Pengaruh hormone terhadap kehamilan

6

2.2.5 Pengaruh hormone terhadap kehamilan

12 Pada wanita ovum dilepaskan oleh folikel yang pecah kedalam uterus, ovum ini di hantarkan oleh silia silia di tuba falopii kearah uterus bila silia gagal mengarahkan ovum ke arah yang benar maka hal inilah yang akan menyebabkan terjadinya kehamilan ektopik. Pada saat terjadi implantasi kurang lebih 5 hari setelah pembuahan sel tropoblastik dari fetus mulai mensekresikan human chorionic gonadotropin hCG, hCG pada fetus memiliki aktifitas yang sama dengan aktifis LH. Keberadaan hCG pada urine seorang wanita dapat mengindikasikan suatu proses kehamilan. Konsentrasi hCG cukup tinggi untuk menstimulus sekresi progesterone dan sedikit estrogen oleh korpus luteum dan konsentrasi hcg yang tinggi ini menjaga korpus luteum untuk regresi. Puncak hCG dicapai pada 3 bulan pertama kehamilan. Pada saat ini sangat penting progesterone dan estrogen terus disekresikan oleh korpus luteum. Pada usia tiga bulan kehamilan progesterone dan estrogen kemudian disekresikan oleh placenta. Ini tidak dikontrol oleh kadar hCG, pada saat ini korpus luteum dapat disingkirkan dan kehamilan terus berjalan. Pada pertengahan kehamilan kelenjar adrenal fetus mensekresikan dehidroepiandrosteron DHEA dan dehidroepiandrosteron sulfat DHEAS yang Universitas Sumatera Utara merupakan hormone androgen yang lemah sehingga tidak menimbulkan suatu masalah pada fetus. Kerja enzim liver fetus dan placenta menkonversikan androgen ini menjadi estrogen yang kemudian masuk ke dalam sirkulasi maternal. Jumlah estrogen dan progesterone yang besar yang disekresikan oleh plasenta menyebabkan perubahan perubahan penting pada ibu yaitu, pertumbuhan yang cepat dari uterus, terutama pada miometrium, meningkatkan pertumbuhan semua komponen komponen payudara glands, stroma dan lemak. Pada kehamilan terjadi peningkatan sekresi prolaktin oleh hipofise sebagai respon dari meningkatnya estrogen. Sekresi human chorionic somatotropin hCS dan human placental lactogen hPL oleh plasenta juga terjadi pada pertengahan terakhir masa kehamilan. hCS dan hPL memiliki kerja yang sama dengan growth hormone yaitu meningkatkan lipolisis dan ketogenesis pada ibu dan menurunkan pemakaian glukosa pada ibu sehingga membuat energi yang disimpan oleh ibu dapat digunakan untuk fetus. Sekresi hCS sebanding dengan ukuran plasenta. Perubahan terjadi pada simpisis pubis, cervix, dan vagina yang menjadi lebih relax sehingga membuat jalan untuk fetus pada saat melahirkan. Hal ini diakibatkan oleh hormone relaxin yang disekresikan oleh ovarium pada akhir kehamilan. Sebagai respon terhadap meningkatnya kadar estrogen, reseptor oksitosin meningkat didalam miometrium sehingga menyebabkan sensitivitas miometrium uterus tehadap kerja oksitosin meningkat.

2.2.5 Pengaruh hormone terhadap kelahiran