Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan non faktorial dengan perlakuan sebagai berikut :
A = Lama penyulingan 2,5 jam B = Lama penyulingan 3,0 jam
C = Lama penyulingan 3,5 jam D = Lama penyulingan 4,0 jam
E = Lama penyulingan 4,5 jam F = Lama penyulingan 5,0 jam
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap RAL non faktorial dengan banyak ulangan yang digunakan adalah sebagai berikut :
t n-1 15 6n-1 15
6n 21 n = 3,5
n = 4
Data diolah secara statistik dengan model rancangan: Yij =
µ + τ i + ∑ij dimana :
Yij =
Hasil pengamatan pada perlakuan lama penyulingan pada taraf ke i Dan ulangan ke j
µ =
Efek dari nilai tengah τi
= Efek perlakuan pada taraf ke i
∑ij =
Galat pada setiap unit percobaan pada taraf ke –ij Bila terdapat perbedaan yang nyata dimana Fh F.05 atau berbeda sangat
nyata di Fh F.01, maka pengujian dengan uji beda rata – rata DMRT Duncants Multiple Range Test dengan menggunakan tabel SSR.05 den SSR.01 yang disesuaikan
dengan DB acak yang diperoleh, yang disebut juga uji beda rata-rata LSR Least Significant Range.
5. Pelaksanaan Penelitian 5.1 Penyediaan bahan penelitian
Tanaman sereh wangi yang telah berumur kurang lebih enam bulan dipanen. pemanenan dilakukan dengan memotong helai daun tiga sentimeter di etas pelepah daun,
kemudian dikering anginkan atau dilayukan selama 3 hari 3 malam. 5.2 Penyulingan
Daun sereh wangi yang telah dilaukan kemudian dirajang untuk mengurangi sifat kamba, daun sereh yang telah dirajang dimasukkan ke dalam alat penyuling sebanyak
300 gram, kemudian di isi air sebanyak 2.250 ml. Alat penyuling dihubungkan dengan kondensor yang dilengkapi dengan sirkulasi air, hidupkan air pet dan disuling sesuai
perlakuan.
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
9
6. Pengamatan dan Pengukuran Data Pengamatan dan pengukuran data didasarkan pada hasil analisa yang meliputi :
6.1 Rendemen
Destilat yang dihasilkan ditampung dengan erlenmeyer 500 ml, kemudian dipindahkan keburat untuk memisahkan minyak dengan air. Minyak yang diperoleh
ditimbang beratnya dengan neraca analitik.
berat minyak Rendemen = ----------------------------------------- X 100
berst daun sebelum disuling 100
6.2 Total Geraniol
Dicampur kira-kira 10 ml minyak, 10 ml asetat anhidrid dan 2 gram Natrium asetat anhidrid di dalam labu alat asetilasi, kemudian ditambahkan potongan-potongan
kecil batu apung atau porselin dan dipasang pendingin reflaksinya. Setelah itu dipanaskan diatas pemanas uap dan cairan direfluks selama 2 jam. Setelah 2 jam direfluks cairan
dibiarkan menjadi dingin, tambahkan 50 ml aquadest dan dipanaskan pada suhu 40-50
o
C selama 15 menit sambil sering dikocok kemudian didinginkan sampai suhu kamar.
Setelah dingin pipa refluks dilepaskan dan cairan dipindahkan ke dalam corong pemisah, lalu dibilas dengan aquadest; sebanyak 2 kali masing-masing 10 ml, dan masukkan air
pencucian ini kedalam corong pemisah, kemudian ditunggu sampai cairan memisah dengan sempurna, setelah itu lapisan airnya dibuang. Cuci lapisan minyak dengan
dikocok menggunakan 50 ml larutan natrium elorida, dan ditunggu sampai minyak terpisah sempurna, dikocok lagi. hal ini diulangi sampai 3 kali pengocokan. Pencucian
diulangi seperti hal diatas dengan larutan natrimum karbonat, natrium elorida lagi masing-masing dengan 50 ml. Dan terakhir dicuci dengan 20 ml aquades juga dengan 3
kali pengocokan. Dan pisahkan lapisan minyak. Setelah pencucian dicelupkan kertas lakmus sehingga larutan menjadi netral. Kemudian lapisan minyak dipindahkan kedalam
tabung reaksi yang kering, tambahkan 3 gram Natrium sulfat anhidrid, kemudian minyak disaring dan ditambahkan lagi 3 gram Natrium sulfat anhidrid, dan disaring lagi. Minyak
hasil saringan ditimbang sebanyak 2,5 mg dan ditambahkan 2 ml aquades, 25 ml KOH 0,5 N alkoholik didalam erlemmeyer dan dididihkan selama 1 jam, kemudian didinginkan
Dengan cepat, ditambahkan 20 ml aquades dan beberapa tetes phenolptalein, kemudian dititrasi dengan 0,5 N HCL, dan buat blankonya.
