Manfaat Penelitian Gambaran Gejala Postpartum Blues Pada Ibu Pasca Bersalin Di Klinik Sumiariani Medan Tahun 2015

c. Fase Letting Go Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyusuaikan diri, merawat diri dan bayinya. Penyusuaian yang sering kali terjadi pada ibu postpartum blues diantaranya: a. Perubahan perasaan yang dirasakan oleh ibu saat hamil sehingga sulit menerima kehadiran bayinya, yang merupakan respon alami terhadap rasa lelah yang dirasakan. b. Perubahan fisik selama beberapa bulan kehamilan, dimana terjadi perubahan kadar hormon estrogen, progesteron dan prolaktin yang cepat setelah melahirkan. Setelah melahirkan tubuh ibu mengalami perubahan hormone sehingga butuh waktu untuk penyesuain diri. c. Perubahan emosional, dimana kehadiran seorang bayi dapat membuat perbeedaan besar dalam kehidupan ibu dalam hubungan dengan suami, orang tua, maupun anggota keluarga lainnya. Anggraini 2010, menyatakan bahwa faktor- faktor yang menyebabkan post partum blues meliputi : 1 pengalaman melahirkan, biasanya pada ibu yang melahirkan kurang menyenangkan dapat menyebabkan ibu sedih, 2 perasaan sangat down setelah melahirkan, biasanya terjadi karena peningkatan hormon, 3 tingkah laku bayi, bayi yang rewel dapat membuat ibu merasa ketidak mampuan untuk merawatnya dengan baik, 4 kesulitan dalam mengalami kewajiban setelah melahirkan. Gejala Post Partum Blues menurut Maryunani 2009 mengatakan ada beberapa gejala yang timbul pada ibu yang mengalami PBBdiantaranya adalahcemas tanpa sebab, menangis tanpa sebab, tidak percaya diri, tidak sabar, mudah tersinggung, khawatir mengenai sang bayi, merasa kesepian, dan juga perubahan perasaan. B. Cara Mengatasi Gangguan Postpartum Blues Cara mengatasi gangguan psikologi pada ibu nifas dengan postpartum blues ada dua cara yaitu : 1. Dengan cara pendekatan komonikasi terapetik : a. Membantu pasien mampu untuk meredakan segala ketegangan emosinya b. Dapat memahami dirinya c. Dapat mendukung tindakan support mental 2. Dengan cara peningkatan support mental: Beberapa cara peningkatan support mental yang dapat dilakukan keluarga diantaranya: a. Suami dapat membantu istrinya untuk mengurus bayinya sama- sama. b. Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya dan lebih perhatian terhadap istrinya. c. Memperbanyak dukungan dari suami. d. Suami mampu menggantikan peran istri ketika istrinya kelelahan. e. Suami sering menemani istri dalam mengurus bayinya. Marmi 2012 menyatakan, ada beberapa penanganan pada ibu PPB bersalin yang dapat dilakukan pada diri ibu sendiri, diantaranya dengan cara persiapan diri yang baik yaitu persiapan diri pada saat kehamilan sangat diperlukan sehingga saat kelahiran memiliki kepercayaan diri yang baik sehingga mengurangi resiko terjadinya PPB, tidurlah ketika bayi tidur yaitu pada saat bayi tidur ibu juga bisa beristirat karena terlalu capek dalam mengurus bayinya di