STUDI TENTANG INDUSTRI RUMAH TANGGA KACANG SIHOBUK DI KECAMATAN TARUTUNG DAN SIPOHOLON.

(1)

STUDI TENTANG INDUSTRI RUMAH TANGGA KACANG

SIHOBUK DI KECAMATAN TARUTUNG DAN

KECAMATAN SIPOHOLON KABUPATEN

TAPANULI UTARA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh :

CHRISTIAN ALEKHIN NAPITUPULU

NIM. 3113131012

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

vi

ABSTRAK

Christian Alekhin Napitupulu. NIM: 3113131012. Studi Tentang Industri

Rumah Tangga Kacang Sihobuk Di Kecamatan Tarutung Dan Sipoholon. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor industri yang mempengaruhi keadaan industri rumah tangga kacang sihobuk di Kecamatan Tarutung dan Kecamatan Sipoholon dan pendapatan pengusaha kacang sihobuk.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2015 dengan populasi sebanyak 44 pengusaha kacang sihobuk di Kecamatan Tarutung dan Kecamatan Sipoholon yang sekaligus menjadi sampel penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah komunikasi langsung dengan pengusaha kacang sihobuk dengan pedoman wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan (1) Ada 3 faktor industri yang mempengaruhi keadaan industri rumah tangga kacang sihobuk di Kecamatan Tarutung dan Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara, yaitu : (a). Faktor modal yang menjadi kendala dalam mengembangkan atau memperbesar produksi usaha industri rumah tangga kacang sihobuk di Kecamatan Tarutung dan Kecamatan sipoholon sebesar (70,45%) (b). Faktor ketidakstabilan harga dan kurangnya bahan baku merupakan kendala dalam mengembangkan usaha industri rumah tangga kacang sihobuk di Kecamatan Tarutung dan Kecamatan sipoholon sebesar 45,45%. (c). Faktor pemasaran adalah kendala dalam mengembangkan usaha industri rumah tangga kacang sihobuk di Kecamatan Tarutung dan Kecamatan sipoholon diakibatkan percetakan label secara illegal, sehingga banyak yang memasarkan kacang sihobuk yang bukan berasal dari daerah Kecamatan Tarutung dan Sipoholon. (2) Pendapatan pengusaha industri rumah tangga kacang sihobuk di Kecamatan Tarutung dan Kecamatan Sipoholon sudah dikatakan bagus dimana pendapatan terendah pengusaha kacang sihobuk Rp.581.500,- dan pendapatan pengusaha tertinggi Rp.15.860.000,- , pendapatan dirata-ratakan setiap bulannya Rp 5.221.614,- dan pendapatan rata-rata berada di atas UMK Kabupaten Tapanuli Utara Rp.1.653.000,- .


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: Studi Tentang Industri Rumah Tangga di Kecamatan Tarutung dan Sipoholon. Adapun tujuan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Universitas Negeri Medan.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mengalami hambatan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom M.Pd, selaku Rektor UNIMED beserta stafnya.

2. Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial. 3. Drs. Ali Nurman, M.Si selaku ketua Jurusan Pendidikan Geografi. 4. Dra. Asnidar, M.Pd selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi.

5. Dra. Tumiar Sidauruk, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing selama perkuliahan.

6. Drs. Mbina Pinem, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu serta membimbing dalam menyesaikan skiripsi ini.

7. Dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah memberikan ilmu yang berharga selama penulis menjadi mahasiswa.

8. Kepala Dinas Bappeda Kabupaten Tapanuli Utara


(7)

iv

10.Teristimewa penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua, buat Ayahanda tercinta P.Napitupulu dan Ibunda tersayang R.Br.Lumban Tobing atas keringat, doa, kasih sayang, dukungan semangat serta materi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.

11.Kepada Abangda Bona Purba, Alvito Lumban Tobing, Gunawan Purba yang memberikan semangat kepada penulis dari awal penulisan hingga akhir untuk menyelesaikan skripsi ini.

