4. Debitur melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh
dilakukannya
21
Wanprestasi memiliki akibat hukum yang penting bagi debitur, oleh karena itu perlu diketahui sejak kapan debitur diakatakan sengaja atau lalai dalam
mememenuhi kewajibannya. Untuk itu, perlu diperhatikan apakah dalam perikatan tersebut ditentukan tenggang waktu pelaksanaan pemenuhan prestasi
atau tidak. Ada 4 akibat yang dapat terjadi jika salah satu pihak melakukan
wanprestasi yaitu : .
1. Membayar kerugian yang diderita oleh pihak lain berupa ganti rugi.
2. Dilakukan pembatalan perjanjian. 3. Peralihan resiko
4. Membayar biaya perkara jika sampai berperkara dimuka hakim
D. Saat Terjadinya Perjanjian Jual Beli
Ketentuan didalam Pasal 1457 menggariskan bahwa pihak – pihak yang membentuk persetujuan jual beli masing – masing mengikatkan dirinya secara
timbal – balik wederkering. Penjual mengikatkan dirinya kepada pembeli untuk menyerahkan obyek jual beli. Pembeli mengikatkan dirinya kepada penjual untuk
membayar harga obyek jual beli. Meskipun jual beli telah tercipta, pemindahan hak milik atas kebendaan
yang menjadi objek persetujuan hanya sah setelah dipenuhi ketentuan tentang hak milik atas benda yang bersangkutan
22
21
Ibid
.
Universitas Sumatera Utara
Berpedoman kepada tindakan “mengikatkan diri” yang mengakibatkan lahir beban kewajiban kepada kedua belah pihak, dapat ditarik kesimpulan bahwa
ada dua persetujuan didalam lembaga jual beli, yaitu : 1. Persetujuan tentang kewajiban menyerahkan benda yang menjadi objek
jual beli kepada yang berhak, yaitu pembeli. 2. Persetujuan tentang kewajiban membayar harga benda yang menjadi objek
jual beli kepada yang berhak, yaitu penjual. Sifat konsensual dari jual beli ditegaskan dalam Pasal 1458 KUHPerdata
yang berbunyi “ Jual beli dianggap sudah terjadi antara kedua belah pihak seketika setelah mereka mencapai sepakat tentang barang dan harga, meskipun
barang itu belum diserahkan maupun harganya belum dibayar”. Konsensualisme sendiri berasal dari perkataan “consensus” yang berarti
kesepakatan. Dengan kesepakatan dimaksudkan bahwa diantara pihak – pihak yang bersangkutan tercapai suatu persesuaian kehendak, artinya apa yang
dikehendaki oleh yang satu adalah pula yang dikehendaki oleh yang lain. Kedua kehendaknya itu bertemu dalam “sepakat” tersebut. Tercapainya sepakat ini
dinyatakan oleh kedua belah pihak dengan mengucapkan arti perkataan – perkataan, misalnya “setuju”, ”accord”, “oke”, dan lain – lain sebagainya ataupun
dengan bersama – sama menaruh tanda tangan dibawah pernyataan – pernyataan tertulis sebagai tandanya bukti bahwa kedua belah pihak telah menyetujui
segala apa yang tertera diatas tulisan itu
23
22
Basrah, Perikatan Jual Beli dan Pembahasan Kasus Buku Ketiga KUHPerdata, fakultas Hukum USU, Medan, 1981, hlm 3
23
R. Subekti, 1995, Aneka Perjanjian Cet. Kesepuluh, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm 5
.
Universitas Sumatera Utara
Bahwa apa yang dikehendaki oleh yang satu itu adalah juga yang dikehendaki oleh orang lain atau bahwa kehendak mereka adalah “sama”,
sebenarnya tidak tepat. Yang betul adalah bahwa yang mereka kehendaki adalah “sama dalam kebalikannya”. Misalnya : yang satu ingin melepaskan hak miliknya
atas suatu barang asal diberi sejumlah uang tertentu sebagai gantinya, sedang yang lain ingin memperoleh hak milik atas barang tersebut dan bersedia memberikan
sejumlah uang sebagai gantinya kepada si pemilik barang. Sebagaimana diketahui, hukum perjanjian dari BW menganut asas
konsensualisme. Artinya hukum perjanjian dari BW itu menganut suatu asas bahwa untuk melahirkan perjanjian cukup dengan sepakat saja dan bahwa
perjanjian itu dan dengan demikian ”perikatan” yang ditimbulkan karenanya sudah dilahirkan pada saat atau detik tercapainya konsensus sebagaimana
dimaksudkan diatas. Pada detik tersebut perjanjian sudah jadi dan mengikat, bukannya pada detik – detik lain yang kemudian atau yang sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
PRINSIP – PRINSIP UMUM TRANSAKSI JUAL BELI MELALUI MEDIA ELEKTRONIK PADA UMUMNYA
A. Perkembangan Transaksi Jual Beli Melalui Media Elektronik