Hubungan Pengetahuan Bidan Praktek Swasta Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN PRAKTEK SWASTA DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS TANJUNG MORAWA KECAMATAN TANJUNG MORAWA MEDAN

AULIA NOVER ULVA 105102011

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

PROGRAM D- IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Aulia Nover Ulva

Hubungan Pengetahuan Bidan Praktek Swasta Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa

Medan

vii + 43 hal + 5 tabel + 1 skema + 10 lampiran

Abstrak

Inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Inisiasi menyusu dini sangat bermanfaat bagi bayi dan bagi ibu, yaitu dapat menurunkan angka kematian bayi, selain itu dapat menghentikan perdarahan pasca persalinan dengan lebih cepat dan mempercepat terlepasnya placenta. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan bidan praktek swasta dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan Tahun 2011. Desain penelitian yang digunakan adalah secara analitik dengan pendekatan cross

secsional. Jumlah sampel sebanyak 52 orang dengan metode pengambilan sampel total sampling. Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa

Kecamatan Tanjung Morawa Medan Tahun 2011. Analisis data dengan uji chi square. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang berisi data demografi, 10 pertanyaan pengetahuan, dan 10 pernyataan pelaksanaan. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 34 responden (65,4%), dan memiliki pengetahuan yang kurang baik sebanyak 18 responden (3,6%). Responden yang memiliki pelaksanaan baik sebanyak 46 responden (88,5%), dan memiliki pelaksanaan yang kurang baik sebanyak 6 responden (11,5%). Dari hasil penelitian di dapatkan nilai p=0,400, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan bidan praktek swasta dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini, karena dari 34 responden yang memiliki pengetahuan baik, 31 responden (59,7%) diantaranya memiliki pelaksanaan yang baik dan 3 responden (5,7%) memiliki pelaksanaan yang kurang baik. Sedangkan dari 18 responden yang memiliki pengetahuan kurang baik, 15 responden (28,8%) diantaranya memiliki pelaksanaan yang baik dan 3 responden (5,7%) memiliki pelaksanaan yang kurang baik. Diharapkan tenaga kesehatan khususnya bidan, baik yang bekerja di dalam Puskesmas maupun yang berada di wilayah kerja Puskesmas, lebih menerapkan program inisiasi menyusu dini kepada ibu-ibu yang baru selesai melahirkan serta memberi informasi-informasi penting kepada ibu-ibu tentang manfaat inisiasi menyusu dini untuk ibu dan bayinya.

Kata Kunci : Pengetahuan, Pelaksanaan, dan Inisiasi Menyusu Dini Daftar Pustaka 17 (1997-2010)


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul tentang “Hubungan Pengetahuan Bidan Praktek Swasta Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan Tahun 2011” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini peneliti mendapatkan bimbingan, masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga peneliti dapat membuat Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, Ns., S.Kep, M.Kep, selaku Ketua Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Betty Mangkuji, SST, M.Keb selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan arahan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

4. Nur Asiah, S.Kep. Ns, selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 5. Seluruh staf dan dosen Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan


(5)

6. Kedua orang tua Zulherman, MT dan Erdanis, Spd yang telah memberikan dukungan serta doa yang tiada henti-hentinya kepada peneliti dalam membuat Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Pratiwi Amd. Kep dan Ns. Sri Wahyu Eza Putri, S. Kep yang tidak henti-hentinya mendoakan dan memberikan dukungan dalam Karya Tulis Ilmiah ini. 8. Arif Hikmawan, Amd. FT yang telah memberikan dukungan serta doa yang tiada

henti-hentinya kepada peneliti dalam membuat Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Rekan-rekan mahasiswa program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada peneliti.

Peneliti menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan demi perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya hanya kepada Allah peneliti berserah diri, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua.

Medan, Mei 2011 Peneliti


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

1. Tujuan Umum………5

2. Tujuan Khusus ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

1. Bagi Pelayanan Kebidanan ... 6

2. Bagi Penelitian ... 6

3. Bagi Pendidikan Kebidanan...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Inisiasi Menyusu Dini ... 7

1. Pengertian Inisiasi Menyusu Dini ... 7

2. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini ... 8

3. Langkah-langkah Inisiasi Menyusu Dini ... 11

4. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini pada Operasi Caesar ... 11

5. Inisiasi Menyusu Dini yang Kurang Tepat ... 13

6 Tahapan Perilaku Sebelum Bayi Berhasil Menyusui ... 14

7. Penghambat Inisiasi Menyusu Dini ... 15

B. Bidan ... 17

1. Pengertian Bidan ... 17


(7)

3. Pelayanan Kebidanan ... 18

4. Asuhan Kebidanan ... 18

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan IMD ... 19

1. Peranan Sosial Budaya ... 19

2. Peranan Tata Laksana Rumah Sakit atau Rumah Bersalin ... 19

D. Pengetahuan ... 20

BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep ... 23

B. Hipotesis... 23

C. Definisi Operasional ... 24

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 25

B. Populasi dan Sampel ... 25

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

D. Etika Penelitian ... 26

E. Alat Pengumpul Data ... 27

F. Validitas dan Reabilitas Instrumen ... 28

G. Prosedur Pengumpulan Data ... 29

H. Pengolahan dan Analisis Data ... 30

BAB V HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 32

B. Pembahasan ... 37

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 43

B. Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka Konsep Penelitian Hubungan Pengetahuan Bidan Praktek Swasta dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini ... 23


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defenisi Operasional... 24 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Demografi

Bidan Praktek Swasta Tentang Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan Tahun 2011... 32 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Bidan Praktek Swasta Tentang Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan Tahun 2011... 34 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelaksanaan Inisiasi

Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan Tahun 2011... 35 Tabel 5.4 Hubungan Pengetahuan Bidan Praktek Swasta dengan Pelaksanaan

Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan 2011... 36


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Penelitian Lampiran 2 : Lembar Kuesioner

Lampiran 3 : Lembar Konsultasi

Lampiran 4 : Surat Pernyataan Content Vadility

Lampiran 5 : Surat Pernyataan Editor Bahasa Indonesia Lampiran 6 : Master Tabel

Lampiran 7 : Lembar Hasil Uji Validitas & Reliabilitas Lampiran 8 : Hasil Out Put Data Penelitian

Lampiran 9 : Lembar Surat Izin Penelitian Lampiran 10 : Lembar Surat Balasan Penelitian


(11)

PROGRAM D- IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Aulia Nover Ulva

Hubungan Pengetahuan Bidan Praktek Swasta Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa

Medan

vii + 43 hal + 5 tabel + 1 skema + 10 lampiran

Abstrak

Inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Inisiasi menyusu dini sangat bermanfaat bagi bayi dan bagi ibu, yaitu dapat menurunkan angka kematian bayi, selain itu dapat menghentikan perdarahan pasca persalinan dengan lebih cepat dan mempercepat terlepasnya placenta. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan bidan praktek swasta dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan Tahun 2011. Desain penelitian yang digunakan adalah secara analitik dengan pendekatan cross

secsional. Jumlah sampel sebanyak 52 orang dengan metode pengambilan sampel total sampling. Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa

Kecamatan Tanjung Morawa Medan Tahun 2011. Analisis data dengan uji chi square. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang berisi data demografi, 10 pertanyaan pengetahuan, dan 10 pernyataan pelaksanaan. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 34 responden (65,4%), dan memiliki pengetahuan yang kurang baik sebanyak 18 responden (3,6%). Responden yang memiliki pelaksanaan baik sebanyak 46 responden (88,5%), dan memiliki pelaksanaan yang kurang baik sebanyak 6 responden (11,5%). Dari hasil penelitian di dapatkan nilai p=0,400, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan bidan praktek swasta dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini, karena dari 34 responden yang memiliki pengetahuan baik, 31 responden (59,7%) diantaranya memiliki pelaksanaan yang baik dan 3 responden (5,7%) memiliki pelaksanaan yang kurang baik. Sedangkan dari 18 responden yang memiliki pengetahuan kurang baik, 15 responden (28,8%) diantaranya memiliki pelaksanaan yang baik dan 3 responden (5,7%) memiliki pelaksanaan yang kurang baik. Diharapkan tenaga kesehatan khususnya bidan, baik yang bekerja di dalam Puskesmas maupun yang berada di wilayah kerja Puskesmas, lebih menerapkan program inisiasi menyusu dini kepada ibu-ibu yang baru selesai melahirkan serta memberi informasi-informasi penting kepada ibu-ibu tentang manfaat inisiasi menyusu dini untuk ibu dan bayinya.

Kata Kunci : Pengetahuan, Pelaksanaan, dan Inisiasi Menyusu Dini Daftar Pustaka 17 (1997-2010)


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan pemberian asi perlu dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan bagi ibu dan bayi. Upaya tersebut dapat dilakukan antara lain dengan cara pemberian asi secara dini atau yang dikenal dengan Inisiasi Menyusu Dini (Roesli, 2008, hal 2).

Inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Hal ini merupakan kodrat dan anugrah dari tuhan yang sudah disusun untuk kita. Melakukannya juga tidak sulit, hanya membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua jam. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara (Roesli, 2008, hal3).

Program inisiasi menyusu dini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk menyusu. Inisiasi menyusu dini harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu (Sujiyatini, Nurjanah & Kurniati 2010, hal 107).


(13)

Inisiasi menyusu dini merupakan penerapan asuhan kebidanan pada ibu postpartum yang terpenting bagi kelangsungan kehidupan awal manusia, banyaknya manfaat yang dapat diperoleh bagi ibu dan bayi menjadikan kegiatan ini sangat harus dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (Idris, 2010).

Berbagai penelitian telah membuktikan secara ilmiah manfaat dari perilaku menyusu dini, baik bagi ibu maupun bayinya. Manfaat tersebut antara lain menurunkan angka kematian bayi dan menghentikan perdarahan pasca melahirkan dengan lebih cepat, mempercepat terlepasnya placenta dan meningkatkan interaksi antara ibu dan bayi, meningkatkan keberhasilan dan lama menyusui, mereduksi angka kejadian diare dalam usia 6 bulan pertama, menurunkan angka kematian bayi di bawah 28 hari, serta meningkatkan keberhasilan pemberian asi ekslusif (Idris, 2010).

Di samping itu sentuhan, emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu selama proses inisiasi menyusu dini akan merangsang keluarnya hormon oksitosin yang menyebabkan rahim berkontraksi sehingga membantu pengeluaran plasenta dan mengurangi perdarahan pada ibu. Hal ini dapat menurunkan angka kematian ibu pasca persalinan (Roesli, 2008, hal 14).

Di Indonesia dengan inisiasi menyusu dini lebih dari 20.000 bayi akan bisa diselamatkan. Menunda inisiasi menyusu dini berarti juga meningkatkan kematian pada bayi. Inisiasi menyusu dini juga akan membantu pencapaian Millenium Development

Goals (MDGs) karena pemberian asi ekslusif akan mencegah malnutrisi dan mengurangi

kemiskinan (Roesli, 2008, hal 32).

Penelitian Syafiq dan Fika tahun 2003, di Jakarta diketahui bahwa bayi yang diberi kesempatan menyusu dini akan berhasil menyusui secara ekslusif delapan kali


(14)

lebih besar dibandingkan bayi yang tidak diberi kesempatan untuk melakukan inisiasi menyusu dini (Roesli, 2008, hal 7).

Penelitian di Ghana oleh dr. Karen Edmond yang melibatkan 10.947 bayi yang lahir, diketahui jika bayi diberi kesempatan menyusu dan dibiarkan melakukan kontak kulit dengan kulit dalam satu jam pertama setelah dilahirkan maka 22% nyawa bayi di bawah umur 28 hari dapat diselamatkan dan apabila bayi memulai menyusu pertamanya adalah saat bayi berusia diatas dua jam, nyawa bayi di bawah umur 28 hari dapat terselamatkan sebesar 16%, ini berarti bahwa resiko kematian bayi di bawah umur 28 hari akan meningkat 6 kali lebih besar setiap kenaikan satu jam nya (Roesli, 2008, hal7).

Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi yakni mencapai 20 bayi per 1000 bayi yang hidup satu bulan pertama. Jika angka kelahiran hidup di Indonesia sekitar 5 juta per tahun dan angka kematian bayi adalah 20 per 1000 kelahiran hidup, berarti setiap hari 246 bayi di Indonesia meninggal atau setiap satu jam 10 bayi Indonesia meninggal dan setiap 6 menit 1 bayi Indonesia meninggal karena tidak memperoleh air susu dari ibunya pada satu jam pertama (Roesli, 2008, hal 35).

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, bahwa angka kematian bayi tahun 2010 sebesar 24,5 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini menurun bila dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 26,9 per 1000 kelahiran hidup (Dinkes propsu, 2010).

Angka kematian ibu (AKI) di Sumatera Utara tahun 2004 adalah 330 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2005 menjadi 320 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2006 menjadi 315 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2007 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2008 adalah 260 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes propsu, 2010).


(15)

Program inisiasi menyusu dini mempunyai manfaat yang sangat besar untuk bayi maupun ibu yang baru melahirkan.Tetapi dalam penerapan inisiasi menyusu dini itu sendiri belum tersosialisasikan di beberapa rumah sakit, maupun di klinik praktek bidan, sehingga penerapannya masih perlu di kembangkan. Melalui survei awal yang dilakukan peneliti di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Medan, berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap 3 bidan praktek swasta, 2 diantaranya mengetahui inisiasi menyusu dini tetapi tidak melaksanakan inisiasi menyusu dini dengan alasan merasa kasihan karena ibu masih lelah setelah melahirkan, ibu memerlukan istirahat, bayi harus segera ditimbang dan diukur dan takut bayi akan kedinginan, sehingga bayi harus segera di bedong.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik dan berminat untuk mengadakan penelitian tentang hubungan pengetahuan bidan praktek swasta dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan Tahun 2011.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan pengetahuan bidan prakek swasta dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan Tahun 2011.


(16)

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan bidan praktek swasta dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan Tahun 2011.

b. Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi pengetahuan bidan praktek swasta tentang inisiasi menyusu dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan 2011.

