Tujuan Penelitian. Hipotesis Penelitian.

2. Tujuan Penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama penyulingan terhadap rendemen dan mutu minyak sereh wangi yang dihasilkan.

3. Hipotesis Penelitian.

Diduga lama penyulingan yang berbeda akan mempengaruhi rendemen dan mutu minyak sereh wangi yang dihasilkan.

II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Umum Minyak Atsiri.

Minyak yang terdapat di alam dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu: minyak mineral mineral oil, minyak yang dapat dimakan edible fat dan minyak atsiri essential oil. Guenther,1987 Minyak atsiri dikenal juga dengan nama minyak teris atau minyak terbang volatile oil yang dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir pungent teste, berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya. Umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut air. Minyak atsiri ini merupakan salah satu dalam hasil sisa dari proses metabolisme dalam tanaman yang terbentuk karena reaksi antara berbagai persenyawaan kimia dengan adanya air. Minyak tersebut disintesa dalam sel glandular pada jaringan tanaman dan ada juga yang terbentuk dalam pembuluh resin, misalnya minyak terpentin dari pohon pinus. Ketaren, 1981. Tanaman penghasil minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150-200 spesies tanaman yang termasuk dalam famili Pinaceae, Labiatae, Compositae, Lauraceae, Myrtaceae dan Umbelliferaceae. Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman, yaitu, dari daun, bunga, buah, biji, batang atau kulit dan akar atau rizhome. Minyak atsiri selain dihasilkan oleh tanaman, dapat juga bentuk dari hasil degradasi oleh enzim atau terdapat dibuat secara sintetis. Richards, 1944. Di Indonesia banyak dibuat jenis-jenis minyak atsiri, seperti minyak nilam, minyak cengkeh, minyak pala, minyak lada, minyak sereh dan lain-lain. Minyak sereh adalah salah satu minyak Atsiri yang penting di Indonesia di samping minyak atsiri lainnya. Produksi minyak sereh sebelum perang dunia II menempati puncak yang tertinggi di pasaran dunia, begitu juga tentang mutunya. Akan tetapi setelah perang dunia II produksi tersebut menurun dengan cepat, sehingga penghasil minyak sereh sampai akhir tahun 1941 nilainya seperdelapan dari nilai sebelumnya. Gu enther, 1987

2. Sejarah dan Perkembangan Minyak Sereh