PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KECERDASAN INTELEKTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR STRUKTUR DAN FUNGSI SEL SISWA SMA PAB 8 SAENTIS.
ABSTRAK
DIAN MULRIANI. NIM. 8136122011.Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif dan Kecerdasan Intelektual Terhadap Hasil Belajar Struktur dan
Fungsi Sel Siswa SMA PAB 8 Saentis. Tesis. Program Pascasarjana Universitas
Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan hasil belajar struktur dan
fungsi sel siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif dengan
pendekatan STAD dan model pembelajaran jigsaw pada siswa kelas XI SMA
PAB 8 Saentis; (2) perbedaan hasil belajar struktur dan fungsi sel kelompok siswa
yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi dan kelompok siswa yang memiliki
kecerdasan intelektual rendah pada siswa kelas XI SMA PAB 8 Saentis; dan (3)
interaksi model pembelajaran dengan kecerdasan intelektual terhadap hasil belajar
struktur dan fungsi sel pada siswa kelas XI SMA PAB 8 Saentis. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa di SMA PAB 8 Saentis yang berjumlah 4
kelas. Sampel dalam penelitian ini ditentukan secara acak dengan teknik cluster
sampling, dengan mengambil 2 kelas dengan jumlah tiap kelas 30 anak. Metode
penelitian menggunakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar biologi dan
tes kemampuan awal. Analisis data yang digunakan adalah ANAVA Faktorial 2 ×
2. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh: (1) terdapat perbedaan hasil belajar
struktur dan fungsi sel siswa kelas model pembelajaran kooperatif dengan
pendekatan STAD denganhasil belajar struktur dan fungsi selsiswa kelas model
pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Jigsaw dengan Fhitung> Ftabel
(4,357>4,02); (2) terdapat perbedaan hasil belajar struktur dan fungsi sel siswa
yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi dengan hasil belajar struktur dan
fungsi sel siswa yang memiliki kecerdasan intelektual rendah dengan Fhitung> Ftabel
(14,851>4,02); dan (3) ada interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan
awal terhadap hasil belajar struktur dan fungsi sel dengan Fhitung> Ftabel
(8,885>4,02) .Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan memberikan informasi
bagi guru dan sekolah untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif
dengan pendekatan STAD dalam meningkatkan hasil belajar struktur dan fungsi
sel siswa. Selain itu perlu ditingkatkan kecerdasan intelektual siswa dalam
pembelajaran di kelas.
i
ABSTRACT
DIAN MULRIANI. NIM. 8136122011. The Effect of Learning Model and
intellectual intelligence of learning outcomes structure and cell function of students
at SMA PAB 8 Saentis. Thesis. Educational Technology Study Program. Post
Graduate. The state University of Medan
This research aims to find out: (1) the differences of learning outcomes structure
and cell function of students taught by cooperative learning model with STAD
learning model approach and jigsaw learning model in class XI SMA PAB 8
Saentis; (2) the differences of learning outcomes structure and cell function of the
group of students who have high intellectual intelligence and the group of students
who have less intelligence in class XI SMA PAB 8 Saentis; and (3) interaction
with intellectual intelligence learning model for learning outcomes structure and
cell function in class XI SMA PAB 8 Saentis.
The population in this research was yhe whole students of XI class in SMA PAB
8 Saentis that devided into 4 classes. Samples in this research were randomly
assigned by cluster sampling, consist of 2 classes with 30 students in each class.
The research method was used quasi experiment. The instrument was used test
result of learning structure and cell function and initial capability test. Analysis of
the data obtained factorial ANAVA design of 2 x 2. Based onthe result of the
research is obtained (1) there are differences in learning outcomes structure and
cell function of students of class cooperative learning model with Jigsaw approach
as indicated by the value of Fcount> Ftabel (4.357>4.02); (2) there are differences in
learning structure and cell function has intellectual intelligence (IQ) with
learning outcomes structure and cell function that have high intellectual
intellectual intelligence (IQ) with learning outcomes structure and cell function
that have less intelligence by the value of Fcount> Ftabel (14.851>4.02); And (3)
there are interaction between learning model and initial capability of learning
outcomes structure and cell function by the value Fcount> Ftabel(8.885>4.02). The
result of research is getting information to the teacher and school to used
cooperative learning model by STAD approach. to improve learning outcomes
structure and cell function. But needed the intelligence (IQ) for students in the
classroom.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “Pengaruh
Model Pembelajaran dan Kecerdasan Intelektual Terhadap Hasil Belajar Struktur dan
Fungsi Sel Siswa SMA PAB 8 Saentis” sebagai salah satu persyaratan untuk
mendapatkan gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Program Studi Teknologi
Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan. Tak lupa shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurah kepada Uswah Hasanah kita Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga, sahabat dan seluruh umatnya yang selalu memegang sunahsunahnya hingga hari akhir. Aamiin.
Dalam menyelesaikan tesis ini penulis banyak menerima dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu tidak berlebihan rasanya jika pada
kesempatan ini penulis mengungkapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu demi
penyelesaian tesis ini.
Pada kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis sampaikan rasa hormat
dan terima kasih kepada yang terhormat Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku
dosen pembimbing I, dan kepada Bapak Dr. Hamonangan Tambunan, M.Pd selaku
dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan bimbingan,
iii
saran
dan arahan serta motivasi yang begitu berarti kepada penulis selama
penyusunan tesis ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya juga kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan
dan Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Pasca Sarjana
Universitas Negeri Medan, yang telah memberikan kesempatan dan bantuan
untuk kelancaran studi selama mengikuti perkuliahan di program pasca sarjana
Universitas Negeri Medan
2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku Ketua Program Studi Teknologi
Pendidikan dan Bapak Dr. Mursyid, M.Pd selaku Sekretaris serta Seluruh Dosen
Pengajar Prodi Teknologi Pendidikan, yang telah memberikan ilmu pengetahuan
yang bermanfaat kepada penulis selama mengikuti perkuliahan baik didalam kelas
maupun di luar kelas.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian,
M.Pd dan
Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd selaku nara sumber yang telah
memberikan masukan, kritik dan saran pada penyusunan tesis ini.
4. Bapak Prof Dr. Rer.nat Binari Manurung, M.Pd, Bapak Azhar Azis, M.Psi selaku
validator instrument yang telah meluangkan waktu memberikan masukan, kritik
dan saran pada penyusunan instrumen pembelajaran yang digunakan penulis pada
penelitian tesis ini.
iv
5. Bapak Drs. Adi Wiharto, SE. MM selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan
izin dan membantu penulis untuk melaksanakan penelitian pada SMA PAB 8
SAENTIS.
6. Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih yang tiada tara kepada kedua
Orangtua tersayang, Mulona Tarihoran, ANT III (ayah) dan Hj. Nurianna
Pasaribu (ibu), Dody Pratama ANT II (abang), Yulidar Sitorus, AMKeb (kakak
ipar), Astria Tarihoran, S. Farm, Astari Tarihoran, S.Farm (adik) yang senantiasa
mendo’akan dan memberikan dorongan tanpa henti serta motivasi kepada penulis.
Sahabat seperjuangan The Princess (Siti Hasanah Simanungkalit, S.Pd,
Nurhasanah Hasibuan, S.Pd, Evi Andriani Lubis, S.Pd, Winda Irmayani, S.Pd dan
Ayu Noviani, S.Pd) serta yang terkasih Hanafi Hasibuan, M.Pd yang senantiasa
memberikan kebahagiaan dengan penuh keceriaan yang memotivasi penulis untuk
selalu semangat dalam menyelesaian studi dan penyusunan tesis ini.
7. Rekan-rekan mahasiswa satu angkatan 2013 yang sudah banyak memberikan
bantuan dan yang terspecial kelas TP B-1 yang telah bersama-sama berbagi suka
dan duka selama perkuliahan, jalinan kasih sayang dan kekompakan yang
dibangun dikelas menjadi motivasi tersendiri bagi penulis.
Akhirnya kepada semua pihak yang tidak dapat dituliskan namanya satu
persatu disini, penulis ucapkan terima kasih atas segala bantuannya. Semoga Allah
membalas segala bentuk kebaikan dengan berlipat ganda. Penulis berharap penulisan
proposal tesis ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan untuk menambah khasanah
v
ilmu pengetahuan dalam pengajaran dikelas khususnya untuk SMA PAB 8
SAENTIS.