2. Untuk mengidentifikasi pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan 2011. 3. Untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan bidan praktek swasta dengan

pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan 2011.


(17)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pelayanan Kebidanan

Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan informasi bagi bidan praktek swasta untuk meningkatkan penerapan standar pelayanan kebidanan bagi ibu post partum tentang inisiasi menyusu dini dan dapat diterapkan dalam praktek kebidanan.

2. Bagi Penelitian

Sebagai acuan dalam meningkatkan pengetahuan khususnya tentang inisiasi menyusu dini dan menambah wawasan tentang masalah yang terjadi dalam masyarakat.

3. Bagi Pendidikan Kebidanan

Sebagai bahan kepustakaan bagi institusi pendidikan dan meningkatkan pengetahuan khususnya sebagai bahan bacaan dalam kegiatan proses belajar.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. INISIASI MENYUSU DINI

1. Pengertian Inisiasi Menyusu Dini

Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Hal ini merupakan kodrat dan anugerah dari tuhan yang sudah disusun untuk kita. Melakukannya juga tidak sulit, hanya membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua jam. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara (Roesli, 2008, hal. 3).

Inisiasi Menyusu Dini atau disingkat sebagai IMD merupakan program yang sedang gencar dianjurkan pemerintah. Menyusu dan bukan menyusui merupakan gambaran bahwa inisiasi menyusu dini bukan program ibu menyusui bayi tetapi bayi yang harus aktif menemukan sendiri puting susu ibu. Program ini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk menyusu. Inisiasi menyusu dini harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan


(19)

hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu (Sujiyatini, Nurjanah, Kurniati, 2010, hal. 106).

Ada beberapa intervensi yang dapat mengganggu kemampuan alami bayi untuk mencari dan menemukan sendiri payudara ibunya. Diantaranya, obat kimia yang diberikan saat ibu melahirkan bisa sampai ke janin melalui ari-ari dan mungkin menyebabkan bayi sulit menyusu pada payudara ibu. Kelahiran dengan obat-obatan atau tindakan, seperti operasi caesar, vakum, forsep, bahkan perasaan sakit di daerah kulit yang digunting saat di episiotomi dapat pula mengganggu kemampuan alamiah ini (Roesli, 2008, hal 4).

2. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini

Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini Bagi Ibu dan bayi a. Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk bayi

1). Mengoptimalkan fungsi hormonal ibu dan bayi. 2). Kontak kulit ke kulit dan inisiasi menyusu dini akan:

a). Menstabilkan pernafasan.

b). Mengendalikan temperatur tubuh bayi.

c). Memperbaiki/mempunyai pola tidur yang lebih baik.

d). Mendorong keterampilan bayi untuk menyusu yang lebih cepat dan efektif. e).Meningkatkan kenaikan berat badan bayi (kembali ke berat lahirnya dengan

lebih cepat).

f). Meningkatkan hubungan psikologis antara ibu dan bayi. g). Bayi tidak terlalu banyak menangis selama satu jam pertama.


(20)

h). Menjaga kolonisasi kuman yang aman dari ibu di dalam perut bayi sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi.

i). Bilirubin akan lebih cepat normal dan mengeluarkan mekonium lebih cepat sehingga menurunkan kejadian ikterus bayi baru lahir.

j). Kadar gula dan parameter biokimia lain yang lebih baik selama beberapa jam pertama hidupnya (Depkes RI, 2008, hal 131).

b. Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk ibu

1). Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin pada ibu. 2). Oksitosin:

a). Stimulasi kontraksi uterus dan menurunkan resiko perdarahan pasca persalinan.

b). Merangsang pengeluaran kolostrum dan meningkatkan produksi asi. c). Keuntungan dan hubungan mutualistik ibu dan bayi.

d). Ibu menjadi lebih tenang dan lebih tidak merasa nyeri pada saat plasenta lahir dan prosedur pasca persalinan lainnya.

3). Prolaktin:

a). Meningkatkan produksi ASI.

b). Membantu ibu mengatasi stres, terhadap berbagai rasa kurang nyaman. c). Memberi efek relaksasi pada ibu setelah bayi selesai menyusu.


(21)

c. Keuntungan menyusu dini untuk bayi

1). Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal. Mendapat kolostrum segera, keluar yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi.

2). Segera memberikan kekebalan pasif pada bayi. Kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi.

3). Meningkatkan kecerdasan.

4). Membantu bayi mengkoordinasikan kemampuan hisap, telan dan nafas. 5). Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi.

6). Mencegah kehilangan panas (Depkes RI, 2008, hal 132).

d. Keuntungan menyusu dini untuk ibu

1). Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin. 2). Meningkatkan keberhasilan produksi ASI. 3). Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu-bayi.

e. Memulai menyusu dini akan

1). Mengurangi 22% kematian bayi berusia 28 hari kebawah.

2). Meningkatkan keberhasilan menyusui secara ekslusif dan meningkatkan lamanya bayi disusui.

3). Merangsang produksi asi.

4). Memperkuat reflek menghisap bayi. Refleks menghisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir (Depkes RI, 2008, hal 132).


(22)

3. Langkah-Langkah Inisiasi Menyusu Dini

a. Begitu bayi lahir, bayi diletakkan di atas perut ibu.

b. Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya, kecuali kedua tangannya.

c. Tali pusat dipotong lalu diikat. Verniks (zat lemak putih) yang melekat di tubuh bayi sebaiknya tidak dibersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi.

d. Tanpa dibedong bayi langsung ditengkurapkan di dada atau perut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu. Ibu dan bayi diselimuti bersama-sama. Jika perlu, bayi diberi topi untuk mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya. e. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi dengan

sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan bayi ke puting susu.

f. Ayah didukung agar membantu Ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi sebelum menyusu. Biarkan dalam posisi ini selama satu jam dan sampai bayi menemukan puting susu ibu dan berhasil menyusu untuk pertama (Roesli, 2008, hal 9).

4. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini pada Operasi Caesar

Inisiasi menyusu dini secara standar tidak dapat dilakukan pada persalinan dengan operasi caesar, tetapi bila operasi caesar dilakukan dengan menggunakan anestesi spinal atau epidural , ibu dapat segera merespon pada bayi. Bayi dapat segera diposisikan untuk dilakukan kontak kulit dan usaha menyusu pertama di kamar operasi. Jika menggunakan anestesi umum, kontak dapat terjadi di ruang


(23)

pemulihan pada saat ibu sudah dapat merespon walaupun masih mengantuk akibat pengaruh anestesi. Ayah dapat menggantikan ibu untuk memberikan kontak kulit sementara menunggu ibu sadar. Berikut ini tatalaksanannya :

a. Diperlukan tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan yang suportif.

b. Usahakan suhu ruangan hangat (20-25°C). Sediakan selimut untuk menutupi punggung bayi dan badan ibu. Bila perlu siapkan topi bayi.

c. Pada anestesi spinal / epidural, ibu akan sadar dan dapat merespon sedini mungkin.

d. Pada anestesi umum kontak dapat dilakukan pada saat ibu mulai sadar walaupun masih mengantuk.

e. Ayah dapat melakukan kontak kulit dengan bayi sambil menunggu ibu responsif.

f. Anjurkan untuk segera kontak kulit dengan bayi sesegera mungkin. Kontak kulit dapat dilakukan setelah bayi stabil dan ibu responsif.

g. Bila kontak kulit ditunda, bungkus bayi sedemikian rupa sehingga mudah dibuka pada saat ibu sudah sadar.

h. Bantu bayi mulai menyusu pertama bila bayi dan ibu menunjukan kesiapan.

i. Bantu ibu menemukan posisi yang nyaman walaupun ibu terlentang dan bayi tengkurap.