12.Seluruh teman-teman team Taputra dan Hipsi Erwin Panggabean, Ray Sihombing, Wilfran Sinaga, Rico Aritonang, Zekky Aritonang, Roni Sihombing, Yan Hutapea, Santi manalu, Kriston Hutagalung, Terri Siregar, Joy Nainggolan, Rani Simanungkalit, dan Desi Situmeang yang selalu memberikan semangat agar menyelesaikan skripsi tepat waktu. 13.Seluruh teman-teman seperjuangan angkatan 2011 Jurusan Pendidikan

Geografi Lasriana Sinurat, Meri Sihombing, Yogi Martua, Friend Saragih, , Brian Simbolon yang turut membantu dalam menyelasaikan skripsi.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi bermanfaat bagi pembaca khususnya Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Medan, Maret 2016 Penulis

Christian Alekhin Napitupulu NIM: 3113131012


(8)

vii

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN v

ABSTRAK vi

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi Masalah 4

C. Pembatasan Masalah 4

D. Perumusan Masalah 5

E. Tujuan Penelitian 5

F. Manfaat Penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori 6

B. Penelitian Relevan 20

C. Kerangka Berpikir 24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian 26

B. Populasi dan Sampel 26

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional 26

D. Teknik Pengumpulan Data 28

E. Teknik Analisis Data 29

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

A. Kondisi Fisik 30


(9)

viii

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 46

B. Pembahasan 64

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 69

B. Saran 70

DAFTAR PUSTAKA 72


(10)

ix

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

1. Penggunaan Lahan di Kecamatan Tarutung ... 33

2. Penggunaan Lahan di Kecamatan Sipoholon ... 33

3. Komposisi Penduduk Menurut Umur Kecamatan Tarutung ... 37

4. Komposisi Penduduk Menurut Umur Kecamatan Sipoholon ... 38

5. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Kecamatan Tarutung... 39

6. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Kecamatan Sipoholon ... 39

7. Jumlah Sekolah, Guru, Dan Murid Kecamatan Tarutung ... 40

8. Jumlah Sekolah, Guru, Dan Murid Kecamatan Sipoholon ... 41

9. Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Tarutung Dan Kecamatan Sipoholon ... 42

10. Fasilitas Rumah Ibadah di Kecamatan Tarutung ... 43

11. Fasilitas Rumah Ibadah di Kecamatan Sipoholon ... 43

12. Jenis Kontruksi Permukaan Jalan di Kecamatan Tarutung dan Sipoholon ... 44

13. Distribusi Responden Menurut Umur Dan Jenis Kelamin ... 46

14. Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 47

15. Sumber Modal Awal Responden ... 49

16. Total Modal Rata-rata Perbulan ... 49

17. Biaya Pengeluaran Pengusaha Kacang Sihobuk Terendah Sekali Produksi ... 50

18. Sistem Pembayaran Bahan Baku ... 54

19. Jumlah Tenaga Kerja... 55

20. Asal Tenaga Kerja ... 56

21. Daerah Pemasaran Kacang Sihobuk ... 58

22. Cara Pemasaran Pengusaha Kacang Sihobuk ... 59

23. Pendapatan Pengusaha Kacang Sihobuk Perbulan ... 60


(11)

x

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

1. Skema Kerangka Berpikir 25


(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Hal

1. Lembar Wawancara 74

2. Data Responden Hasil Wawancara...78 3. Dokumentasi ...81


(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan adalah tercapainya keseimbangan antara pertanian dan industri serta perubahan-perubahan fundamental dalam stuktur ekonomi Indonesia sehingga produksi nasional yang berasal dari luar pertanian merupakan bagian yang semakin besar dan industri menjadi tulang punggung ekonomi. Industri salah satu bidang usaha yang berkembang dan konsisten dalam pembangunan perekonomian nasional yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Oleh karena itu perlu di kembangkan secara menyeluruh dengan meningkatkan peran serta masyarakat secara aktif. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Perindustrian (Undang-Undang Nomor 5 Th. 1984) bahwa untuk mencapai sasaran pembangunan di bidang ekonomi dalam pembangunan nasional, industri memegang peranan yang menentukan dan oleh karenanya perlu lebih dikembangkan secara seimbang dan terpadu dengan meningkatkan peran serta masyarakat secara aktif serta mendayagunakan secara optimal seluruh sumber daya alam, manusia, dan dana yang tersedia.

