1 Defenisi 2 Etiologi ANESTESI BLOK PADA MANDIBULA

BAB 3 PARESTESI

3. 1 Defenisi

Parestesi didefenisikan sebagai suatu fenomena sensorik berupa kebas, rasa terbakar dari kulit tanpa adanya stimulus yang jelas dan salah satu manifestasi klinis adanya sensasi yang tidak normal, hal ini terjadi akibat adanya perubahan sensasi pada sistem saraf perifer, dapat bersifat sementara atau menetap. Parestesi disebabkan oleh cedera saraf yang dapat mengenai N alveolaris inferior, N lingualis, N bukalis, N milohioideus dan N mentalis. Cabang-cabang saraf tersebut mempunyai fungsi sensoris. Terkadang pasien merasakan kebas beku beberapa jam setelah pemberian anestesi lokal yang terjadi pada bagian-bagian wajah tertentu seperti bibir, gusi, ujung lidah atau dagu. Hal ini tidak menjadi masalah, namun ketika parestesia tetap ada selama beberapa hari, minggu atau bulan, akan menjadi masalah. Parestesi atau anestesi yang persisten merupakan komplikasi yang mengganggu dari pemberian anestesi lokal yang terkadang tidak dapat dicegah. Parestesi juga merupakan salah satu penyebab dari tuntutan malpraktek yang paling sering. 8, 13, 17

3. 2 Etiologi

3. 2. 1 Trauma pada saraf Penyebab timbulnya parestesi secara umum adalah karena trauma yang mengenai saraf. Trauma pada saraf manapun dapat mengakibatkan parestesi. Injeksi larutan anestesi lokal yang terkontaminasi alkohol atau larutan sterilisasi, menimbulkan edema dan peningkatan tekanan pada regio saraf, mengakibatkan parestesi. Selain itu faktor variasi letak dari molar tiga rahang Universitas Sumatera Utara bawah terhadap kanalis mandibula juga dapat menyebabkan parestesi. Bahan-bahan kontaminan, terutama alkohol, bersifat neurolitik dan dapat menghasilkan trauma jangka panjang terhadap saraf parestesi berlangsung selama beberapa bulan atau tahun. Trauma pada selubung saraf dapat dihasilkan oleh jarum sewaktu injeksi dilakukan. Pasien melaporkan sensasi kejutan listrik selama distribusi pada saraf yang terlibat. Meskipun sulit untuk benar-benar mencederai batang saraf atau bahkan serat-seratnya dengan jarum kecil yang digunakan dalam kedokteran gigi, trauma pada saraf yang dihasilkan oleh kontak dengan jarum adalah hal yang mungkin untuk mengakibatkan parestesi. Trauma seperti ini paling sering berhubungan dengan ekstraksi, terutama apabila N. alveolaris inferior sangat dekat oleh akar gigi posterior mandibula. 8, 17 Cedera saraf yang disebabkan karena ekstraksi molar tiga terpendam odontektomi bervariasi sekitar 0,2 sampai 22 untuk saraf lingual dan antara 0,4 sampai 7 untuk saraf alveolar inferior. Perbedaan ini dapat di karenakan oleh perbedaan prosedur dan teknik, cara melihat evaluasi klinik dan kriteria diagnosa, perbedaan pengalaman dalam pembedahan. Meskipun putusnya saraf relatif jarang tetapi tekanan mungkin terjadi selama pengeluaran gigi molar tiga yang impaksi, hal ini juga dapat menimbulkan saraf cedera. N lingualis paling sering cedera selama pencabutan molar tiga terpendam. Hal ini terjadi karena penyingkapan flep lingual, fraktur dataran lingual, atau penembusan bur melalui korteks lingual pada waktu memecah gigi. 8, 18 18, 19 Penyebab lain terjadinya parestesi dapat disebabkan perdarahan kedalam atau disekitar selubung saraf. Adanya perdarahan dapat meningkatkan tekanan pada saraf,sehingga menimbulkan parestesi. 8 Universitas Sumatera Utara Hal-hal lain dapat disebabkan karena: 1. Insisi yang luas sampai ke foramen mentalis dan vestibulum lingualis. 2. Pembuangan tulang dengan bur tanpa adanya irigasi menyebabkan sensasi panas berlebih oleh saraf yang dekat dengan tulang. 3. Akar gigi molar ketiga bawah yang menembus kanalis mandibularis. 4. Tekanan yang berlebihan pada jaringan lunak yang dijahit terlalu kencang. 3. 2. 2. Akibat perawatan ortodonti 17, 20 Hal ini terjadi pada kasus maloklusi klas III dimana akar distal molar dua kiri bawah letaknya dekat atau kontak degan kanalis mandibula. 3. 2. 3. Akibat perawatan saluran akar 21 Parestesia dapat disebabkan oleh perawatan saluran akar berupa bedah periapikal, over instrumen, iritasi dari obat-obatan saluran akar, pengisian bahan saluran akar yang berlebih. 3. 2. 4. Kerusakan sistem saraf pusat atau perifer 22 Hal ini disebabkan karena adanya gangguan atau kerusakan metabolisme seperti pada diabetes melitus, hipotiroid, kekurangan vitamin B12. 23 3. 3. Patofisiologi