Performansi Hutan Kemasyarakatan (Studi kasus: Hutan Kemenyan di Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan)

PERFORMANSI HUTAN KEMASYARAKATAN
(Studi Kasus: Hutan Kemenyan di Kecamatan Pollung, Kabupaten
Humbang Hasundutan)

SKRIPSI

Oleh:
PIRMA MT NAIBAHO
051201006

DEPARTEMEN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2010

Universitas Sumatera Utara

Judul

Nama
NIM

Program Studi
Departemen

: Performansi hutan kemasyarakatan
(Studi kasus: hutan kemenyan di Kecamatan
Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan)
: Pirma MT Naibaho
: 051201006
: Manajemen Hutan
: Kehutanan

Disetujui oleh,
Komisi Pembimbing

(Oding Affandi, S.Hut.,MP)
Ketua

(Ir.Herianto, M.Si)
Anggota


Mengetahui

(Dr. Delvian, SP, MP)
Ketua Departemen Kehutanan

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

PIRMA MT NAIBAHO: Performansi Hutan Kemasyarakatan (Studi kasus: Hutan
Kemenyan di Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan),. Dibimbing
oleh ODING AFFANDI dan HERIANTO
Ditengah-tengah sulitnya perekonomian, masyarakat pedesaan Kabupaten
Humbang Hasundutan khususnya yang berada di Kecamatan Pollung masih
mampu mempertahankan praktek pengelolaan kehutanan masyarakat yaitu hutan
kemenyan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penguasaan, orientasi
usaha, bentuk produk dan performansinya (produktivitas, keberlanjutan, efisiensi
dan keadilan manfaat). Analisis yang digunakaan adalah deskriftif kualitatif.
Diperoleh bahwasannya kepemilikan hutan kemenyan secara perorangan dan
dikuasai sepenuhnya oleh negara, bersifat subsisten, bentuk produknya berupa

hasil hutan bukan kayu (hhbk), produktivitas mencapai 57,58 % dari total
pendapatan rumah tangga, keberlanjutannya terus dipertahankan karena
pendapatan utama masyarakat, efesiensi usaha yaitu investasi yang dibutuhkan
sangat sedikit yaitu hanya peralatan dan tenaga kerja, keadilan dalam mengelola
hutan kemenyan adalah jika lahan yang dikelola lahan sewa maka pembagiannya
adalah 1 : 3 (1 untuk pemilik dan 3 untuk pengelola).
Kata kunci: Hutan Kemenyan, Performansi

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

PIRMA MT NAIBAHO: Community Forest Performance (Case study: Kemenyan
Forest in Pollung Subdistrict, Humbang Hasundutan Regency). Supervised by
ODING AFFANDI and HERIANTO
In the midst of economic crisis, villagers in Humbang Hasundutan
regency, especially in Pollung Subdistrict still be able to endure the management
practise of community forest which is kemenyan forest. The purpose of this
research is to know the authority, bussiness orientation, and the from of product
and it’s performance (productivity, countiuousness, efficiency and benefit justice.

The analysis used in this research is qualitative descriptive. It is known the
ownership of kemenyan forest is individual ang fully governed by the state,
subsistentive, it has forest yield not wood (hhbk), it’s productivity can raise untill
57,58 % of the people’s total income, it’s countiuousnes is always endured
because it is the people’s prime income, bussines efficiency which is the
investation needed is just in small number, just equipment and labors, justice in
management of kemenyan forest is 1 : 3 (1 the owner and 3 to the menager)
Keywords: kemenyan forest, performance

Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pangururan tanggal 02 Oktober 1987 dari ayah O.
Naibaho dan ibu R. Sitanggang. Penulis merupakan anak ke lima dari delapan
bersaudara.
Tahun 2005 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Pangururan dan pad tahun
yang sama masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur ujian tertulis Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru. Penulis memilih Manajemen Hutan, Departemen
Kehutanan.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di organisasi kerohanian
Persekutuan Doa Maranatha (PD.Maranatha) di bagian Koordinasi sebagai
anggota Komisi Kebaktian PD.Maranatha periode 2006/2007, Koordinator
Komisi Kebaktian PD.Maranatha periode 2007/2008 dan Tim Buletin Doa dan
Pelayanan PD.Maranatha periode 2008/2009.
Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL) di PT. Musi Hutan
Persada, Palembang dari tanggal 08 Juni sampai 08 Agustus 2009. Penulis
melakukan penelitian di Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan
pada bulan September sampai Oktober 2009 dengan Judul “Performansi Hutan
Kemasyarakatan, studi kasus; hutan kemenyan Kecamatan Pollung Kabupaten,
Humbang Hasundutan.

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil
penelitian yang berjudul “Performansi Hutan Kemasyakatan, Studi kasus : Hutan
Kemenyan di Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera

Utara.
Pada kesempatan ini penulis menghaturkan pernyataan terima kasih
sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis yang telah membesarkan,
memelihara dan mendidik penulis selama ini. Penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada Oding Affandi, S.Hut.,MP dan Ir.Herianto, M.Si selaku ketua
dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberi berbagai
masukan berharga kepada penulis dari mulai menetapkan judul, melakukan
penelitian, sampai pada akhir ujian. Khusus untuk Bapak Mangabing Tua Sinaga
dan Selamat Lumban Gaol kepala Desa Hutajulu dan Hutapaung Utara, penulis
menyampaikan

banyak

terima

kasih

atas

bantuannya


selama

penulis

mengumpulkan data.
Di samping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua staf
pengajar dan pegawai di Program Studi Manajemen Hutan Departemen
Kehutanan, serta semua rekan mahasiswa yang tak dapat disebutkan satu per satu
di sini yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga
skripsi ini bermanfaat.

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
Hal.
ABSTRAK .............................................................................................................. ii
ABSTRACT ............................................................................................................. iii
RIWAYAT HIDUP................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... ix
PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................................ 1
Perumusan Masalah ................................................................................................ 2
Tujuan Penelitian .................................................................................................... 3
Manfaat Penelitian .................................................................................................. 3
Batasan masalah ...................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA
Hutan ....................................................................................................................... 5
Pengertian Hutan Kemasyarakatan ......................................................................... 6
Performansi Pengelolaan Kehutanan Masyarakat ................................................... 6
Maksud dan Tujuan Hutan Kemasyarakatan .......................................................... 7
Masyarakat di Sekitar Kawasan Hutan ................................................................... 8
Hubungan Masyarakat Hukum Adat dengan Hutan Kemasyarakatan .................... 9
Kepemilikan dan Warisan Lahan Hutan Rakyat ..................................................... 9
Bentuk Hutan Rakyat ............................................................................................ 11
Kemenyan (Styrax sp) ........................................................................................... 11
Manfaat Pohon Kemenyan .................................................................................... 12

