Kewajiban penjual dapat dijumpai pada Pasal 1474 KUHPerdata, pada pokoknya kewajiban penjual menurut pasal tersebut terdiri dari dua
yaitu : 1 Menyerahkan barang kedalam kekuasaan dan kepunyaan si
pembeli. 2 Menanggung terhadap barang yang dijual itu.
Mengenai menanggung ini lebih lanjut diatur dalam Pasal 1491 KUHPerdata, yang mengatakan “penanggungan yang menjadi
kewajiban si penjual terhadap si pembeli, adalah untuk menjamin dua hal, yaitu pertama penguasaan benda yang dijual secara aman
dan tenteram ; kedua terhadap adanya cacat – cacat barang tersebut yang tersembunyi, atau yang sedemikian rupa hingga menerbitkan
alasan untuk pembatalan pembeliannya. 2.
Pembeli a. Hak pembeli adalah menuntut penyerahan barang yang telah dibelinya
dari si penjual. b. Kewajibannya adalah membayar harga pembelian pada waktu dan
tempat sebagaimana yang ditetapkan didalam perjanjian mereka.
C. Wanprestasi dan Akibat Hukumnya
Istilah wanprestasi berasal dari bahasa Belanda ”wanprestatie”, yang berarti tidak memenuhi kewajiban yang telah ditetapkan dalam perikatan, baik
perikatan yang timbul karena perjanjian maupun perikatan yang timbul karena undang – undang.
Universitas Sumatera Utara
Kemungkinan – kemungkinan yang dapat mempengaruhi terjadinya wanprestasi atau tidak memenuhi kewajiban tersebut yaitu :
1. Karena kesalahan debitur, baik karena kesengajaan maupun karena kelalaian.
2. Karena keadaan memaksa force majeure, jadi diluar kemampuan
debitur, debitur tidak bersalah
20
1. Debitur tidak memenuhi prestasi sama sekali, artinya debitur tidak
memenuhi kewajiban yang telah disanggupinya untuk dipenuhi dalam suatu perjanjian, atau tidak memenuhi kewajiban yang ditetapkan
undang – undang dalam perikatan yang timbul karena undang – undang.
. Dalam menentukan seorang debitur melakukan wanprestasi atau tidak,
maka perlu ditentukan dalam keadaan bagaimana seorang debitur dikatakan sengaja atau lalai tidak melakukan kewajibannya. Keadaan tersebut meliputi :
2. Debitur memenuhi prestasi, tetapi tidak baik atau keliru. Disini
debitur melaksanakan atau memenuhi apa yang ditentukan oleh undang – undang, tetapi tidak sebagaimana mestinya menurut
kualitas yang ditentukan dalam perjanjian atau menurut kualitas yang ditetapkan undang – undang.
3. Debitur memenuhi prestasi, tetapi tidak tepat pada waktunya. Disini
debitur memenuhi prestasi tetapi terlambat. Waktu yang ditetapkan dalam perjanjian tidak terpenuhi.
20
Abdul Kadir, 1981, Hukum Perikatan, PT. Alumni, Bandung, hlm 20
Universitas Sumatera Utara
4. Debitur melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh
dilakukannya
21
Wanprestasi memiliki akibat hukum yang penting bagi debitur, oleh karena itu perlu diketahui sejak kapan debitur diakatakan sengaja atau lalai dalam
mememenuhi kewajibannya. Untuk itu, perlu diperhatikan apakah dalam perikatan tersebut ditentukan tenggang waktu pelaksanaan pemenuhan prestasi
atau tidak. Ada 4 akibat yang dapat terjadi jika salah satu pihak melakukan
wanprestasi yaitu : .
1. Membayar kerugian yang diderita oleh pihak lain berupa ganti rugi.
2. Dilakukan pembatalan perjanjian. 3. Peralihan resiko
4. Membayar biaya perkara jika sampai berperkara dimuka hakim
D. Saat Terjadinya Perjanjian Jual Beli