Medan,
Februari 2016
Penulis
Dian Mulriani
vi
DAFTAR ISI
Hal.
ABSTRAK .....................................................................................................
ABSTRACT...................................................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
DAFTAR TABEL..........................................................................................
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................
i
ii
iii
vii
ix
x
xi
BAB I.
PENDAHULUAN .........................................................................
A. Latar Belakang Masalah .........................................................
B. Identifikasi Masalah ...............................................................
C. Pembatasan Masalah ..............................................................
D. Rumusan Masalah ..................................................................
E. Tujuan Penelitian....................................................................
F. Manfaat Penelitian..................................................................
1
1
10
11
12
12
13
BAB II. KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN YANG RELEVAN,
KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS .....
A. Kajian Teoritis ........................................................................
1. Hakikat Hasil Belajar Biologi............................................
2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif ..........................
3. Hakikat Kecerdasan Intelektual .........................................
B. Penelitian yang Relevan .........................................................
C. Kerangka Berpikir ..................................................................
D. Pengajuan Hipotesis ...............................................................
14
14
14
26
46
50
51
57
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................
B. Populasi dan Sampel...............................................................
C. Metode dan Rancangan Penelitian .........................................
D. Pengontrolan Perlakuan..........................................................
E. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ........................
F. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan .....................................
G. Teknik Pengumpulan Data dan Instrrumen Penelitian ...........
H. Teknik Analisis Data ..............................................................
I. Hipotesis Statistik...................................................................
59
59
59
60
61
65
67
69
73
75
BAB IV. HASIL PENELITIAN ...................................................................
A. Deskripsi Data Penelitian .......................................................
B. Pengujian Persyaratan Analisis Data......................................
C. Pengujian Hipotesis Penelitian ...............................................
76
76
88
91
vii
D. Temuan Penelitian ..................................................................
E. Pembahasan Hasil Penelitian..................................................
F. Keterbatasan Penelitian ..........................................................
95
102
111
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ...................................
A. Simpulan.................................................................................
B. Implikasi .................................................................................
C. Saran .......................................................................................
113
113
114
115
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
LAMPIRAN...................................................................................................
117
121
viii
ix
DAFTAR TABEL
No.
Uraian
Hal.
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
4.1.
Populasi penelitian .............................................................................
Sampel Penelitian ...............................................................................
Rancangan Penelitian Desain Faktorial 2 x 2.....................................
Indikator Hasil Belajar Biologi ..........................................................
Indikator Penilaian Kecerdasan Intelektual........................................
Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model
Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan STAD ........................
4.2. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model
Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Jigsaw ........................
4.3. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Biologi pada Kecerdasan
Intelektual Tinggi ...............................................................................
4.4. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Biologi pada Kecerdasan
Intelektual Rendah..............................................................................
4.5. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model
Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan STAD dengan
Kecerdasan Intelektual Tinggi ...........................................................
4.6. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model
Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan STAD dengan
Kecerdasan Intelektual Rendah ..........................................................
4.7. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model
Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Jigsaw dengan
Kecerdasan Intelektual Tinggi ...........................................................
4.8. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model
Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Jigsaw dengan
Kecerdasan Intelektual Rendah ..........................................................
4.9. Rangkuman Hasil Perhitungan Normalitas Data ...............................
4.10. Rangkuman Data Hasil Perhitungan Analisis Deskriptif ...................
4.11. Ringkasan Analisis Varians Hasil Belajar Biologi ............................
4.12. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Scheffe .......................................
vii
50
51
53
62
63
68
70
72
73
75
77
79
81
82
85
86
92
viii
DAFTAR GAMBAR
No.
Uraian
2.1.
2.3.
4.1.
Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan STAD .............
Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Jigsaw ...........
Histogram Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model Pembelajaran
Kooperatif dengan Pendekatan STAD ...............................................
Histogram Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model Pembelajaran
Kooperatif dengan Pendekatan Jigsaw...............................................
Histogram Skor Hasil Belajar Biologi pada Kecerdasan Intelektual
Tinggi .................................................................................................
Histogram Skor Hasil Belajar Biologi pada Kecerdasan Intelektual
Rendah................................................................................................
Histogram Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model Pembelajaran
Kooperatif dengan Pendekatan STAD dengan Kecerdasan
Intelektual Tinggi ...............................................................................
Histogram Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model Pembelajaran
Kooperatif dengan Pendekatan STAD dengan Kecerdasan
Intelektual Rendah..............................................................................
Histogram Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model Pembelajaran
Kooperatif dengan Pendekatan Jigsaw dengan Kecerdasan
Intelektual Tinggi ...............................................................................
Histogram Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model Pembelajaran
Kooperatif dengan Pendekatan Jigsaw dengan Kecerdasan
Intelektual Rendah..............................................................................
Garis Interaksi Model Pembelajaran Kooperatif dan Kecerdasan
Intelektual terhadap Hasil Belajar Biologi .........................................
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
4.6.
4.7.
4.8.
4.9
Hal.
vii
31
33
69
71
73
74
76
78
80
82
91
viii
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Uraian
Hal.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Rencana Program Pembelajaran (RPP)..............................................
Lembar Kerja......................................................................................
Lembar Penilaian Hasil Belajar Biologi.............................................
Alat Pengukuran Kecerdasan Intelektual ...........................................
Uji Coba Hasil Belajar Biologi ..........................................................
Sebaran Data Hasil Belajar Biologi ...................................................
Sebaran Data Kecerdasan Intelektual.................................................
Alat Pengukuran Kecerdasan Intelektual ...........................................
Uji Coba Hasil Belajar Biologi ..........................................................
Sebaran Data Hasil Belajar Biologi ...................................................
Sebaran Data Kecerdasan Intelektual.................................................
Data Penelitian Pada Masing-Masing Kelas ......................................
Data Pokok Penelitian ........................................................................
Perhitungan Distribusi Frekuensi .......................................................
Uji Normalitas Variabel Penelitian ....................................................
Uji Homogenitas Varians Data ..........................................................
Perhitungan ANAVA .........................................................................
Uji Scheffe..........................................................................................
Dokumentasi Kegiatan .......................................................................
112
154
161
162
165
167
169
162
165
167
169
171
173
174
188
198
201
204
207
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang
berkualitas. Pendidikan memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan.
Pendidikan juga dipandang sebagai sarana untuk melahirkan insan-insan yang
cerdas, kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif dan berbudi pekerti luhur.
Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah diundangkan dalam bentuk
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional RI NO. 20 Tahun 2003, dinyatakan
bahwa : “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan demokratis serta bertanggung jawab”. Untuk mencapai
tujuan pendidikan yang sesuai dengan harapan pemerintah, maka perlu
diselenggarakan pendidikan formal yang bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang maju, melalui lembaga pendidikan sekolah baik
dikelola oleh pemerintah maupun lembaga swasta.
Untuk menciptakan manusia cerdas dan bertaqwa maka dilakukan
perubahan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, orang tua,
dan masyarakat serta kemajuan zaman yang semakin canggih. Dalam Undang-
1
2
undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pasal 1 bab 1 disebutkan
bahwa “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.”
Pencapaian tujuan pendidikan diharapkan dapat terpenuhi dengan
adanya kegiatan belajar mengajar yang berjalan baik sesuai petunjuk
pemerintah dan tuntutan mutu sekolah. Kegiatan belajar mengajar dalam
sebuah sekolah adalah kegiatan pembelajaran yang merupakan faktor penentu
terhadap kualitas pendidikan. Untuk mencapai harapan ini, harus diciptakan
sebuah sistem pembelajaran yang baik dengan merujuk pada tujuan pendidikan
sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan pada suatu lembaga pendidikan.
Sistem pembelajaran yang diciptakan bukanlah sebagai suatu konsep, namun yang
terpenting adalah bagaimana pengimplementasian konsep tersebut secara nyata.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut pengembangan
kemampuan siswa SMA dalam bidang akademis, terutama pada 6 bidang studi
yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia, dan
Biologi. Selain itu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga sangat
diperlukan untuk melanjutkan belajar ke sekolah yang lebih tinggi maupun
untuk mengembangkan bakat, minat, dan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Misalnya dengan mata pelajaran Biologi dapat melatih
keterampilan anak untuk berpikir secara kreatif dan inovatif. Biologi
3
merupakan latihan awal bagi siswa untuk berpikir dalam mengembangkan daya
cipta dan minat siswa secara dini kepada alam sekitarnya.
Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai
pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan
proses
ini
meliputi
keterampilan
mengamati,
mengajukan
hipotesis,
menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu
mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan,
menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan
secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan
untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari.
Mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis,
induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
peristiwa alam sekitar. Penyelesaian masalah yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pemahaman dalam bidang
matematika, fisika, kimia dan pengetahuan pendukung lainnya.
Tujuan pendidikan Biologi di jenjang SMA antara lain adalah
mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi tantangan, perubahan jaman di
dalam kehidupan dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak, atas
dasar pemikiran logis, rasional kritis, cermat, jujur, serta menyiapkan siswa agar
dapat menggunakan pola pikir IPA dalam kehidupan sehari-hari dan dalam
mempelajari ilmu pengetahuan. Mengembangkan kemampuan berpikir analitis,
induktif, dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi,
mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi dan saling keterkaitannya
4
dengan IPA lainnya serta mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
percaya diri, serta meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam menjaga
kelestarian lingkungan.
Namun proses pembelajaran sains yang selama ini terjadi disekolah
belum mengembangkan kecakapan berpikir siswa untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapinya. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan
kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, siswa dipaksa untuk
mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami
informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan
sehari-hari (Sanjaya, 2008).
Rendahnya kemampuan berpikir siswa ini dapat dilihat dari hasil
kemampuan sains anak-anak Indonesia, dimana skor yang dicapai oleh siswasiswi Indonesia masih rendah. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian PISA
(Program for International Student Assessment) tahun 2003, 2006, 2009 dan
2012 menyatakan bahwa kemampuan siswa-siswi Indonesia dalam bidang
sains masih sangat memprihatinkan. Dari data Programme for International
Student Assessment (PISA) pada tahun 2012, tercatat bahwa Indonesia berada
pada peringkat 64 dari 65 negara di dunia untuk mata pelajaran biologi. PISA
merupakan studi internasional kemampuan literasi membaca, matematika, dan
sains yang diselenggarakan Organisation for Economic Co-operation and
Development (OECD) untuk siswa usia 15 tahun. Berikut Tabel 1.1 peringkat
Indonesia pada PISA 2012.
5
Tabel 1.1. Posisi Indonesia Dibandingkan Dari Negara-Negar Lain
Berdasarkan Hasil Studi PISA Mata Pelajaran Sains
Tahun
Studi
Skor Rata-rata
Indonesia
Skor rata-rata
Internasional
Peringkat
Indonesia
2000
393
500
2003
395
500
2006
393
500
2009
383
500
2012
382
500
Sumber : Dikutip dari http://litbang.kemdikbud.go.id
38
38
50
60
64
Jumlah
Negara
Peserta Studi
41
40
57
65
65
PISA membagi peringkat pembelajaran sains kedalam tujuh level/
tingkatan. Indonesia berada pada level ke 64 dengan skor 382, berikut
persentase skor dapat dilihat pada Tabel 1.2 sebagai berikut.
Tabel 1.2 Persentase Skor Siswa Indonesia Dalam Pembelajaran Sains
Tahun 2012
Peringkat Siswa
Rentang Skor
Persentase
SE
Dibawah Level 1
< 334,94
24,7
Level 1
334,94 – 409,54
41,9
Level 2
409,54 – 484,14
26,3
Level 3
484,14 – 558,73
6,5
Level 4
558,73 – 633,33
0,6
Level 5
633,33 – 707,93
0,0
Level 6
>707,93
0,0
Sumber: Dikutip dari PISA 2012 (edisi Revisi OECD 2014)
2,0
1,4
1,5
1,0
0,3
C
C
Maka berdasarkan data tersebut Indonesia tergolong negara yang masih
kurang menguasai dalam pelajaran biologi. Dari kenyataan tersebut terlihat
bahwa Indonesia belum mampu bersaing dengan negara-negara lain.
Dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah telah
melakukan berbagai upaya di antaranya: pelatihan guru dalam mengelola
pembelajaran di kelas, menyediakan sarana dan prasarana belajar, dan merevisi
kurikulum. Dari ketiga hal ini, upaya perbaikan yang terus menerus dilakukan
adalah dengan melakukan peningkatan kemampuan guru mengajar, baik
dengan nama pelatihan peningkatan keterampilan mengajar, perlombaan guru
6
berprestasi yang berfokus pada keterampilan mengajar guru di kelas, maupun
pemberian sertifikasi pada guru-guru profesional. Dengan upaya tersebut,
pemerintah berharap adanya peningkatan keterampilan dan hasil belajar siswa
di kelas, sebagai hasil dari proses pendidikan yang direncanakan pemerintah
melalui tangan-tangan guru di sekolah.
Seperti hasil observasi yang telah dilakukan peneliti di SMA PAB 8
Saentis kelas XI, menunjukkan bahwa hasil belajar biologi siswa belum
optimal sepenuhnya. Berdasarkan keterangan guru pengampu, hal ini
dilatarbelakangi bidang studi Biologi khususnya pada topik struktur dan fungsi
sel dianggap sebagai karakteristik materi yang cukup kompleks. Karena materi
struktur dan fungsi sel merupakan materi yang sangat penting untuk dipahami
secara utuh dan benar, sehingga menyebabkan siswa sulit memahami materi
tersebut.
Kondisi ini mengakibatkan nilai hasil ujian siswa SMA PAB 8 Saentis
di bawah nilai ketuntasan belajar dari tahun pembelajaran 2011/2012 s/d
2013/2014, seperti disajikan pada Tabel 1.3 berikut.
Tabel 1.3. Hasil Rata-Rata Nilai Biologi Tahun Pembelajaran 2011/2012
s/d 2013/2014 pada SMA PAB 8 Saentis
Nilai Rata-rata
Nilai
Nilai
Nilai
Tertinggi
Terendah
Rata-rata
1.
2011/2012
75
55
60
2.
2012/2013
75
60
65
3.
2013/2014
80
60
65
Sumber: Guru Bidang Studi Biologi kelas XI SMA PAB 8 Saentis
No
Tahun Pelajaran
KKM
68
68
69
Pada Tabel 1.3 terlihat bahwa masih terdapat nilai siswa di bawah
KKM pada tiga tahuh ajaran berturut-turut. Menurut keterangan dari guru
Biologi dan siswa di SMA PAB 8 Saentis, masalah nilai di atas diakibatkan
7
para siswa SMA cenderung mengalami kesulitan memahami materi struktur
dan fungsi sel yang seharusnya tidak disajikan bersifat abstrak. Artinya,
masalah juga terdapat pada guru-guru Biologi, yang kurang mampu
menjelaskan materi bersifat abstrak ke penyajian yang lebih sederhana.
Dari data wakil kepala bidang kurikulum diperoleh kenyataan bahwa
rendahnya perolehan hasil belajar siswa pada mata pelajaran di sekolah
umumnya disebabkan proses pembelajaran yang kurang mendukung, seperti
waktu untuk membahas soal-soal masih minim, lebih banyak menghafal, dan
guru jarang mengajak siswa untuk praktek di laboratorium maupun di lapangan
serta model pembelajaran yang digunakan pada saat kegiatan belajar mengajar
masih monoton. Selain itu, guru belum dapat menggunakan model
pembelajaran secara tepat sesuai materi yang akan diberikan di kelas, sehingga
membuat siswa bosan dan tidak tertarik pada pelajaran di sekolah.
Selain pemilihan model pembelajaran yang tepat, perolehan hasil
belajar suatu kegiatan belajar mengajar juga dipengaruhi oleh kemampuan guru
dalam mengenal dan memahami karakteristik siswa termasuk tingkat
inteligensinya. Seseorang guru yang mampu mengetahui karakteristik siswa
dapat membantu terselenggaranya proses pembelajaran secara efektif. Seorang
guru harus memahami karateristik siswa, sebab pemahaman yang baik terhadap
karakteristik siswa sangat mempengaruhi keberhasilan proses belajar siswa.
