Jenis Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

25

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif fenomenologi dengan memahami inti dari pengalaman individu atau kelompok yang berkaitan dengan suatu fenomena tertentu. Permasalahan dalam studi ini adalah peneliti memaparkan suatu pengalaman unik dan khas yang dialami individu atau sekelompok individu yang berkaitan dengan suatu fenomena tertentu dan arti yang diperoleh dari pengalaman tersebut berdasarkan sudut pandang subyek Heriansyah, 2009. Sedangkan Menurut Sugiyono 2013: 1, penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi gabungan, analisa data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Dalam hal ini yang diteliti adalah fenomena penerapan city branding dalam meningkatkan image sebuah wilayah.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Keseluruhan penelitian ini dilaksanakan di Banyuwangi, dengan waktu pelaksanaan dimulai bulan Maret 2014 dan berakhir di bulan September 2014.

3.3 Kelompok Sosial dan Informan

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dalam Sugiyono, 2013:50 dinamakan ”social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu : tempat place, pelaku actors, dan aktivitas activity yang berinteraksi secara sinergis. Pada situasi sosial atau obyek penelitian saat ini peneliti akan mengamati secara mendalam aktivitas activity city branding, orang – orang actors yang terlibat di dalamnya, yang ada di Banyuwangi place, lihat gambar 3.1: 26 Gambar 3.1 Situasi sosial Social situation Sumber : Metode Penelitian Kualitatif Sugiyono, 2013 Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber, atau partisipan, informan, informan dan guru dalam penelitian Sugiyono, 2013: 50. Penentuan informan dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung. Caranya yaitu peneliti memilih orang tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan; selanjutnya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh dari informan sebelumnya itu, peneliti dapat menetapkan informan lainnya yang dipertimbangkan akan memberikan data lebih lengkap. Teknik pengambilan sampel ini disebut ”snowball sampling technique” Bogdan dan Biklen, 1982.

3.3.1 Kelompok Sosial

Kelompok sosial merupakan suatu kumpulan dari individu-individu yang saling berinteraksi sehingga menumbuhkan perasaan bersama. Menurut Soekanto 2006 : 104 kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama, karena adanya hubungan di antara mereka. Hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu keadaan untuk saling menolong. Kelompok sosial dalam penelitian ini adalah : - Kelompok pembuat dan penentu kebijakan Dinas Pariwisata, Bappeda - Kelompok pelaku seni dan budaya - Kelompok Pelaku Usaha dan Investor khususnya dalam bidang Pariwisata Budaya PlaceTempat Actororang ActivityAktivitas s Social situation 27

3.3.2 Informan

Informan adalah orang yang memiliki informasi tentang subyek yang ingin diketahui oleh peneliti. Secara teknis, informan adalah orang yang dapat memberikan penjelasan yang kaya warna, detil dan komprehensif yang menyangkut apa, siapa, dimana, kapan, bagaimana dan mengapa, misalnya satu peristiwa terjadi atau justru tidak terjadi. Informan dalam penelitian ini adalah : Tabel 3.1 Informan dalam penelitian N o NAMA JABATAN KETERANGAN 1 Moh Yanuar Bramuda MSi Kadis Pariwisata Budaya Kabupaten Banyuwangi Informan 1 2. Cuk Sugiyono Sekretaris PHRI Banyuwangi Informan 2 3. Ibu Cicik Manajer Hotel Ketapang Indah Banyuwangi Informan 3 4. Bapak Drs. Suhalik Budayawan Peneliti Informan 4 5. Bapak Kundofir Perencana Madya Bapeda Banyuwangi Informan 5 6. Bapak Siyadi Owner Batik Verdes dan Konsultan Batik Nasional Informan 6 7. Bapak Sahuni Budayawan Informan 7 8. Bapak Purwanto Tokoh Masyarakat Adat Banyuwangi dan Pelaku Seni Informan 8 9. Bapak Bambang Haryono Owner : - Pusat oleh oleh Pelangi Sari - Dapur Oseng - Rest Area Istana Gandrung Informan 9 Sumber : Data Primer 28

