Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Gejala PPB Berdasarkan Pendidikan n= 32
Gejala PPB Pendidikan
Ya Tidak Total f f n
SMP 11 34,37 6 18,75 17 SMA 5 15,62 5 15,62 10
PT 0 0 5 15,62 5
Berdasarkan table 5.4 pada ibu pasca bersalin mayoritas yang mengalami gejala PPB berdasarkan pendidikan SMP yaitu 11 orang 34,37.
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Gejala PPB Berdasarkan Pekerjaan n= 32
Gejala PPB Pekerjaan
Ya Tidak Total f f n
Tidak bekerja 15 46,8 5 15,62 20 Wiraswasta 3 9,37 4 12,5 7
PNS 0 0 5 15,62 5
Berdasarkan table 5.5 pada ibu pasca bersalin mayoritas yang mengalami gejala PPB berdasarkan pekerjaan yaitu ibu yang tidak bekerja 15 orang 46,8.
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Gejala PPB Berdasarkan Paritas n= 32
Gejala PPB Paritas
Ya Tidak Total f f n
Primipara 10 31,25 7 21,87 17 Sekundipara 0 0 6 18,75 6
Multipara 8 25 1 3,13 9
Berdasarkan table 5.6 pada ibu pasca bersalin mayoritas yang mengalami gejala PPB berdasarkan paritas yaitu primipara 10 orang 31,25.
B. Pembahasan
1. Gambaran Gejala Postpartum Blues pada Ibu Pasca Bersalin
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh ibu yang paling banyak yang mengalami gambaran gejala PPB yaitu sebanyak 21 orang 65,6. Dan paling
kurang yang mengalami gejala PPB yaitu sebanyak 11 orang 34,37. Menurut penelitian Machmudah 2010 menyatakan bahwa banyak ibu
yang mengalami gejala PBB disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu perubahan biologis, stres dan penyebab sosial dan lingkungan merupakan menjadi
pendukung terjadinya gejala PPB. Faktor sosial dan lingkungan yang dapat menjadi pendukung terjadinya gejala PPB antara lain tekanan dalam pernikahan
dan hunbungan keluarga, rasa cemas dan takut terhadap persalinan dan penyusuaian yang buruk terhadap peran maternal. Menurut Enshaw 2003 faktor
ekonomi juga dapat mempengaruhi terjadinya gejala PPB di karenakan dengan banyaknya paritas maka lebih banyak membutuhkan biaya dalam kebutuhan
sehari-hari dan juga dalam kebutuhan merawat bayinya. Bobak, 2005 menyatakan bahwa PPB dapat terjadi setiap waktu setelah
ibu melahirkan, oleh karena itu kemungkinan gejala PPB harus diidentifikasi sejak awal agar tidak berkembang menjadi PPB atau post partum depresi. Jika
terdeteksi kemungkinan gejala PPB kemudian tidak segera diatasi dan dibiarkan berlangsung lama, maka akan berakibat buruk bagi ibu dan bayinya.
Hal ini juga sesuai dengan teori Sherwen 1999 yang menyebutkan bahwa psikologis seorang ibu, dimana semakin besar trauma fisik yang dialami maka
semakin besar trauma psikis yang muncul. Dan hal ini biasanya dirasakan pada wanita yang pertama kali melahirkan anak mereka. Dan Handerson dan Jones
2006 menyatakan bahwa perubahan selama kehamilan khususnya peningkatan hormon dapat menimbulkan tingkat kecemasan yang semakin berat serta rasa
khawatir sehingga hal ini dapat menimbulkan terjadinya gejala postpartum blues. Menurut Bobak dan kawan-kawan hal ini sesuai dengan kriteria ibu yang
mengalami gangguan emosional adalah ibu primipara yang belum berpengalaman. Menurut Bobak 2002, persiapan menyambut kehamilan dicerminkan
dalam kesiapan dan respon emosionalnya dalam menerima kehamilan hingga persalinan dan menjadi seorang ibu. Seorang wanita memandang kehamilan
sebagai hasil alami hubungan perkawinan, baik yang diinginkan maupun tidak diinginkan, tergantung dengan keadaan. Persiapan untuk persalinan dan menjadi
ibu akan sengat menentukan apakah seseorang mengalami gejala PPB atau tidak, dengan adanya persiapan yang baik maka ibu akan mampu menghadapi masa
pasca bersalinnya dengan baik tanpa adanya gangguan.
2. Gejala Postpartum BluesBerdasarkan Umur Pada Ibu Pasca Bersalin
Menurut hasil penelitian mengenai gambaran gejala PPB Pada Ibu Pasca bersalin di Klinik Bersalin Sumiariani Medan tahun 2015 bahwa responden
berdasarkan umur 20-30 tahun mayoritasnya yaitu 12 orang 37,5. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat Priantono 2003 bahwa
pada masa persalinan dengan usia 20 tahun dan 35 tahun dapat terjadinya gejala PPB, dalam penelitian ini menyatakan bahwa rentang usia yang didapatkan
mengalami gejala PPB yaitu umur 20-30 tahun. Dan dengan usia muda ini disebabkan karena belum adanya pengalaman bersalin. Hal ini juga sejalan
dengan pendapat Curtis 2000 yang mengatakan usia berkaitan dengan masalah kesehatan, resiko akan meningkat dengan bertambahnya usia. Persalinan pada ibu
usia yang lebih tua dapat menimbulkan kecemasan yang mengakibatkan persalinan yang lebih sulit dan lama.
Usia di 35 tahun mempunyai resiko tinggi melahirkan. Menurut pendapat Musbikin 2007 yang mengatakan kecendrungan memilik anak
berturut-turut yang terlalu dekat akan menyebabkan ibu khawatir dan cemas hal ini ditakutkan akan mengalami gejala PPB.
3. Gejala Postpartum Blues Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pada Ibu
Pasca Bersalin
Responden berdasarkan pendidikan bahwa yang mengalami gejala PPB mayoritasnya yaitu berpendidikan SMP sebanyak 11 orang 34,37. Sesuai
dengan teori Sherwen 1999 yang menyatakan dengan berpendidikan rendah lebih sering akan mengalami gejala PPB di bandingkan dengan berpendidikan
tinggi, Latipun 2001 juga mengatakan bahwa pendidikan seseorang akan mempengaruhi cara berpikir dan cara pandang terhadap diri dan lingkungannya,
karena itu akan berbeda sikap responden yang mempunyai pendidikan tinggi dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah dalam menyingkapi proses
selama persalinan sehingga pada pendidikan rendah sering terjadi PPB. Hal ini sesuai juga dengan teori Gurel 2000, bahwa ibu yang tingkat pendidikan rendah
dengan mempunyai jumlah anak yang banyak dan kualitas dalam perawatan bayi juga tidak baik dan juga kehamilan yang terjadi pada usia muda, biasanya terjadi
pada ibu yang putus sekolah.