Sistem Pengelolaan Hutan Berbasiskan Masyarakat di Indonesia ........................ 13
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................... 14
Gambaran Umum Kecamatan Pollung.................................................................. 14
Gambaran Umum Desa Hutajulu .......................................................................... 16
Gambaran Umum Desa Hutapaung Utara............................................................. 19
Keadaan Umum Lokasi Hutan Kemasyarakatan Hutan Kemenyan ..................... 21
Sejarah kawasan .............................................................................................. 21
Letak dan luas ................................................................................................. 22
Sarana dan prasarana ....................................................................................... 23
Kemenyan yang dikelola masyarakat Pollung ................................................ 24
Pola pengelolaan ............................................................................................. 25

Universitas Sumatera Utara

Bahan dan Alat ...................................................................................................... 26
Teknik Pengambilan Sampel................................................................................. 26
Pengumpulan Data ................................................................................................ 27
Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 28
Analisis Data ............................................................................................... ......... 30

Analisis bentuk penguasaan hutan kemenyan ....................................... ......... 30
Analisis orientasi usaha ....................................................................................30
Analisis bentuk produk ....................................................................................30
Analisis produktivitas ......................................................................................31
Analisis keberlanjutan ......................................................................................31
Analisis efisiensi ..............................................................................................31
Analisis keadilan manfaat ................................................................................32
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bentuk Penguasaan Hutan Kemenyan ...................................................................33
Orentasi Usaha .......................................................................................................38
Bentuk Produk........................................................................................................41
Produktivitas ..........................................................................................................45
Keberlajutan ...........................................................................................................49
Efisensi ...................................................................................................................52
Keadilan .................................................................................................................54
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ............................................................................................................57
Saran.......................................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................59
LAMPIRAN ...........................................................................................................61


Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL
No.

Hal.

1.

Kondisi kependudukan masyarakat pollung menurut jumlah
kepala keluarga dan jenis kelamin ............................................................... 15

2.

Kondisi kependudukan masyarakat pollung menurut kelas umur ............... 15

3.

Luas lahan berdasarkan jenis lahan .............................................................. 16

4.

Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan ...................................... 17

5.

Sarana dan prasarana desa hutajulu menurut jenis dan jumlah .................... 18

6.

Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan ...................................... 20

7.

Sarana dan prasarana desa hutapaung utara menurut jenis dan jumlah ....... 21

8.

Matriks metodologi yang digunakan dalam penelitian ................................ 29

9.

Persentase kepemilikan status lahan kemenyan ........................................... 36

10. Harga-harga getah kemenyan ....................................................................... 42
11

Matriks hubungan hipotetik variabel sistem pengelolaan hutan kemenyan
dengan performansinya ................................................................................ 45

12.

Luas lahan dimiliki dan hasil yang di dapat responden .............................. 46

13.

Persentase hasil kemenyan terhadap pendapatan rumah tangga responden. 47

14.

Variabel sistem pengelolaan hutan kemenyan dengan performansinya ..... 56

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR
No.

Hal.

1.

Skema penjualan kemenyan ......................................................................... 39

2.

Bentuk getah kemenyan berdasarkan kualitas ............................................. 43

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Hal.

1. .................................................................................................................. K
uesiner Responden Petani/Pengelola Hutan Kemenyan ........................... 61
2. .................................................................................................................. G
ambar-gambar hasil kegiatan penelitian di lapangan ................................ 67
3. .............................................................................................................. Id
entitas Responden Pengelola Hutan Kemenyan di Desa Hutajulu dan
Desa Hutapaung Utara, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang
Hasundutan, Propinsi Sumatera Utara, Tahun 2009 .................................... 69
4. .................................................................................................................. P
ersentase Hasil Pendapatan Kemenyan Terhadap Pendapatan
Rumah Tangga ............................................................................................. 71
5. .................................................................................................................. P
roduktivitas Lahan Kemenyan per Hektar Berdasarkan Luas
dan Kualitas.................................................................................................. 73
6. .................................................................................................................. P
endapatan Rumah Tangga Responden per Tahun ..................................... 74
7. .............................................................................................................. Pr
oduktivitas Kemenyan (10 Pohon Peninggi (kg)) Hutan Kemenyan
Desa Hutajulu dan Hutapaung Utara ........................................................... 75
8. .............................................................................................................. Ju
mlah Lubang Kemenyan (10 Pohon Peninggi ) Hutan Kemenyan
Desa Hutajulu dan Hutapaung Utara ........................................................... 76
9. .............................................................................................................. Pr
oduktivitas Kemenyan 10 Pohon Peninggi (Ons/Lubang) Hutan
Kemenyan Desa Hutajulu dan Hutapaung Utara ......................................... 77
10.

Rekapitulasi Data Penduduk Se-Kecamatan Pollung .................................. 78

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

PIRMA MT NAIBAHO: Performansi Hutan Kemasyarakatan (Studi kasus: Hutan
Kemenyan di Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan),. Dibimbing
oleh ODING AFFANDI dan HERIANTO
Ditengah-tengah sulitnya perekonomian, masyarakat pedesaan Kabupaten
Humbang Hasundutan khususnya yang berada di Kecamatan Pollung masih
mampu mempertahankan praktek pengelolaan kehutanan masyarakat yaitu hutan
kemenyan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penguasaan, orientasi
usaha, bentuk produk dan performansinya (produktivitas, keberlanjutan, efisiensi
dan keadilan manfaat). Analisis yang digunakaan adalah deskriftif kualitatif.
Diperoleh bahwasannya kepemilikan hutan kemenyan secara perorangan dan
dikuasai sepenuhnya oleh negara, bersifat subsisten, bentuk produknya berupa
hasil hutan bukan kayu (hhbk), produktivitas mencapai 57,58 % dari total
pendapatan rumah tangga, keberlanjutannya terus dipertahankan karena
pendapatan utama masyarakat, efesiensi usaha yaitu investasi yang dibutuhkan
sangat sedikit yaitu hanya peralatan dan tenaga kerja, keadilan dalam mengelola
hutan kemenyan adalah jika lahan yang dikelola lahan sewa maka pembagiannya
adalah 1 : 3 (1 untuk pemilik dan 3 untuk pengelola).
Kata kunci: Hutan Kemenyan, Performansi