Salah satu alasan utama yang melandasi pentingnya berbagai usaha pengembangan Industri rumah tangga adalah potensi alamiahnya yang besar dalam memberi penyelesaian masalah kesempatan kerja. Di Indonesia, tampaknya wawasan ini tetap dapat di terima sebagai suatu dasar pemikiran yang memang menampakkan relevansinya dengan masalah kependudukan dan


(14)

2

ketenagakerjaan yang rawan dan kronis. Seperti situasi sektor industri Indonesia pada paruh pertama tahun 80-an menampakkan sifat yang sangat relatif sangat rentan terhadap gejolak umum perekonomian, baik yang berasal dari dalam ataupun luar negeri (Saleh, 1986).

Pengembangan Industri rumah tangga, industri kecil dan menengah perlu di berikan kemudahan dalam permodalan, perizinan maupun pemasaran serta maningkatkan keterkaitan dengan industri yang berskala besar dan saling menguntungkan. Industri rumah tangga di harapkan akan membuka lapangan kerja sehingga dapat mengatasi masalah pengangguran dan pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan keluarga tentunya mendorong pertumbuhan ekonomi daerah (Ervira, 2013).

Pada saat ini banyak kita temukan industri baik itu industri kecil maupun industri rumah tangga sepertinya tidak berkembang bahkan tidak sedikit yang menutup industrinya dikarenakan tidak sanggup lagi bersaing. Keadaan ini terjadi di berbagai Kabupaten seperti di Kabupaten Serdang Bedagai, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara. Khususnya di Kabupaten Tapanuli Utara jika Dilihat dari Sumber Daya Alam (SDA) Kabupaten Tapanuli Utara adalah daerah pertanian, kacang tanah cukup memungkinkan untuk tumbuh dengan baik. Seharusnya industri rumah tangga kacang sihobuk dikembangkan dan dibina menjadi usaha yang efisien dan mampu berkembang mandiri, meningkatkan pendapatan masyarakat dan membuka lapangan kerja dengan baik.

Kabupaten Tapanuli Utara terdapat dua Kecamatan yang menjadi Industri rumah tangga pembuatan Kacang Sihobuk yaitu Kecamatan Tarutung


(15)

3

dengan luas 107,68 yang terdiri dari 7 kelurahan dan 24 desa dan

Kecamatan Sipoholon dengan luas wilayah 189,20 . Terdapat 44

pengusaha kacang sihobuk dari kedua Kecamatan ini. Usaha pembuatan kacang sihobuk ini sudah ada sejak tahun 1970-an dan sampai sekarang masih terus diusahakan oleh masyarakat setempat walaupun jumlah pengusaha dan tingkat produksinya sudah menurun.

Kenyataannya Industri rumah tangga kacang sihobuk di Kabupaten Tapanuli Utara tepatnya di Kecamatan Tarutung dan Sipoholon masih mengalami masalah antara lain: (1) kesulitan dalam bidang permodalan, kesulitan ini di sebabkan oleh tidak adanya kepercayaan perbankan, dan tidak adanya sumber modal lainnya yang mendukung. (2) kesulitan bahan baku, kesulitan ini disebabkan oleh ketersediaan bahan baku yang kurang stabil, kenaikan harga yang tinggi. (3) pemasaran, kesulitan ini disebabkan oleh permintaan tidak stabil, tidak mampu bersaing dalam harga, dan pelayanan, serta keterbatasan akses pasar karena kurangnya informasi mengenai perubahan dan peluang pasar (BPS 1998).

Upaya yang dilakukan pemerintah setempat dalam mengatasi kesulitan industri adalah: (1) Memberi pelatihan sistem manajemen pemasaran kepada pengusaha kacang sihobuk dan memberi kesempatan kepada pengusaha untuk mempromosikan keripik pisang pada setiap pemeran-pameran industri kecil atau industri rumah tangga dan pameran kebudayaan. (2) Membuat program kepada petani kacang agar membudidayakan kacang dengan membuat koperasi-koperasi penampung hasil petani kacang. (3) Membuat koperasi simpan pinjam yang beranggotakan pengusaha kacang sihobuk. (4) Membuat


(16)

4

lokasi (lapak) penjualan yang tertata rapi dengan penyewaan yang murah. (BPS, 1998).