3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data sebagai bahan penelitian dikumpulkan melalui dua cara, yaitu pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder. Namun demikian proses pengumpulan data sekunder didahulukan karena merupakan langkah awal penyusunan rancangan penelitian, sementara pengumpulan data primer lebih merupakan konfirmasi terhadap konsep teoritis, yang ditujukan kepada para ahli atau pengelola pemasaran wilayah dan city branding di Kabupaten Banyuwangi. Sumber dan teknik pengumpulan data dalam penelitian disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian. Dalam penelitian kualitatif, informan sumber data dipilih dan menggunakan perspektif emic, artinya mementingkan pandangan informan, yakni bagaimana mereka memandang dan menafsirkan dunia dari pendiriannya. Peneliti tidak bisa memaksakan kehendaknya untuk mendapatkan data yang diinginkan Sugiyono, 2013:206. Sesuai dengan fokus penelitian , maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Observasi Sebelum menyusun proposal penelitian, peneliti telah melakukan observasi deskriptif mulai bulan Desember 2013, dengan melakukan pengamatan umum di Banyuwangi. Mengamati aktivitas perekonomian, pariwisata dan pengembangan city marketing di Banyuwangi, mengunjungi tempat wisata, membaca buku-buku tentang Banyuwangi, menelusuri website resmi Pemda Banyuwangi. Selanjutnya di bulan Maret 2014 mulai melakukan observasi terfokus mini tour observation yaitu observasi yang telah dipersempit untuk difokuskan hanya pada hal – hal yang berkaitan dengan penerapan city branding di Banyuwangi. 2. Wawancara. Wawancara dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Dalam wawancara terstruktur masalah ditentukan sebelum wawancara dilakukan yaitu mengenai pengetahuan para informan tentang pelaksanaan city branding di Banyuwangi. Sedangkan wawancara tidak terstruktur dilakukan dengan 29 pertanyaan yang bersifat open ended yang mengarah pada kedalaman informasi, serta dilakukan dengan cara yang tidak formal guna menggali pandangan informan secara lebih detail dan mendalam tentang branding di Banyuwangi. Dipandang dari bentuk pertanyaan, penelitian ini menggunakan wawancara terbuka, yaitu wawancara yang terdiri dari pertanyaan yang memungkinkan informan menjawab pertanyaan dengan panjang lebar dan bersikap lentur sesuai dengan keadaan di lapangan atau realitas sosial yang ada khususnya tentang pelaksanaan city branding. a. Wawancara pertama dengan Bapak Cuk Sugiyono Informan 2, Sekretaris PHRI Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia cabang Banyuwangi. Wawancara dilaksanakan di Hotel Berlian Abadi, pada tanggal 29 Maret 2014 jam 10.47 WIB. b. Wawancara kedua dengan Bapak DR. Kundofir Informan 5, Peneliti Madya BAPEDA Banyuwangi. Wawancara dilaksanakan di kediaman Bapak Kundofir pada tanggal 29 Maret 2014 jam 21.05 WIB c. Wawancara ketiga dengan Ibu Cicik Informan 3, Manager Hotel Ketapang Indah Banyuwangi. Wawancara dilaksanakan di Lobby Hotel Ketapang Indah Banyuwangi pada tanggal 12 April 2014 jam 11.27 WIB. d. Wawancara keempat dengan Bapak Drs. Suhalik Informan 4 Budayawan dan peneliti, Bapak Sahuni Informan 7 Budayawan dan anggota DKB Dewan Kesenian Blambangan, Bapak Purwanto Informan 8 Tokoh Masyarakat Adat Banyuwangi dan pelaku seni. Wawancara dilaksanakan di markas “Rumah Budaya Desa Kemiren Kecamatan Glagah Banyuwangi pada tanggal 12 April 2014 jam 15.40 WIB. e. Wawancara kelima dengan Bapak Siyadi Informan 6 Pengusaha atau Owner Batik “Verdes” dan Konsultan batik nasional. Wawancara dilaksanakan di Pusat Produksi Batik Verdes Kecamatan Cluring Banyuwangi pada tanggal 26 April 2014 jam 16.42 WIB. 30 f. Wawancara keenam dengan Bapak Bambang Haryono Informan 9, Pengusaha atau owner pusat oleh- oleh “Pelangi Sari”, “Oseng Handycraft” dan Rest Area “Istana Gandrung”. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2014 jam 15.15 WIB. g. Wawancara ketujuh dengan Bapak Moh. Yanuar Bramuda M.Si Informan 1 Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi. Wawancara dilaksanakan di Kantor PEMDA Kabupaten Banyuwangi pada tanggal 20 Mei 2014 jam 20.12 WIB. 3. Dokumentasi Peneliti mengumpulkan dokumentasi berupa tulisan-tulisan, gambar atau foto-foto tentang pelaksanaan event di Banyuwangi, foto – foto para informan dan buku-buku yang berhubungan dengan Banyuwangi, mulai dari sejarah dan gambaran umum Banyuwangi serta buku-buku yang membahas tentang pelaksanaan city branding di banyuwangi. 4. Triangulasi Teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dengan triangulasi ini pengumpulan data sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibiltas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi teknik yaitu melakukan obervasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data atau informan yang sama secara serempak. Peneliti juga menggunakan pendekatan triangulasi sumber yaitu mengumpulkan data dari berbagai sumber yaitu beberapa informan yang terdiri dari berbagai latar belakang lihat table 3.1, dimana para informan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda namun tetap mengacu pada permasalahan yang sama yakni pendapat dan pengetahuan mereka terhadap pelaksanaan city branding di Banyuwangi. 31

3.5 Analisis Data