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

PIRMA MT NAIBAHO: Community Forest Performance (Case study: Kemenyan
Forest in Pollung Subdistrict, Humbang Hasundutan Regency). Supervised by
ODING AFFANDI and HERIANTO
In the midst of economic crisis, villagers in Humbang Hasundutan
regency, especially in Pollung Subdistrict still be able to endure the management
practise of community forest which is kemenyan forest. The purpose of this
research is to know the authority, bussiness orientation, and the from of product
and it’s performance (productivity, countiuousness, efficiency and benefit justice.
The analysis used in this research is qualitative descriptive. It is known the
ownership of kemenyan forest is individual ang fully governed by the state,
subsistentive, it has forest yield not wood (hhbk), it’s productivity can raise untill
57,58 % of the people’s total income, it’s countiuousnes is always endured
because it is the people’s prime income, bussines efficiency which is the
investation needed is just in small number, just equipment and labors, justice in
management of kemenyan forest is 1 : 3 (1 the owner and 3 to the menager)
Keywords: kemenyan forest, performance

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Seiring dengan terjadinya reformasi, telah terjadi perubahan/pergeseran
orientasi pengelolaan hutan yang dahulu secara besar-besaran dilakukan oleh HPH
(Hak Pengusahaan Hutan) yaitu sejak dikeluarkannya UU No 5 Tahun 1967
tentang ketentuan Pokok Kehutanan dan PP No 21 Tahun 1970 tentang HPH dan
HPHH (Hak Pemungutan Hasil Hutan), pemerintah lebih cenderung melibatkan
peran serta masyarakat khususnya masyarakat yang tinggal di sekitar hutan.
Departemen Kehutanan saat ini mulai meningkatkan program hutan
kemasyarakatan dimana program ini diharapkan tidak memperburuk keadaan
hutan di Indonesia. Hutan kemasyarakatan memiliki multifungsi yang sangat
penting bagi kehidupan, terutama untuk kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat lokal yang tinggal disekitar hutan. Kondisi seperti ini mendorong
lahirnya sistem pengelolaan yang mengarah kepada kehutanan masyarakat yang
secara umum dikenal sebagai community forestry (kehutanan masyarakat) atau
lebih

dikenal

dengan

Pengelolaan

Hutan

Berbasis

Masyarakat

(PHBM)/community based forest management.

Universitas Sumatera Utara

Peran masyarakat di era otonomi daerah saat ini sangat diharapkan dalam
meningkatkan perekonomian dan pembangunan desa melalui pemanfaatan dan
pengelolaan hutan oleh masyarakat yang dapat diandalkan. Untuk meningkatkan
PAD (Pendapatan Asli Daerah), Pemerintah Daerah bersama masyarakat harus
menggali

sebanyak-banyaknya

komponen

yang

ada

termasuk

hutan

kemasyarakatan dengan mempertimbangkan keberlanjutan, efisiensi, ekuitabiltas
(keadilan manfaat), dan produktifitasnya. Sejalan dengan program, pengembangan
pengelolaan hutan yang berbasiskan masyarakat saat

ini, data dan informasi

mengenai bentuk dan pola pengelolaan hutan kemasyarakatan atau sering disebut
performansi adalah sangat penting.
Ditengah-tengah

sulitnya

perekonomian,

masyarakat

pedesaan

di

Kabupaten Humbang Hasundutan khususnya yang berada di Kecamatan Pollung
masih mampu mempertahankan praktek pengelolaan kehutanan masyarakat yaitu
pengelolaan hutan kemenyan dan sudah berlangsung berpuluh-puluh tahun.
Melihat hal tersebut dengan apa yang telah dilakukan oleh masyarakat lokal dalam
mengelola hutan kemasyarakatan penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana
masyarakat mengelola hutan kemenyan selama ini agar harapan-harapan
kelestarian sumber daya hutan, produktivitas dan keadilan manfaatnya terus dapat
diwujudkan.

Langkah-langkah

yang

tepat

adalah

melihat

bagaimana

performansinya dan variabel-variabel yang menentukan performansi tersebut.

Perumusan Masalah
Perumusan masalah penelitian ini adalah:

Universitas Sumatera Utara

1. Bagaimana penguasaan hutan kemenyan yang dilakukan masyarakat
(individu

atau

komunal),

orientasi

usaha

(digunakan

untuk

sendiri/subsisten atau dijual/komersial), dan bentuk produk (kayu atau non
kayu)?
2. Bagaimana performansinya (produktifivitas, keberlanjutan, keadilan
manfaat, dan efesiensi) dari pengelolaan hutan kemenyan oleh
masyarakat?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bentuk penguasaan hutan kemenyan (individu atau
komunal), orientasi usaha (subsisten atau komersial), dan bentuk produk
(kayu atau non kayu) oleh masyarakat.
2. Untuk mengetahui performansi (produktifivitas, keberlanjutan, keadilan
manfaat, dan efesiensi) dari pengelolaan hutan kemenyan yang dikelola
oleh masyarakat.

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bukti bahwa pengelolaan
hutan berbasis masyarakat baik dan dapat disosialisasikan secara luas
sehingga dapat dukungan berupa penguatan kelembagaan baik pada
tingkat lokal maupun nasional.
2. Sebagai masukan bagi pemerintah dan masyarakat dalam melaksanakan
kegiatan pembangunan hutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

3. Meningkatkan pengetahuan, wawasan dan informasi dari para pembaca
tentang pola pengelolaan sumber daya hutan.

Batasan Masalah
Batasan dalam penelitian ini mencakup:
1. Responden ialah kepala keluarga yang mengelola hutan kemenyan di
hutan kemasyarakatan, luas lahan yang dimiliki minimal 0,5 ha, lama
bertani 5 tahun.
2. Produktivitas mencakup hasil atau pendapatan berupa barang dan jasa per
hektar yang diterima pengelola hutan kemenyan.
3. Keberlanjutan mencakup berdasarkan keberadaannya dari waktu ke waktu
pada tingkat produktivitas (barang dan jasa) tertentu.
4. Keadilan mencakup tingkat distribusi penguasaan (luas) sumber daya
hutan dan akses terhadap (uang, barang dan jasa) yang diterima oleh
satuan masyarakat.
5. Efisiensi mencakup perhitungan perbandingan input dikurangi output
hutan kemenyan.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Hutan
Secara normatif, tujuan utama pengelolaan hutan sebenarnya adalah
memanfaatkan seoptimal mungkin fungsi hutan. Secara konseptual sumber daya
hutan memiliki 3 fungsi utama yang saling terkait satu sama lain, yakni fungsi
ekonomi, fungsi ekologi, dan fungsi sosial budaya. Sumber daya hutan secara
ekonomi diharapkan bisa menjadi sumber peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Secara ekologis sumber daya hutan diharapkan bisa menjadi salah satu faktor
utama terwujudnya keberlanjutan ekosistem secara lintas generasi. Terakhir secara
sosial budaya sumber daya hutan diharapkan bisa menjadi sumber kehidupan
masyarakat melalui system dan praktek pengelolaan hutan. Ketiga fungsi pokok
sumber daya hutan haruslah dimanfaatkan secara adil dan demokratis dengan
menjunjung tinggi aspek kelestarian dan keberlanjutannya sehingga dapat
dinikmati oleh anak cucu penerus bangsa (Murtijo, 2005).
Hutan memiliki berbagai mamfaat bagi kehidupan yaitu: berupa manfaat
langsung yang dirasakan dan manfaat yang tidak langsung. Manfaat hutan tersebut

Universitas Sumatera Utara

diperoleh apabila hutan terjamin eksistensinya sehingga dapat berfungsi secara
optimal. Fungsi-fungsi ekologi, ekonomi dan sosial dari hutan akan memberikan
peranan nyata apabila pengeloaan sumber daya alam berupa hutan seiring dengan
upaya pelestarian guna mewujudkan pembangunan nasional berkelanjutan
(Zain, 1998).