Berdasarkan potensi sumber daya alam lokal yang dimiliki, peran industri kacang sihobuk sangat membantu pendapatan keluarga, apalagi sebagian besar masyarakat Tarutung dan Sipoholon adalah petani, akan tetapi dari kendala yang dihadapi akan mempengaruhi jumlah produksi kacang sihobuk. Ini tidak terlepas dari faktor-faktor industri antara lain: modal, bahan baku, tenaga kerja, dan pemasaran. Oleh sebab itu perlu diketahui bagaimana keadaan industri rumah tangga kacang sihobuk di Kecamatan Tarutung dan Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar belakang masalah tersebut di dalam penelitian ini adalah keadaan industri rumah tangga kacang sihobuk di Kecamatan Tarutung dan Sipoholon didukung oleh adanya pemanfaatan faktor-faktor industri seperti modal, bahan baku, tenaga kerja dan pemasaran; pendapatan pengusaha Industri rumah tangga kacang sihobuk di Kecamatan Tarutung dan Sipoholon.

C. Pembatas Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor industri yaitu: modal, bahan baku, tenaga kerja, dan pemasaran serta pendapatan pengusaha kacang sihobuk di Kecamatan Tarutung dan Sipoholon.


(17)

5

D. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini yang menjadi permasalahn pokok yang ingin diteliti di fokuskan pada:

1. Bagaimana keadaaan Industri rumah tangga kacang sihobuk di Kecamatan

Tarutung dan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara dilihat dari faktor modal, bahan baku, penyerapan tenaga kerja, dan pemasaran?

2. Bagaimana pendapatan pengusaha kacang sihobuk di Kecamatan Tarutung

dan, Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara?

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini untuk mengetahui:

1. Keadaan Industri rumah tanggakacang sihobuk di Kecamatan Tarutung dan Sipoholon dilihat dari aspek modal, bahan baku, tenaga kerja, dan pemasaran.

2. Pendapatan pengusaha kacang sihobuk di Kecamatan Tarutung dan

Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara.

F. Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai sumbangan informasi bagi pemerintah setempat tentang keadaan Industri rumah tangga kacang sihobuk serta pendapatan di Kecamatan Tarutung dan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara.

2. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain dalam maneliti masalah yang sama.


(18)

69

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diutarakan pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor dominan yang mempengaruhi keadaan industri rumah tangga

kacang sihobuk di Kecamatan Tarutung dan Kecamatan Sipoholon. (a) Faktor modal, dalam mengembangkan atau memperbesar hasil produksi usaha industri rumah tangga kacang sihobuk, terdapat 70,45% pengusaha yang mengeluh mengenai keterbatasan modal. Modal rata-rata produksi perbulan Rp.9.411.000,-. Pengusaha berharap pemerintah memberikan perhatikan serius sehingga jumlah modal yang dimiliki oleh pengusaha dapat bertambah dan akan mempermudah untuk memajukan industri rumah tangga kacang sihobuk. (b) Faktor bahan baku, Bahan baku sangat berpengaruh dalam menjalankan industri rumah tangga kacang sihobuk. 45,45% pengusaha yang mengeluh mengenai ketersediaan bahan baku dan juga ketidakstabilan harga bahan baku. Hal ini mengakibat jumlah produksi yang tidak konsisten dan pendapatan pengusaha naik turun. Maka pengusaha membutuhkan ketersediaan bahan baku yang mencukupi bagi seluruh pengusaha kacang sihobuk sehingga tidak terjadi perubahan harga. (c) Faktor pemasaran, sistem cara pemasaran yang digunakan pengusaha adalah pemasaran langsung. Hal ini disebabkan pengusaha kacang sihobuk


(19)

70

menganggap bahwa dengan melalui cara pemasaran langsung akan meningkatkan pendapatan karena dengan memajang kacang sihobuk akan menarik perhatian konsumen. Pemasaran kacang sihobuk memang sudah terbilang baik namun telah mengalami penurunan, ini diakibatkan percetakan label secara illegal, sehingga banyak yang memasarkan kacang sihobuk yang bukan berasal dari daerah Kecamatan Tarutung dan Sipoholon.

2. Pendapatan pengusaha industri rumah tangga kacang sihobuk berada diatas UMK Tapanuli Utara Rp.1.653.000,-. Dimana Pendapatan dirata-ratakan setiap bulannya Rp.5.221.614,-. Pendapatan pengusaha terendah pengusaha kacang sihobuk Rp.581.500,- dan pendapatan pengusaha tertinggi Rp.15.860.000,- namun disamping itu ada juga tingkat pemasaran menurun yang mengakibatkan pendapatan menurun.

