13
F. Sistematika Penulisan
Supaya mudah dipahami, maka penulis membagi bahasan ini menjadi lima bab, yaitu sebagai berikut:
Bab I ; Bab ini mengenai pendahuluan yang memuat latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II ; Bab ini tentang biografi umum tentang Ibn Hazm dan MUI. Diawali
dengan riwayat hidup Ibn Hazm, karya-karya Ibn Hazm, situasi politik, intelektual dan sosial pada masa Ibn Hazm, metode Ibn Hazm, sejarah
terbentuknya MUI, matode fatwa MUI, serta mekanisme Kerja Komisi Fatwa MUI.
Bab III ; Penyusun mencoba menerangkan study kepustakaan yang
memaparkan tentang konsep makanan dalam Islam untuk mewujudkan kemaslahatan manusia, kemudian diperinci dengan penjelasan-penjelasan
mengenai hukum Islam tentang perilaku menkonsumsi makanan, definisi dan kriteria halal dan haram, dampak makanan halal dan haram terhadap perilaku
konsumsi.
Bab IV ; Menerangkan tentang analisis kriteria sertifikasi makananan halal
pemikiran Ibnu Hazm dan MUI.
Bab V ; Penutup yang disertai kesimpulan dan saran yang dibagian akhir
terdapat daftar pustaka.
14
BAB II BIOGRAFI UMUM IBNU HAZM DAN MUI
A. Sketsa Biografi dan Metode Ibnu Hazm
1. Riwayat Hidup Ibnu Hazm
Ibnu Hazm lahir pada hari terakhir bulan ramadhan 384 H 994 M di Manta Lisyam Cordova. Nama lengkapnya adalah Abu Muhammad ‘ali Ibn
Ahmad Ibn Sa’id Ibn Hazm Ibn Galib Ibn Saleh Ibn Khalaf Ibn Mu’az Ibn Sufyan Ibn Yazid.
1
Ibn Hazm merupakan keturunan Persia dari nenek moyangnya yaitu Maula Yazid Ibn abi Sufyan al-Umawi.
2
Masa lahir beliau adalah masa yang tragis dan krisis bagi umat Islam di Spanyol. Meskipun pada masa itu budaya dan
ilmu pengetahuan sudah cukup maju. Cordova sebagai tempat kelahiran Ibnu Hazm sebagai Ibu Kota Spanyol telah berkembang menjadi kota administrasi dan
pusat perkembangan ilmu pengetahuan dengan berkembangnya perpustakaan dan universitas Cordova.
Pada masa kanak-kanak Ibnu Hazm menamatkan pendidikan di lingkungan keluarga yang serba kecukupan baik dari harta, kehormatan, dan
kedudukan, karena ayahnya adalah seorang wazir menteri terkemuka dibawah Khalifah al-Mansur dan al-Muhaffar. Dengan didasari semangat yang tinggi Ibnu
1
Faruq Abdul Mu’ti,Ibnu Hazm az-zhahiri Beirut: Dar al-kutub al-‘Ilmiyyah, 1992, h.7.
2
Ibn Kasir, Al-Bidayah wa an-Nihayah Beirut: Dar al-Fikr, t.t., Juz 1, h. 2-3.
14
15
Hazm diarahkan untuk menjadi pengarang yang handal. Setiap ilmu selalu diperosesnya dengan pemahaman dan hafalan yang sedalam-dalamnya.
3
Pada masa remajanya, ia mendapat didikan di lingkungan istana dan lingkungan harem. Di lingkungan ini ia mendapat pendidikan agama seperti al-
Qur’an, menghafal sya’ir, sastra, menulis ilmu mantik, dan filsafat. Sampai dengan usia 14 tahun ia menikmati keadaan aman, tentram dan penuh kebahagiaan.
4
Tetapi setelah itu di Spanyol terjadi peristiwa-peristiwa politik membuat kehidupan keluarga Ibnu Hazm berganti suasana, yakni terjadi bentrokan antara
pribumi Spanyol, Barbar dan Siav. Dalam huru-hara politik itu, itulah dinasti ‘Amiri yang kemudian di
gantikan oleh Hisyam II Muhammad al-Mahdi 366-399 H 976-1009 M dari keturunan Umayyah, hingga jatuhlah kekuasaan Ahmad ayah Ibnu Hazm. Dalam
situasi itu. Ayahnya berjuang di pihak al-Mahdi untuk mengusir orang-orang Siav sambil berusaha mempertahankan istananya yang terletak di Madinah Zahira.
Tetapi keadaan ini tidak dapat dibendung lagi, karena keluarganya mendapat tekanan politik sehingga ayahnya meninggal dunia 402 H 1012 M. Di saat itulah
Ibnu Hazm menempuh kehidupan yang keras.
5
Dalam kaitannya dengan pendidikan, keluarganya mulai mengarahkan Ibnu Hazm pada majlis ilmu yang terdapat di masjid Cordova. Beliau bertatap
3
Ibn Hazm az-zahiri, al-Ihkam fi Usul al-Ahkam, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, t.t.h. Juz I, h.2-3.
4
Ibn Hazm, An-Nubz fi Usul al-Fiqh az-Zahiri ttp.: Dar Ibn Hazm, 1993, h. 8.
5
Harun nasution, Ensklopedi Islam, Jakarta: Depag, 1933, h. 391.