Pengertian Hutan Kemasyarakatan.
Hutan kemasyarakatan atau yang juga dikenal dengan community forestry
memiliki beberapa pengertian, yaitu:
1. Hutan kemasyarakatan menurut keputusan Menteri Kehutanan RI No 31
Tahun 2000 adalah hutan Negara dengan system pengelolaan hutan yang
bertujuan untuk memberdayakan masyarakat setempat tanpa mengganggu
fungsi pokoknya.
2. Hutan kemasyarakatan menurut defenisi Gilmour dan Fisher dalam
Soemarwoto (2000) adalah pengendalian dan pengelolaan sumber daya
hutan oleh masyarakat lokal untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan
sebagai bagian terpadu dari sistem pertanian setempat.

Performansi Pengelolaan Kehutanan Masyarakat
Hutan rakyat sendiri memang tidak pernah dibangun untuk menghasilkan
produk tunggal. Baik di Jawa dan lebih-lebih lagi di luar Jawa, hutan rakyat
dikembangkan untuk tujuan-tujuan yang multiproduk: bukan hanya sebagai

Universitas Sumatera Utara

penghasil kayu, melainkan juga hasil hutan non kayu yang tangible dan
intangible. Untuk luar Jawa, hasil utamanya bahkan umumnya adalah bukan kayu;
contohnya adalah kebun damar di Krui yang menghasilkan getah damar (utama),
petai, durian, dll; dan kebun kemenyan di Tapanuli Utara yang menghasilkan
getah kemenyan (utama), petai, duku, durian, dan sebagainya.
(Suharjito, dkk. 2000).
Pada tanah adat, milik atau Negara, berupa hutan monokultur maupun
kebun campuran, dengan orientasi untuk substensi maupun komersial. Sistem
pengelolaan hutan secara individual didefenisikan sebagai pengelolaan hutan yang
seluruh pengambilan keprutusannya dilakukan oleh perororangan atau keluarga
batih, sedangkan sistem pengelolaan hutan komunal pengambilan keputusannya
dilakukan

bersama

oleh

anggota

suatu

masyarakat

yang

terikat

oleh

kebudayaannya. Pengelolaan hutan yang berorientasi subsisten didefenisikan
sebagian besar (>50 %) digunakan untuk komsumsi langsung keluarga pengelola,
sebaliknya yang berorientasi komersial sebagian besar produksinya dipasarkan.
(Suharjito, dkk. 2000).
Sistem

pengelolaan

tersebut

membangun

performansinya,

yaitu

productivity, suistainability, equitability, dan efficiency. Mengacu pada Conway
(1987), produktifitas didefenisikan sebagai keluaran (Output) produk bernilai
per/unit input sumberdaya. Keberlanjutan (suistainability) didefenisikan sebagai
kemampuan suatu agroekosistem untuk menjaga produktivitasnya dari waktu ke
waktu. Keadilan (equitability) didefinisikan sebagai pemerataan distribusi produk
dari agroekosistem di antara yang berhak menerima manfaat. Efisiensi (efficiency)
didefeniskan sebagai hasil perhitungan input-output.

Universitas Sumatera Utara

(Suharjito, dkk. 2000).

Maksud dan Tujuan Hutan Kemasyarakatan
Maksud dari pelaksanaan hutan kemasyarakatan adalah pemberdayaan
masyarakat dan pemberian kepercayaan kepada masyarakat setempat yang tinggal
di sekitar kawasan hutan untuk mengusahakan hutan Negara sesuai dengan
kebutuhan, kemampuan dan pengetahuan sehingga kelestarian sumber daya hutan
dapat dipertahankan (Dephutbun, 1999).
Pembangunan hutan kemasyarakatan bertujuan untuk :
1. Meningkatkan kesejahteraan, kualitas hidup, kemampuan dan kapasitas
ekonomi dan sosial masyarakat.
2. Meningkatkan ikatan komunitas masyarakat pengusaha hutan.
3. Mengembangkan keanekaragaman hasil hutan yang menjamin kelestarian
fungsi dan manfaat hutan.
4. Meningkatkan mutu, produktivitas dan keamanan hutan.
5. Menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesempatan berusaha dan
meningkatkan pendapatan Negara dan masyarakat.
6. Mendorong serta mempercepat pembangunan wilayah.
(Dephutbun, 1999).

Masyarakat di Sekitar Kawasan Hutan
Masyarakat desa hutan yang terpencar dari ujung Sumatera sampai ujung
Papua masing-masing memiliki rasionalitas pemikiran dan keragaman kearifan
budaya dalam rangka mengelola serta memanfaatkan sumber daya hutan. Sumber

Universitas Sumatera Utara

daya hutan secara garis besar mempunyai 3 fungsi utama, yaitu fungsi ekonomi,
sosial budaya, dan lingkungan. Fungsi ekonomi sumber daya hutan bagi
masyarakat adalah sebagai sumber pemenuhan kebutuhan pangan. Fungsi sosial
budaya sumber daya hutan bagi masyarakat adalah sebagai mediasi hubungan
dengan sang pencipta. Sedangkan fungsi lingkungan sumber daya hutan bagi
masyarakat adalah sebagai pelindung dan penjaga kelangsungan hidup
masyarakat. (Murtijo, 2005).

Hubungan Masyarakat Hukum Adat dengan Hutan Kemasyarakatan
Hak-hak masyarakat hukum adat menurut Kamdiya Adisoesanto dalam
Pamulardi (1999) adalah Dalam pasal 17 UUPK dijelaskan bahwa pelaksanaan
hak-hak masyarakat hukum adat dan anggota-anggotanya serta hak-hak
perseorangan untuk mendapatkan manfaat dari hutan, baik langsung maupun tidak
langsung yang didasarkan pada suatu peraturan hukum, sepanjang menurut
kenyataannya masih ada, tidak boleh mengganggu tercapainya tujuan-tujuan yang
dimaksud dalam undang-undang ini. Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa:
a. Hak masyarakat hukum adat, sepanjang menurut kenyataannya masih ada
harus

dijaga

jangan

sampai

terjadi

kerusakan

hutan,

sehingga

mengakibatkan manfaat hutan yang lebih penting di bidang produksi dan
fungsi lindung daripada hutan akan berkurang.
b. Hak ulayat sepanjang menurut kenyataannya masih ada tetap diakui, tetapi
pelaksanaannya harus sesuai dengan kepentingan nasional serta tidak
boleh bertentangan dengan undang-undang.