(24)

j. Membantu ibu waktu bayi di rawat gabung selama 24 jam bersama ibu.

k. Waktu perawatan ibu yang lama dapat dipergunakan untuk membantu memantapkan menyusui (Roesli, 2008, hal. 22)

5. Inisiasi Menyusu Dini yang Kurang Tepat

a. Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering. b. Bayi segera dikeringkan dengan kain kering. Tali pusat dipotong, lalu diikat. c. Karena takut kedinginan, bayi dibungkus (dibedong) dengan selimut bayi. d. Dalam keadaan dibedong, bayi diletakkan di dada ibu (tidak terjadi kontak

dengan kulit ibu). Bayi dibiarkan di dada ibu (bonding) untuk beberapa lama (10-15 menit) atau sampai tenaga kesehatan selesai menjahit perineum.

e. Selanjutnya, diangkat dan disusukan pada ibu dengan cara memasukkan puting susu ibu ke mulut bayi.

f. Setelah itu, bayi dibawa ke kamar transisi atau kamar pemulihan (recovery

room) untuk ditimbang, diukur, dicap, diazankan oleh ayah, diberi suntikan

vitamin K, dan kadang diberi tetes mata (Roesli, 2008, hal 9).

6. Tahapan Perilaku Sebelum Bayi Berhasil Menyusui

Berikut ini lima tahap perilaku bayi tersebut:

a. Dalam 30 menit pertama: stadium istirahat / diam dalam keadaan siaga. Bayi diam tidak bergerak. Sesekali matanya terbuka lebar melihat ibunya. Masa tenang yang istimewa ini merupakan penyesuaian peralihan dari keadaan dalam kandungan ke keadaan di luar kandungan. Bonding


(25)

(hubungan kasih sayang) ini merupakan dasar pertumbuhan bayi dalam suasana aman.

b. Antara 30-40 menit : bayi mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti mau minum, mencium, dan menjilat tangan. Bayi mencium dan merasakan cairan ketuban yang ada di tangannya. Bau ini sama dengan bau cairan yang dikeluarkan payudara ibu. Bau dan rasa ini akan membimbing bayi untuk menemukan payudara dan puting susu ibu.

c. Mengeluarkan air liur, saat menyadari bahwa ada makanan di sekitarnya, bayi mulai mengeluarkan air liurnya.

d. Bayi mulai bergerak ke arah payudara. Areola (kalang payudara) sebagai sasaran, dengan kaki menekan perut ibu. Ia menjilat-jilat kulit ibu, menghentak-hentakan kepala ke dada ibu, menoleh ke kanan dan ke kiri, serta menyentuh dan meremas daerah puting susu dan sekitarnya dengan tangannya yang mungil.

e. Menemukan, menjilat, mengulum puting, membuka mulut lebar, dan melekat dengan baik (Roesli, 2008, hal 17).

7. Penghambat Inisiasi Menyusu Dini a. Bayi kedinginan – tidak benar

Bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan ibu. Suhu payudara ibu meningkat 0,5 derajat dalam 2 menit jika bayi diletakkan di dada ibu.


(26)

b. Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya – tidak benar

Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir. Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini membantu menenangkan ibu.

c. Tenaga kesehatan kurang tersedia – tidak masalah

Saat bayi di dada ibu penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya. Bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan suami atau keluarga terdekat untuk menjaga bayi sambil memberi dukungan pada ibu.

d. Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk – tidak masalah

Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai payudara dan menyusu dini.

e. Ibu harus dijahit – tidak masalah

Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area payudara. Yang dijahit adalah bagian bawah tubuh ibu.

f. Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore (gonorrhea) harus segera diberikan setelah lahir – tidak benar

Menurut American College of Obstetrics and Gynecology dan AcademyBreastfeeding Medicine (2007), tindakan pencegahan ini dapat di

tunda setidaknya selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa membahayakan bayi.


(27)

g. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukur – tidak benar

Menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain itu, kesempatan vernix meresap, melunakkan, dan melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai menyusu awal selesai.

h. Bayi kurang siaga – tidak benar

Justru pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert). Setelah itu bayi tidur dalam waktu yang lama.

i. Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga diperlukan cairan lain (cairan pre-raktal) – tidak benar

Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Bayi dilahirkan dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat itu.

j. Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi – tidak benar

Kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. Selain sebagai imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir, kolostrum melindungi dan mematangkan dinding usus yang masih muda.Warna kuning kolostrum adalah tanda-tanda kandungan protein dalam ASI, bukan berarti kotor atau basi. Selain protein, kolostrum/ASI pertama juga kaya dengan zat kekebalan tubuh dan zat penting lain yang harus dimiliki bayi baru lahir (Roesli, 2008, hal. 28).


(28)

B.Bidan

1. Pengertian bidan

Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan

pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku, dicatat (registrasi), diberi izin secara sah untuk menjalankan praktek (Sofyan, 2006).

2. Pengertian bidan praktek swasta

Bidan praktek swasta adalah bidan yang memiliki surat izin praktek bidan (SIPB) sesuai dengan persyaratan yang berlaku, dicatat (register) diberi izin secara sah dan legal untuk menjalankan praktek kebidanan mandiri (IBI, 2008, hal. 3).

3. Pelayanan kebidanan

Pelayanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan melalui asuhan kebidanan kepada klien yang menjadi tanggung jawab bidan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, termasuk kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan kesehatan masyarakat (Atik, 2008, hal 6).

4. Asuhan kebidanan

Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan dan tanggung jawab bidan dalam pelayanan yang diberikan kepada klien yang memiliki kebutuhan dan atau masalah kebidanan seperti kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan kesehatan masyarakat (Suryani, 2008, hal. 5).


(29)

C.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini.

Keberhasilan insiasi menyusu dini yang mendukung peningkatan pelaksanaan insiasi menyusu dini di pengaruhi oleh:

1.Peranan Sosial Budaya

Kemajuan teknologi perkembangan industri dan pengaruh kebudayaan barat menyebabkan pergeseran nilai sosial budaya masyarakat, memberi susu formula di anggap modern karena memberikan ibu kedudukan yang sama dengan ibu-ibu golongan atas. Ketakutan mengendornya payudara membuat ibu-ibu enggan menyusui bayinya.

