Efektivitas Perangsangan Auditori Ayat Suci Al-Quran Terhadap Kecemasan Ibu Yang Sedang Dilakukan Kuret Di RSU Dr.Pirngadi Medan

(1)

EFEKTIVITAS PERANGSANGAN AUDITORI AYAT SUCI

AL-QURAN TERHADAP KECEMASAN IBU YANG SEDANG

DILAKUKAN KURET DI RSU Dr.PIRNGADI MEDAN

N U R L I A N A NIM 105102075

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah Nurliana

Efektivitas perangsangan auditori Ayat Suci Al-Quran terhadap kecemasan ibu yang sedang dilakukan kuret di RSU Dr.Pirngadi Medan

ix + 34 hal + 3 tabel + 1 skema + 5 lampiran Abstrak

Kecemasan dalam menghadapi tindakan medis adalah kecemasan yang dirasakan oleh ibu yang sedang dilakukan kuret yang berindikasi abortus kompletus. Beberapa dari pernyataan ibu yang terungkap misalnya ketakutan munculnya rasa sakit disertai adanya nyeri sewaktu tindakan medis dilakukan, perasaan takut dan cemas akan muncul lebih besar pada waktu peralatan medis dikeluarkan dan dilakukannya tindakan. Perangsangan Auditori merupakan salah satu metode distraksi untuk menurunkan tingkat kecemasan secara nonfarmakologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas perangsangan auditori dengan mendengarkan bacaan ayat suci Al-Quran, penelitian ini menggunakan desain quasy experiment dan pengambilan data menggunakan tehnik sampling jenuh. Pengumpulan data dilakukan dari 19 Maret 2011 sampai dengan 19 April 2011dengan mengumpulkan responden sebesar 18 orang dengan menggunakan kuesioner yang dilengkapi dengan Informed Concent yang meliputi data karakteristik ibu untuk 14 pertanyaan sebelum dan sesudah intervensi dengan memakai skala HRSA untuk skor akhir. Dari penelitian ini diperoleh hasil signifikan terhadap intervensi yang diberikan (p<0,05) perbedaan nilai rata-rata kecemasan sebelum intervensi 3.11(SD 0.471) dan sesudah intervensi 1.94(SD 0.539) dengan menunjukkan 12.907 t hitung pada intervensi lebih besar dari t tabel 1.740 yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima sehingga terlihat adanya perbedaan dinyatakan bahwa perangsangan auditori Ayat Suci AL-Quran mempunyai pengaruh terhadap pengurangan tingkat kecemasan pada ibu yang sedang dilakukan kuret di RSU Dr.Pirngadi Medan, Penelitian ini dapat menjadi masukkan bagi institusi pendidikan agar menjadi salah satu metode alternatif dengan pendekatan spiritual untuk menurunkan tingkat kecemasan ibu yang sedang dilakukan kuret.

Daftar Pustaka : 20 (1988-2010)

Kata kunci : Perangsangan auditori, Kecemasan Ibu kuret


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga dengan izin dan ridha-Nya penulis dap[at menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Efektifitas perangsangan Auditori terhadap kecemasan ibu kuretase di RSU Dr.Pirngadi tahun 2011”.

Selawat dan Salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mewariskan umatnya dengan konsep berpikir dengan Ilmu Pengetahuan, serta kepada keluarga dan sahabatnya yang mengikuti sunah dan ajaran beliau.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pembuatan Karya Tulis Ilmiah guna sebagai persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapat bantuan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis meyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang S.Kep,Ns, M.kep selaku Ketua dan Koordinator program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Dina Indarsita, M.Kes. selaku Dosen pembimbing KTI dan dr.Rina Amelia selaku Dosen Pembimbing Akademik

4. Seluruh staf pengajar beserta staf Administrasi di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.


(5)

5. Seluruh staf RSU Dr.Pirngadi yang telah membantu memberi info data untuk kelangsungan pembuatan KTI.

Dan tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahnda Drs.H.Ismail AB dan Ibunda Hj.Nurjannah IB yang telah memberikan do`a dan Suport kepada penulis serta anak-anak tersayang (Aan, Igbal, dan Akmal) dan sahabat-sahabat tercinta yang telah banyak membantu dan memberi motivasi dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga seluruh bantuan, bimbingan dan arahan yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT, semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat sebagai petunjuk guna pembuatan Karya Tulis Ilmiah selanjutnya.

Medan, 6 Juni 2011 Penulis

Nurliana


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………...i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I. PENDAH ULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian. 1. Praktek Kebidanan ... 4

2. Penelitian kebidanan ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Cemas 1. Definisi Cemas ... 5

2. Teori Kecemasan ... 6

3. Tingkat kecemasan ... 7

B. Cemas menghadapi tindakan medis ... 9

C. Intervensi Kecemasan 1. Distraksi ... 10

2. Perangsangan Auditori ... 11

3. Al-Qur`an ... 13 4.


(7)

BAB III. KERANG KA KONSEPTUA L

A. Kerangka Konseptual ... 15

B. Definisi Operasional... 16

C. Hipotesis ... 17

BAB IV. METODELOGI PENELI TIAN A. Desain Penelitian ... 18

B. Populasi dan Sampel ... 19

C. Tempat Penelitian... 19

D. Waktu Penelitian ... 19

E. Pertimbangan Etika Penelitian ... 20

F. Instrumen Penelitian... 20

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 20

H. Pengumpulan Data ... 21

I. Rencana Analisa Data ... 21

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian………. ……….23

1. Karakteristik Demografi Responden………...23

2. Perangsangan Auditori………24

3. Tingkat kecemasan ibu sebelum dan sesudah di Intervensi…………25

B. Pembahasan…………..……….27

C. Keterbatasan Penelitian………...………..28


(8)

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………30

B. Saran………..30

DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Umur, Paritas, Suku pada Ibu yang dilakukan Kuret di RSU Dr.Pirngadi Medan Februari-April 2011 (n=18) ... 24

Tabel 5.2 Tabel Distribusi dan Nilai Rata-rata Tingkat Kecemasan Ibu

Sebelum dan Sesudah di Intervensi (n=18) ... 25 Tabel 5.3 Distribusi Perbedaan Tingkat Kecemasan ibu sebelum dan


(10)

DAFTAR SKEMA


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Formulir Persetujuan menjadi Responden Penelitian. 2. Kuesioner Penelitian.