Universitas Sumatera Utara

c. Hak ulayat suatu masyarakat hukum adat tidak dibenarkan untuk
digunakan untuk menghalang-halangi pelaksanaan Rencana Umum
Pemerintah atau digunakan sebagai dalih masyarakat hukum adat setempat
untuk membuka hutan secara sewenang-wenang.

Kepemilikan dan Warisan Lahan Hutan Rakyat
Pengakuan pemerintah terhadap adanya hutan milik atau lazim disebut
hutan rakyat, semata-mata didasarkan pada kriteria rumusan undang-undang. Bila
ditinjau, makna pasal-pasal dan penjelasan UU No. 5 Tahun 1967 memberi isyarat
bahwa, hutan rakyat hanya diakui jika:
a. Hutan berada diatas tanah milik.
b. Hutan berada diatas tanah pemegang hak.
(Zain, 1998).
Sementara, kepentingan hukum perorangan, atas perolehan hak atas tanah
yang diatur berdasarkan Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960,
dikenal antara lain:
1.

Hak Milik, adalah hak turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat
dipunyai orang atas tanah dengan mengingat fungsi sosial tanah tersebut
(pasal 20) dan penggunaan tanah milik oleh bukan pemiliknya dibatasi dan
diatur dengan peraturan perundangan (pasal 24).

2.

Hak Guna Usaha, adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai
langsung oleh Negara, dalam jangka waktu tertentu untuk usaha pertanian,
perikanan atau peternakan HGU diberikan kepada WNI dan Badan Hukum
melalui penetapan pemerintah (pasal 28, 30, dan 31).

Universitas Sumatera Utara

3.

Hak pakai, adalah hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil dari
tanah yang dikuasai langsung oleh Negara (al. Pasal 41).

4.

Hak membuka tanah dan memungut hasil hutan diberikan kepada WNI dan
diatur dengan peraturan pemerintah. Hak yang diperoleh secara sah tidak
dengan dengan sendirinya diperoleh hak milik atas tanah itu (pasal 46)
(Zain, 1998).

Bentuk Hutan Rakyat
Menurut Simon (1995) dalam Sanudin (2006), ada tiga bentuk hutan
rakyat :
1. Pekarangan : sistem pengaturan tanaman yang jelas dan baik serta
biasanya berada di sekitar rumah. Luas minimal sekitar 0,1 ha, dipagar,
dan ditanami dengan bermacam- macam tanaman mulai dari jenis sayursayuran hingga pepohonan yang berukuran sedang dengan ketinggian
tajuk mencapai 20 meter.
2. Talun : mempunyai ukuran yang lebih luas, penanaman pohon sedikit
rapat, tingkat pohonnya mencapai 35 meter dan terdapat beberapa pohon
yang tumbuh secara liar dari jenis herba dan liana.
3. Kebun campuran : terdiri dari jenis tumbuhan yang cenderung homogen
dengan satu jenis tanaman pokok dan beberapa jenis tanaman herba.
Kebun tersebut sering kali ditemukan di sekitar wilayah pedesaan.

Kemenyan (Styrax sp)

Universitas Sumatera Utara

Secara umum, kemenyan tersebar di belahan bumi utara, khususnya di
Asia Timur (tidak terdapat di Australia dan Pasifik Sentral). Pulau Sumatera
merupakan pusat penyebaran kemenyan yang terluas. Khusus daerah penyebaran
kemenyan durame (Styrax benzoin Dryand), terdapat di Sumatera, Semenanjung
Malaya dan Jawa Barat (Steenis, 1954). Menurut Heyne (1987) di Sumatera
kemenyan tersebar di Sumatera Utara dan Sumatera Selatan. Jayusman et al.
(1999) melaporkan bahwa daerah Tapanuli memiliki luas kebun kemenyan seluas
22.670 Ha dengan produksi total 4.247 ton/ha/tahun.
Kemenyan dapat tumbuh pada habitat yang bervariasi yaitu mulai dari
dataran rendah sampai hutan pegunungan dengan ketinggian 1600 mdpl (Kiew,
1995) dan dapat tumbuh pada hutan primer campuran, umumnya pada tanah subur
(Steenis, 1954). Kemenyan juga dapat tumbuh pada tanah-tanah tinggi yang
berpasir maupun lempung rendah di hutan alam, tapi secara umum kemenyan
menghendaki tanah yang memiliki kesuburan yang baik (Panggaribuan, 2004).
Steenis (1954) menyebutkan bahwa secara umum hanya empat jenis
kemenyan yang dibudidayakan dan bernilai ekonomis yaitu: (1) kemenyan
durame (styrax benzoin Dryand), (2) kemenyan bulu (Styrax benzoin var.
hiliferum), (3) kemenyan toba (Styrax sumatrana J.J.SM), (4) kemenyan siam
(Styrax tokinensis). Eksploitasi getah pohon kemenyan telah berlangsung lama
dan intensif namun belum disertai peningkatan silvikulturnya. Produktivitas
pohon kemenyan masih sangat rendah yang disebabkan oleh beberapa faktor,
seperti: (a) rendahnya kualitas pohon kemenyan yang dibudiayakan, (b) teknik
silvikultur dan eksploitasi yang diterapkan masih sangat sederhana (Panggaribuan,
2004).

Universitas Sumatera Utara

Manfaat Pohon Kemenyan
Pohon kemenyan prospektif dikembangkan untuk tanaman hutan rakyat,
hutan kemasyarakatan, rehabilitasi lahan, sekat baker, penghara industri pulp,
maupun

untuk pohon ornamaen. Selain itu kayunya dapat digunakan untuk

bangunan rumah dan jembatan serta akarnya mengandung cairan berwarna
kemerah-merahan yang berfungsi sebagai insektisida (Pinyopusarerk, 1994).

