7
Di kota Medan bangunan ruko sudah menjadi pemandangan sehari-hari dan banyak orang yang melakukan akftivitas berbisnis dan dagang di rumah toko
tersebut. Menurut Wicaksono dalam Kurniawan, 2015 ruko telah dikenal diberbagai dunia sejak zaman dulu. Di Yunani, terdapat pasar-pasar tradisional
tempat melakukan transaksi perdagangan yang juga digunakan sebagai tempat tinggal dan letaknya berdekatan dengan pelabuhan karena Yunani merupakan
Negara kepulauan demikian juga di Timur Tengah, telah dikenal bangunan yang berfungsi ganda, sebagai hunian dan tempat usaha. Namun hunian di Timur
tengah terkesan lebih privat dan memisahkan aktivitas laki-laki dan perempuan.
2.1.2. Sejarah Rumah Toko
Fenomena ruko menjadi sebuah subjek penelitian dalam kerangka proses pencarian jati diri budaya arsitektur lokal maupun regional di era globalisasi.
Ruko memiliki ruang-ruang yang relative tipikal, yang dapat secarah mudah dimanfaatkan untuk bermacam fungsi. Dalam budaya bermukim di Indonesia,
pada awalnya kita mengenal “toko” sebagai sebuah konsep tradisional yang berbeda dengan konsep toko yang ditawarkan oleh konsep pertokoan modern.
Ruko-ruko abad ke-19, dalam kehidupan perkotaan masa itu, membentuk aktivitas di jalan dan menciptakan pusat-pusat keramaian yang secara khas hanya
dapat dijumpai di pecinan. Gaya hidup semacam inilah yang telah menghidupi pusat-pusat keramaian kota-kota di Indonesia selama ratusan tahun hingga
keberadaannya kini
terancam oleh
pusat-pusat perbelanjaan
dan perumahanperumahan modern yang menggunakan kapital besar. Tanpa langsung
disadari, hilangnya toko-toko ini mengakibatkan matinya lorong-lorong kota dan
Universitas Sumatera Utara
8
terciptanya jalan-jalan yang sepi karena pindahnya keramaian ke bangunan- bangunan mal yang monolit, ketimbang hingar bingarnya toko-toko dan kaki-lima
yang beragam. Ini merupakan pertanda matinya sebuah warisan budaya kota dan juga identitas kita.
Pada umumnya masyarakat Tionghoa dikenal sebagai kaum pedagang, begitu juga dengan masyarakat Tionghoa yang berada di Indonesia. Masyarakat
Tionghoa di Indonesia menjalin hubungan yang baik dengan bangsa eropa, oleh karena itu mereka dipercaya untuk memegang kendali perdagangan. Pada masa
kolonial, masyarakat Tionghoa diberi wilayah permukimam yang terpisah dari penguasa dan masyarakat pribumi. Saat itu masyarakat Tionghoa harus
menyesuaikan diri dengan regulasi tata kota, bentrokan antara aturan tata kota dengan konsep rumah yang dibawa oleh masyarakat Tionghoa yang berasal dari
Cina Selatan membentuk konsep rumah baru yang telah beradaptasi. Hunian bentuk baru lah yang disebut sebagai ruko yang merupakan gabungan dari rumah
dan toko Kurniawan, 2015.
2.1.3. Perkembangan Rumah Toko di Kota Medan