2. Peranan Tatalaksana Rumah Sakit atau Rumah Bersalin

Peranan tata laksana rumah sakit atau rumah bersalin sangat penting mengingat kini banyak ibu yang lebih menginginkan melahirkan di pelayanan kesehatan yang lebih baik. Tata laksana rumah sakit yang tidak menunjang keberhasilan menyusui harus di hindari, seperti:

a. Bayi yang dipuaskan beberapa hari, padahal refleks hisap bayi lebih kuat pada jam-jam pertama sesudah lahir. Rangsangan payudara dini akan mempercepat timbulnya hormon prolaktin untuk mempercepat produksi asi.

b. Memisahkan bayi dengan ibunya karena tidak adanya sarana inisiasi menyusu dini menyebabkan ibu tidak dapat menyusui bayinya.

c. Penggunaan obat – obatan selama proses persalinan seperti obat penenang yang dapat menghambat permulaan laktasi sehingga rasa sakit akibat episiotomi atau robekan jalan lahir dapat mengganggu pemberian asi (Soetjiningsih, 1997).


(30)

D. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu, penginderaan terjadi melalui panca indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003, hal 121).

1. Tingkat pengetahuan domain di dalam kognitif, yaitu :

Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif di klasifikasikan menjadi 6 tingkatan, yakni :

a. Tahu (know)

Tahu artinya mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut dengan benar.

c. Aplikasi (application)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan

real (sebenarnya).

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu struktur orgnisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintetis (syntetis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.


(31)

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek pengukuran pengetahuan.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya sebagai berikut : a. Umur

Umur adalah umur responden dalam tahun terakhir responden.

Umur sangat erat hubungannya dengan pengetahuan seseorang, karena semakin bertambah usia maka semakin banyak pula pengetahuannya.

b. Pendidikan

Tingkat pendidikan menentukan pola pikir dan wawasan seseorang. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka diharapkan stok modal semakin meningkat, pendidikan memiliki peranan yang penting dalam kualitas. Lewat pendidikan manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan.

c. Sumber informasi

Informasi adalah data yang telah diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat ini atau keputusan mendatang, informasi yang datang dari pengirim pesan yang ditujukan kepada penerima pesan.

Sumber informasi dapat diperoleh dari:

1. Media cetak, seperti booklet, leaflet, poster, rubrik, dan lain-lain. 2. Media elektronik, seperti televisi,video, slaide, radio, dan lain-lain. 3. Nonmedia, seperti di dapat dari keluarga, teman, tenaga kesehatan.


(32)

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2007, hal 142).


(33)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti (Nursallam, 2008, hal 55).

Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:

Variabel independen Variabel dependen

Skema 1. Kerangka Konsep

B.Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Ha : ada hubungan antara pengetahuan bidan praktek swasta dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini.

Pelaksanaan inisiasi menyusu dini Pengetahuan BPS


(34)

C. Definisi Operasional No Variabel Penelitian Definisi operasional Alat ukur Cara

ukur Hasil ukur Skala

1. 2. Pengetahuan Pelaksanaan inisiasi menyusu dini Segala sesuatu yang diketahui oleh bidan tentang inisiasi menyusu dini Kegiatan yang dilakukan oleh bidan dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini Kuesioner Lembar checklist Angket Observasi

1).Baik : bila responden mendapatkan skor 6-10. 2). Kurang baik : bila responden mendapatkan skor 1-5.

1). Baik : bila responden mendapatkan skor 6-10. 2). Kurang baik : bila responden mendapatkan skor 1-5.

Ordinal


(35)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekatan cross

sectional, jenis penelitian ini tujuannya untuk menemukan ada atau tidak adanya

hubungan, dan apabila ada, seberapa erat hubungannya serta berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2006, hal : 270). Rancangan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan bidan praktek swasta dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini. Penelitian ini dilakukan hanya pada satu periode tertentu dan pengambilan sampel dilakukan dalam sekali waktu saja, tidak ada pengulangan dalam pengambilan data, dimana responden hanya mendapat satu kali kesempatan untuk menjadi responden.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan praktek swasta yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Medan sebanyak 52 orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh dari populasi menjadi objek penelitian dengan total populasi sebanyak 52 orang.


(36)

C. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Medan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai September tahun 2010 sampai dengan Juni tahun 2011. Penelitian dilakukan dari pengajuan judul, penelusuran pustaka, melakukan survei awal, konsultasi dengan dosen pembimbing, pengajuan proposal, pengolahan data, dan sidang akhir.

D. Etika penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dengan mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Dinas Kesehatan Deli Serdang Medan, dan izin dari Kepala Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu : memberikan penjelasan kepada responden penelitian tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Serta memberitahukan bahwa tidak ada pengaruh negatif yang akan terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner. Data yang diperoleh semata-mata digunakan demi perkembangan ilmu pengetahuan. Setelah responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi


(37)

jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung.

E. Alat pengumpulan data

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan kuesioner tertutup yang dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan literatur yang ada dan dikonsultasikan kepada pembimbing. Dimana pada bagian pertama instrumen berisi data demografi responden yang berisi umur, pendidikan terakhir, dan lama bekerja.

Bagian kedua instrumen berisi pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan responden tentang inisiasi menyusu dini, bagian ini terdiri dari 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban multiple choice. Jawaban yang benar diberi nilai 1 dan jawaban yang salah di beri nilai 0.

Bagian ketiga instrumen berisi pertanyaan untuk mengetahui pelaksanaan inisiasi menyusu dini, bagian ini terdiri atas 10 penyataan dengan pilihan jawaban dilakukan dan tidak dilakukan. Di mana jawaban yang benar di beri nilai 1 dan yang salah di beri 0. Dimana untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan sebagai berikut: a. Menentukan nilai terbesar dan terkecil

Nilai terbesar : 10 Nilai terkecil : 0

b. Menentukan nilai rentang (R)

Rentang : nilai terbesar – nilai terkecil : 10 – 0


(38)

c. Menentukan nilai panjang kelas (i)

Panjang kelas (i) = rentang = 10 = 5 Banyak kelas 2

d. Menentukan kategori berdasarkan perolehan nilai

Baik : apabila responden mendapatkan skor 6-10 Kurang baik : apabila responden mendapat skor 1-5

F. Validitas dan Reabilitas Instrumen

Untuk menguji validitas dan reabilitas instrumen, maka perlu dilakukan pengujian terhadap instrumen penelitian. Uji validitas yang dilakukan adalah isi (content validity) di mana substansi pengukuran itu betul-betul mewakili konsep yang sudah dirumuskan dalam definisi operasional, yang didasarkan pada landasan teori dan pendapat para ahli, dalam hal ini uji validitas telah dilakukan oleh ahli kebidanan yaitu Idau Ginting, SST, M. Kes dan didapatkan nilai validitas 0,80, di peroleh dari hasil perhitungan jumlah skor total di bagi jumlah seluruh item pertanyaan/pernyataan. Sedangkan untuk uji reabilitas, data di analisa dengan uji

cronbach’s alfa dan instrumen di ujikan pada 10 responden yang memiliki kriteria

yang sama dengan responden yang diteliti, kemudian jawaban responden akan diolah dengan menggunakan bantuan program komputerisasi untuk mencari nilai koefisien reabilitas alpha cronbach. Dengan ketentuan apabila r hitung > r tabel (p) > 0,6 maka instrumen dinyatakan reliabel, dan apabila r hitung < r tabel (p) < 0,6 maka instrumen dinyatakan tidak reliabel (Hidayat, 2007, hal. 115). Untuk pertanyaan pengetahuan didapat nilai alpha cronbach 0,831. Sedangkan pernyataan untuk pelaksanaan didapat nilai alpha cronbach 0,829.