B. Saran

Berdasarkan hasil dari kesimpulan,maka ada beberapa hal yang perlu disampaikan penulis yaitu sebagai berikut :

1. Dari beberapa faktor-faktor industri yang mempengaruhi untuk

mengembangkan industri rumah tangga kacang sihobuk diharapkan pemerintah berperan aktif dalam membantu para pengusaha melalui koperasi atau tempat peminjaman baik itu berupa uang, dan peralatan sehingga perkembangan industri rumah tangga kacang sihobuk akan lebih mudah.


(20)

71

2. Disarankan kepada setiap pengusaha industri rumah tangga kacang

sihobuk agar memanfaatkan internet sebagai sarana pemasaran, karena dengan melalui internet masyarakat di luar Kabupaten Tapanuli Utara akan lebih mudah untuk memesan kacang sihobuk dan mengetahui perkembangan industri kacang sihobuk. Hal ini akan membuka peluang untuk mendapatkan konsumen lebih banyak.

3. Perlu dilakukan penelitian lanjut guna dijadikan masukan yang konstruktif terhadap perkembangan industri rumah tangga kacang sihobuk.


(21)

72

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 1982. Ekonomi Ketiga dan Teori Pembangunan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Azharysaleh, Irsan. 1986. Industri Kecil. Jakarta : LP3ES. BPS Kabupaten Tapanuli Utara

Dawam, R.M. 1986. Tranformasi pertanian, industralisasi dan kesempatan kerja. Pustaka kerja. Jakarta : UI-Press : Jakarta.

Ginting Ozi S. (2012). Analisis faktor-faktor industri kecil di desa Sidodadi Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deliserdang. skripsi : Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Kasmir. 2007. Kewirausahaan. Edisi satu dan kedua. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Kotler, Philip. 1986. Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT. Erlangga.

Manik Marlina. (2013). Studi tentang industri rumah tangga tikar purun di desa Arapayung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Deliserdang. skripsi : Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Megawati. (2011). Studi tentang industri kecil ikan asin di Kelurahan Belawan Bahari Kecamatan Medan Belawan. skripsi : Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Prawiro. 1983. Angkatan Kerja dan Kesempatan Kerja. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Prayitno, Hadi. 1987. Pembangunan ekonomi pedesaan. Yogyakarta : PT. Bina Aksara.

Rustam. 1987. Ekonomi Transportasi. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Sajogyo. 1996. Memahami dan menanggulangi kamiskinan di Indonesia. Jakarta : Alumni


(22)

73

Simanjuntak, Yohana. 2011. Analisis faktor-faktor industri kecil Mebel di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai. skripsi : Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan..

Sinaga, Ervira. (2013). Pengaruh perkembangan industri kecil Pandai besi terhadap perekonomian masyarakat desa Sitampurung Kecamatan Siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara. skripsi : Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan..

Sumardi, Murti. 2004. Pengantar Ekonomi Bisnis. Yogyakarta : Kanisius.

Triswanto. 2006. Merencanakan dan Mengelolah Usaha. Yogyakarta : Media Abadi.

William. 1990. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Bina Aksara.

http://usahamodalkecil31.blogspot.com/2012/08/kendala-usaha-kecil-menengah-dan-solusi.html ( Diakses 25 februari 2015 pukul 15:10 WIB )

http://www.bimbie.com/kewirausahaan.htm ( Diakses 25 februari 2015 pukul 14: 30 WIB )

https://martunassinaga.wordpress.com/tag/proses-pembuatan-kacang-sihobuk/ ( Diakses 25 februari 2015 pukul 13: 40 WIB )

http://www.taputkab.go.id/page.php?wtmd_id=17#78 (Diakses 25 februari 2015 pukul 13: 40 WIB)


(1)

D. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini yang menjadi permasalahn pokok yang ingin diteliti di fokuskan pada:

1. Bagaimana keadaaan Industri rumah tangga kacang sihobuk di Kecamatan

Tarutung dan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara dilihat dari faktor modal, bahan baku, penyerapan tenaga kerja, dan pemasaran?

2. Bagaimana pendapatan pengusaha kacang sihobuk di Kecamatan Tarutung

dan, Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara?

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini untuk mengetahui:

1. Keadaan Industri rumah tanggakacang sihobuk di Kecamatan Tarutung dan Sipoholon dilihat dari aspek modal, bahan baku, tenaga kerja, dan pemasaran.