3. Lembar Abstrak.

4. Lembar Input Analisa Uji Statistik 5. Lembar persetujuan sidang KTI 6. Lembar konsultasi KTI

7. Lembar jadwal kegiatan KTI

8. Surat izin Penelitian dari RSU Dr.Pirngadi Medan 9. Surat Balasan Penelitian dari RSU Dr.Pirngadi Medan


(12)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah Nurliana

Efektivitas perangsangan auditori Ayat Suci Al-Quran terhadap kecemasan ibu yang sedang dilakukan kuret di RSU Dr.Pirngadi Medan

ix + 34 hal + 3 tabel + 1 skema + 5 lampiran Abstrak

Kecemasan dalam menghadapi tindakan medis adalah kecemasan yang dirasakan oleh ibu yang sedang dilakukan kuret yang berindikasi abortus kompletus. Beberapa dari pernyataan ibu yang terungkap misalnya ketakutan munculnya rasa sakit disertai adanya nyeri sewaktu tindakan medis dilakukan, perasaan takut dan cemas akan muncul lebih besar pada waktu peralatan medis dikeluarkan dan dilakukannya tindakan. Perangsangan Auditori merupakan salah satu metode distraksi untuk menurunkan tingkat kecemasan secara nonfarmakologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas perangsangan auditori dengan mendengarkan bacaan ayat suci Al-Quran, penelitian ini menggunakan desain quasy experiment dan pengambilan data menggunakan tehnik sampling jenuh. Pengumpulan data dilakukan dari 19 Maret 2011 sampai dengan 19 April 2011dengan mengumpulkan responden sebesar 18 orang dengan menggunakan kuesioner yang dilengkapi dengan Informed Concent yang meliputi data karakteristik ibu untuk 14 pertanyaan sebelum dan sesudah intervensi dengan memakai skala HRSA untuk skor akhir. Dari penelitian ini diperoleh hasil signifikan terhadap intervensi yang diberikan (p<0,05) perbedaan nilai rata-rata kecemasan sebelum intervensi 3.11(SD 0.471) dan sesudah intervensi 1.94(SD 0.539) dengan menunjukkan 12.907 t hitung pada intervensi lebih besar dari t tabel 1.740 yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima sehingga terlihat adanya perbedaan dinyatakan bahwa perangsangan auditori Ayat Suci AL-Quran mempunyai pengaruh terhadap pengurangan tingkat kecemasan pada ibu yang sedang dilakukan kuret di RSU Dr.Pirngadi Medan, Penelitian ini dapat menjadi masukkan bagi institusi pendidikan agar menjadi salah satu metode alternatif dengan pendekatan spiritual untuk menurunkan tingkat kecemasan ibu yang sedang dilakukan kuret.

Daftar Pustaka : 20 (1988-2010)

Kata kunci : Perangsangan auditori, Kecemasan Ibu kuret


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Abortus didefinisikan sebagai keluarnya janin sebelum mencapai 20 minggu atau berat janin 500 gram atau lebih kecil (Derek, 2005, Hal. 96), Tentu saja harus dilakukan pemeriksaan secara intensif agar bisa membedakan jenis abortus karena penangganannya akan berbeda pula. Ada yang memerlukan obat-obatan, istirahat atau malah kuret (Prawiroharja, 2002, hal M-9).

Frekuensi abortus sukar ditentukan karena abortus buatan banyak tidak dilaporkan, kecuali apabila terjadi komplikasi.Abortus spontan kadang-kadang hanya disertai gejala dan tanda ringan, sehingga pertolongan medis tidak diperlukan dan kejadian ini dianggap sebagai terlambat haid. Diperkirakan frekwensi abortus spontan berkisar 10-15%. Frekwensi ini dapat mencapai angka 50% bila diperhitungkan mereka yang hamil sangat dini, terlambat haid beberapa hari, sehingga wanita itu sendiri tidak mengetahui ia sudah hamil. Di Indonesia diperkirakan ada 5 juta kehamilan pertahun. Dengan demikian setiap tahun 500.000-750.000 abortus spontan.(Azhari, 2002, hal. 1). Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) diperkirakan 4,2 juta abortus dilakukan setiap tahun di Asia Tenggara. di perkotaan abortus dilakukan 24-57% oleh dokter, 16-28% oleh bidan/perawat, 19-25% oleh dukun dan 18-24% dilakukan sendiri. Sedangkan di pedesaan abortus dilakukan 13-26% oleh dokter, 18-26% oleh bidan/perawat, 31-47% oleh dukun dan 17-22% dilakukan sendiri (Azhari,2002,hal.2)


(14)

Abortus yang dilakukan oleh dokter dan bidan/perawat adalah kuret isap (91%), Dilatasi dan kuretase (30%) serta Prostaglandin/suntikan (4%). Abortus dilakukan sendiri atau dukun memakai obat/hormone (8%), jamu/obat tradisional (33%), alat lain (17%) dan pemijatan (79%).Survei yang dilakukan di beberapa klinik Jakarta, Medan, Surabaya dan Denpasar menunjukkan bahwa abortus dilakukan 89% pada wanita yang sudah menikah, 11% pada wanita yang belum menikah dengan perincian 45% akan menikah, 55% belum ada rencana menikah. Sedangkan golongan umur mereka yang melakukan abortus 34% berusia antara 30-46 tahun, 51% berusia antara 20-29 tahun dan sisanya 15% berusia di bawah 20 tahun (Azhari, 2002, hal 2).

Data awal yang diperoleh dari laporan Rekam Medik RSU Dr.Pirngadi Medan dapat diketahui bahwa jumlah ibu abortus untuk tahun 2009 sebanyak 105 ibu, sedangkan untuk tahun 2010 sampai dengan Oktober sebanyak 71 orang dengan kasus Abortus Incompletus (kuret) sebanyak 42 orang, Abortus Kompletus(kuret) 5 orang, Abortus Iminens 3 orang, Abortus Incipiens 5 orang, Mised Abortion 13 orang, Abortus Provokatus 1 orang.

Menghadapi kuret ibu merasakan kecemasan yang dalam. Berbagai faktor predisposisi yang dapat menimbulkan kecemasan yaitu faktor predisposisi ginetik, faktor organik dan faktor psikologi pada pasien yang akan menjalani suatu keadaan medik.

Kecemasan dan ketakutan pada penderita dapat menimbulkan stress psikis dan justru akan melemahkan respon imunologi (daya tahan tubuh) dan mempersulit proses penyembuhan diri bagi mereka yang sakit menghadapi kondisi yang seperti ini, bimbingan rohani sangat diperlukan agar jiwa manusia tidak terguncang dan menjadi


(15)

lebih kuat yang pada akhirnya akan membantu proses penyembuhan (Anwar,2009, hal.1)

Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya sebahagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam(Depkes RI,1990). Kecemasan dapat didefinisikan suatu keadaan perasaan keprihatinan, rasa gelisah, ketidaktentuan, atau takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui atau dikenal (Stuart and Sundeen,1988)

Anwar (2009, hal.2) mengatakan bahwa Metode pengobatan dunia kedokteran pada umumnya memang hanya mengandalkan terapi fisik belaka tanpa melihat pasien dari segi rohaninya, meskipun diakui bahwa kondisi psikis yang stabil dapat menunjang penyembuhan diri. Hawari(2009, hal.88) mengatakan Metode pengobatan Nabi terhadap suatu penyakit bisa dilakukan dengan cara pertama, dengan menggunakan obat-obatan. Kedua, dengan menggunakan obat-obatan bernuansa wahyu yang disertai dengan Tawakal kepada Yang Mahasembuh (berupa zikir dan Doa) sebagai pelengkap terapi Medik.

