10
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kota dan perkembangannya
Istilah “city kota” memang agak sulit didefinisikan, kota dapat dilihat sebagai organisasi yang permanen, sejumlah populasi yang besar yang
terorganisir terdiri dari wilayah kota atau desa, yang dibedakan berdasarkan hukum dan perbedaan konvensional tertentu. Dalam banyak kasus, konsep
citykota mengacu pada jenis komunitas tertentu, masyarakat dan budaya tertentu yang dikenal sebagai urbanisme Britannica, 2012. Secara Etymologis istilah city
kota berasal dari bahasa Perancis kuno “civitas” dan dari bahasa latin “civis”
yang artinya warga Negara. Tidak ada konsensus yang resmi tentang alasan mengapa manusia mulai
berkumpul dan membentuk sebuah kota. Para peneliti dari Oriental Institute Chicago berpendapat bahwa kelahiran kota pertama kali di Mesopotamia sekitar
tahun 4.000 sd 3.500 sebelum Masehi, yang timbul karena didaerah tersebut terjadi kekurangan curah hujan sehingga mereka bergabung untuk membangun
kanal-kanal irigasi dengan tujuan melindungi dan memenuhi tanah tanah pertanian mereka The Oriental Institute, 2012.
Pemasaran sebuah kota atau wilayah city marketing telah dilakukan paling tidak sejak abad sembilan belas Ward 1998, Dalam tiga dekade terakhir,
sebuah kota mulai mengandalkan metode tertentu dalam berkompetisi untuk menarik investasi masuk, meningkatkan pendapatan pariwisata dan penduduk di
berbagai tingkat masyarakat Kotler et al.1999. Hal ini jelas, dicontohkan diawal dalam berbagai literatur tentang kegiatan promosi yang dilakukan oleh kota-kota
atau daerah di berbagai tempat dan waktu. Menurut Ashworth dan Voogd 1994 : 39 tidak ada tujuan lain atau hal yang baru dari kota yang berpromosi selain
untuk mendapatkan keuntungan dari pengembangan kota mereka. Hal yang baru, yaitu penggunaan pendekatan pemasaran oleh pemerintah atau badan perencanaan
11 publik bukan hanya sebagai instrumen tambahan dalam perencanaan tetapi
sebagai filosofi manajemen tempat atau kota . Namun demikian, perkembangan terbaru dalam disiplin ilmu pemasaran
berbeda dengan pemasaran secara tradisional, pemasaran umum menempatkan pemasaran kotatempat city marketing lebih sederhana dan lebih mudah
ditransfer dari pengetahuan pemasaran secara umum. Menurut Borchert 1994 mayoritas publikasi dalam city marketing terbatas pada beberapa aspek
pemasaran dan dalam banyak kasus hanya memiliki hubungan yang lemah dengan perkembangan teori marketing modern. Salah satu konsep yang telah muncul
dalam beberapa tahun terakhir dan memiliki relevansi yang jelas dan langsung ke implementasi pemasaran di kota-kota, adalah konsep branding perusahaan, yang
merupakan teori dan praktik pengembangan konsep awal citra perusahaan dan identitas perusahaan e.g Balmer 1998; Balmer dan Greyser 2003.
Penerapan teori dan praktek pemasaran dalam pemerintahan kota dan administrasi perkotaan adalah masalah yang sangat menarik, yang awalnya
banyak diterapkan dalam perubahan kota-kota di Eropa, yang hingga saat ini masih terus dilakukan perbaikan dan pengembangan. Borchert 1994
menunjukkan bahwa konsensus tentang apa dan bagaimana pemasaran perkotaan sejauh ini masih sangat kurang, dengan banyak penulis yang memiliki
pemahaman yang sangat terbatas tentang pemasaran kota atau wilayah.
2.2 Marketing ke City Marketing