2. Pendapatan pengusaha kacang sihobuk di Kecamatan Tarutung dan

Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara.

F. Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai sumbangan informasi bagi pemerintah setempat tentang keadaan Industri rumah tangga kacang sihobuk serta pendapatan di Kecamatan Tarutung dan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara.


(2)

69 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diutarakan pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor dominan yang mempengaruhi keadaan industri rumah tangga

kacang sihobuk di Kecamatan Tarutung dan Kecamatan Sipoholon. (a) Faktor modal, dalam mengembangkan atau memperbesar hasil produksi usaha industri rumah tangga kacang sihobuk, terdapat 70,45% pengusaha yang mengeluh mengenai keterbatasan modal. Modal rata-rata produksi perbulan Rp.9.411.000,-. Pengusaha berharap pemerintah memberikan perhatikan serius sehingga jumlah modal yang dimiliki oleh pengusaha dapat bertambah dan akan mempermudah untuk memajukan industri rumah tangga kacang sihobuk. (b) Faktor bahan baku, Bahan baku sangat berpengaruh dalam menjalankan industri rumah tangga kacang sihobuk. 45,45% pengusaha yang mengeluh mengenai ketersediaan bahan baku dan juga ketidakstabilan harga bahan baku. Hal ini mengakibat jumlah produksi yang tidak konsisten dan pendapatan pengusaha naik turun. Maka pengusaha membutuhkan ketersediaan bahan baku yang mencukupi bagi seluruh pengusaha kacang sihobuk sehingga tidak terjadi perubahan harga. (c) Faktor pemasaran, sistem cara pemasaran yang digunakan pengusaha adalah pemasaran langsung. Hal ini disebabkan pengusaha kacang sihobuk


(3)

menganggap bahwa dengan melalui cara pemasaran langsung akan meningkatkan pendapatan karena dengan memajang kacang sihobuk akan menarik perhatian konsumen. Pemasaran kacang sihobuk memang sudah terbilang baik namun telah mengalami penurunan, ini diakibatkan percetakan label secara illegal, sehingga banyak yang memasarkan kacang sihobuk yang bukan berasal dari daerah Kecamatan Tarutung dan Sipoholon.

2. Pendapatan pengusaha industri rumah tangga kacang sihobuk berada diatas UMK Tapanuli Utara Rp.1.653.000,-. Dimana Pendapatan dirata-ratakan setiap bulannya Rp.5.221.614,-. Pendapatan pengusaha terendah pengusaha kacang sihobuk Rp.581.500,- dan pendapatan pengusaha tertinggi Rp.15.860.000,- namun disamping itu ada juga tingkat pemasaran menurun yang mengakibatkan pendapatan menurun.

B. Saran

Berdasarkan hasil dari kesimpulan,maka ada beberapa hal yang perlu disampaikan penulis yaitu sebagai berikut :

1. Dari beberapa faktor-faktor industri yang mempengaruhi untuk

mengembangkan industri rumah tangga kacang sihobuk diharapkan pemerintah berperan aktif dalam membantu para pengusaha melalui koperasi atau tempat peminjaman baik itu berupa uang, dan peralatan sehingga perkembangan industri rumah tangga kacang sihobuk akan lebih mudah.


(4)

71

2. Disarankan kepada setiap pengusaha industri rumah tangga kacang

sihobuk agar memanfaatkan internet sebagai sarana pemasaran, karena dengan melalui internet masyarakat di luar Kabupaten Tapanuli Utara akan lebih mudah untuk memesan kacang sihobuk dan mengetahui perkembangan industri kacang sihobuk. Hal ini akan membuka peluang untuk mendapatkan konsumen lebih banyak.

3. Perlu dilakukan penelitian lanjut guna dijadikan masukan yang konstruktif terhadap perkembangan industri rumah tangga kacang sihobuk.


(5)

Abdullah. 1982. Ekonomi Ketiga dan Teori Pembangunan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Azharysaleh, Irsan. 1986. Industri Kecil. Jakarta : LP3ES. BPS Kabupaten Tapanuli Utara

Dawam, R.M. 1986. Tranformasi pertanian, industralisasi dan kesempatan kerja. Pustaka kerja. Jakarta : UI-Press : Jakarta.