“Dan berzikirlah (ingat Allah) dalam hatimu dengan kerendahan hati dan rasa takut dengan suara perlahan-lahan di waktu pagi dan petang dan janganlah kamu menjadi orang yang lalai”(Qs, Al-A’raf(7);205). Adapun ucapan atau zikir adalah membaca tasbih, tahmid, tahlil dan takbir. Sedangkan doa yang akan dipakai untuk menghilangkan kecemasan dan kekhawatiran yaitu QS. Al-Hadid (57):5).


(16)

A. Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar yang telah diuraikan diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Efektivitas Perangsangan Auditori ayat suci

Al-Quran terhadap kecemasan ibu yang sedang dilakukan kuret di RSU Dr. Pirngadi kota Medan Tahun 2011.

B. Tujuan Penelitian.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi tindakan kuret.

2. Mengetahui efektivitas perangsangan auditori Ayat Suci Al-Quran selama menjalani kuret.

C. Manfaat Penelitian.

Penelitian diharapkan bermanfaat bagi: 1. Tempat Penelitian.

Sebagai informasi dan masukan tentang Efektivitas Auditori Ayat Suci Al-Quran.

2. Institusi Pendidikan.

Sebagai bahan acuan atau referensi bagi mahasiswa D-IV Bidan Pendidik khususnya yang berkaitan dengan alternatif tehnik nonfarmakologi yang mudah dilakukan pada ibu yang sedang dilakukan Kuret.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Cemas.

1. Definisi cemas.

Kecemasan adalah suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan yang disertai dengan tanda somatik yang menyatakan terjadinya Hiperaktivitas system syaraf otonom. Kecemasan adalah gejala yang tidak spesifik yang sering ditemukan dan seringkali merupakan suatu emosi yang normal (Kusuma w,1997) kecemasan adalah respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal, samar-samar atau konfliktual (Kaplan,Sadock, 1997).

Kecemasan (Anxiety) diartikan sebagai perasaan khawatir, cemas, gelisah dan takut yang muncul serba bersamaan, yang biasanya diikuti dengan naiknya rangsangan pada tubuh seperti: jantung berdebar-debar, keringat dingin. Kecemasan dapat timbul sebagai reaksi terhadap ”bahaya” baik yang sungguh-sungguh ada maupun yang tidak(berhasil dari imajinasi saja) yang seringkali disebut dengan ”Free-Floating Anxiety”(Kecemasan yang terus menerus mengambang tanpa diketahui penyebabnya).

Konsep kecemasan memegang peran yang sangat mendasar dalam teori-teori tentang stress dan penyesuaian diri (Lazatus,1961), Menurut Post(1978) kecemasan adalah kondisi emosional yang tidak menyenangkan yang ditandai oleh perasaan-perasaan subjektif seperti ketegangan, ketakutan, kekhawatiran dan juga ditandai dengan aktifnya sistem saraf pusat. Frued (dalam Arndt,1974) menggambarkan dan mendifinisikan kecemasan sebagai suatu perasaan yang tidak menyenangkan, yang


(18)

Kecemasan melibatkan persepsi tentang perasaan yang tidak menyenangkan dan reaksi fisiologis, dengan kata lain kecemasan adalah reaksi atas situasi yang dianggap berbahaya.

Kecemasan ibu yang sedang dilakukan kuret adalah kondisi emosional yang tidak menyenangkan ditandai dengan perasaan cemas, ketegangan, ketakutan, gangguan tidur, gangguan kecerdasan, perasaan depresi, gejala somatik, gejala sensorik, gejala kardiovaskuler, gejala pernafasan, gejala gastrointestinal, gejala urogenital, gejala vegetatif/otonom (Nursalam,2008).

2. Teori Kecemasan.

Rawlins,at al (1993) mengatakan bahwa Kecemasan merupakan suatu respon terhadap situasi yang penuh dengan tekanan. Stres dapat di definisikan sebagai suatu persepsi ancaman terhadap suatu harapan yang mencetusk an cemas hasilnya adalah bekerja untuk melegakan tingkah laku, stress dapat berbentuk spikologis, social atau fisik. Beberapa teori memberikan kontribusi terhadap kemungkinan faktor etiologi dalam mengembangkan kecemasan. Teori menurut Freud(1993) teori tentang kecemasan, yaitu:

a. Teori Psikodinamik

Freud (1993) mengungkapkan bahwa kecemasan merupakan hasil dari konflik spikis yang tidak disadari. Bila kecemasan menurun maka rasa aman akan datang, bila konflik berkepanjangan maka kecemasan pada tingkat tinggi. Menurut Marilynn (2007, hal.112) bahwa Anxietas timbul secara tidak sadar sebagai konflik internal yang dibawa kedalam kesadaran.


(19)

Menurut teori prilaku Kecemasan berasal dari suatu respon terhadap stimulus khusus (fakta) dan waktu cukup lama serta kecemasan merupakan hasil frustasi, sehingga akan mengganggu kemampuan indivudu untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

c. Teori Interpersol

Menjelaskan bahwa kecemasan terjadi dari ketakutan akan penolakan antar individu, sehingga menyebabkan individu bersangkutan merasa tidak berharga. d. Teori Keluarga

Menjelaskan bahwa kecemasan dapat terjadi dan timbul secara nyata akibat adanya konflik dalam keluarga.

e. Teori Biologik

Beberapa kasus kecemasan (5-4 %) merupakan suatu perhatian terhadap suatu proses fisiologis (Hall,1980), kecemasan ini dapat disebabkan oleh penyakit fisik atau keabnormalan tidak oleh konflik emosional, kecemasan ini termasuk kecemasan skunder (Rockwellcit Stuart dkk,1998).


(20)

3. Tingkat kecemasan

Tingkat kecemasan menurut (S.Sanden, 1998) adalah:

Tingkat kecemasan Respon fisiologi Respon psikologi •Nafas pendek

•Irama jantung dan tekanan darah meningkat.

•Gejala yang tidak enak pada lambung, nafsu makan menurun, ekpresi muka gugup.

Respon prilaku:

Perasaan gelisah, ketegangan fisik, tremor,

gugup, bicara cepat, kurang koordinasi.

Sedang •Nafas pendek

•Denyut jantung dan tekanan darah meningkat.

•Mulut kering dan gangguan diare, konstipasi, badan gemetar (wajah ketakutan, otot menegang, respon badan gemetar, ketidakmampuan untuk relaksasi, susah tidur).

•Gelisah.

Respon kognitif:

Perhatian terganggu, konsentrasi buruk, pelupa, bingung.

Berat •Nafas pendek, cepat, dangkal, terasa tercekik dan tersumbat, hipotensi, pusing, nyeri dada. •Palpitasi, mual, agitasi.

•Koordinasi motorik bergerak, gerak tubuh involuter, tubuh bergetar, ekpresi wajah menakutkan, pucat berkeringat.

Respon afektif:

Kondisi gelisah, tidak sabar, tegang, nervous,

mudah terganggu, ketakutan, tremor, gugup.