(39)

G. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti setelah mendapat surat izin penelitian dari Program DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengajukan permohonan izin kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang, kemudian mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Kepala Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan. Setelah mendapat persetujuan maka peneliti menjumpai para bidan praktek swasta dan menjelaskan tentang prosedur penelitian, manfaat penelitian, dan cara pengisian kuesioner kepada respoden. Peneliti meminta kesediaan responden untuk mengikuti penelitian. Setelah mendapat persetujuan responden, pengumpulan data dimulai. Peneliti memberikan instrumen penelitian berupa kuesioner kepada responden yang terdiri dari kuesioner demografi, pengetahuan, dan pelaksanaan. Setelah selesai pengisian, peneliti kemudian memeriksa kelengkapan data, jika ada data yang kurang atau belum diisi maka dapat langsung dilengkapi.

H. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

Setelah seluruh data terkumpul, maka dilakukan analisis data kembali dengan memeriksa semua kuesioner apakah jawaban sudah lengkap editing. Kemudian data diberi kode coding untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data yang dimasukkan kedalam bentuk tabel. Entry data dalam computer dan dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi. Tahap terakhir yang akan dilakukan yaitu


(40)

dalam program computer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data. Tahap terakhir dilakukan melalui penyimpanan data untuk siap dianalisis (saving).

2. Analisis Data

Analisa data dengan melakukan pengukuran terhadap masing-masing responden, lalu ditampilkan dengan tabel distribusi frekuensi.

Metode statistik untuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Statistik univariat

Analisa data dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentase tiap variabel yang diteliti. Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel independent yaitu pengetahuan bidan praktek swasta dan variabel dependent yaitu pelaksanaan inisiasi menyusu dini.

b. Statistik bivariat

Statistik bivariat adalah suatu prosedur yang digunakan untuk menerangkan keeratan hubungan antara dua variabel (Arikunto, 2006, hal : 271). Dalam menganalisa data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji statistik chi square (X2), dengan nilai kemaknaan ( . Pedoman dalam menerima hipotesis : apabila nilai X2 hitung > X2 tabel atau

nilai probalitas (ρ) < 0,05 maka hipotesis penelitian diterima, yaitu ada

hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, dan apabila nilai X2 hitung < X2 tabel atau nilai probalitas (ρ) > 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak, yaitu tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.


(41)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai hubungan pengetahuan bidan praktek swasta dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan Tahun 2011 di peroleh hasil sebagai berikut:

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Demografi Bidan Praktek Swasta Tentang Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas

Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan Tahun 2011

Karakteristik F %

Umur 1. < 30 tahun 2. 30 – 40 tahun 3. > 40 tahun

12 26 14 23,1 50,0 26,9 Pendidikan terakhir

1. Bidan DI 2. Bidan DIII 3. Bidan DIV

21 27 4 40,4 51,9 7,7 Lama bekerja

1. < 5 tahun 2. 5 – 15 tahun 3. > 15 tahun

16 23 13 30,8 44,2 25,0

Berdasarkan golongan umur di dapati bahwa mayoritas responden berumur 30-40 tahun sebanyak 26 responden (50,0%), berumur > 30-40 tahun sebanyak 14 responden (26,9%), dan minoritas berumur < 30 tahun sebanyak 12 responden (23,1%).

Berdasarkan golongan pendidikan di dapati bahwa mayoritas responden berpendidikan DIII sebanyak 27 responden (51,9%), berpendidikan DI sebanyak 21 reponden (40,4%), dan minoritas berpendidikan DIV sebanyak 4 responden (7,7%).


(42)

Berdasarkan golongan lama bekerja di dapati bahwa mayoritas responden yang lama bekerja 5-15 tahun sebanyak 23 responden (44,2%), lama bekerja < 5 tahun sebanyak 16 responden (30,8%), dan minoritas yang lama bekerja > 15 tahun sebanyak 13 responden (25,0%).

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Bidan Praktek Swasta Tentang Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa

Medan Tahun 2011

Kategori F %

Baik 34 65,4

Kurang baik 18 34,6

Total 52 100%

Pengetahuan bidan praktek swasta tentang inisiasi menyusu dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan Tahun 2011 adalah mayoritas responden yang mempunyai pengetahuan yang baik sebanyak 34 responden (65,4%), dan minoritas responden yang mempunyai pengetahuan yang kurang baik sebanyak 18 responden (34,6%).


(43)

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa

Medan Tahun 2011

Pelaksanaan F %

Baik 46 88,5

Kurang baik 6 11,5

Total 52 100

Pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan Tahun 2011 adalah mayoritas responden yang mempunyai pelaksanaan yang baik sebanyak 46 responden (88,5%), dan minoritas responden yang mempunyai pelaksanaan yang kurang baik sebanyak 6 responden (11,5%).


(44)

Tabel 5.4

Hubungan Pengetahuan Bidan Praktek Swasta dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung

Morawa Medan 2011 Pengetahuan Pelaksanaan inisiasi

menyusu dini

Total % P-value

Baik Kurang baik

F % F %

Baik 31 59,7 3 5,7 34 65,4

Kurang baik 15 28,8 3 5,7 18 34,6 0,400

Total 46 88,5 6 11,5 52 100

Analisis hubungan pengetahuan bidan praktek swasta dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini diukur dengan menggunakan uji chi square. Dari hasil analisis data di dapat p=0,400 (α=0,05) dengan p > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan bidan praktek swasta dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan 2011.

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berpengetahuan baik dan pelaksanaan inisiasi menyusu dini baik sebanyak 31 responden (59,7%), dan minoritas responden yang berpengetahuan kurang baik dan pelaksanaan inisiasi menyusu dini baik sebanyak 15 responden (28,8%).


(45)

B.Pembahasan

Dari hasil penelitian tersebut telah diperoleh data yang dilakukan dengan penyebaran kuisioner pada bidan praktek swasta sebanyak 52 responden di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan. Data tersebut dapat dijadikan tolak ukur dalam melakukan pembahasan sebagai berikut:

1. Pengetahuan Bidan Praktek Swasta tentang Inisiasi Menyusu Dini

Dari hasil penelitian didapatkan mayoritas responden yang mempunyai pengetahuan yang baik sebanyak 34 responden (65,4%), dan minoritas responden yang mempunyai pengetahuan yang kurang baik sebanyak 18 responden (34,6%).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Pengetahuan ini merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang di mana dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang di dasari oleh pengetahuan, akan lebih bertahan lama dari pada perilaku yang tidak di dasari oleh pengetahuan (Notoadmodjo, 2003).

Dari hasil penelitian di dapatkan mayoritas responden berumur 30-40 tahun sebanyak 26 responden (50,0%).

Sesuai pendapat Hurlock (2002), bahwa usia dewasa (18 – 40 tahun) merupakan masa di mana seseorang secara maksimal mencapai prestasi yang memuaskan.