Menurut Jayanegoro seperti dikutip Ariani (2003) bahwa rendahnya
hasil belajar siswa dalam eksakta itu karena proses belajar mengajar kurang
mendukung pemahaman siswa yaitu masih banyaknya ditemui siswa terlalu
8
dijejali dengan hapalan-hapalan tanpa dibarengi dengan praktek baik di
sekolah. Penyajian pembelajaran senantiasa membosankan dan monoton/
kurang bervariasi sehingga dapat menurunkan prestasi belajar dan terbatasnya
pengetahuan guru tentang model pembelajaran yang tepat digunakan untuk
pembelajaran Biologi.
Hal ini terjadi karena faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar
siswa dapat berupa faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal
mencakup semua faktor fisik dan psikologi dalam diri siswa seperti minat,
intelegensi, bakat, tingkat kecerdasan dan faktor lainnya. Tingkat kecerdasan
setiap manusia berbeda-beda, seperti dikatakan oleh Gardner dalam Chatib
(2013), bahwa setiap individu memiliki berbagai tingkat kecerdasan yaitu
matematika-logika,
verbal-linguistik,
musik
ritmis,
kinestetik-jasmani,
intrapersonal, sosial, visual-spasial dan alam yang dikenal dengan teori multiple
intelligence. Maka untuk memenuhi kebutuhan siswa yang memiliki tingkat
kecerdasan yang berbeda-beda diperlukan model pembelajaran yang tepat.
Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa, guru diharapkan dapat
menerapkan model pembelajaran yang efektif dan efisien agar siswa dapat
memahami materi yang diajarkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Maka
perlu suatu situasi pembelajaran yang interaktif dan komunikatif yang
melibatkan partisipasi aktif siswa dan dapat melatih siswa belajar secara
mandiri, yang tentu saja sesuai dengan kurikulum pembelajaran yang berlaku.
Proses pembelajaran yang efektif bila seluruh komponen pembelajaran saling
mendukung dalam mencapai tujuan.
9
Penggunaan model pembelajaran di dalam implementasi kurikulum
sangat bergantung kepada hakikat mata pelajaran itu sendiri. Oleh karena itu
pemilihan dan penerapan sebuah model pembelajaran harus didasarkan kepada
pertimbangan hakikat tujuan dan isi mata pelajaran yang diajarkan. Model
pembelajaran adalah cara-cara yang digunakan guru untuk memilih kegiatan
belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran. Pemilihan tersebut
dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar,
kebutuhan dan karakteristik siswa yang dihadapi dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran tertentu. Dick dan Carey seperti dikutip Uno (2010:3)
menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen model pembelajaran, yaitu:
(1) kegiatan pembelajaran
pendahuluan; (2) penyampaian informasi;
(3) partisipasi siswa; (4) tes; dan (5) kegiatan lanjutan.
Salah satu model pembelajaran yang ingin dilakukan dalam penelitian
ini adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif
adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok
kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk
mencapai tujuan belajar (Nurhadi, 2004). Menurut Kagan (2001) model
pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berhasil membentuk
siswa untuk belajar lebih aktif di dalam kelompok kecil. Suatu hasil penelitian
menyebutkan bahwa hasil belajar biologi siswa meningkat pada pokok bahasan
enzim setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif.
10
Model
pembelajaran
kooperatif
digunakan
untuk
mengajarkan
pembelajaran yang berpusat pada siswa, meningkatkan daya ingat siswa,
meningkatkan rasa kepuasan siswa dengan hasil pembelajaran yang
didapatkannya, membantu siswa untuk berani berbicara di depan umum,
mengembangkan kemampuan siswa dalam bersosialisasi, mengajarkan siswa
untuk belajar secara mandiri, membantu siswa untuk bersaing secara sehat
(Kagan, 2001). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan penting dari
pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan
kerjasama dan kolaborasi.
Berdasarkan uraian di atas, perlu diterapkan suatu model pembelajaran
yang variatif yang mampu mengaktifkan seluruh siswa agar dapat bekerjasama
dengan teman sekelasnya melalui kelompok-kelompok belajar dalam kegiatan
belajar mengajar. Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat diterapkan dalam rangka memberdayakan siswa
sehingga tercipta kelas yang produktif, tidak monoton, memberi dan menerima
informasi sehingga mampu mengembangkan potensi yang dimiliki siswa.
Berkaitan dengan hal tersbut di atas perlu dilakukan penelitian tentang
pengaruh model pembelajaran kooperatif dan tingkat kecerdasan terhadap hasil
belajar struktur dan fungsi sel siswa.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dikemukakan
beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yaitu: (1) Apakah faktor
kemampuan mengajar guru mempengaruhi hasil belajar struktur dan fungsi sel
11
di SMA? (2) Apakah guru telah merencanakan pembelajaran dengan baik? (3)
Apakah guru menggunakan berbagai model pembelajaran dengan tujuan dan
bahan ajar yang disampaikan? (4) Apakah model pembelajaran konvensional
yang digunakan guru selama ini dapat meningkatkan hasil belajar struktur dan
fungsi sel? (5) Apakah guru telah memperhatikan karakteristik siswa pada
pelaksanaan pembelajaran? (6) Apakah terdapat pengaruh kecerdasan siswa
terhadap hasil belajar struktur dan fungsi sel? (7) Apakah terdapat interaksi
antara model pembelajaran dengan kecerdasan intelektual siswa terhadap hasil
belajar struktur dan fungsi sel?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah tersebut,
maka masalah yang dikaji dalam penelitian dibatasi pada masalah yang
berkaitan dengan hasil belajar biologi, yaitu pengaruh model pembelajaran dan
kecerdasan intelektual terhadap hasil belajar biologi siswa SMA PAB 8
Saentis. Model pembelajaran dalam penelitian ini dibatasi hanya pada model
pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dan
tipe Jigsaw. Kecerdasan intelelektual siswa dibatasi pada kecerdasan
intelektual tinggi dan kecerdasan intelektual rendah yang diukur dengan
menggunakan Intellegence Structur Test (IST). Hasil belajar biologi dibatasi
pada materi struktur dan fungsi sel yang diukur dengan soal pilihan berganda
dengan 5 option jawaban. Subjek dalam penelitian dibatasi hanya pada siswa
kelas XI SMA PAB 8 Saentis.
12
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian
ini adalah:
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar struktur dan fungsi sel siswa yang diajar
dengan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan STAD
dan
model pembelajaran jigsaw pada siswa kelas XI SMA PAB 8 Saentis?
2. Apakah ada perbedaan hasil belajar struktur dan fungsi sel kelompok siswa
yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi dan kelompok siswa yang
memiliki kecerdasan intelektual rendah pada siswa kelas XI SMA PAB 8
Saentis?
3. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat kecerdasan
intelektual terhadap hasil belajar struktur dan fungsi sel pada siswa kelas XI
SMA PAB 8 Saentis?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui tentang:
1. Perbedaan hasil belajar struktur dan fungsi sel siswa yang diajar dengan
model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan STAD
dan model
pembelajaran jigsaw pada siswa kelas XI SMA PAB 8 Saentis.
2. Perbedaan hasil belajar struktur dan fungsi sel kelompok siswa yang
memiliki kecerdasan intelektual tinggi dan kelompok siswa yang memiliki
kecerdasan intelektual rendah pada siswa kelas XI SMA PAB 8 Saentis.
13
3. Interaksi antara model pembelajaran dengan kecerdasan intelektual siswa
terhadap hasil belajar struktur dan fungsi sel pada siswa kelas XI SMA PAB
8 Saentis.
F. Manfaat Penelitian
Kajian penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
tenaga pendidikan atau guru yang bersifat teoritis maupun bersifat praktis.
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk memperkaya khazanah ilmu
pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang
berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif pada pembelajaran struktur
dan fungsi sel, bahan masukan bagi sekolah sebagai aplikasi teoritis dan
teknologi pembelajaran, bahan pertimbangan bagi peneliti yang lain, yang
membahas dan meneliti permasalahan yang sama.
