Fase Kanak-kanak I Early Childhood

49 3. Masa anak sekolah, usia 7 sampai dengan 14 tahun 4. Masa remaja, usia 14 sampai 21 tahun 5. Masa dewasa, usia 21 tahun keatas Pembagian masa perkembangan ini, dilihat dari sisi pendidikan dan tujuan luhur umat manusia. d. Pembagian Harvey A. Tilker da Elizabeth B. Hurlock Pembagian masa perkembangan menurut mereka, yaitu: 1. Masa sebelum lahir, selama 9 bulan atau 280 hari 2. Masa bayi baru lahir, sampai usia 2 minggu 3. Masa bayi, dari 2 minggu sampai 2 tahun 4. Masa kanak-kanak awal, dari 2 sampai 6 tahun 5. Masa kanak-kanak akhir, usia 6 sampai 12 tahun 6. Masa puber, dari 12 sampai 15 tahun 7. Masa remaja, usia 15 sampai 21 tahun 8. Masa dewasa awal, dari 21 sampai 40 tahun 9. Masa dewasa madya, usia 40 sampai 60 tahun 10. Masa usia lanjut, dari 60 tahun keatas. 94 Pembagian masa-masa perkembangan ini berdasar pasa didaktis sama dengan menurut Comenius. Periodisasi ini tampak sudah lengkap mencakup sepanjang hidup manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang berlangsung sejak konsepsi sampai meninggal dunia. Yang menjadi pokok pembahasan pada masalah ini adalah masa kanak- kanak akhir yaitu antara umur 6-12 tahun. Menurut penulis, pendapat yang sesuai dengan umur yang terdapat pada karya ilmiah ini adalah pembagian masa yang dikemukakan oleh Harvey A. Tilker dan Elizabeth B. Hurlock.