Sistem Pengelolaan Hutan Berbasiskan Masyarakat Di Indonesia
Di Indonesia dikenal beberapa istilah yang berkaitan dengan sistem
pengelolaan hutan yang bermaksud menempatkan masyarakat sebagai pelaku
utamanya, yaitu perhutanan sosial, kehutanan sosial, kehutanan masyarakat,
hutan kemasyarakatan, hutan serbaguna, dan hutan rakyat. Kartasubrara (1988)
dalam Suharjito, dkk (2000), memandang bahwa istilah perhutanan sosial,
kehutanan sosial, dan hutan kemasyarakatan sebagai padanan istilah social
forestry. Lokasi pengembangannya sebagian pada tanah milik, sebagian lagi pada
tanah Negara: di hutan produksi, hutan lindung dan kawasan konservasi. Wujud
fisik dari program-program kehutanan tersebut apa yang disebut kebun campuran,
pekarangan, hutan rakyat, usaha persuteraan dan lebah madu.

Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Kecamatan Pollung, Kabupaten
Humbang Hasundutan. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu pada
bulan September – November 2009.
Adapun kondisi umum lokasi penelitian adalah sebagai berikut:
Gambaran Umum Kecamatan Pollung
Letak dan luas
Penelitian dilakukan di Desa Hutajulu dan Desa Hutapaung Utara,
Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan, Propinsi Sumatera Utara.
Kecamatan Pollung memiliki luas Wilayah 32.736 Ha. Batas-batas wilayahnya :
1. Sebelah Utara

: Kecamatan Palili

2. Sebelah Selatan

: Kecamatan Dolok Sanggul

3. Sebelah Barat

: Kecamatan Parlilitan

4. Sebelah Timur

: Kecamatan Baktiraja

Sumber : Data Monografi Kecamatan Pollung Tahun 2008

Komposisi kependudukan
Berdasarkan daftar isian profil kecamatan tahun 2008, jumlah penduduk
Kecamatan Pollung berjumlah 16.757 jiwa. Kondisi kependudukan masyarakat
Pollung menurut jumlah kepala keluarga dan jenis kelamin dapat dilihat pada
Tabel 1.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1. Kondisi kependudukan masyarakat pollung menurut jumlah kepala
keluarga dan jenis kelamin
No

KK

Kependudukan

Jiwa

1

Jumlah Kepala
Keluarga
Laki-laki

3.303

Laki-laki

8.670

2.

Perempuan

450

Perempuan

8.087

Total

3.753

Total

16.757

Sumber : Data Monografi Kecamatan Pollung Tahun 2008
Berdasarkan daftar isian profil kecamatan Polung tahun 2008, maka
kondisi kependudukan masyarakat Pollung menurut kelas umur dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Kondisi kependudukan masyarakat pollung menurut kelas umur
No

Jumlah penduduk menurut umur

Jiwa

1

0-5 tahun

3.120

2

6-17 tahun

7.367

3

18-45 tahun

4.012

4

> 46 tahun

2.258

Total

16.757

Sumber : Data Monografi Kecamatan Pollung Tahun 2008

Keadaan Fisik
Kecamatan Pollung berada pada ketinggian tanah dari permukaan laut
1.500 mdpl. Banyaknya curah hujan 20 – 22 mm/tahun dan kondisi fotografinya
dataran tinggi. suhu udara rata-rata 20o C. Jarak dari pusat pemerintahan Desa ke
kecamatan 5 Km, jarak dari pusat pemerintahan kecamatan ke kabupaten rata-rata

Universitas Sumatera Utara

9 Km dan jarak dari pusat pemerintahan kabupaten ke ibukota propinsi + 380 km.
(Data monografi kecamatan Pollung, 2008).

Berdasarkan daftar isian profil kecamatan Polung tahun 2008, total luas
Kecamatan Polung adalah 19.612,35 ha. Secara detail lahan dan luas lahan yang
dimiliki kecamatan berdasarkan jenis lahan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Luas lahan berdasarkan jenis lahan.
No

Jenis Lahan

Luas (Ha)

1

Hutan Rakyat

388,00

2

Hutan Lindung

50,00

3

Hutan Tanaman Industri

156,00

4

Lahan Pertanian

7. 954,35

5

Lahan Persawahan

1.276,00

6

Tanaman Palawija

1.428,00

7

Lahan Perkebunan

8.075,00

8

Lainnya

285,00

Total

19.612,35

Sumber : Data Monografi Kecamatan Pollung Tahun 2008

Gambaran Umum Desa Hutajulu
Letak dan Luas
Desa hutajulu, berada di Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang
Hasundutan, dengan luas wilayah ±4.800 hektar, ketinggian tanah dari permukaan
laut ± 1.340 m, dengan batas-batas sebagai berikut :
1. Sebelah utara

: Kecamatan Harian Boho

2. Sebelah Selatan

: Desa Hutapaung Utara (Kec. Pollung)

Universitas Sumatera Utara

3. Sebelah barat

: Kecamatan Parlilitan

4. Sebelah timur

: Desa Ria-Ria (Kec. Pollung)

(Data Monografi Desa Hutajulu Tahun 2008).
Komposisi Kependudukan
Jumlah penduduk desa Hutajulu sampai dengan Februari 2008 sebanyak
2.404 jiwa (laki-laki = 1.023 jiwa dan perempuan = 1.381 jiwa), dengan jumlah
kepala keluarga (KK) = 418 KK. Jumlah KK tergolong miskin 150 KK. Penduduk
Desa Hutajulu, umumnya adalah Petani (95 %), dan 5 % berprofesi sebagai PNS,
Pengusaha, Peg. Swasta dll. Penduduk Desa Hutajulu mayoritas beragama Kristen
(100 %). Penduduk Desa Hutajulu mayoritas suku batak toba (100%) (Data
Monografi Desa Hutajulu Tahun 2008).
Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
No
1

Pendidikan
SD

Jiwa
320

2

SLTP

220

3

SLTA

207

4

Perguruan Tinggi

27

Total

774

Sumber : Data Monografi Desa Hutajulu Tahun 2008

Keadaan Fisik
Kondisi fotografi Desa Huta julu adalah dataran tinggi dengan suhu udara
rata-rata 20oC. Luas pertanahan yang dimiliki adalah :
1. Tanah sawah (yang dikelola masyarakat)

±

156 Ha

2. Tanah Kering / Perkebunan

±

190 Ha

Universitas Sumatera Utara

3. Bangunan / Pekarangan

±

120 Ha

4. Hutan Rawa

±

4.334 Ha

Jenis pertanian yang dikelola rakyat adalah padi, tomat, terong belanda, kopi,
cabai, dan perkebunan kemenyan (Data monografi Desa Hutajulu tahun 2008).

