan dirapikan.
26
Gambar 10. Penambalan kavitas pada Gambar 11. Menekan bahan resroratif
Klas II.
26
dengan jari.
26
Gambar 11. Menyingkirkan bahan Gambar 13. Restorasi kavitas Klas II.
26
Universitas Sumatera Utara
2.4 Uji Kekuatan Tekan