1. Fase Kanak-kanak I Early Childhood

Awal masa kanak-kanak berlangsung dari dua sampai enam tahun.Dalam setiap tahap perkembangan ada ciri-ciri khusus begitu juga pada saat 94 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan perkembangan, Jakarta: CV.Pedoman Ilmu Jaya,1993, cet.I, h.149 50 masa kanak-kanak awal ditandai dengan ciri-ciri tertentu. Orang tua menyebut masa kanak-kanak awal dengan usia problematisusia sulit karena memelihara atau mendidik mereka sulit, atau bisa juga disebut dengan usia main karena sebagian besar hidup anak waktunya dihabiskan untuk bermain. Para pendidik menyebut masa ini sebagai masa anak usia prasekolah, sebagai anak yang belum matang untuk sekolah, merupakan masa persiapan untuk masuk sekolah dasar. Lain halnya dengan para psikolog, mereka menyebut masa ini dengan sebutan usia pra kelompok, usia penjelajah, usia bertanya. Masa ini dikatakan usia prasekolah karena pada masa ini anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu masuk kelas satu SD. Sebutan sebagai usia penjelajah dan bertanya karena pada masa ini anak- anak gemar menjelajahi lingkungan karena dorongan ingin tahu mengenai apa yang ada disekitarnya baik perasaan maupun mekanisme kehidupan yang ada dilingkungannya. Dan salah satu cara yang umum dalam menjelajahi lingkungan tersebut adalah dengan sering bertanya. Orang tua jangan bosan menjawab petanyaan-pertanyaan mereka dan ada baiknya mereka diajak jalan-jalan untuk menyalurkan hasrat ingin tahu mengenai lingkungan alam sekitarnya. 95 Adapun ciri-ciri perkembangan pada fase ini, antara lain: a. Perkembangan Fisik Pada fase kanak-kanak awal, tubuh secara progresif berubah antara masa bayi dan dewasa. Tinggi badan dan berat badan bertambah. Terutama pada dua tahun pertama. Setelah itu pertumbuhan agak melambat sampai terdapat pelonjakan pertumbuhan yang cepat pada awal pubertas, bentuk tubuh dan proporsi tubuh juga turut berubah. 96 Pertumbuhan otak pada masa kanak-kanak awal pada usia lima tahun sudah mencapai 75 dari ukuran orang dewasa, dan 90 pada usia enam tahun. Pada usia ini juga terjadi pertumbuhan myelinization lapisan urat syaraf dalam otak yang terdiri dari bahan penyekat berwarna putih, taitu myelin secara 95 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan …, h.152-153 96 Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2006, h.99 51 sempurna. Lapisan urat syaraf ini membantu transmisi impul-impul syaraf secara cepat, yang memungkinkan pengontrolan terhadap kegiatan-kegiatan motorik lebih seksama dan efisien. 97 Awal masa kanak-kanak merupakan saat yang tepat untuk belajar mencapai berbagai keterampilan. Karena anak senang mengulang-ulang. Hal mana penting artinya dalam belajar keterampilan. Selain itu anak pada masa ini juga berani dan senang mencoba hal-hal baru dan pada masa ini mereka belum memiliki banyak keterampilan sehingga tidak ada gangguan untuk mendapatkan keterampilan-keterampilan baru. 98 Anak dalam usia dini seperti ini khususnya diawal-awal kehidupannya adalah seorang anak yang tidak berdaya dan lemah yang harus mendapat perawatan dan pengawasan yang sangat baik. Ia harus mendapatkan asuhan, kasih sayang serta nutrisi yang sangat baik agar tumbuh menjadi anak yang sehat. Telah disinggung sebelumnya bahwa fase ini juga disebut fase main karena banyak waktunya dihabiskan untuk bermain. Dengan bermain-main anak bisa mengembangkan bakatnya dan melatih kemampuan motorik mereka untuk menguasai berbagai keterampilan fisik dan permainan yang sedang mereka mainkan dan juga akan memperoleh pengalaman-pengalaman yang baru. Anak- anak juga akan belajar berinteraksi sosial ketika melakukan permainan dengan teman-temannya. 99 Selama usia pra sekolah bahasa dan pembendaharaan kata anak meningkat dan menjadi lebih mirip dengan orang dewasa. Anak sudah mulai memproduksi ujaran yang lebih panjang dan mulai menambahkan bunyi gramatikal pada kalimat mereka, meskipun terkadang mereka menggunakan aturan gramatikal pada tempat yang tidak seharusnya.mereka sering melakukan obrolan tanpa arti, tidak terkendali, tidak terseleksi dan tanpa memperdulikan apakah ada yang memperhatikan. 100 97 H. Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung, PT.Remaja Rosda Karya, 2004, cet.5, h.163 98 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan …, h.153 99 Ibrahim Amini, Agar Tak…, h. 244 100 Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan …, h.225 52 Insting seksual gharizah jinsiyah bukan hal buruk bagi anak usia ini, tapi memerlukan arahan dan pengawasan serta penjelasan yang baik mengenai seks kepada mereka yang dilakukan oleh guru dan orang tua sehingga terhindar dari perbuatan asusila. Minat mereka terhadap seks dapat dibuktikan dengan sikap mereka yang suka membicarakannya dengan teman bermain kalau tidak ada orang dewasa, terkadang mereka suka melihat kemaluan temannya dan suka menyentuhnya. Bahkan mereka dapat menirukan perilaku seks orang dewasa karena melihat gambar atau melihat orang tuanya. 101 b. Perkembangan Kognitif Perkembangan kognitif merupakan perubahan kemampuan berpikir atau intelektual. Perkembangan kognitif pada anak-anak terjadi melalui urutan yang berbeda. Tahapan ini membantu menerangkan cara anak berpikir, menyimpan informasi dan beradaptasi dengan lingkungannya. Menurut Jean Piaget, usia pra sekolah termasuk dalam tahapan pra operasional, dimana anak dapat membuat penyesuaian perseptual dan motorik terhadap objek dan kejadian yang dipresentasikan dalam bentuk symbol bayangan mental, kata-kata, isyarat dalam meningkatkan bentuk organisasi dan logika. Anak pada tahap pra operasional seringkali egosentris. Artinya memandang segala sesuatunya hanya dari sudut pandangan sendiri saja. Menurut Piaget egosentrisme ini dapat diatasi bila anak berinteraksi dengan orang dewasa dan terutama dengan teman sebayanya. Interaksi dengan sebayanya menyebabkan anak belajar mengenal perspektif orang lain yang berbeda dengan dirinya, sebab biasanya anak-anak tidak mau saling mengalah dengan teman sebayanya. Interaksi dengan orang dewasa yang biasanya mau mengalah. Meskipun anak egosentris tidak akan menghilangkan egosentrisme si anak. Adapun ciri berpikir 101 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan …, h.154 53 anak usia ini telihat dalam penalaran moralnya. Anak hanya sekedar menuruti aturan-aturan yang dibuat orang dewasa moral heteronomy. 