Sarana dan Prasarana
Berdasarkan daftar isian profil Desa Hutajulu tahun 2008, jumlah sarana
dan prasarana yang diliki adalah 78 buah, dimana sarana dan prasarana
digolongkan berdasarkan jenis dan jumlahnya. Sarana dan prasarana Desa
Hutajulu menurut jenis dan jumlah dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Sarana dan prasarana desa hutajulu menurut jenis dan jumlah
No
1

Jenis
Poskesdes

Jumlah
1

2

Gereja Protestan

5

3

Gereja Katolik

1

4

Truk

27

5

Kendaraan Umum

10

6

Sepeda Motor

20

7

Sepeda

10

8

Mobil

2

9

Saluran Irigasi 5000 meter

1

10

Pompa air

1

Total

78

Sumber : Data Monografi Desa Hutajulu Tahun 2008

Universitas Sumatera Utara

Gambaran Umum Desa Hutapaung Utara

Letak dan Luas
Desa Hutapaung Utara, berada di Kecamatan Pollung Kabupaten
Humbang Hasundutan, dengan luas wilayah ±1800 hektar dengan ketinggian
tanah dari permukaan laut ± 1.340 m, dengan batas-batas sebagai berikut :
1. Sebelah utara

: Desa Hutajulu (Kec. Pollung)

2. Sebelah Selatan

: Desa Hutapaung (Kec. Pollung)

3. Sebelah barat

: Desa Pancur Batu (Kec. Pollung)

4. Sebelah timur

: Desa Parsinggurani, Desa Ria-Ria (Kec. Pollung)

(Data Monografi Desa Hutapaung Utara Tahun 2008)
Komposisi Kependudukan
Jumlah penduduk desa Hutapaung Utara sampai dengan Februari 2008
sebanyak 1.114 jiwa (laki-laki = 545 jiwa dan perempuan = 569 jiwa), dengan
jumlah kepala keluarga (KK) = 234 KK. Jumlah KK tergolong miskin 150 KK.
Penduduk Desa Hutapaung Utara, umumnya adalah Petani (90 %), dan 10 %
berprofesi sebagai PNS, Pengusaha, Peg. Swasta dll. Penduduk Desa Hutapaung
Utara mayoritas beragama Kristen (100 %). Penduduk Desa Hutajulu mayoritas
suku batak toba (100%) (Data Monografi Desa Hutapaung Utara Tahun 2008).
Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 6.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 6. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan:
No
1

Pendidikan
SD

Jiwa
100

2

SLTP

250

3

SLTA

150

4

D1-D3

15

5

Sarjana (S1-S3)

10

Total

525

Sumber : Data Monografi Desa Hutapaung Utara Tahun 2008
Keadaan Fisik
Kondisi fotografi Desa Hutapaung Utara adalah dataran tinggi dengan
suhu udara rata-rata 20oC. Luas pertanahan yang dimiliki adalah :
1. Tanah sawah (yang dikelola masyarakat)

±

102 Ha

2. Tanah Kering / Perkebunan

±

196 Ha

3. Bangunan / Pekarangan

±

78 Ha

4. Hutan yang belum dikelola

±

6010 Ha

5. Rawa

±

4010 Ha

6. Hutan yang dikelola

±

1020 Ha

Jenis pertanian yang dikelola rakyat adalah padi, tomat, terong belanda, kopi,
cabai, dan perkebunan kemenyan (Data Monografi Desa Hutapaung Utara Tahun
2008).

Sarana dan Prasarana
Berdasarkan daftar isian profil Desa Hutapaung Utara tahun 2008, Sarana
dan prasarana Desa Hutapaung Utara menurut jenisnya dapat dilihat pada Tabel 7.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 7. Sarana dan prasarana desa hutapaung utara menurut jenis dan jumlah
No
1

Jenis
Poliklinik

Jumlah
1

2

Gereja

1

3

Truk

2

4

Sepeda Motor

100

5

Sepeda

100

6

Oplet/Microlet

6

7

Saluran Irigasi 2000 Meter

1

8

Pembagi Air

1

9

Rumah Billyard

2

10

Industri Sedang

2

11

Toko

1

12

Koperasi simpan pinjam

3

Total

220

Sumber : Data Monografi Desa Hutapaung Utara Tahun 2008
Keadaan Umum Lokasi Hutan Kemasyarakatan Hutan Kemenyan

Sejarah kawasan
Kemenyan (Styrax sp) merupakan jenis asli Sumatera Utara, khususnya
Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan. Masyarakat Humbang Hasundutan
secara turun-temurun telah mengelola kemenyan sebagai mata pencaharian utama
karena menghasilkan getah, yang banyak digunakan untuk bahan baku kosmetika,
obat-obatan dan juga upacara adat. Menurut responden pengelolaan hutan
kemenyan sudah berlangsung selama 4 (empat) generasi yang lalu atau + dimulai
tahun 1700 yang dikelola dengan cara tanpa mengkonversi/membuka lahan, tetapi
mengupayakan hasil lahan agar tidak merusak palsma nulfah yang tergandung di
dalamanya.

Universitas Sumatera Utara

Program hutan kemasyarakatan hutan kemenyan yang dikelola masyarakat
Pollung masih berjalan seperti + 300 tahun yang lalu. Menurut pemerintah
kawasan ini adalah hutan alam murni yang dibebaskan pada waktu pemerintahan
Belanda untuk menopang kehidupan masyarakat serta batas-batasnya dengan
syarat masyarakat menjaga ekosistemnya seperti sebelumnya. Keberhasilan dalam
menjaga ekosistem hutan yang dilakukan masyarakat membuat pemerintah dan
masyarakat sepakat untuk mempertahankannya sampai saat ini agar tidak
mengalami pengurangan baik luas maupun produktivitasnya.

Letak dan luas
Kabupaten Humbang Hasasundutan memiliki lahan kemenyan dengan luas
panen 5.235 Ha dan menghasilkan 1.278 ton yang terletak di 10 (sepuluh
kecamatan), yaitu: Dolok Sanggul, Baktiraja, Lintong Nihuta, Onan Ganjang,
Pakkat, Paranginan, Parlilitan, Pollung, Sijama Polang dan Tarabintang.
(Humbahas Dalam Angka 2007). Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki
lahan kehutanan secara keseluruhan yaitu 159.392 Ha hutan terdiri dari hutan
produksi 84.540 Ha; hutan lindung 74.852 Ha dan Kawasan hutan terbesar berada
di kecamatan Parlilitan yakni 38,58% dari hutan yang ada di kabupaten ini.
Hutan kemasyarakatan atau hutan kemenyan atau ”Tombak Raja”(nama
lokal) yang dikelola masyarakat Kecamatan Pollung khususnya di Desa Hutajulu
dan Desa Hutapaung Utara terletak di kawasan ”Hutan Hutagalung Register 41”
yang memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara

: Danau Toba (Kecamatan Palili)

2. Sebelah Selatan

: Kecamatan Dolok Sanggul

Universitas Sumatera Utara

3. Sebelah Barat

: Kecamatan Parlilitan

4. Sebelah Timur

: Kecamatan Baktiraja.