28,05
V1 –
V0 A
= ---------------------------- X fk W
MA Total geraniol = ----------------------------- X fk
561 - 0,42 A A
= bilangan ester setelah asetilasi V
1
= Volume dalam ml dari larutan 0,5 N HCl untuk titrasi blanko. V
= Volume dalam ml dari larutan 0,5 N HCl untuk titrasi contoh
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
10
W = Berat minyak dalam gr setelah asetilasi
561 = Berat molekul KOH 56,1 x 10 gr
M = Berat molekul geraniol
fk = faktor koreksi dari 0,5 N HCL 0,9982
6.3 Total Citonellal
Dengan menggunakan buret dimasukkan ke dalam sebuah labu erlemmeyer, 20 ml larutan hidroksil amin klorida, 10 ml larutan KOH 0,5 Nalkoholik. Dituangkan
campuran ini ke dalam erlemmeyer yang berisi 0,8 gr minyak. Kemudian erlemmeyer yang bekas larutan tadi disimpan dengan tanpa
mencucinya, setelah itu erlemmeyer yang berisi campuran dan minyak di diamkan, kemudian ditambahkan brom fenol blue beberapa tetes, dan dititrasi dengan 0,5N HCl
sesuai dengan perlakuan, sampai terjadi warna kuning kehijau-hijauan, kemudian dipindahkan separuh dari campuran ini ke dalam erlemmeyer yang, disimpan tadi,
kemudian dititrasi dengan HCl 0,5 N HCl sampai terjadi warna kuning muda, di pindahkan lagi ke dalam labu yang satu lagi, dan dicampur, dikembalikan lagi separuh
dari larutan ke dalam erlemmeyer yang satu lagi, di lanjutkan cara ini sampai suatu saat penambahan 0,5 N HCl ke dalam erlemmeyer itu tidak lagi menimbulkan perubahan
warna bila dibandingkan dengan warna larutan yang terdapat didalam erlemmeyer ke dua, kemudian buat blankonya.
MV
1
– V Total Citronellal = --------------------------- fk
20 m M
= Berat molekul citronellal
m =
Massa minyak V
= Volume 0,5 N HCl untuk penentuan
V
1
= Volume 0,5 N HCl untuk blanko
fk =
0,8892 6.4 Bobot Jenis
Piknometer dikosongkan hingga bebas dari air, kemudian didiamkan di neraca analitik selama 30 menit, kemudian ditimbang berat piknometer kosong. Setelah itu
piknometer diisi aquades secara pelan-pelan hingga tidak terjadi gelembung udara dan diletakkan di water bath yang mempunyai sirkulasi air pada suhu 25
ο
C selama 30 menit, kemudian diangkat, dilap sampai bersih kemudian diletakkan didalam neraca analitik
selama 30 menit dan ditimbang beratnya berat piknometer + minyak. Bobot
contoh minyak
Bobot Jenis = -------------------------------- Berat air
Berat contoh minyak = Berat piknometer + contoh - berat piknometer Berat air
= Volume minyak = volume air
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
11
6.5 Indeks Bias
Ke dalam alat refraktometer abbe yang telah dialirkan air pada suhu 25°C ditempatkan minyak sereh pada permukaan prisma santutup dengan memutar skrup.
Dibiarkan alat beberapa menit kemudian baca.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1.
Rendemen Minyak Sereh Wangi
Dari hasil penelitian ternyata lama penyulingan memberi pengaruh yang sangat nyata P 0,01 terhadaparendemen minyak sereh wangi. Hal ini dapat dilihat pada
lembaran-2. Perbedaan rendemen minyak dari setiap perlakuan lama penyulingan telah diuji
dengan Significant Ranges LSR, seperti terlihat Least pada tabel-5 berikut.
Tabel-5. Least Significant Ranges LSR Pengaruh Lama. Penyulingan Terhadap Rendemen
Minyak Sereh Wangi LSR
Notasi P
α . 05 α . 01
Perlakuan Rata – Rata
. 05 . 01
- 2
3 4
5 6
- 0,0187
0,0196 0,0202
0,0206 0,0209
- 0,0256
0,0219 0,0276
0,0281 0,0285
A B
C D
E F
0,97 1,07
1,11 1,18
1,20 1,20
e d
c
ab a
a E
D C
AB A
A Keterangan : Notasi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata san untuk huruf
yang berbeda menunjukkan berbeda nyata. Dari tabel -5 di atas dapat dilihat perbedaan rendemen minyak sereh wangi karena
pengaruh lama penyulingan. Untuk memperjelas tingkat perbedaan tersebut dapat dilihat pada grafik berikut ini.
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
12
Dari gambar-1 dapat dilihat dengan jelas perbedaan rendemen minyak sereh
wangi akibat lama penyulingan yang berbeda. Dimana dari perlakuan grafik tersebut dapat dilihat rendemen minyak berkisar antara 0,97 - 1,2 . Dari sini minyak sereh yang
diperoleh berarti sesuai dengan literatur yaitu 0,5 - 1,2.Ketaren dan B. Djatmiko, 1978.
Bila dilihat dari masing-masing perlakuan dapat disimpulkan, semakin lama waktu penyulingan maka rendemen yang diperoleh semakin tinggi sampai lama
penyulingan tertentu rendemen ini tidak akan bertam Dalam hal ini lama penyulingan 4,5 jam menghasilkan rendemen yang tertinggi yaitu 1,2 . Dan pada lama penyulingan 5
jam tidak menambah rendemen minyak, hal ini disebabkan pada lama penyulingan 5 jam tidak ada lagi sel-sel minyak yang dapat ditarik atau diuapkan, dengan perkataan lain
minyak telah habis tersuling.
Semakin disuling sampai batas 4,5 jam rendemen minyak akan semakin naik, hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya panas yang diterima oleh bahan untuk
menguapkan sel-sel minyak dari bahan dan semakin banyak uap yang berhubungan dengan sel-sel minyak lama Jaringan bahan, sehingga minyak yang terekstraksi semakin
banyak. Di samping itu semakin lama penyulingan maka semakin banyak panas yang diterima dan proses diffusi akan meningkat sehingga proses penyulingan semakin
dipercepat. Rusli, 1979.
2. Total Geaniol Minyak Sereh Wangi