Dari hasil penelitian diketahui umur sangat berperan penting dalam memahami suatu ilmu pengetahuan, semakin bertambah usia seseorang semakin banyak pengalaman dan informasi yang diperoleh (Notoadmodjo, 2003).


(46)

Selain dari umur yang dapat mempengaruhi pengetahuan bidan adalah latar belakang pendidikan juga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan bidan. Dari hasil penelitian didapatkan mayoritas tingkat pendidikan bidan adalah tamatan D III sebanyak 27 responden (51,9%).

Hal ini sesuai dengan pendapat Hurlock (2004), bahwa pendidikan berperan penting dalam menentukan kualitas manusia, dan akan dianggap lebih berpengetahuan apabila mengecap pendidikan.

Hal ini sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Notoatmojdo (2003), tingkat pendidikan dikaitkan dengan kemampuan dalam menyerap dan menerima informasi dalam bidang kesehatan dan keluarga, bahwa makin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, semakin tinggi tingkat pemahamannya. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan sangat berperan dalam penyerapan dan pemahaman terhadap informasi dan pendidikan memiliki peranan penting dalam mempengaruhi pengetahuan seseorang. Makin tinggi pendidikan makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Hal ini bertujuan melihat bahwa semakin tinggi pendidikan yang dimiliki responden, maka responden semakin mudah dan berwawasan luas mengetahui tentang Inisiasi Menyusu Dini.

Lamanya masa bekerja juga termasuk faktor yang mempengaruhi pengetahuan bidan praktek swasta tentang inisiasi menyusu dini di mana dari hasil penelitian didapatkan mayoritas responden ada kelompok lama bekerja 5-15 tahun sebanyak 23 responden (44,2%).

Hal ini sesuai dengan pendapat Hurlock (2004), bahwa pekerjaan dan lama bekerja yang dilakukan seseorang memberikan pengaruh terhadap hal lain.


(47)

Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa lamanya seseorang bekerja dapat berkaitan dengan pengalaman yang didapatkan di tempat kerja, semakin lama seseorang bekerja semakin banyak pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan.

Menurut Soekidjo (1998), mengemukakan bahwa pengetahuan seseorang diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain.

2. Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini

Berdasarkan hasil penelitian dari 52 responden menunjukan bahwa 46 responden (88,5%) memiliki pelaksanaan yang baik, sedangkan 6 responden (11,5%) memiliki pelaksanaan yang kurang baik.

Menurut Notoatmodjo (2007), tindakan atau praktik (practice) adalah suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas.

Dalam Notoatmodjo (2003), setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kemudian akan mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Dalam analisa yang dilakukan oleh WHO tahun 2001 bahwa pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan, dan penilaian seseorang terhadap sesuatu objek mempengaruhi tindakannya dan perilaku ini terjadi melalui suatu proses.


(48)

3. Hubungan Pengetahuan Bidan Praktek Swasta dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini.

Berdasarkan hasil analisa statistik yang diperoleh maka didapat p=0,400

(α=0,05) dengan p > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis ini ditolak

yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan bidan praktek swasta dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan 2011.

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anita Kusumawati (2010) dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara pengetahuan bidan tentang inisiasi menyusu dini dengan praktek inisiasi menyusu dini, hal ini berarti bahwa bidan yang memiliki pengetahuan yang baik tentang inisiasi menyusu dini mereka akan melakukan praktek inisiasi menyusu dini secara baik pula.

Walaupun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan bidan praktek swasta dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini, bukan berarti hasil penelitian ini menunjukkan adanya kegagalan dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini, karena sebagian besar bidan sudah mengetahui tentang inisiasi menyusu dini dan sebagian besar bidan sudah melaksanakan inisiasi menyusu dini.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tindakan bidan dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini salah satunya adalah pelatihan tentang insiasi menyusu dini walaupun sebagian besar bidan telah melakukan pelaksanaan yang baik, peneliti menyarankan perlunya perencanan yang matang dalam mempromosikan praktek inisiasi menyusu dini, termasuk di dalamnya pelatihan bidan, selain itu penelitian ini perlu ditindak lanjuti melalui penelitian dengan skala yang lebih luas serta dengan


(49)

metode yang lebih bervariasi untuk memberikan keyakinan terhadap hasil yang diperoleh, sehingga hasilnya lebih bermanfaat dan dapat diterapkan.

Menurut Roesli (2008) ada beberapa hal yang menghambat pelaksanaan inisiasi menyusu dini diantaranya, takut bayi kedinginan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya pada satu jam pertama, tenaga kesehatan kurang tersedia dan kurang merespon adanya praktek inisiasi menyusu dini, kamar bersalin yang sibuk, ibu bersalin dengan secsio sesarea yang di jahit, pemberian suntikan vitamin K dan tetes mata segera setelah bayi lahir.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak selamanya bidan yang mempunyai pengetahuan yang baik akan memiliki pelaksanaan yang baik, atau sebaliknya yang mempunyai pengetahuan yang kurang baik akan memiliki pelaksanaan yang kurang baik.


(50)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian dari hasil tinjauan hubungan pengetahuan bidan praktek swasta dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan 2011, maka peneliti dapat menyimpulkan dan memberikan saran-saran sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Pengetahuan responden yang mempunyai pengetahuan yang baik sebanyak 34 responden (65,4%), dan minoritas responden yang mempunyai pengetahuan yang kurang baik sebanyak 18 responden (34,6%).

2. Pelaksanaan inisiasi menyusu dini mempunyai pelaksanaan yang baik sebanyak 46 responden (88,5%) dan responden yang mempunyai pelaksanaan kurang baik sebanyak 6 responden (11,5%).

3. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan bidan praktek swasta dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini karena diperoleh nilai p=0,400.


(51)

B. Saran

1. Bagi Praktek Kebidanan

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat menjadi masukan bagi setiap pelayanan kebidanan baik di Rumah Sakit maupun di Bidan Praktek Swasta, dapat memberikan informasi dan dapat meningkatkan penerapan standar pelayanan kebidanan pada ibu postpartum tentang inisiasi menyusu dini.

2. Bagi Responden

Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman responden khususnya bidan praktek swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan bahwa inisiasi menyusu dini sangat perlu dilakukan untuk mendukung dan membantu ibu dalam menyusui.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya dan dapat dikembangkan pada penelitian berikutnya dalam lingkup yang lebih luas.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (2007). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Edisi 2, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Depkes, RI. (2008). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: USAID.

Hidayat, A. (2010). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Cetakan ke empat. Jakarta: Salemba Medika.

Hurlock, (2004). Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta, EGC

Idris, M. (2010). Peran Faktor Perilaku dalam Penerapan Inisiasi Menyusu Dini di

Kota Parepare, http://www.muhammadidris1970.wordpress.com (diperoleh

tanggal 04 juli 2010).

Kepala Dinkes Propsu. (2010). Penurunan AKI/AKB Secara Komprehensif.

Manik, M, Sitohang, N, & Nurasiah. (2010). Panduan Penulisan Karya Tulis. Medan: USU Press.

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi ke 3. Jakarta: Rineka Cipta.

(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta Nursallam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika.

Roesli, U. (2008). Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta: Pustaka Bunda.