Manfaat praktis penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan dan
alternatif bagi guru-guru tentang model pembelajaran kooperatif pada bidang
studi Biologi dapat diterapkan guru bagi kemajuan peningkatan keberhasilan
belajar siswa, sebagai upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam
hal-hal yang berhubungan dengan aplikasi teknologi pembelajaran yang dapat
digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam pembelajaran
biologi.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka
dapat disimpulkan:
1. Hasil belajar struktur dan fungsi sel kelas model pembelajaran kooperatif
dengan pendekatan STAD lebih tinggi dari hasil belajar struktur dan fungsi
sel i kelas model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Jigsaw pada
siswa kelas XI SMA PAB 8 Saentis.
2. Hasil belajar struktur dan fungsi sel siswa yang memiliki kecerdasan
intelektual tinggi lebih tinggi dari hasil belajar struktur dan fungsi sel siswa
yang memiliki kecerdasan intelektual rendah pada siswa kelas XI SMA
PAB 8 Saentis.
3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dan kecerdasan
intelektual terhadap hasil belajar struktur dan fungsi sel siswa kelas XI SMA
PAB 8 Saentis. Untuk siswa dengan kecerdasan intelektual tinggi lebih
unggul bila diajarkan dengan model pembelajaran model pembelajaran
kooperatif dengan pendekatan Jigsaw, dan sebaliknya untuk siswa dengan
kecerdasan intelektual rendah lebih unggul bila diajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif dengan pendekatan STAD.
112
113
B. Implikasi
Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan
kesimpulan penelitian, di antaranya:
1. Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, yakni hasil belajar
struktur dan fungsi sel kelas model pembelajaran STAD lebih tinggi dari
hasil belajar struktur dan fungsi sel kelas model pembelajaran Jigsaw siswa
SMA PAB 8 Saentis. Untuk itu perlu dilakukan upaya dalam pengembangan
pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran STAD
dalam meningkatkan hasil belajar struktur dan fungsi sel. Dengan model
pembelajaran STAD, siswa akan memahami materi pelajaran. Penggunaan
model
pembelajaran
STAD harus terus dikembangkan mengingat
kesimpulan penelitian menyatakan hasil belajar struktur dan fungsi sel yang
diajarkan dengan model pembelajaran STAD lebih baik dibanding dengan
model pembelajaran Jigsaw.
2. Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, yakni hasil belajar
struktur dan fungsi sel siswa yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi
lebih tinggi dari hasil belajar Struktur dan Fungsi Sel siswa yang memiliki
kecerdasan intelektual rendah siswa SMA PAB 8 Saentis. Untuk itu perlu
dilakukan upaya dalam meningkatkan kecerdasan intelektual siswa dalam
belajar. Tingkat kecerdasan intelektual siswa mempengaruhi cara dirinya
menerima, menalar, dan memahami materi pelajaran struktur dan fungsi sel
dengan tepat. Peningkatkan kecerdasan intelektual siswa dilakukan dengan
memberikan stimulasi/ kesempatan. Kecerdasan intelektual siswa dalam
114
belajar harus terus ditingkatkan mengingat kesimpulan penelitian yang
menyatakan hasil belajar Struktur dan Fungsi Sel siswa yang memiliki
kecerdasan intelektual tinggi lebih baik darisiswa yang memiliki kecerdasan
intelektual rendah.
3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, yakni terdapat terdapat
interaksi antara model pembelajaran dan kecerdasan intelektual terhadap
hasil belajar struktur dan fungsi sel siswa SMA PAB 8 Saentis. Hal ini
menggambarkan bahwa ada keterkaitan antara model pembelajaran yang
digunakan guru dengan tingkat kecerdasan intelektual siswa. Beberapa hal
yang harus menjadi pemikiran guru, bagaimana caranya agar pembelajaran
dapat berjalan dengan lancar dan materi yang disampaikan dapat diterima
dan dipahami dengan baik oleh anak didiknya. Sehingga perlu adanya
pemilihan model pembelajaran yang tepat agar tujuan itu dapat tercapai.
Dengan model pembelajaran yang tepat, yang sesuai dengan kompetensi
dasar yang disampaikan serta sesuai dengan tujuan pembelajarannya
diharapkan akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal inilah yang
dapat dibuktikan dalam penelitian ini bahwa dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif khususnya model STAD, ternyata hasil belajar
siswa akan dapat ditingkatkan secara optimal.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai
berikut:
115
1. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar struktur dan fungsi sel siswa perlu
dilakukan upaya dengan menggunakan model pembelajaran STAD.
Penggunaan model pembelajaran STAD dalam pembelajaran di kelas dapat
dilakukan
dengan:
(a)
mengharuskan
guru
menggunakan
model
pembelajaran STAD dalam pembelajaran bahasa Inggris, (b) pihak sekolah
harus menyediakan peralatan belajar yang dipakai untuk menggunakan
model pembelajaran STAD, dan (c) melaksanakan pelatihan penggunaan
model pembelajaran STAD kepada seluruh guru.
2. Untuk dapat meningkatkan kecerdasan intelektual siswa perlu dilakukan
upaya sebagai berikut: (a) melakukan tes kecerdasan intelektual siswa
sebelum melakukan pembelajaran bahasa Inggris, untuk mengetahui posisi
awal pembelajaran dilakukan, dan (b) sekolah memfasilitasi les tambahan
untuk melatih kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris secara aktif dan
pasif di sekolah.
3. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang keterkaitan hasil belajar
struktur dan fungsi sel siswa ditinjau dari penggunaan model pembelajaran
dan kecerdasan intelektual siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Anastasi, Anne. 1997. Tes Psikologi. Jakarta: Prenhallindo
Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif). Bandung: Yrama Widya
Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching,
and Assesing : A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educatioanl
Objectives. New York: Addison Wesley Longman, Inc.
Ariani, A. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Baron, A, Robert. 2001. Psychology 5th edition, India: Alyn and Bacon, Prentice
Hall
Campbell, NA, Reece, JB. 2009. Biology. USA: Pearson Benjamin Cummings
Chatib, Munif. 2013. Sekolahnya Manusia, Sekolah Berbasis Multiple
Intelligences di Indonesia, Bandung: Kaifa.
Cronbach, L.J. 1990. Essentials of Psychological Testing, Harper Internatioanal
Edition, New York, Harper Collins Publisher
Dahar, W, Willis. 2011. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga
Dick dan Carey. 2005. The Systematic Design of Instruction. New York: Harper
Collins Publishers
Endaningsih, Nenden. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Biologi Dengan
Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw (PTK Pada Siswa Kelas XI IPA 1
SMA 97 Jakarta). Jurnal Formatif 2(1): 10-22. ISSN: 2088-351X. (online
preview) diakses 11 November 2015
Fatirul, Ahmad Noor. 2002. Cooperative Learning. Malang: Universitas Negeri
Malang
Furchan, Arief. 2011. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yoyakarta:
Pustaka Pelajar
Gall, Meredith, Joyce dan Burg. 2003. Educational Research An Intruduction.
Pearson Education Inc
Haerullah, Ade. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif STAD Untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII MTs
116
117
Negeri Kota Ternate. Jurnal Bionature, Volume 14, Nomor 2, Oktober
2013, hlm.105-111. (online preview) diakses 11 November 2015
Haloho, Lurbin. 2014. Perbaikan Aktivitas Belajar Biologi Siswa Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams
Achievement Division) Pada Siswa Kelas X-3 SMA Negeri 12 Medan.
Jurnal Saintech Vol. 06. No. 02 Juni 2014. (online preview) diakses 11
November 2015
Huda, Miftahul. 2015. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan
Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta
Jihad, Asep. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo
Kagan, Spencer. 2001. Cooperative Learning. San Clemente, CA: Kagan
Publishing. (online preview) http://www.kaganonline.com/ diakses 20
Februasi 2015
Kupczynski, Lori. 2012. International Journal of Instruction Cooperative
Learning In Distance Learning: A Mixed Methods Study Vol.5, No.2.