B. Cemas Menghadapi Tindakan Medis.

Klien dengan gangguan penyesuaian tampaknya memiliki ketidakmampuan menyesuaikan proses berduka dalam merespon perubahan prilaku hidup yang menyakitkan, perkiraan penyebab ketidakmampuan untuk beradaptasi diyakini sebagai kelebihan beban psikis, tingkat ketegangan akan melebihi kemampuan individu dalam menghadapinya dan fungsi normal akan terganggu dan akan terjadi gejala psikologis. Rentang perhatian dan memori akan mengalami kerusakan (tergantung pada muncul


(21)

depresi dan tingkat anxietas). Pola komunikasi akan menunjukkan depresi alam perasaan atau hilangnya asosiasi pada kondisi cemas berat (Marilynn e.d, 2007, hal.475)

Kecemasan dalam menghadapi tindakan medis selalu akan dihadapi setiap individu yang sedang memerlukannya dan merupakan hal yang wajar. Beberapa pernyataan yang biasanya terungkap, misalnya ketakutan munculnya rasa sakit disertai adanya rasa nyeri sewaktu tindakan medis dilakukan, perasaan takut dan cemas akan timbul lebih besar diwaktu peralatan medis dikeluarkan dan dilakukannya tindakan operasi (Efendi, 2005, hal 1). Pada saat itu cemas dan takut akan timbul bersamaan dengan menurunnya system imunitas tubuh dan akan mengaktifkan saraf otonom dimana akan terjadi kecemasan. Tindakan medis adalah suatu tindakan yang akan mendatangkan Stressor terhadap integritas seseorang menghadapi tindakan yang akan membangkitkan reaksi stress baik fisiologis maupun psikologis, salah satu respon psikologis adalah cemas. Suatu penelitian menyebutkan bahwa 80% dari pasien yang akan menghadapi tindakan medis akan mengalami kecemasan (Ferlina,2002, hal 1).

C. Intervensi Tingkat Kecemasan.

Mengatasi (mengintervensi) kecemasan dapat dilakukan dengan beberapa tehnik (nonfarmakologi) selain memakai tehnik pengobatan farmakologi yaitu:

1. Distraksi.

Pengertian menurut Burnner & Suddarth (2002) Distraksi adalah mengalihkan fokus ke stimulus yang lain.

Banyak pasien dan tim Kesehatan cendrung memandang obat sebagai satu-satunya metode penyembuhan, metode nonfarmakologi biasanya mempunyai resiko yang sangat rendah. Mengkombinasikan tehnik ini dengan obat-obatan mungkin cara


(22)

yang paling efektif. Ansietas yang tinggi sebenarnya berhubungan erat dengan rasa nyeri, karena akibat cemas yang berlebihan akan meningkatkan persepsi klien terhadap nyeri. Begitu banyak tehnik yang dipakai untuk pengobatan cemas (Anxietas) nonfarmakologi di antaranya: (1) Stimulasi dan Masase Kutaneus, ( 2)Terapi es dan panas, (3) Stimulasi saraf Elektrik Transkutan, (4) Distraksi, (5) Tehnik Relaksasi, (6)Imajinasi Terbimbing, (7)Hipnosis. Penelitian ini mencoba menggunakan tehnik Distraksi dalam mengintervensi kecemasan ibu dalam menghadapi tindakan medis yaitu kuret.

Psikoterapi dan para ahli menyusun terapi untuk pengobatan yang disesuaikan dengan kepribadian klien, yaitu berusaha mengkombinasi pengobatan medis dan psikoterapi secara bersamaan. Menurut Priharjo (1996,hal.41)Terapi yang digunakan disini dengan mengunakan teknik distraksi antara lain(1). distraksi visual, (2) distraksi pendengaran, (3) distraksi pernafasan, (4) distraksi intelektual, (5) teknik pernafasan, (6) imajinasi terbimbing. Untuk mengatasi rasa kecemasan menghadapi tindakan medis akan digunakan tehnik distraksi pendengaran karena musik yang akan diperdengarkan akan mengurangi tingkat ketegangan emosi.

Teknik distraksi pendengaran disini akan menggunakan salah satu jenis perangsangan auditori yaitu: (1) pendengaran (perangsangan) lagu-lagu, (2) pendengaran (perangsangan) Ayat suci Al-Quran.

2. Perangsangan Auditori.

Pengertian perangsangan auditori adalah suatu persepsi terjadi setelah melalui proses sensasi atau penginderaan yang berarti proses penerapan rangsangan oleh pancaindra. Indra manusia merupakan jalan masuknya informasi dari luar, indra yang memberikan rasa senang dan juga rasa sakit, secara sederhana sensari dapat diartikan


(23)

sebagai proses penerapan stimulus indra. Menurut Arkinson dkk (1993) ada dua cara untuk dapat memahami proses sensasi, pertama penelitian dasar dan kedua penelitian terapan. Penelitian dasar mencoba penemuan aspek lingkungan yang mendapat respon dari indra dan sebagaimana aspek tersebut akan menyatakan informasi dan menyampaikannya ke dalam otak, sementara melalui penelitian terapan proses indra para ahli mencoba menggali bagaimana menentukan kemampuan manusia dalam membedakan dan menafsir stimulus (rangsangan) Hidayat (2009, hal.63-64).

Suara manusia merupakan instrumen penyembuhan yang sangat ampuh karena suara manusia memberi energi. Suara memberi keseimbangan kepada otak secara secara sempurna dalam waktu sekejap, serta mampu menciptakan fokus (penerimaan terhadap jati diri) (Shirlie,2001, hal.13).

Pakar kesehatan alternative Dr. Andrew Weil, dari program pengobatan Integratif Universitas Arizona menyebut musik sebagai karunia getaran penyembuhan, Rumah sakit Universitas di Cleveland berkata bahwa risetnya hanya membutuhkan sesi terapi musik saja karena merupakan indikator penting dari fungsi kekebalan, disentra ini terapi musik diterapkan untuk mengurangi kecemasan dan depresi juga mengurangi rasa nyeri karena meningkatnya protein dalam tubuh serta mengurangi infeksi (Salampessy, 2004) Menurut Taufik dkk (2010) komponen komunikasi adalah:

1. Pemberi pesan (sender).

Pemberi pesan adalah orang/individu yang bertugas mengirimkan pesan/mengeluarkan stimulus dalam bentuk informasi-informasi yang harus disampaikan kepada pihak atau orang lain, dengan harapan orang/pihak lain tersebut dapat memberikan respon.


(24)

Penerima pesan adalah seseorang yang menerima pesan/stimulus serta memberi respon, bisa dalam bentuk system yang diterima maupun pesan yang sudah diinterpretasikan. Dalam hal ini respon yang diberikan tersebut dapat bersifat pasif dengan memahami/mengerti sesuatu yang dimaksud oleh pemberi pesan atau dalam bentuk aktif yakni nonverbal (isyarat/symbol).

Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi, jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, maka akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran. 3. Pesan (Message).

Pesan merupakan informasi yang diterima/isi stimulus yang dikeluarkan oleh pemberi pesan (sender) kepada peneri pesan (receiver). Penyampaian pesan bisa berupa kata-kata, ide, atau perasaan. Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi.