Siregar, S. (2010). Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sugiyono. (2009). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sujiyatini, Nurjanah & Kurniati, A. (2010). Asuhan Ibu Nifas. Yogyakarta: Cyrillus Publisher.


(53)

Syafrudin, Fratidhina, Y. (2009). Promosi Kesehatan untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: CV. Trans Info Media.


(54)

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

Judul : Hubungan Pengetahuan Bidan Praktek Swasta Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan tahun 2011.

Nama peneliti : Aulia Nover Ulva Nim : 105102011

Saya adalah mahasiswi program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan bidan praktek swasta dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Saya mengharapkan partisipasi responden dalam memberikan jawaban atas kuesioner yang saya berikan, sesuai fakta dan tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban responden, informasi yang responden berikan hanya akan digunakan untuk proses penelitian.

Partisipasi responden dalam penelitian ini bersifat sukarela, responden bebas menerima atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Jika responden bersedia, silahkan menandatangani surat persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan di bawah ini sebagai bukti bahwa bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Tanggal: Tanda tangan :

Medan, ... 2011

Peneliti Responden


(55)

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN PRAKTEK SWASTA DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG MORAWA KECAMATAN TANJUNG MORAWA

KABUPATEN DELI SERDANG MEDAN 2011

Kode : Tanggal :

Petunjuk pengisian

1. Semua pertanyaan harus diberi jawaban 2. Isi pertanyaan dengan memberi tanda checklist

3. Setiap pertanyaan dijawab dengan satu jawaban yang sesuai menurut anda 4. Bila ada yang kurang mengerti dapat ditanyakan kepada peneliti

A. DATA DEMOGRAFI

Inisial Nama bidan :

Umur :

Pendidikan terakhir : Lama bekerja :

B. PENGETAHUAN

1. Menurut anda, apakah yang dimaksud dengan inisiasi menyusu dini? a. Bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir

b. Bayi mulai menyusu sendiri satu jam setelah lahir c. Bayi mulai menyusu sendiri dua jam setelah lahir 2. Menurut anda, manfaat dari hormon oksitosin adalah?


(56)

b. Meningkatkan produksi ASI c. Menunda ovulasi

3. Keuntungan menyusu dini untuk ibu adalah kecuali? a. Meningkatkan keberhasilan produksi ASI

b. Merangsang hormon prolaktin

c. Merangsang hormon oksitosin dan prolaktin

4. Manfaat inisiasi menyusu dini bagi bayi adalah kecuali? a. Mengurangi hipotermi

b. Mengurangi angka kematian bayi c. Mengurangi kecerdasan

5. Manfaat inisiasi menyusu dini bagi ibu adalah kecuali? a. Mengurangi perdarahan

b. Membantu kontraksi uterus

c. Memperkuat reflek hisap pada bayi

6. Langkah - langkah inisiasi menyusu dini yang benar adalah?

a. Begitu lahir, bayi langsung dikeringkan kecuali telapak tangan, kemudian baru diletakkan diatas perut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu

b. Begitu lahir, bayi langsung dikeringkan, ditimbang dan diukur kemudian baru diletakkan diatas dada ibu

c. Begitu lahir, bayi langsung dikeringkan, dibedong dan dipanaskan, kemudian baru diletakkan diatas dada ibu

7. Menurut anda, manakah inisiasi menyusu dini yang kurang tepat? a. Tanpa dibedong bayi langsung di tengkurapkan di dada atau perut ibu


(57)

b. Bayi dibiarkan mencari putting susu ibu dan ibu merangsang bayi dengan sentuhan lembut

c. Bayi diangkat dan di susukan pada ibu dengan cara memasukkan puting susu ibu ke mulut bayi

8. Kegunaan menutup kepala bayi dengan topi pada saat melaksanakan inisiasi menyusu dini adalah?

a. Mengurangi pengeluaran panas dari kepala bayi b. Menghindari penguapan suhu tubuh bayi c. Mengurangi pengeluaran panas dari tubuh bayi 9.Salah satu penghambat inisiasi menyusu dini adalah?

a. Bayi merasa hangat karena bersentuhan antara kulit ibu dan bayi b. Kamar bersalin atau kamar bersalin yang nyaman dan tenang c. Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk menyusui bayinya 10. Sebelum melaksanakan inisiasi menyusu dini sebaiknya bayi?

a. Di mandikan b. Di timbang c. Di keringkan

C. PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI

NO Pernyataan Dilakukan Tidak

dilakukan 1 Menganjurkan suami atau keluarga mendampingi saat

melakukan inisiasi menyusu dini.

2 Menilai usaha bernafas dan pergerakan bayi apakah perlu dilakukan resusitasi atau tidak.

3 Keringkan seluruh badan dan kepala bayi kecuali kedua tangan.

4 Melakukan pemotongan tali pusat kemudian meletakkan bayi diatas perut ibu dengan menyelimuti


(58)

badan bayi dan memasang topi.

5 Membiarkan bayi mencari puting susu ibu, dan tidak memaksakan bayi ke puting ibu.

6 Menganjurkan keluarga untuk memberi dukungan untuk meningkatkan rasa percaya diri.

7 Melakukan asuhan bayi baru lahir setelah bayi selesai menyusu dan memandikan bayi setelah 6-24 jam setelah persalinan.

8 Jika dalam 1 jam bayi belum melakukan inisiasi menyusu dini, maka posisi bayi lebih didekatkan ke puting susu ibu dan biarkan 30-60 menit berikutnya. 9 Apabila inisiasi menyusu dini selesai, saya akan

mengenakan pakaian bayi dan melakukan penimbangan dan pengukuran bayi.

10 Saya tetap memantau perkembangan bayi dan ibu serta menempatkan dalam ruangan yang sama.


(59)

(60)

(61)

(62)

(63)

(64)

(65)

(66)

(67)

DATA PRIBADI

Nama : Aulia Nover Ulva

Tempat / Tanggal Lahir : Padang / 16 November 1987

Agama : Islam

Nama Ayah : Zulherman

Nama Ibu : Erdanis

Anak ke : 2 (dua)

Alamat : Jalan Cipta Karya Gg. Bersama No. 3 Panam Pekanbaru

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 1993-1999 : SD Negri 002 Pekanbaru

Tahun 1999-2002 : SLTP Uswatun Hasanah Padang Panjang Tahun 2002-2005 : SMA Handayani Pekanbaru

Tahun 2005-2008 : DIII Akademi Kebidanan Universitas Abdurrab Pekanbaru


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(6)

DATA PRIBADI

Nama : Aulia Nover Ulva

Tempat / Tanggal Lahir : Padang / 16 November 1987

Agama : Islam

Nama Ayah : Zulherman Nama Ibu : Erdanis Anak ke : 2 (dua)

Alamat : Jalan Cipta Karya Gg. Bersama No. 3 Panam Pekanbaru

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 1993-1999 : SD Negri 002 Pekanbaru

Tahun 1999-2002 : SLTP Uswatun Hasanah Padang Panjang Tahun 2002-2005 : SMA Handayani Pekanbaru

Tahun 2005-2008 : DIII Akademi Kebidanan Universitas Abdurrab Pekanbaru