55
Anak pada usia pra sekolah adalah usia penjelajah dan usia bertanya karena pada masa ini mereka senang menjelajahi lingkungan karena ada dorongan
rasa ingin tahu mengenai apa yang disekitarnya baik perasaan atau mekanisme kehidupan yang ada di lingkungannya. Dan salah satu caranya adalah dengan
bertanya, oleh karena itu orang tua jangan pernah merasa bosan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka mengenai alam sekitarnya. Begitu juga mengenai
agama, bukti mereka merasa tertarik dengan agama mereka sering bertanya mengenai Tuhan, kelahiran atau kematian dan sebagainya. selain itu juga minat
dalam ibadah agama, anak-anak senang diajak ke masjid tau bersenang-senang bersama kawan-kawannya di masjid, terutama pada anak yang sudah besar
sebelum sekolah.
108
f. Perkembangan sosial
Pada usia prasekolah, perkembangan sosial anak sudah tampak jelas, karena mereka sudah mulai aktif berhubungan dengan teman sebayanya. Tanda-
tanda perkembangan sosial pada tahap ini adalah: 1.
Anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik dilingkungan kelaurga maupun dalam lingkungan bermain
2. Sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada peraturan
3. Anak mulai menyadari hak atau kepentingan orang lain
4. Sudah mulai dapat bermain bersama anak-anak lain atau teman sebaya.
109
2. Fase Kanak-kanak II Later Childhood
Fase kanak-kanak II atau fase kanak-kanak akhir later childhood yang dimaksud berlangsung dari usia enam sampai tiba saatnya individu menjadi
matang secara seksual. Pada awal dan akhirnya, masa akhir kanak-kanak ditandai
108
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan …, h.153
109
H. Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan …, h.171
56
oleh kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak.
110
Anak pada masa ini sudah mulai banyak bergaul dengan masyarakat diluar rumah. Dengan demikian pergaulan dengan orang tuanya semakin
berkurang dibandingkan dengan ketika ia masih kanak-kanak awal. Oleh karena itu cara mendidiknya harus dibedakan dengan masa umur yanag lain. Sebab
disamping anak tersebut sudah mulai berpikir kritis, ia juga sudah banyak membaca, mendengarkan dan melihat kejadian-kejadian di luar rumah tangganya
yang dapat merangsang pola pikirnya meskipun masih sederhana. Para pendidik menyebut masa ini dengan usia sekolah dasar dengan
harapan memperoleh dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk keberhasilan penyesuaian hidup dimasa nanti.
111
Beberapa sifat anak-anak pada masa ini antara lain: a
Adanya hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi apabila jasmaninya sehat maka banyak prestasi yang diperoleh
b Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain
c Amat reralistik, ingin mengetahui dan ingin belajar
d Anak memandang nilai angka rapor sebagai ukuran yang tepat sebaik-
baiknya mengenai prestasi sekolah. e
Anak-anak pada usia 6-12 tahun membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya
f Usia ini gemar membentuk kelompok sebaya biasanya untuk bermain
bersama.
112
Pada usia 6 atau 7 tahun anak telah matang untuk memasuki sekolah dasar dan perkembangan jasmani dan rohaninya mulai sempurna. Anak keluar
dari lingkungan keluarga dan memasuki lingkungan sekolah yang pengaruhnya sangat besar terhadap perkembangan anak. Mereka lebih banyak mengenal teman
dalam lingkungan sosialnya yang lebih luas, sehingga peranan sosialnya semakin berkembang. Ia ingin mengetahui segala sesuatu yang ada di sekitarnya sehingga
110
Elizabeth B.Hurlock, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga, 1980, h. 146
111
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan …, h.155
112
H. Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan…,h.24-25
57
akan bertambah pengalamannya. Semua pengalaman baru akan mempengaruhi dan membantu proses perkembangan mereka, diantaranya:
a. Perkembangan Fisik
Akhir masa kanak-kanak meupakan periode pertumbuhan yang lambat dan relative seragam sampai mulai terjadi perubahan-perubahan pubertas kira-kira
dua tahun sebelum anak secara seksual menjadi matang pada saat dimana pertumbuhan bekembang pesat.