Ginting Ozi S. (2012). Analisis faktor-faktor industri kecil di desa Sidodadi Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deliserdang. skripsi : Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Kasmir. 2007. Kewirausahaan. Edisi satu dan kedua. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Kotler, Philip. 1986. Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT. Erlangga.

Manik Marlina. (2013). Studi tentang industri rumah tangga tikar purun di desa Arapayung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Deliserdang. skripsi : Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Megawati. (2011). Studi tentang industri kecil ikan asin di Kelurahan Belawan Bahari Kecamatan Medan Belawan. skripsi : Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Prawiro. 1983. Angkatan Kerja dan Kesempatan Kerja. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Prayitno, Hadi. 1987. Pembangunan ekonomi pedesaan. Yogyakarta : PT. Bina Aksara.

Rustam. 1987. Ekonomi Transportasi. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Sajogyo. 1996. Memahami dan menanggulangi kamiskinan di Indonesia. Jakarta : Alumni


(6)

73

Simanjuntak, Yohana. 2011. Analisis faktor-faktor industri kecil Mebel di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai. skripsi : Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan..

Sinaga, Ervira. (2013). Pengaruh perkembangan industri kecil Pandai besi terhadap perekonomian masyarakat desa Sitampurung Kecamatan Siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara. skripsi : Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan..

Sumardi, Murti. 2004. Pengantar Ekonomi Bisnis. Yogyakarta : Kanisius.

Triswanto. 2006. Merencanakan dan Mengelolah Usaha. Yogyakarta : Media Abadi.

William. 1990. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Bina Aksara.

http://usahamodalkecil31.blogspot.com/2012/08/kendala-usaha-kecil-menengah-dan-solusi.html ( Diakses 25 februari 2015 pukul 15:10 WIB )

http://www.bimbie.com/kewirausahaan.htm ( Diakses 25 februari 2015 pukul 14: 30 WIB )

https://martunassinaga.wordpress.com/tag/proses-pembuatan-kacang-sihobuk/ ( Diakses 25 februari 2015 pukul 13: 40 WIB )

http://www.taputkab.go.id/page.php?wtmd_id=17#78 (Diakses 25 februari 2015 pukul 13: 40 WIB)


Dokumen yang terkait

Analisis Peranan Sektor Industri Kecil Kacang Sihobuk Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Di Kecamatan Sipoholon Tapanuli Utara

9 102 86

Pengaruh Brand Equity Kacang Sihobuk Tarutung Terhadap Loyalitas Pembelian (Studi Pada UD. Martabe Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara)

1 4 113

PENANAMAN KARAKTER KERJA KERAS DAN MANDIRI PADA KARYAWAN INDUSTRI RUMAH TANGGA Penanaman Karakter Kerja Keras Dan Mandiri Pada Karyawan Industri Rumah Tangga(Studi Kasus pada Industri Rumah Tangga Produksi Kacang Mete di Desa Tanjungsari, Kecamatan Jati

0 5 20

EKSISTENSI HOME INDUSTRI KACANG SIHOBUK TERHADAP PENINGKATAN EKONOMI PETANI DAN PENGUSAHA KACANG SIHOBUK DI KECAMATAN SIPOHOLON KABUPATEN TAPANULI UTARA PADA TAHUN 1990-2013.

3 29 24

Pengaruh Brand Equity Kacang Sihobuk Tarutung Terhadap Loyalitas Pembelian (Studi Pada UD. Martabe Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara)

0 0 13

Pengaruh Brand Equity Kacang Sihobuk Tarutung Terhadap Loyalitas Pembelian (Studi Pada UD. Martabe Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara)

0 0 2

Pengaruh Brand Equity Kacang Sihobuk Tarutung Terhadap Loyalitas Pembelian (Studi Pada UD. Martabe Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara)

0 0 5

Pengaruh Brand Equity Kacang Sihobuk Tarutung Terhadap Loyalitas Pembelian (Studi Pada UD. Martabe Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara)

1 3 21

Pengaruh Brand Equity Kacang Sihobuk Tarutung Terhadap Loyalitas Pembelian (Studi Pada UD. Martabe Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara)

0 0 2

Pengaruh Brand Equity Kacang Sihobuk Tarutung Terhadap Loyalitas Pembelian (Studi Pada UD. Martabe Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara)

0 0 23