Patofisiologi ANESTESI BLOK PADA MANDIBULA

Hal-hal lain dapat disebabkan karena: 1. Insisi yang luas sampai ke foramen mentalis dan vestibulum lingualis. 2. Pembuangan tulang dengan bur tanpa adanya irigasi menyebabkan sensasi panas berlebih oleh saraf yang dekat dengan tulang. 3. Akar gigi molar ketiga bawah yang menembus kanalis mandibularis. 4. Tekanan yang berlebihan pada jaringan lunak yang dijahit terlalu kencang. 3. 2. 2. Akibat perawatan ortodonti 17, 20 Hal ini terjadi pada kasus maloklusi klas III dimana akar distal molar dua kiri bawah letaknya dekat atau kontak degan kanalis mandibula. 3. 2. 3. Akibat perawatan saluran akar 21 Parestesia dapat disebabkan oleh perawatan saluran akar berupa bedah periapikal, over instrumen, iritasi dari obat-obatan saluran akar, pengisian bahan saluran akar yang berlebih. 3. 2. 4. Kerusakan sistem saraf pusat atau perifer 22 Hal ini disebabkan karena adanya gangguan atau kerusakan metabolisme seperti pada diabetes melitus, hipotiroid, kekurangan vitamin B12. 23 3. 3. Patofisiologi Kerusakan saraf dan gejala klinis Secara fisiologis menurut Seddon dan Sunderland kerusakan saraf dapat di bagi kedalam tiga kelompok besar yaitu: 1. Neuropraksia Universitas Sumatera Utara Kerusakan saraf tanpa kehilangan kontinuitas akson. Dalam hal ini terdapat gangguan penghantaran impuls yang bersifat sementara. Prognosanya baik, karena perbaikan fungsi sensoris terjadi secara spontan, cepat dan sempurna. Perbaikan paling lambat berlangsung selama 4 minggu. Kerusakan saraf ini terjadi akibat gangguan pada selubung mielin sedangkan akson tidak rusak. Penyebabnya dapat berupa tekanan tumpul, peradangan disekeliling saraf atau jaringan granulasi. 2. Aksonotmesis Kerusakan saraf yang cukup berat, dimana terjadi kehilangan kontinuitas akson tetapi selubung endonerium tetap utuh. Sehingga diperlukan regenerasi akson dalam proses perbaikannya. Proses perbaikan biasanya berlangsung cukup lama dapat terjadi 2 sampai 6 bulan, tetapi fungsi sensoris dapat kembali secara sempurna. Keadaan ini dapat disebabkan oleh kompresi yang panjang atau adanya iskemi lokal yang mengganggu mielin dan akson. 3. Neurotmesis Kerusakan saraf yang parah dimana semua susunan dan struktur saraf terputus. Penyembuhan dapat berlangsung lama hingga 2 tahun, bahkan kehilangan sensasi biasanya bersifat menetap. Keadaan ini biasanya disebabkan trauma benda tajam. Proses perbaikan pada pembuluh saraf perifer mempunyai harapan besar untuk mengadakan regenerasi, bila kedua ujung saraf yang terpotong berdekatan dan tidak ada penghalang serta tidak terjadi infeksi. Secara klinis dan elektromiografi regenerasi spontan akson dan mielin tidak mungkin terjadi pada kerusakan neurotmesis. Sehingga diperlukan intervensi bedah untuk penyembuhannya. Proses degenerasi dan regenerasi saraf yang cedera merupakan aktifitas gabungan dari perineurium, endoneurium, akson, mielin serta proliferasi sel-sel schwan. Sel-sel schwan Universitas Sumatera Utara mempunyai peranan penting dalam proses multiplikasi dan migrasi yang dibantu oleh sel-sel fibroblas dari endoneurium sehingga terbentuk serat yang kuat untuk membentuk jembatan sebagai penghubung antar kedua ujung saraf yang terputus. Mekanisme terjadinya parestesia sebagai respon terhadap kerusakan saraf perifer dapat dijelaskan melalui proses Wallerian degeneration bahwa kerusakan anatomi saraf menyebabkan kelainan sensasi, sentuhan ringan saja dapat menimbulkan kelainan sensasi. Pada sistem saraf perifer, jika terjadi kerusakan maka ujung akson pada sisi distal akan mengalami degenerasi. Makrofag akan bermigrasi untuk melaksanakan fungsi fagositosis terhadap debris maupun benda-benda asing di daerah kerusakan. Sel-sel Schwan tidak berdegenerasi tetapi berproliferasi dan berubah membentuk sel yang solid menyerupai bentuk sel yang asli seperti sel-sel schwan pada akson bagian proksimal. Kemudian akson distal sebagai akson baru yang dibungkus oleh sel-sel Schwan, akan masuk dan bersatu dengan akson proksimal. Jika pembentukan berlangsung terus secara normal maka akan terbentuk akson baru yang akan menghubungkannya dengan sinaps. Dengan terbentuknya kembali selubung akson maka peristiwa penghanteran impuls akan kembali normal. Selama fase regenerasi didaerah kerusakan maka peristiwa penghantaran impuls tidak sebaik sebagaimana mestinya. Kelainan sensasi pada daerah penyembuhan jaringan yang teriritasi kronis oleh karena adanya kontak jaringan saraf baru dengan jaringan saraf semula disekitarnya, dapat menyebabkan penghentian penghantaran impuls saraf secara spontan selama fase regenerasi saraf. Jembatan saraf yang dihasilkan oleh fase regenerasi saraf biasanya tidak sama dalam hal bentuk dan ukuran semula sehingga sifat dan kemampuan jaringan saraf yang baru dalam penghantaran impuls jadi berubah. Disamping itu daya regenerasi dari pembuluh saraf Universitas Sumatera Utara tergantung atas sifat gen dan umur individu. Pada individu yang lebih tua respon badan sel biasanya lebih lambat dari yang lebih muda.

4. 1 Pencegahan