102 c. Perkembangan Moral Moralitas secara umum dapat dikatakan sebagai kapasitas untuk membedakan yang benar dan yang salah, bertindak atas perbedaan tersebut dan mendapatkan penghargaan diri ketika melakukan yang benar dan merasa bersalah atau malu ketika melanggar standar tersebut. 103 Pada umumnya orang tua mengharapkan anak-anaknya tumbuh menjadi seseorang yang memiliki moralitas yang kuat dalam berhubungan dengan orang lain. Orang tua juga menghendaki anaknya memiliki altruisme, tidak mementingkan diri sendiri dan memerhatikan kesejahteraan orang lain yang diekspresikan melalui perilaku prososial, seperti saling membagi, saling bekerjasama dan saling membantu. Indikator awal dari dari altruisme, seperti membagi mainan atau menenangkan orang lain yang merasa tidak nyaman telah muncul pada masa bayi dan kanak-kanak terutama bagi mereka yang memiliki orang tua yang menekankan pentingnya memperhatikan orang lain sebagai bagian dari strategi pengaturan disiplin.menurut penelitian anak prasekolah lebih menunjukkan sifat yang berpusat pada diri sendiri. 104 Agresivitas adalah segala bentuk perilaku yang disengaja dibuat untuk menyakiti atau melukai makhluk hidup yang memiliki motivasi untuk menghindarinya. Mengenai perilaku agresivitas, anak yang berusia dua tahun menunjukkan sikap tersebut dengan memukul dan menendang. Namun, ketika berusia 3-5 tahun agresi itu berkurang dan diganti dengan bersifat verbal. Anak prasekolah 4-7 tahun memfokuskan agresivitasnya pada benda terutama mainan 102 Kusdwiratri Setiono. Psikologi Perkembangan, Bandung, Widya Padjadjaran, 2009, cet. Ke-2, h.23-24 103 Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan …, h.261 104 Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan …, h.264 54 atau kepemilikan lainnya, namun agresi instrumental ini kemudian berubah dengan agresi yang bersifat permusuhan. 105 Dalam penalaran moral, Kohlberg berpendapat bahwa pada masa kanak-kanak awal termasuk ke dalam tahap pra konvensional dimana perkembangan emosi anak terjadi karena adanya peraturan dan peraturan masih bersifat eksternal dan belum teinternalisasi. Anak mematuhi peraturan yang diberikan tokoh otoritas untuk menghindari hukuman dan mendapat kesenangan pribadi. Penalaran moral ini terbagi menjadi 2 tahap, yaitu: 1. Hukuman dan kepatuhan; penilaian tentang baik dan buruk tergantung pada konsekuensi fisik. Anak mematuhi tokoh otoritas untuk menghindari hukuman, dan tidak menganggap sesuatu merupakan kesalahan jika tidak diketahui dan tidak dihukum 2. Pertukaran instrumental; seseorang mematuhi aturan untuk mendapat penghargaan atau memenuhi tujuan pribadi. Telah terdapat kemampuan untuk melihat sesuatu dari perspektif lain, tetapi masih dilandasi keinginan untuk mendapat keuntungan. 106 d. Perkembangan Emosi Anak pada usia ini cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Sikap marah dan rasa iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka sering memperebutkan prhatian orang tua dan guru. Kapasitas anak untuk mengatur perilaku emosinya meningkat. Orang tua membantu anak pada usia ini untuk menghadapi emosi negatif dengan mengajarkan dan mencontohkan dengan menggunakan penalaran dan penjelasan verbal. Ketika anak mengalami kesulitan untuk mempelajari keterampilan, mereka sering menunjukkan perilaku yang berlebihan atau sebaliknya menarik diri ketika berhadapan dengan situasi yang membuat rasa cemas dan takut. Usia 4 tahun anak mulai menguasai kemampuan untuk mengekspresi emosinya disesuaikan dengan aturan sosial yang ada. 107 e. Perkembangan keagamaan. 105 Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan …, h.264-268 106 Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan …, h.271-273 107 Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan …, h.168 55 Anak pada usia pra sekolah adalah usia penjelajah dan usia bertanya karena pada masa ini mereka senang menjelajahi lingkungan karena ada dorongan rasa ingin tahu mengenai apa yang disekitarnya baik perasaan atau mekanisme kehidupan yang ada di lingkungannya. Dan salah satu caranya adalah dengan bertanya, oleh karena itu orang tua jangan pernah merasa bosan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka mengenai alam sekitarnya. Begitu juga mengenai agama, bukti mereka merasa tertarik dengan agama mereka sering bertanya mengenai Tuhan, kelahiran atau kematian dan sebagainya. selain itu juga minat dalam ibadah agama, anak-anak senang diajak ke masjid tau bersenang-senang bersama kawan-kawannya di masjid, terutama pada anak yang sudah besar sebelum sekolah. 108 f. Perkembangan sosial Pada usia prasekolah, perkembangan sosial anak sudah tampak jelas, karena mereka sudah mulai aktif berhubungan dengan teman sebayanya. Tanda- tanda perkembangan sosial pada tahap ini adalah: 1. Anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik dilingkungan kelaurga maupun dalam lingkungan bermain 2. Sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada peraturan 3. Anak mulai menyadari hak atau kepentingan orang lain 4. Sudah mulai dapat bermain bersama anak-anak lain atau teman sebaya. 109