Pertumbuhan fisik mengikuti pola yang diramalkan meskipun sejumlah perbedaan dapat terjadi. Bentuk tubuh mempengaruhi tinggi dan berat dalam akhir
masa kanak-kanak. Anak yang memiliki bentuk tubuh ektomorfik, yang tubuhnya panjang dan langsing, dapat diharapkan tidak seberat anak mesomorfik yang
mempunyai tubuh lebih besar. Anak yang berbadan mesomorfik tumbuh lebih cepat daripada anak yang ektomorfik atau endomorfik dan lebih cepat menjadi
pubertas. Kesehatan dan gizi yang baik merupakan faktor penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak. Semakin baik kesehatan gizi, anak cenderung semakin besar dari usia ke usia dibandingkan dengan anak yang
kesehatan gizinya kurang, anak yang diberi imunisasi terhadap penyakit selama awal masa kanak-kanak tumbuh lebih besar daripada anak yang mengalami
gangguan emosional lebih banyak mempengaruhi pertumbuhan fisik. Anak yang tenang tumbuh lebih cepat daripada anak yang mengalami gangguan emosional,
meskipun gangguan emosional lebih banyak mempengaruhi berat daripada tinggi. Anak cerdas cenderung lebih tinggi dan lebih berat daripada anak yang
tinggi rata-rata. Akan tetapi, kalau anak yang sangat cerdas dibandingkan saudara- saudaranya yang tidak terlampau cerdas, perbedaan ini tidak ada. Laylock dan
Caylor menjelaskan anak yang berbakat mungkin berasal dari keluarga yang semua anaknya tumbuh lebih besar karena adanya gizi dan perawatan kesehatan
yang baik Perbedaan seks dalam pertumbuhan fisik yang pada tahun-tahun
sebelumnya hampir tidak tampak dan menonjol dalam akhir masa kanak-kanak. Karena pesatnya pertumbuhan pubertas anak laki-laki baru dinilai kira-kira
58
setahun lebih lambat daripada anak perempuan, anak laki-laki cenderung lebih pendek dan lebih ringan daripada anak perempuan seusianya, sampai ia juga
secara seksual menjadi matang. Pertumbuhan gizi anak perempuan juga lebih cepat sedikit daripada anak laki-laki, sedangkan kepala dan wajah anak laki-laki
tumbuh lebih besar daripada anak perempuan. b.
Perkembangan Kognitif Intelegensi atau kecerdasan merupakan kemampuan tertinggi dari jiwa
makhluk hidup yang hanya dimiliki manusia. Intelegensi ini diperoleh manusia sejak lahir, dan sejak itu pula potensi intelegensi ini mulai berfungsi
mempengaruhi tempo dan kualitas perkembangan individu, dan manakala sudah berkembang maka fungsinya semakin berarti lagi bagi manusia yaitu akan
mempengaruhi kualitas penyesuaian dirinya dengan lingkungannya. Dalam keadaan pertumbuhan yang biasa, pikiran berkembang secara
berangsur-angsur, sampai anak mencapai umur delapan sampai dengan dua belas tahun ingatannya menjadi kuat sekali. Biasanya mereka suka menghapal banyak.
Anak mengalami masa belajar. Pada masa ini anak menambah pengetahuannya, menambah kemampuannya mencapai kebiasaan yang baik.
Anak tidak lagi bersifat egosentris artinya anak tidak lagi memandang dirinya sebagai pusat perhatian lingkungannya. Anak mulai memperhatikan
keadaaan sekelilingnya dengan obyektif. Karena timbul keinginannya untuk mengetahui kenyataan, keinginan itu akan mendorongnya untuk menyelidiki
segala sesuatu yang ada di sekelilingnya. Pada masa anak sekolah, mereka sangat suka mengumpulkan benda-
benda sepeti perangko, gambar-gambar, bungkus rokok, bungkus korek api dan sebagainya. Perkembangan fantastis sudah tidak disukai lagi karena kemampuan
berpikirnya bertambah kritis. Mereka hanya mau menerima yang masuk akal. Sekarang anak-anak lebih suka membaca cerita yang sungguh-sungguh terjadi,
paling tidak cerita yang mendekati kenyataan. Perasaan, khayalan dan sugesti masih mempengaruhi cara berpikirnya itulah salah satu alasannya mengapa
kesaksian yang diberikan anak-anak belum dipercaya sepenuhnya. c.