4. Saluran (Media).

Media merupakan alat atau sarana yang digunakan oleh pemberi pesan (sender) dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada sipenerima pesan (Receiver). Media yang dimaksud adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima, disini pancaindra dianggap sebagai media komunikasi. Media yang digunakan bisa melalui ucapan, bunyi-bunyian (lisan) atan berupa tulisan.


(25)

5. Umpan balik (Feed back).

Reaksi dari sasaran terhadap pesan yang disampaikan, untuk mengetahui komunikasi berjalan dengan baik atau tidak, jika hasilnya baik maka akan disebut positif jika hasilnya buruk maka disebut negatif. Komunikasi dinyatakan berhasil apabila seorang komunikan mampu member tanggapan atau respon.

6. Akibat (Impact).

Hasil dari komunikasi terjadi perubahan pada diri sasaran.

3. Al-Quran

Salah satu pendengaran atau perangsangan yang akan digunakan yaitu perangsangan dengan menggunakan ayat Suci Al-Quran dipakai terhadap kecemasan ibu yang sedang dilakukan kuret.

Perangsangan dengan menggunakan ayat suci Al-Quran juga bertujuan untuk mengalihkan rasa cemas ibu dengan memperdengarkan ayat-ayat Suci Al-Quran dicoba dengan memakai teknik perangsangan selama 10-15 menit.

Ayat Suci Al-Quran melalui pemutaran kaset murotal. Menurut Hawari (2009, hal.121) didalam Al-Quran surat Ar-Rad(13):28 mengandung arti ”Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah, hati menjadi tentram”, dan biasanya orang yang sedang menderita sakit diliputi kecemasan dan kesedihan serta keduanya dapat memperberat penyakit yang sedang dideritanya Oleh karena itu pengobat rasa cemas hendaknya berdoa sebagaimana ayat dan hadist berikut yang artinya”Dan tidaklah Kami mengutus para Rasul melainkan untuk menyampaikan kabar gembira dan memberikan peringatan maka barang siapa yang beriman dan


(26)

berbuat baik, bagi mereka tidak ada kekhawatiran (kecemasan) dan tidak pula berduka cita dan bersedih hati”(Qs.Al-A`Nam(6):48).

Pemakaian ayat suci Al-Quran disini dengan menggunakan ayat Yusuf, Arrad, Ibrahim, Al-Hijr, Annahl diharapkan bisa berfungsi untuk menurunkan kecemasan ibu yang sedang dilakukan kuret.


(27)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep.

Kerangka konsep pada penelitian ini disusun berdasarkan konsep kecemasan ibu kuret dan manajemen cemas non farmakologi, Distraksi dengan perangsangan Auditori.

Dari yang telah diuraikan pada Bab II peneliti mengambil kesimpulan dengan menggambarkan kerangka konsep penelitian:

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 1. Kerangka Konsep Perangsangan Auditori Ayat

Suci Al-Qur`an

Kecemasan ibu yang sedang dilakukan kuret


(28)

B. Definisi Operasional.

Variabel Dependen:

Definisi operasional:

Alat ukur: Cara ukur: Hasil ukur: Skala ukur: Kecemasan ibu kuret Kecemasan adalah suatu kondisi emosional yang tidak menyenangkan ditandai dengan: •Perasaan cemas •Ketegangan • Ketakutan •Gangguan tidur •Gangguan

kecerdasan •Perasaan depresi •Gejala somatik

(otot-otot) •Gejala sensorik •Gejala kardiovaskuler •Gejala pernafasan •Gejala gastrointestina •Gejala urogenital •Gejala vegetativ.

Kuesioner Observasi dan ceklis

1. skor<5 tidak cemas. 2. 6-14

cemas ringan. 3. 15-27 cemas sedang. 4. >28 cemas berat. Skala ordinal Variabel Independen: Definisi operasional:

Alat ukur: Cara ukur: Hasil ukur: Skala ukur: Perangsangan Auditori Ayat Suci Al-Quran Perangsangan dengan menggunakan ayat suci Al-Quran adalah suatu proses mengalihkan rasa cemas ibu dengan memperdengarka

Kuesioner Observasi Perangsngn selama 10-15 menit : 1. skor<5

tidak cemas. 2. 6-14

cemas ringan.

Skala Ordinal


(29)

n ayat-ayat Suci Al-Quran dengan menggunakan

tape recorder yang

disambungkan dengan walkman selama 10-15 menit.

3. 15-27 cemas sedang. 4. >28

cemas berat.

C. Hipotesis Penelitian.

Penelitian ini akan diamati dengan memakai teknik distraksi pendengaran yaitu perangsangan auditori dengan bacaan ayat Suci Al-Quran dalam menilai kecemasan ibu yang sedang dilakukan kuret, yang bertujuan untuk mengetahui keefektivitasan perangsangan auditori. Hipotesis akan dibuktikan dalam penelitian ini adalah Hipotesis alternative (Ha) adalah adanya hubungan perangsangan auditori dengan bacaan ayat suci Al-Quran terhadap kecemasan ibu yang sedang dilakukan kuret.


(30)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Merupakan arahan untuk menerangkan atau menggambar-kan masalah penelitian yang terjadi (Hidayat,2010, hal.53).

Penelitian ini memakai desain penelitian Quasi-Eksperimental (Eksperiment Semu) yaitu kesulitan dalam mendapatkan kelompok kontrol (Sugioyono,2008, hal.77), Disebut Eksperiment semu karena eksperiment ini belum atau tidak memiliki ciri-ciri rancangan sebenarnya, karena variable-variabel yang seharusnya dikontrol tidak dapat atau sulit dilakukan, oleh sebab itu validitas penelitian menjadi kurang cukup untuk disebut sebagai eksperimen yang sebenarnya (Notoatmodjo, 2010, hal.60).

Penelitian ini dipakai untuk mengidentifikasi efektifitas perangsangan auditori Ayat suci Al-Quran terhadap kecemasan ibu yang sedang dilakukan kuret, penilaian kecemasan akan dilakukan dengan cara memberikan pretest (pengamatan awal) terlebih dahulu sebelum memberikan intervensi (perlakuan), dan kemudian dilakukan posttest (pengamatan akhir) (Hidayat, 2010, hal.61). Menurut Notoatmodjo (2010, hal.60-61) bahwa Quasi-Experiment Design mengunakan rangkaian waktu (Time series design) yang artinya pengukuran berulang yaitu memberikan pretest sebelum perlakuan dan memberikan posttest setelah perlakuan tanpa adanya kelompok kontrol.


(31)

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi.

Penelitian ini menggunakan populasi yaitu seluruh jumlah ibu-ibu yang abortus inkompletus yang dilakukan tindakan kuret di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2011. 2. Sampel.

Tehnik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel (Sampling jenuh), cara ini pakai karena populasi terlalu kecil.(salemba medika, Jakarta.2010 hal.83).

Tehnik pengambilan sampel juga sesuai dengan kriteria Inklusi yaitu :

1. Semua ibu-ibu yang mengalami Abortus inkompletus yang akan dilakukan kuret. 2. Ibu-ibu yang mengalami abortus yang beragama Muslim.