Luas hutan kemenyan yang dikelola oleh masyarakat Desa Hutajulu dan Huta
Paung Utara masing-masing + 443, 53 Ha dan + 248,29 Ha (Diolah dari data
primer).

Sarana dan prasarana
Lokasi hutan kemasyarakatan dari Desa Hutajulu dan dari Desa Hutapaung
Utara dapat ditempuh dengan berjalan kaki sejauh + 6 km selama 2 – 3 jam
perjalanan. Jalan yang dilalui berupa jalan yang memiliki lebar + 3 meter. Pada
saat ini beberapa masyarakat sudah mulai menggunakan sepeda motor untuk ke
lokasi. Di lokasi hutan kemasyarakatan terdapat 1 (satu) pondok yang digunakan
oleh masyarakat peserta hutan kemasyarakatan sebagai tempat berkumpul untuk
beristirahat sebentar sebelum bekerja.
Di dalam hutan pengelola kemenyan juga membuat tempat tinggal untuk
selama + 5 hari per minggu karena mengingat jarak yang jauh dari rumah/desa
jadi pengelola memutuskan membuat rumah kecil di hutan secara perorangan
dengan ukuran rata-rata 2 m x 2 m. Rumah kecil ini terbuat dari kayu yang kuat
agar tahan dari serangan hewan liar seperti Beruang dan Harimau kalau ada.
Hutan kemenyan ini dinamai ”Tombak Raja” (nama lokal) memiliki pasilitas yang
bagus dalam mempertahankan hidup di hutan, seperti sungai yang mengalir
sepanjang tahun dan hasil hutan kayu dan non kayu lainnya yang walaupun
penggunaannya hanya sedikit atau hampir tidak digunakan.

Universitas Sumatera Utara

Kemenyan yang dikelola masyarakat Pollung
Dari hasil pengamatan di lapangan maka diketahui jenis kemenyan yang
dikelola oleh masyarakat Kecamatan Pollung, yaitu Kemenyan Toba (Styrax
sumatrana J.J.SM). Nama umum atau nama daerah Kemenyan Toba di Pollung
Kabupaten Humbang Hasundutan adalah ”Haminjon Toba” atau kemenyan putih.
Kemenyan ini dikelola di hutan kemasyarakatan yang disebut dengan Tombak
Raja. Kemenyan Toba membutuhkan tanah yang subur, pemeliharaan yang teratur
dan perlindungan dari benalu atau ”sarindan” (nama lokal) atau tanaman
penompang dengan tumbuhan rimba lainnya.
Menurut Departemen Kehutanan dan Perkebunan (1999) Kemenyan Toba
termasuk famili Styraceae. Geneus Styrax terdiri lebih 20 jenis dengan sistematika
tanaman sebagai berikut :
Devisio

: Spermatophyta

Sub Devisio

: Angiospermae

Kalss

: Angiospermae

Ordo

: Ebenaler

Fanily

: Styraceae

Genus

: Styrax

Spesies

: Styrax sumatrana J.J.SM

Secara umum Kemenyan Toba memiliki kulit luar yang halus berwarna
merah anggur sedangkan kulit dalamnya berwarna merah muda atau merah
keunguan. Kayu gubalnya berwarna putih, daunnya tunggal, berselang, bulat telur
sampai lonjong. Batang tinggi bisa mencapai 18 meter dengan diameter 70 cm
Departemen Kehutanan dan Perkebunan (1999) menambahkan Kemenyan Toba

Universitas Sumatera Utara

memiliki helai daun halus, permukaan bawah agak mengkilap berwarna putih
sampai abu-abu. Bunga majemuk, berkelamin dua dengan panjang tangkai bunga
6-11 cm, berbentuk tandan atau mali pada ujung atau ketiak daun. Buah masak
agak bulat sampai berbentuk gepeng. Jumlah biji Kemenyan Toba bisa mencapai
366/kg atau 245 butir/liter. Daya kecambah biji relatif kecil, yakni + 35 %. Kulit
biji keras yang menghambat perkecambahan.

Pola pengelolaan
Adapun pola pengelolaan yang digunakan di lahan hutan kemasyarakatan
hutan kemenyan masih bersifat tradsional, yaitu adalah pola tanaman hutan alam.
Tanaman yang diusahakan adalah kemenyan toba (Styrax sumatrana J.J.SM )
dengan pertimbangan ekonomis bahwa tanaman tersebut memiliki nilai jual yang
tinggi dan merupakan komoditi yang paling disukai oleh peserta. Selain tanaman
kemenyan, peserta juga wajib melestarikan tanaman kehutanan yang sudah ada di
dalam agar tidak mati dengan alasan karena pohon kemenyan membutuhkan
pohon penyangga untuk melindungi kemenyan dari tiupan angin, kelembapan
udara dan ketersediaan air

supaya getah yang keluar lebih banyak. Apabila

penyangganya kurang atau tidak ada sama sekali maka getah yang keluar akan
berkurang atau tidak ada getah.
Cara pengambilan getah adalah sebagai berikut, pertama-tama pohon
kemenyan yang sudah siap untuk dipanen dibersihkan dari benalu. Pada waktu
pembersihan benalu biasanya di dapati sisa getah pada waktu pemanenan
sebelumnya. Sisa getah i

Dokumen yang terkait

Mata Pencaharian Petani Desa Hutajulu, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan (Studi Etnografi)

2 186 105

Kajian Konflik Pengelolaan Hutan Kemenyan (Studi Kasus: Desa Panduman dan Desa Sipituhuta Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan)

2 87 63

Modal Sosial Komunitas Petani Kemenyan Dalam Pelestarian Hutan Kemenyan Di Desa Pandumaan, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan

0 53 123

Respon Masyarakat Desa Sitio Ii Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Oleh Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul

2 59 107

Kontribusi Hutan Rakyat Kemenyan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga (Studi Kasus di Desa Hutajulu, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan)

2 53 66

Kajian pengelolaan hutan kemenyan (Styrax sp.) di Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara

1 14 167

Pengaruh Pengalihan Fungsi Hutan Terhadap Tingkat Kemiskinan Masyarakat Adat (Studi Kasus di Desa Pandumaan, kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 14 113

KEHIDUPAN PETANI KEMENYAN DALAM MENJAGA KEARIFAN LOKAL DI DESA PANDUMAAN KECAMATAN POLLUNG KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN.

2 19 22

BAB II KEMENYAN 2.1. Sejarah Kemenyan di desa Hutajulu. - Mata Pencaharian Petani Desa Hutajulu, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan (Studi Etnografi)

0 0 29

II. TINJAUAN PUSTAKA - Kajian Konflik Pengelolaan Hutan Kemenyan (Studi Kasus: Desa Panduman dan Desa Sipituhuta Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 0 21