Perkembangan Moral
59
Pada akhir masa kanak-kanak ini, sebagian besar anak-anak kode moralnya dipengaruhi oleh standar moral kelompoknya. Sehingga sering terjadi
pelanggaran di rumah, di sekolah dan di lingkungan tetangganya. Tetapi meskipun demikian, pada masa ini terdapat peningkatan yang pesat dalam pengertian dan
ketepatan konsep selama periode masa ini. Ini disebabkan oleh meningkatnya intelegensi dan meningkatnya kesempatan belajar.
113
anak usia sekolah dasar dalam penalaran moral prososialnya lebih menunjukkan sifat keinginanya membantu orang lain dibandingkan dengan anak
prasekolah.
114
d. Perkembangan Emosi
Anak yang berada di akhir masa kanak-kanak menunjukkan keterampilan regulasi diri dengan variasi yang lebih luas. Kecanggihan dalam
memahami dan menunjukkan tampilan emosi yang sesuai dengan aturan sosial meningkat pada tahap ini. Anak mulai mengetahui kapan harus mengontrol
ekspresi emosi mereka, dan mereka lebih sensitive terhadap isyarat lingkungan sosial yang mengatur keputusan dalam mengontrol emosi negative.
e. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial adalah pencapaian kematangan dalam hubungan sosial, sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma
kelompok, tradisis dan moral agama. Perkembangan sosial pad anak sekolah dasar ditandai dengan adanya perluasan hubungan, disamping dengan keluarga
juga membentuk ikatan baru dengan teman sebaya atau teman sekelas sehingga ruang gerak hubungan sosialnya bertambah luas
Pada usia ini, anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri sendiri kepada sikap kerjasama atau telah mau memperhatikan kepentingan orang
lain. Anak telah berminat terhadap kegiatan-kegiatan teman sebayanya dan bertambah kuat keinginanya untuk diterima menjadi anggota kelompok dan anak
tersebut tidak merasa senang apabila tidak diterima dalam kelompoknya.
115
113
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan …, h.156
114
Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan …, h.264
115
H. Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan …, h.180
60
f. Perkembangan keagamaan
Ketika anak masuk sekolah dasar, dalam jiwanya ia telah membawa bekal rasa agama yang terdapat dalam kepribadiannya, dari orang tuanya dan dari
gurunya di taman kanak-kanak. Andaikata didikan agama yang diterima dari orang tuanya di rumah sejalan dengan apa yang diterima dari gurunya maka ia
masuk sekolah dengan dasar agama yang bulat, sedangkan apabila berlainan maka yang ada adalah keragu-raguan.
Oleh karena itu, setiap guru agama di sekolah dasar harus menyadari betul bahwa anak didik yang dihadapinya telah membawa bekal agama dalam
pribadinya masing-masing sesuai dengan pengalaman hidup yang dilaluinya dalam keluarga dan taman kanak-kanak.
116
Adapun ciri-ciri perkembangan keagamaannya adalah sebagai berikut: 1
Sikap keagamaan bersifat reseptif disertai dengan pengertian 2
Pandangan dan paham ke Tuhanan diperolehnya secara rasional berdasarkan kaidah-kaidah logika yang berpedoman pada indicator alam
semesta sebagai manifestasi dari keagunganNya. 3
Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual diterimanya sebagai keharusan moral.
117
Jadi, usia sekolah dasar merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutan periode sebelumnya. Kualitas keagamaan anak sangat
dipengaruhi oleh pembentukan atau pendidikan yang diterimanya.
E. Pelaksanaan Pendidikan Akhlak dalam Pembentukan Akhlakul Karimah