3. Ibu-ibu yang mengalami abortus yang mau menjadi responden

C. Tempat Penelitian.

Penelitian dilakukan di RSU Dr. Pirngadi di Ruang Tanjung I/Ruang IV, alasan peneliti yaitu dikarenakan RSU Dr.Pirngadi Medan adalah rumah sakit pendidikan yang memang sudah ditunjuk oleh bagian pendidikan, program, institusi. Penelitian ini dilakukan pada Februari sampai dengan April 2011.

D. Waktu Penelitian.


(32)

E. Etika Penelitian.

Penelitian dilakukan setelah mendapat persetujuan Karya Tulis Ilmiah dari Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan rekomendasi dari direktur RSU Dr.Pirngadi Medan dan peneliti akan melanjutkan penelitian dengan memakai instrument penelitian dengan tehnik pengisian kuesioner dan tehnik distraksi ( pendengaran) ayat suci Al-Quran, sebelum peneliti merespon, responden harus mengisi infomed consent terlebih dahulu, jika subyek menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa. Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek, peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh subyek lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subyek dijamin oleh peneliti.

F. Alat Pengumpulan Data.

Instrumen penelitian digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner yang terdiri dari data demografi dan instrument untuk mengkaji tingkat kecemasan ibu. Data demografi meliputi nama, usia, paritas, suku bangsa. Skala kecemasan yang digunakan adalah skala HRS-A. Bacaan Al-Quran dilakukan dengan mengunakan pemutaran kaset Murotal melalui Tape Recorder yang disambungkan dengan Walkman.

G. Uji Validitas

Kuesioner tidak perlu diuji validitas disebabkan bentuk pertanyaan pada kuesioner memakai skala kecemasan HARS(Hamilton Anxiety Rating Scala) yang sudah baku.


(33)

H. Prosedur Pengumpulan Data.

Pengumpulan data dilaksanakan sebagai berikut :(1) sebelum melakukan penelitian, peneliti mendapat rekomendasi dari Program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (2) Meminta izin ke Direktur Rumah Sakit Dr.Pirngadi Medan (3) Setelah mendapat persetujuan, peneliti melaksanakan pengumpulan data dan penelitian (4) Peneliti menentukan responden sesuai dengan Kriteria yang telah dibuat (5)Calon subyek bersedia untuk direspon dengan mengisi informed concent (6) Melakukan pengisian kuesioner yang dilakukan oleh responden dengan pengisian data Demografi dan pengisian pertanyaan skala HRS-A yang gunanya untuk mengetahui sejauh mana tingkat kecemasan ibu pada saat akan dilakukan kuret (7) setelah penentuan skala kecemasan ibu, peneliti akan memperdengarkan bacaan ayat suci Al-Quran melalui pemutaran kaset murotal kepada ibu selama 10-15 menit, setelah itu ibu diistirahatkan 5 menit, kemudian dilanjutkan kembali pemutaran kaset murotal (Ayat Suci Al-Quran) selama 10 menit (8) setelah treatment selesai dilakukan pengkajian akhir untuk mengetahui intensitas kecemasan yang dialami oleh ibu dengan mengisi kuesioner skala kecemasan yang dirasakan oleh ibu.

I. Rencana Analisis Data.

Setelah semua data terkumpul, maka analisa data dilakukan dengan memeriksa kembali (editing) semua kuisioner satu persatu serta memastikan bahwa semua pertanyaan telah diisi oleh responden, dan memberikan kode ( coding ) terhadap setiap kuesioner yang telah diajukan guna mempermudah peneliti ketika akan mengadakan tabulasi ( tabulating ) dan Analisis data . Selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan


(34)

menggunakan SPSS, yang gunanya untuk mengetahui tingkat dan penurunan kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan tehnik perangsangan auditori .

Untuk mengetahui perbedaan intensitas kecemasan sebelum dan sesudah tehnik perangsangan auditori digunakan uji statistik yaitu uji T-Dependen yang akan dianalisa dengan memakai Paired sampel t-tes yang gunanya nanti untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kecemasan sebelum intervensi dan kecemasan sesudah intervensi yaitu pada intervensi akhir akan diperdengarkan (perangsangan) ayat suci Al-Quran pada ibu yang akan dilakukan kuret.


(35)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Bab ini diuraikan hasil penelitian serta pembahasan mengenai efektifitas perangsangan auditori dengan mendengar bacaan ayat Al-Quran terhadap penurunan kecemasan ibu yang sedang dilakukan kuret. Penelitian ini dilaksanakan di RSU Dr.Pirngadi Medan tepatnya di Ruang IV pada Februari sampai dengan April 2011. Jumlah responden adalah 18 orang. Keterbatasan peneliti untuk menemukan responden dikarenakan kriteria responden adalah yang beragama Islam dan ibu-ibu yang dilakukan kuret dengan indikasi abortus Inkompletus.

1. Analisa Univariat

Tabel 5.1 menggambarkan Karakteristik masing-masing variabel, data yang bersifat Kategorik dicari frekuensi dan persentase, karakteristik Responden dari data Demografi meliputi : umur responden, paritas responden, suku responden.

1.1Karakteristik Demografi Responden

Berikut ini merupakan tabel data hasil penelitian tentang karakteristik ibu yang sedang dilakukan kuret.


(36)

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Umur, Paritas, Suku pada Ibu yang dilakukan Kuret di RSU Dr.Pirngadi Medan Februari-April 2011 (n=18)

Karakteristik demografi Responden

umur

Frekuensi Prosentase (%)

20-25 tahun 2 11.1

26-31 tahun 8 44.4

32-37 tahun 4 22.2

38-42 tahun 4 22.2

Paritas

Primi 3 16.7

Sekundi 4 22.2

Multi 11 61.1

Suku

Batak 3 16.7

Jawa 8 44.4

Melayu 4 22.2

Minang 3 16.7

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa karakteristik responden ibu menurut umur mayoritas 26-31 tahun berjumlah 8 orang (44.4%), berdasarkan paritas responden yang mengalami abortus yang dilakukan kuret yaitu ibu Multi berjumlah 11 orang (61.1 %), sedangkan menurut suku ibu dengan mayoritas jawa berjumlah 8 orang (44.4%).

1.2. Perangsangan Auditori

Penelitian yang dilakukan Universitas Pittsburgh tahun 1998, mendapatkan hasil bahwa pasien yang diterapkan tehnik distraksi mengalami perubahan dari pada yang tidak diterapkan teknik distraksi, memberikan fokus kepada seseorang merupakan teknik distraksi yang dapat diberikan (Holistik online, 2004). Stimulasi Auditori atau perangsangan pendengaran adalah salah satu bentuk tehnik distraksi yang merupakan


(37)

bagian metode non farmakologi (Brunner &Suddarth, 1996), Perangsangan auditori (pendengaran) dapat berupa mendengarkan musik, bunyi-bunyian atau suara (Al-Quran).

1.3.Karakteristik Tingkat Kecemasan Ibu Sebelum dan Sesudah di Intervensi.