2. Fase Kanak-kanak II Later Childhood

Dokumen yang terkait

Peranan bimbingan rohani islam dalam pebianan keagamaan remaja di PKBM Darussalam pondok Labu Jakarta Selatan

5 25 98

Bimbingan terhadap siswa yang mengalami kecemasan dalam menghadapi UAN di SMP Darussalam Pondok Labu Jakarta Selatan

0 20 83

Kontribusi pendidikan akidah akhlak terhadap pembentukan kepribadian siswa MI Darul Aitam Pondok Pinang Kebayoran Lama Jakarta Selatan

8 84 91

PERAN GURU AQIDAH AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH SANTRI PONDOK DARUL ISLAH NARATHIWAT THAILAND SELATAN - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 1

PERAN GURU AQIDAH AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH SANTRI PONDOK DARUL ISLAH NARATHIWAT THAILAND SELATAN - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 13

PERAN GURU AQIDAH AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH SANTRI PONDOK DARUL ISLAH NARATHIWAT THAILAND SELATAN - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

3 65 43

PERAN GURU AQIDAH AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH SANTRI PONDOK DARUL ISLAH NARATHIWAT THAILAND SELATAN - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 15

PERAN GURU AQIDAH AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH SANTRI PONDOK DARUL ISLAH NARATHIWAT THAILAND SELATAN - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 22

PERAN GURU AQIDAH AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH SANTRI PONDOK DARUL ISLAH NARATHIWAT THAILAND SELATAN - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 17

PERAN GURU AQIDAH AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH SANTRI PONDOK DARUL ISLAH NARATHIWAT THAILAND SELATAN - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3