Karena kemampuannya ukuran dan kekuatan dari tulang testosterone sering digunakan oleh pria yang sudah tua untuk mengobati osteoporosis. Testosterone juga
menyebabkan epifise tulang panjang menyatu lebih cepat dan menyebabkan pertumbuhan menjadi lebih cepat.
4
2.1.2 Pengaturan testosterone oleh hormone gonadotropin
Testis dikontrol oleh dua hormone gonadotropin yaitu, luteinizing hormone LH dan follicle stimulating hormone FSH.
2
Kedua hormone ini disebut hormone gonadotropin karena merangsang organ sex gonad baik pada pria testis maupun wanita ovarium. Kedua hormone ini dihasilkan
oleh sel yang berada pada hipofise anterior yang disebut gonadotrophs
.
5
Kedua hormone ini bekerja pada komponen testis yang berbeda. LH bekerja pada sel leydig untuk mengatur sekresi testosterone hormone reproduksi lainnya,
sehingga pada pria hormone ini diberi nama interstitial cell stimulating hormone ICSH, FSH bekerja pada tubulus seminiferosa, terutama di sel sertoli untuk meningkatkan
spermatogenesis. Sebaliknya, sekresi LH, FSH dari hipofise anterior dirangsang oleh hormone hipotalamus, gonadotropin releasing hormone GnRH. Setiap dua sampai tiga
jam sekali, GnRH dikeluarkan dari hipotalamus dalam letupan letupan sekretorik, tanpa terjadi sekresi diantara letupan letupan itu.
2
Walaupun sekresi LH dan FSH sama sama distimulasi oleh Gn-RH, tetapi konsentrasi kedua hormone ini dlam plasma tidak sama, hal ini pertama disebabkan
oleh karena diantara letupan letupan sekretoriknya LH dibersihkan dari darah lebih cepat dibandingkan dengan FSH yang di metabolisme lebih lambat. Kedua selain GN-
RH testosterone dan inhibin secara berbeda mempengaruhi kecepatan sekresi LH dan FSH.
2
Testosterone memberikan feedback negative terhadap LH dengan dua cara, pertama menurunkan pengeluaran Gn-RH dengan cara bekerja pada hipotalamus,
sehingga secara tidak langsung menurunkan kadar LH dan FSH yang disekresikan di hipofise anterior. Kedua dengan cara bekerja langsung pada hipofise anterior untuk
mengurangi kepekaan sel sel sekretorik LH di hipofise anterior terhadap Gn-RH.
Universitas Sumatera Utara
Sehingga dapat dilihat bahwa testosterone menimbulkan efek negative yang lebih besar terhadap sekresi LH dibandingkan terhadap sekresi FSH. Sinyal inhibitorik testis untuk
mengontrol sekresi FSH adalah hormone peptide, inhibin yang disekresikan oleh sel sertoli. Inhibin diperkirakan secara langsung pada hipofise anterior untuk menghambat
sekresi FSH.
2
4
Baik LH, testosterone maupun FSH berperan penting dalam mengontrol spermatogenesis, yang masing masing melaksanakan efeknya dengan mempengaruhi
sel sertoli.
2
FSH berikatan dengan reseptor spesifik yang melekat pada sel sertoli didalam tubulus seminiferus. Ini menyebabkan sel sel tersebut tumbuh dan mensekresikan
bermacam macam bahan spermatogenik. Secara bersamaan testosterone berdifusi
Universitas Sumatera Utara
dari sel leydig kedalam tubulus seminiferus untuk mitosis dan meiosis sel sel germinativum.
4
Kadar testosterone yang tinggi diperlukan untuk mempertahankan pembentukan sperma.
2
2.2 HORMON REPRODUKSI WANITA