Tabel ini menggambarkan tingkat kecemasan ibu sebelum intervensi dan sesudah intervensi

Tabel 5.2

Tabel Distribusi dan Nilai Rata-rata Tingkat Kecemasan Ibu Sebelum dan Sesudah di Intervensi (n=18)

Tingkat kecemasan ibu sebelum intervensi

Nilai rata-rata Tingkat kecemasan ibu sesudah intervensi

Nilai rata-rata

Skor f % Mean SD Skor f % Mean SD

15-27 15 83.3

3.11 0.471

<5 3 16.7

1.94 0.539

>28 3 16.7 6-14 13 72.2

15-27 2 11.1

Total 18 100 Total 18 100

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa Tingkat kecemasan ibu yang dikaji menggunakan Hamilton Rating Skala, dimana <5 berarti tidak cemas, 6-14 berarti cemas ringan, 15-27 berarti cemas sedang, >28 berarti cemas berat. Sedangkan gambara karakteristik kecemasan ibu sebelum intervensi mayoritas cemas sedang (15-27) dengan nilai Mean (3.11) SD (0.471)dan tingkat kecemasan ibu sesudah intervensi mayoritas (6-14) dengan nilai Mean (1.94) SD(0.539)

2. Analisis Bivariat

Analisis ini di gunakan untuk menguji pengaruh perangsangan Auditori ayat suci Al-Quran, pengujian data ini dilakukan dengan menggunakan uji statistik Paired sampel


(38)

t-test yang gunanya untuk mengetahui perbedaan sebelum intervensi dan sesudah intervensi dilakukan.

Tabel 5.3

Distribusi Perbedaan Tingkat Kecemasan ibu sebelum dan sesudah intervensi

Pre-post

Mean SD Nilai p Nilai t

18

1.167 0.383 0.001 12.907

Dari hasil tabel diatas bahwa nilai t hitung 12.907 sedangkan t table didapat 1.740 dan nilai probabilitas p<0.05 (0.001), sehingga dapat dinyatakan bahwa perangsangan auditori ayat suci Al-Quran mempunyai pengaruh dan secara signifikan terdapat perubahan pada tingkat kecemasan ibu yang sedang dilakukan kuret.

A. PEMBAHASAN

Berdasarkan dari hasil penelitian akan di uraikan pembahasan mengenai perubahan perbedaan tingkat kecemasan setelah intervensi pada ibu yang sedang dilakukan kuret dengan menggunakan tehnik distraksi pendengaran yaitu perangsangan auditori ayat suci Al-Quran.

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil

Berdasarkan hasil analisa bahwa nilai rata-rata tingkat kecemasan sesudah intervensi Mean (3.11) SD(0.471) dan nilai rata-rata sesudah intervensi Mean (1.94) SD (0.539) setelah melalui uji statistik Paired sampel t-test menunjukkan nilai t hitung 12.907 sedangkan t table 1.740 dengan nilai probabilitas 0.001 (p<0.05) sehingga terlihat adanya perbedaan yang signifikan antara tingkat kecemasan sebelum dan kecemasan sesudah intervensi, yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima, dan dapat


(39)

disimpulkan bahwa perangsangan auditori Ayat Suci Al-Quran efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan ibu yang sedang dilakukan kuret.

Hal ini sesuai dengan pendapat Shirlie (2001) yang mengatakan bahwa suara manusia merupakan instrumen penyembuhan yang sangat ampuh karena suara manusia memberi energi, suara memberi keseimbangan kepada otak secara sempurna dalam waktu sekejap, serta mampu menciptakan fokus (penerimaan terhadap jati diri).

Pakar kesehatan alternative Dr.Andrew Weil, dari program integratif Universitas Arizona juga menyebut bahwa musik sebagai getaran penyembuhan, sesi terapi musik merupakan indikator penting dari kekebalan karena dapat mengurangi kecemasan dan depresi karena meningkatkan protein dalam tubuh serta mengurangi infeksi (Salampessy,2004).

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan dalam pengumpulan responden karena jumlah ibu abortus (abortus inkompletus) yang beragama Islam yang dijumpai di RSU Dr.Pirngadi sangat sedikit jumlahnya, sehingga peneliti hanya mampu mengumpulkan responden berjumlah 18 orang pada Februari s/d April 2011.

C. Implementasi Terhadap Pelayanan dan Penelitian

1. Aplikasi untuk Asuhan Kebidanan.

Dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan pada ibu yang sedang dilakukan kuret, bidan dapat menggunakan tehnik nonfarmakologi, yaitu metode distraksi pendengaran dengan memberikan perangsangan auditori Ayat Suci Al-Quran terhadap kecemasan ibu yang sedang dilakukan kuret.


(40)

2. Pendidikan Bidan.

Berguna bagi pendidikan bidan dan suatu masukan karena pemberian pengobatan pasien secara nonfarmakologi ternyata terbukti efektif dalam menurunkan tingkat kecemasan ibu yang dilakukan tindakan kuret.


(41)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Karakteristik ibu menurut umur dengan mayoritas 26-31thn berjumlah 8(44.4%), paritas ibu dengan mayoritas Multi11(61.1%), Menurut suku mayoritas ibu jawa berjumlah 8(44.4%). Menurut tingkat kecemasan ibu sebelum intervensi mayoritas mengalami tingkat kecemasan sedang (15-27) berjumlah 15(83.3%) , sedangkan tingkat kecemasan sesudah intervensi mayoritas mengalami tingkat kecemasan ringan (6-14) berjumlah 13 (72.2%) dengan total Mean (3.11) SD (0.471) untuk tingkat kecemasan sebelum intervensi, dan total Mean (1.94) SD (0.539) untuk tingkat kecemasan sesudah intervensi. Dengan menggunakan uji sattistik Paired sampel t-tes didapat nilai t 12.907 sedangkan nilai t table 1.740 yang artinya t hitung > dari t table dengan nilai probabilitas 0.001(p<0.05) sehingga terlihat adanya perbedaan yang signifikan antara tingkat kecemasan sebelum dan kecemasan sesudah intervensi, yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima, dan dapat disimpulkan bahwa perangsangan auditori Ayat Suci Al-Quran efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan ibu yang sedang dilakukan kuret.

B. Saran

1. Bagi pelayanan kebidanan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perangsangan auditori ayat suci Al-Quran terhadap kecemasan ibu yang sedang dilakukan kuret merupakan salah satu tehnik nonfarmakologi yang menggunakan metodenya distraksi pendengaran dan diharapakan kepada bidan untuk memberikan Asuhan


(42)

Kebidanan pada ibu yang sedang dilakukan kuret dengan menggunakan metode nonfarmakologi karena dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perangsangan auditori efektif dalam menurunkan kecemasan ibu yang sedang dilakukan kuret.

2. Bagi pendidikan kebidanan.

Bahwa terdapat pengaruh terhadap kecemasan ibu setelah di intervensi dengan menggunakan bacaan ayat suci Al-Quran sehingga diharapkan dapat dikembangkan dalam pendidikan kebidanan mengenai metode nonfarmakologi.

3. Bagi peneliti lanjutan.

Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan menggunakan kelompok kontrol agar hasil yang diperoleh akan lebih baik.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Azhari (2002) Masalah Abortus dan Kesehatan Reproduksi Perempuan, FK UNSRI, Palembang

Anwar (2010) Konsep Kesehatan dalam Islam. http//www.keswais.com/index.php?M Ktview &kid=1&id=41.

Al-Quran dan terjemahannya, Qs: Ar-Rad (13): 28. Al-Quran dan terjemahannya. Qs: Al-Anam (6): 48

Budimoeljono (2010) Journal Kecemasan.Readmore:http://www.oocitles.com/9Kiamb /Kecemasan.htm?201021#ix22108ulpwmp.

Brunner & Suddarth (2002) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.

Danuatmaja & Meiliasari (2002) Persalinan Normal tanpa rasa sakit, puspa sehat, Jakarta.

Efendi (2005) Kiat Sukses Menghadapi Operasi, Yogyakarta Sahabat Setia.

Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran RS Dr Hasan Sadikin Bandung (2009) Abortus Berulang.

Ferlina (2002) Hubungan Pengetahuan dengan Kecemasan pada Pasien Preoperasi, Malang.

Hawari (2004) Manajemen Stres, Cemas & Depresi, FKUI Jakarta

Hidayat (2009) Ilmu Prilaku Manusia : Pengantar Psikologi untuk Tenaga Kesehatan, Trans Info Media, Jakarta.

Hawari (2009) Aborsi, Dimensi Psikoreligi.

Hidayat (2010) Metode Penelitian Kibidanan & Tehnik Analisis Data, Salemba Medika, Jakarta.


(44)

Kaplan, Sadock, (1997) Aqbaripul`s Blog, Just Another Word Press.com Weblog Error!

Hyperlink reference not valid. kecemasan.

Lazarus & Post (1978) filedunder : Psikologi dan Jiwa creasoft @3:47pm April 16,2002

Liewellyn-Jones, Derek (2002) Dasar-dasar Obstetri & Ginekologi, Hipokrates, Jakarta.

Marilynn (2007) Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri, Buku Kedokteran, EGC Jakarta.

Notoatmojo, (2010) Metodelogi Penelitian Kesehatan, Jakarta

Prawiroharjo (1988) Aqbaripul`s Blog, Just Another Word Press.com Weblog Error!

Hyperlink reference not valid. kecemasan.

Priharjo (1996) Pemenuhan Aktivitas Istirahat Pasien, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Rodan (2001) Terapi Suara, Prestasi pustaka, Jakarta.

Stuart & Suddens (1998) Journal

Stanard, Singh & Piantar (2000) Konsep Konseling berdasarkan Ayat Suci Al-Quran Tentang hakekat manusia, pribadi sehat dan pribadi tidak sehat, http:Musiconline,multiply.com/journal/item/35

Salampessy (2004) Terapi Musik, Interaksara, Batam.

Sugiyono (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung.

Satiadarma, Zahra (2004) Cerdas dengan Musik, swara, anggota IKAPI, Jakarta.

Sastrawinata (2004) Obstetri Patologi, Ilmu Kesehatan Reproduksi. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Tamsuri (2007) http//www.blgtopsites.com/out post/252cc1boe3b30b95f599cf5cb46e67bo

Taufik & Juliane (2010) Komunikasi Terapeutik dan Konseling dalam Praktek Kebidanan, Salemba Medika, Jakarta.


(45)

Yulianingsih (2009) Asuhan Kegawatdaruratan dalam Kebidanan, Jakarta.

Manik, Sitohang & Asiah (2010) Panduan Penulisan Karya Tulis, Medan.

Agus Rianto (2010) Pengolahan Data dan Analisa Data, Nuha Medika, Yogyakarta


(46)

(47)

(48)

(49)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nurliana

Tempat/Tanggal Lahir : Langsa, 01 Oktober 1973 Nama Ayah : Drs H.Ismail AB

Nama Ibu : Hj. Nurjannah IB

Anak Ke : 2 (Dua)

Alamat : Langsa Baro, Kota Langsa Pendidikan Formal :

SD : SDN 2 Langsa Tahun1984-1985 SMP : SMPN 2 Langsa Tahun 1988-1989 SPK : SMA YDB Langsa Tahun 1992-1993

D-I : Program Pendidikan Bidan- A YDB Langsa Tahun 1993-1994 D-III : Poltekkes NAD Tahun 2008-2009


(1)

Kaplan, Sadock, (1997) Aqbaripul`s Blog, Just Another Word Press.com Weblog Error! Hyperlink reference not valid. kecemasan.

Lazarus & Post (1978) filedunder : Psikologi dan Jiwa creasoft @3:47pm April 16,2002

Liewellyn-Jones, Derek (2002) Dasar-dasar Obstetri & Ginekologi, Hipokrates, Jakarta.

Marilynn (2007) Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri, Buku Kedokteran, EGC Jakarta.

Notoatmojo, (2010) Metodelogi Penelitian Kesehatan, Jakarta

Prawiroharjo (1988) Aqbaripul`s Blog, Just Another Word Press.com Weblog Error! Hyperlink reference not valid. kecemasan.

Priharjo (1996) Pemenuhan Aktivitas Istirahat Pasien, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Rodan (2001) Terapi Suara, Prestasi pustaka, Jakarta.

Stuart & Suddens (1998) Journal

Stanard, Singh & Piantar (2000) Konsep Konseling berdasarkan Ayat Suci Al-Quran Tentang hakekat manusia, pribadi sehat dan pribadi tidak sehat, http:Musiconline,multiply.com/journal/item/35

Salampessy (2004) Terapi Musik, Interaksara, Batam.

Sugiyono (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung.

Satiadarma, Zahra (2004) Cerdas dengan Musik, swara, anggota IKAPI, Jakarta.

Sastrawinata (2004) Obstetri Patologi, Ilmu Kesehatan Reproduksi. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Tamsuri (2007) http//www.blgtopsites.com/out post/252cc1boe3b30b95f599cf5cb46e67bo

Taufik & Juliane (2010) Komunikasi Terapeutik dan Konseling dalam Praktek Kebidanan, Salemba Medika, Jakarta.


(2)

Yulianingsih (2009) Asuhan Kegawatdaruratan dalam Kebidanan, Jakarta.

Manik, Sitohang & Asiah (2010) Panduan Penulisan Karya Tulis, Medan.

Agus Rianto (2010) Pengolahan Data dan Analisa Data, Nuha Medika, Yogyakarta


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nurliana

Tempat/Tanggal Lahir : Langsa, 01 Oktober 1973 Nama Ayah : Drs H.Ismail AB

Nama Ibu : Hj. Nurjannah IB

Anak Ke : 2 (Dua)

Alamat : Langsa Baro, Kota Langsa Pendidikan Formal :

SD : SDN 2 Langsa Tahun1984-1985 SMP : SMPN 2 Langsa Tahun 1988-1989 SPK : SMA YDB Langsa Tahun 1992-1993

D-I : Program Pendidikan Bidan- A YDB Langsa Tahun 1993-1994 D-III : Poltekkes NAD Tahun 2008-2009