USA: Texas A&M Univiersity- Kingsville, USA. (online preview) diakses
20 Februari 2015
La Iru dan La Ode Safiun Arihi. 2012. Analisis Penerapan: Pendekatan, Metode,
Strategi, dan Model-Model Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo
Lau Chi, Kwok. 2013. Impacts of a STSE High School Biology Course on The
Scientific Literacy of Hongkong Students. Hongkong: Department of
Curriculum and Instruction, The Chinese University of Hongkong. (online
preview) diakses 20 Februari 2015
Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia
Lu Ni, Tan. 2008. Senior High School Student Biology Learning in Interactive
Teaching. Taiwan: Zhongzheng Senior High School, Taipei, Taiwan Res
Sci Educ (2010) 40:267–289. (online preview) diakses 20 Februari 2015
Martin, Herlina. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Tipe STAD Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII-G SMPN 07
Pada Materi Pertidaksamaan Linear Satu Variabel. FMIPA: Universitas
Negeri Malang. (online preview) diakses 11 November 2015
Nasution, S. 2001. Manajemen Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
118
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia
Ormrod, Jeanne, Ellis. 2003. Educational Psychology Developing Learners
(fourth edition). USA: Merrill Prentice Hall
Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan Stimulus Pendidikan Bercorak
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Reigeluth, C.M. 1983. Instructional Design Theory and Models. New Jersey:
Publisher’s Hillsdale
Sani, Miftahul. 2015. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada
Materi Hakikat Biologi Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X
SMA Negeri 1 Rambah Hilir Tahun Pembelajaran 2014/2015. Jurnal
program studi pendidikan biologi: Universitas Pasir Pangaraian. (online
preview) diakses 11 November 2015
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Pers
Simsek, Ufuk. 2013. The Effects Of Cooperative Learning Methods On Students’
Academic Achivements In Social Psychology Lessons. Turkey:
International Journal On New Trends In Education and Their Implications
July 2013 Volume: 4 Issue: 3. (online preview) diakses 20 Februari 2015
Sudjana, Nana. 2001. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Sudjana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Sudjana, Nana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media
Suryabrata, Sumadi. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Press
Tastra, I Ketut. 2013. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Menulis Ditinjau dari Motivasi
Berprestasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Mendoyo. e-Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Dasar
(Volume 3 Tahun 2013). (online preview) diakses 11 November 2015
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Uno, Hamzah B. 2010. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
119
Winkel, W.S. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi
Yamin, Martinis. 2012. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa.
Jakarta: Referensi (GP Press Group).
DIAN MULRIANI. NIM. 8136122011.Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif dan Kecerdasan Intelektual Terhadap Hasil Belajar Struktur dan
Fungsi Sel Siswa SMA PAB 8 Saentis. Tesis. Program Pascasarjana Universitas
Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan hasil belajar struktur dan
fungsi sel siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif dengan
pendekatan STAD dan model pembelajaran jigsaw pada siswa kelas XI SMA
PAB 8 Saentis; (2) perbedaan hasil belajar struktur dan fungsi sel kelompok siswa
yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi dan kelompok siswa yang memiliki
kecerdasan intelektual rendah pada siswa kelas XI SMA PAB 8 Saentis; dan (3)
interaksi model pembelajaran dengan kecerdasan intelektual terhadap hasil belajar
struktur dan fungsi sel pada siswa kelas XI SMA PAB 8 Saentis. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa di SMA PAB 8 Saentis yang berjumlah 4
kelas. Sampel dalam penelitian ini ditentukan secara acak dengan teknik cluster
sampling, dengan mengambil 2 kelas dengan jumlah tiap kelas 30 anak. Metode
penelitian menggunakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar biologi dan
tes kemampuan awal. Analisis data yang digunakan adalah ANAVA Faktorial 2 ×
2. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh: (1) terdapat perbedaan hasil belajar
struktur dan fungsi sel siswa kelas model pembelajaran kooperatif dengan
pendekatan STAD denganhasil belajar struktur dan fungsi selsiswa kelas model
pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Jigsaw dengan Fhitung> Ftabel
(4,357>4,02); (2) terdapat perbedaan hasil belajar struktur dan fungsi sel siswa
yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi dengan hasil belajar struktur dan
fungsi sel siswa yang memiliki kecerdasan intelektual rendah dengan Fhitung> Ftabel
(14,851>4,02); dan (3) ada interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan
awal terhadap hasil belajar struktur dan fungsi sel dengan Fhitung> Ftabel
(8,885>4,02) .Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan memberikan informasi
bagi guru dan sekolah untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif
dengan pendekatan STAD dalam meningkatkan hasil belajar struktur dan fungsi
sel siswa. Selain itu perlu ditingkatkan kecerdasan intelektual siswa dalam
pembelajaran di kelas.
i
ABSTRACT
DIAN MULRIANI. NIM. 8136122011. The Effect of Learning Model and
intellectual intelligence of learning outcomes structure and cell function of students
at SMA PAB 8 Saentis. Thesis. Educational Technology Study Program. Post
Graduate. The state University of Medan
This research aims to find out: (1) the differences of learning outcomes structure
and cell function of students taught by cooperative learning model with STAD
learning model approach and jigsaw learning model in class XI SMA PAB 8
Saentis; (2) the differences of learning outcomes structure and cell function of the
group of students who have high intellectual intelligence and the group of students
who have less intelligence in class XI SMA PAB 8 Saentis; and (3) interaction
with intellectual intelligence learning model for learning outcomes structure and
cell function in class XI SMA PAB 8 Saentis.
The population in this research was yhe whole students of XI class in SMA PAB
8 Saentis that devided into 4 classes. Samples in this research were randomly
assigned by cluster sampling, consist of 2 classes with 30 students in each class.
The research method was used quasi experiment. The instrument was used test
result of learning structure and cell function and initial capability test. Analysis of
the data obtained factorial ANAVA design of 2 x 2. Based onthe result of the
research is obtained (1) there are differences in learning outcomes structure and
cell function of students of class cooperative learning model with Jigsaw approach
as indicated by the value of Fcount> Ftabel (4.357>4.02); (2) there are differences in
learning structure and cell function has intellectual intelligence (IQ) with
learning outcomes structure and cell function that have high intellectual
intellectual intelligence (IQ) with learning outcomes structure and cell function
that have less intelligence by the value of Fcount> Ftabel (14.851>4.02); And (3)
there are interaction between learning model and initial capability of learning
outcomes structure and cell function by the value Fcount> Ftabel(8.885>4.02). The
result of research is getting information to the teacher and school to used
cooperative learning model by STAD approach. to improve learning outcomes
structure and cell function. But needed the intelligence (IQ) for students in the
classroom.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “Pengaruh
Model Pembelajaran dan Kecerdasan Intelektual Terhadap Hasil Belajar Struktur dan
Fungsi Sel Siswa SMA PAB 8 Saentis” sebagai salah satu persyaratan untuk
mendapatkan gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Program Studi Teknologi
Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan. Tak lupa shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurah kepada Uswah Hasanah kita Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga, sahabat dan seluruh umatnya yang selalu memegang sunahsunahnya hingga hari akhir. Aamiin.
Dalam menyelesaikan tesis ini penulis banyak menerima dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu tidak berlebihan rasanya jika pada
kesempatan ini penulis mengungkapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu demi
penyelesaian tesis ini.
Pada kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis sampaikan rasa hormat
dan terima kasih kepada yang terhormat Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku
dosen pembimbing I, dan kepada Bapak Dr. Hamonangan Tambunan, M.Pd selaku
dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan bimbingan,
iii
saran
dan arahan serta motivasi yang begitu berarti kepada penulis selama
penyusunan tesis ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya juga kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan
dan Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Pasca Sarjana
Universitas Negeri Medan, yang telah memberikan kesempatan dan bantuan
untuk kelancaran studi selama mengikuti perkuliahan di program pasca sarjana
Universitas Negeri Medan
2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku Ketua Program Studi Teknologi
Pendidikan dan Bapak Dr. Mursyid, M.Pd selaku Sekretaris serta Seluruh Dosen
Pengajar Prodi Teknologi Pendidikan, yang telah memberikan ilmu pengetahuan
yang bermanfaat kepada penulis selama mengikuti perkuliahan baik didalam kelas
maupun di luar kelas.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian,
M.Pd dan
Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd selaku nara sumber yang telah
memberikan masukan, kritik dan saran pada penyusunan tesis ini.
4. Bapak Prof Dr. Rer.nat Binari Manurung, M.Pd, Bapak Azhar Azis, M.Psi selaku
validator instrument yang telah meluangkan waktu memberikan masukan, kritik
dan saran pada penyusunan instrumen pembelajaran yang digunakan penulis pada
penelitian tesis ini.
iv
5. Bapak Drs. Adi Wiharto, SE. MM selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan
izin dan membantu penulis untuk melaksanakan penelitian pada SMA PAB 8
SAENTIS.
6. Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih yang tiada tara kepada kedua
Orangtua tersayang, Mulona Tarihoran, ANT III (ayah) dan Hj. Nurianna
Pasaribu (ibu), Dody Pratama ANT II (abang), Yulidar Sitorus, AMKeb (kakak
ipar), Astria Tarihoran, S. Farm, Astari Tarihoran, S.Farm (adik) yang senantiasa
mendo’akan dan memberikan dorongan tanpa henti serta motivasi kepada penulis.
Sahabat seperjuangan The Princess (Siti Hasanah Simanungkalit, S.Pd,
Nurhasanah Hasibuan, S.Pd, Evi Andriani Lubis, S.Pd, Winda Irmayani, S.Pd dan
Ayu Noviani, S.Pd) serta yang terkasih Hanafi Hasibuan, M.Pd yang senantiasa
memberikan kebahagiaan dengan penuh keceriaan yang memotivasi penulis untuk
selalu semangat dalam menyelesaian studi dan penyusunan tesis ini.
7. Rekan-rekan mahasiswa satu angkatan 2013 yang sudah banyak memberikan
bantuan dan yang terspecial kelas TP B-1 yang telah bersama-sama berbagi suka
dan duka selama perkuliahan, jalinan kasih sayang dan kekompakan yang
dibangun dikelas menjadi motivasi tersendiri bagi penulis.
Akhirnya kepada semua pihak yang tidak dapat dituliskan namanya satu
persatu disini, penulis ucapkan terima kasih atas segala bantuannya. Semoga Allah
membalas segala bentuk kebaikan dengan berlipat ganda. Penulis berharap penulisan
proposal tesis ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan untuk menambah khasanah
v
ilmu pengetahuan dalam pengajaran dikelas khususnya untuk SMA PAB 8
SAENTIS.
Medan,
Februari 2016
Penulis
Dian Mulriani
vi
DAFTAR ISI
Hal.
ABSTRAK .....................................................................................................
ABSTRACT...................................................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
DAFTAR TABEL..........................................................................................
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................
i
ii
iii
vii
ix
x
xi
BAB I.
PENDAHULUAN .........................................................................
A. Latar Belakang Masalah .........................................................
B. Identifikasi Masalah ...............................................................
C. Pembatasan Masalah ..............................................................
D. Rumusan Masalah ..................................................................
E. Tujuan Penelitian....................................................................
F. Manfaat Penelitian..................................................................
1
1
10
11
12
12
13
BAB II. KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN YANG RELEVAN,
KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS .....
A. Kajian Teoritis ........................................................................
1. Hakikat Hasil Belajar Biologi............................................
2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif ..........................
3. Hakikat Kecerdasan Intelektual .........................................
B. Penelitian yang Relevan .........................................................
C. Kerangka Berpikir ..................................................................
D. Pengajuan Hipotesis ...............................................................
14
14
14
26
46
50
51
57
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................
B. Populasi dan Sampel...............................................................
C. Metode dan Rancangan Penelitian .........................................
D. Pengontrolan Perlakuan..........................................................
E. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ........................
F. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan .....................................
G. Teknik Pengumpulan Data dan Instrrumen Penelitian ...........
H. Teknik Analisis Data ..............................................................
I. Hipotesis Statistik...................................................................
59
59
59
60
61
65
67
69
73
75
BAB IV. HASIL PENELITIAN ...................................................................
A. Deskripsi Data Penelitian .......................................................
B. Pengujian Persyaratan Analisis Data......................................
C. Pengujian Hipotesis Penelitian ...............................................
76
76
88
91
vii
D. Temuan Penelitian ..................................................................
E. Pembahasan Hasil Penelitian..................................................
F. Keterbatasan Penelitian ..........................................................
95
102
111
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ...................................
A. Simpulan.................................................................................
B. Implikasi .................................................................................
C. Saran .......................................................................................
113
113
114
115
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
LAMPIRAN...................................................................................................
117
121
viii
ix
DAFTAR TABEL
No.
Uraian
Hal.
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
4.1.
Populasi penelitian .............................................................................
Sampel Penelitian ...............................................................................
Rancangan Penelitian Desain Faktorial 2 x 2.....................................
Indikator Hasil Belajar Biologi ..........................................................
Indikator Penilaian Kecerdasan Intelektual........................................
Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model
Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan STAD ........................
4.2. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model
Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Jigsaw ........................
4.3. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Biologi pada Kecerdasan
Intelektual Tinggi ...............................................................................
4.4. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Biologi pada Kecerdasan
Intelektual Rendah..............................................................................
4.5. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model
Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan STAD dengan
Kecerdasan Intelektual Tinggi ...........................................................
4.6. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model
Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan STAD dengan
Kecerdasan Intelektual Rendah ..........................................................
4.7. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model
Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Jigsaw dengan
Kecerdasan Intelektual Tinggi ...........................................................
4.8. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model
Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Jigsaw dengan
Kecerdasan Intelektual Rendah ..........................................................
4.9. Rangkuman Hasil Perhitungan Normalitas Data ...............................
4.10. Rangkuman Data Hasil Perhitungan Analisis Deskriptif ...................
4.11. Ringkasan Analisis Varians Hasil Belajar Biologi ............................
4.12. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Scheffe .......................................
vii
50
51
53
62
63
68
70
72
73
75
77
79
81
82
85
86
92
viii
DAFTAR GAMBAR
No.
Uraian
2.1.
2.3.
4.1.
Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan STAD .............
Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Jigsaw ...........
Histogram Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model Pembelajaran
Kooperatif dengan Pendekatan STAD ...............................................
Histogram Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model Pembelajaran
Kooperatif dengan Pendekatan Jigsaw...............................................
Histogram Skor Hasil Belajar Biologi pada Kecerdasan Intelektual
Tinggi .................................................................................................
Histogram Skor Hasil Belajar Biologi pada Kecerdasan Intelektual
Rendah................................................................................................
Histogram Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model Pembelajaran
Kooperatif dengan Pendekatan STAD dengan Kecerdasan
Intelektual Tinggi ...............................................................................
Histogram Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model Pembelajaran
Kooperatif dengan Pendekatan STAD dengan Kecerdasan
Intelektual Rendah..............................................................................
Histogram Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model Pembelajaran
Kooperatif dengan Pendekatan Jigsaw dengan Kecerdasan
Intelektual Tinggi ...............................................................................
Histogram Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model Pembelajaran
Kooperatif dengan Pendekatan Jigsaw dengan Kecerdasan
Intelektual Rendah..............................................................................
Garis Interaksi Model Pembelajaran Kooperatif dan Kecerdasan
Intelektual terhadap Hasil Belajar Biologi .........................................
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
4.6.
4.7.
4.8.
4.9
Hal.
vii
31
33
69
71
73
74
76
78
80
82
91
viii
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Uraian
Hal.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Rencana Program Pembelajaran (RPP)..............................................
Lembar Kerja......................................................................................
Lembar Penilaian Hasil Belajar Biologi.............................................
Alat Pengukuran Kecerdasan Intelektual ...........................................
Uji Coba Hasil Belajar Biologi ..........................................................
Sebaran Data Hasil Belajar Biologi ...................................................
Sebaran Data Kecerdasan Intelektual.................................................
Alat Pengukuran Kecerdasan Intelektual ...........................................
Uji Coba Hasil Belajar Biologi ..........................................................
Sebaran Data Hasil Belajar Biologi ...................................................
Sebaran Data Kecerdasan Intelektual.................................................
Data Penelitian Pada Masing-Masing Kelas ......................................
Data Pokok Penelitian ........................................................................
Perhitungan Distribusi Frekuensi .......................................................
Uji Normalitas Variabel Penelitian ....................................................
Uji Homogenitas Varians Data ..........................................................
Perhitungan ANAVA .........................................................................
Uji Scheffe..........................................................................................
Dokumentasi Kegiatan .......................................................................
112
154
161
162
165
167
169
162
165
167
169
171
173
174
188
198
201
204
207
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang
berkualitas. Pendidikan memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan.
Pendidikan juga dipandang sebagai sarana untuk melahirkan insan-insan yang
cerdas, kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif dan berbudi pekerti luhur.
Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah diundangkan dalam bentuk
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional RI NO. 20 Tahun 2003, dinyatakan
bahwa : “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan demokratis serta bertanggung jawab”. Untuk mencapai
tujuan pendidikan yang sesuai dengan harapan pemerintah, maka perlu
diselenggarakan pendidikan formal yang bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang maju, melalui lembaga pendidikan sekolah baik
dikelola oleh pemerintah maupun lembaga swasta.
Untuk menciptakan manusia cerdas dan bertaqwa maka dilakukan
perubahan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, orang tua,
dan masyarakat serta kemajuan zaman yang semakin canggih. Dalam Undang-
1
2
undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pasal 1 bab 1 disebutkan
bahwa “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.”
Pencapaian tujuan pendidikan diharapkan dapat terpenuhi dengan
adanya kegiatan belajar mengajar yang berjalan baik sesuai petunjuk
pemerintah dan tuntutan mutu sekolah. Kegiatan belajar mengajar dalam
sebuah sekolah adalah kegiatan pembelajaran yang merupakan faktor penentu
terhadap kualitas pendidikan. Untuk mencapai harapan ini, harus diciptakan
sebuah sistem pembelajaran yang baik dengan merujuk pada tujuan pendidikan
sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan pada suatu lembaga pendidikan.
Sistem pembelajaran yang diciptakan bukanlah sebagai suatu konsep, namun yang
terpenting adalah bagaimana pengimplementasian konsep tersebut secara nyata.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut pengembangan
kemampuan siswa SMA dalam bidang akademis, terutama pada 6 bidang studi
yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia, dan
Biologi. Selain itu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga sangat
diperlukan untuk melanjutkan belajar ke sekolah yang lebih tinggi maupun
untuk mengembangkan bakat, minat, dan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Misalnya dengan mata pelajaran Biologi dapat melatih
keterampilan anak untuk berpikir secara kreatif dan inovatif. Biologi
3
merupakan latihan awal bagi siswa untuk berpikir dalam mengembangkan daya
cipta dan minat siswa secara dini kepada alam sekitarnya.
Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai
pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan
proses
ini
meliputi
keterampilan
mengamati,
mengajukan
hipotesis,
menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu
mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan,
menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan
secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan
untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari.
Mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis,
induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
peristiwa alam sekitar. Penyelesaian masalah yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pemahaman dalam bidang
matematika, fisika, kimia dan pengetahuan pendukung lainnya.
Tujuan pendidikan Biologi di jenjang SMA antara lain adalah
mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi tantangan, perubahan jaman di
dalam kehidupan dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak, atas
dasar pemikiran logis, rasional kritis, cermat, jujur, serta menyiapkan siswa agar
dapat menggunakan pola pikir IPA dalam kehidupan sehari-hari dan dalam
mempelajari ilmu pengetahuan. Mengembangkan kemampuan berpikir analitis,
induktif, dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi,
mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi dan saling keterkaitannya
4
dengan IPA lainnya serta mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
percaya diri, serta meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam menjaga
kelestarian lingkungan.
Namun proses pembelajaran sains yang selama ini terjadi disekolah
belum mengembangkan kecakapan berpikir siswa untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapinya. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan
kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, siswa dipaksa untuk
mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami
informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan
sehari-hari (Sanjaya, 2008).
Rendahnya kemampuan berpikir siswa ini dapat dilihat dari hasil
kemampuan sains anak-anak Indonesia, dimana skor yang dicapai oleh siswasiswi Indonesia masih rendah. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian PISA
(Program for International Student Assessment) tahun 2003, 2006, 2009 dan
2012 menyatakan bahwa kemampuan siswa-siswi Indonesia dalam bidang
sains masih sangat memprihatinkan. Dari data Programme for International
Student Assessment (PISA) pada tahun 2012, tercatat bahwa Indonesia berada
pada peringkat 64 dari 65 negara di dunia untuk mata pelajaran biologi. PISA
merupakan studi internasional kemampuan literasi membaca, matematika, dan
sains yang diselenggarakan Organisation for Economic Co-operation and
Development (OECD) untuk siswa usia 15 tahun. Berikut Tabel 1.1 peringkat
Indonesia pada PISA 2012.
5
Tabel 1.1. Posisi Indonesia Dibandingkan Dari Negara-Negar Lain
Berdasarkan Hasil Studi PISA Mata Pelajaran Sains
Tahun
Studi
Skor Rata-rata
Indonesia
Skor rata-rata
Internasional
Peringkat
Indonesia
2000
393
500
2003
395
500
2006
393
500
2009
383
500
2012
382
500
Sumber : Dikutip dari http://litbang.kemdikbud.go.id
38
38
50
60
64
Jumlah
Negara
Peserta Studi
41
40
57
65
65
PISA membagi peringkat pembelajaran sains kedalam tujuh level/
tingkatan. Indonesia berada pada level ke 64 dengan skor 382, berikut
persentase skor dapat dilihat pada Tabel 1.2 sebagai berikut.
Tabel 1.2 Persentase Skor Siswa Indonesia Dalam Pembelajaran Sains
Tahun 2012
Peringkat Siswa
Rentang Skor
Persentase
SE
Dibawah Level 1
< 334,94
24,7
Level 1
334,94 – 409,54
41,9
Level 2
409,54 – 484,14
26,3
Level 3
484,14 – 558,73
6,5
Level 4
558,73 – 633,33
0,6
Level 5
633,33 – 707,93
0,0
Level 6
>707,93
0,0
Sumber: Dikutip dari PISA 2012 (edisi Revisi OECD 2014)
2,0
1,4
1,5
1,0
0,3
C
C
Maka berdasarkan data tersebut Indonesia tergolong negara yang masih
kurang menguasai dalam pelajaran biologi. Dari kenyataan tersebut terlihat
bahwa Indonesia belum mampu bersaing dengan negara-negara lain.
Dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah telah
melakukan berbagai upaya di antaranya: pelatihan guru dalam mengelola
pembelajaran di kelas, menyediakan sarana dan prasarana belajar, dan merevisi
kurikulum. Dari ketiga hal ini, upaya perbaikan yang terus menerus dilakukan
adalah dengan melakukan peningkatan kemampuan guru mengajar, baik
dengan nama pelatihan peningkatan keterampilan mengajar, perlombaan guru
6
berprestasi yang berfokus pada keterampilan mengajar guru di kelas, maupun
pemberian sertifikasi pada guru-guru profesional. Dengan upaya tersebut,
pemerintah berharap adanya peningkatan keterampilan dan hasil belajar siswa
di kelas, sebagai hasil dari proses pendidikan yang direncanakan pemerintah
melalui tangan-tangan guru di sekolah.
Seperti hasil observasi yang telah dilakukan peneliti di SMA PAB 8
Saentis kelas XI, menunjukkan bahwa hasil belajar biologi siswa belum
optimal sepenuhnya. Berdasarkan keterangan guru pengampu, hal ini
dilatarbelakangi bidang studi Biologi khususnya pada topik struktur dan fungsi
sel dianggap sebagai karakteristik materi yang cukup kompleks. Karena materi
struktur dan fungsi sel merupakan materi yang sangat penting untuk dipahami
secara utuh dan benar, sehingga menyebabkan siswa sulit memahami materi
tersebut.
Kondisi ini mengakibatkan nilai hasil ujian siswa SMA PAB 8 Saentis
di bawah nilai ketuntasan belajar dari tahun pembelajaran 2011/2012 s/d
2013/2014, seperti disajikan pada Tabel 1.3 berikut.
Tabel 1.3. Hasil Rata-Rata Nilai Biologi Tahun Pembelajaran 2011/2012
s/d 2013/2014 pada SMA PAB 8 Saentis
Nilai Rata-rata
Nilai
Nilai
Nilai
Tertinggi
Terendah
Rata-rata
1.
2011/2012
75
55
60
2.
2012/2013
75
60
65
3.
2013/2014
80
60
65
Sumber: Guru Bidang Studi Biologi kelas XI SMA PAB 8 Saentis
No
Tahun Pelajaran
KKM
68
68
69
Pada Tabel 1.3 terlihat bahwa masih terdapat nilai siswa di bawah
KKM pada tiga tahuh ajaran berturut-turut. Menurut keterangan dari guru
Biologi dan siswa di SMA PAB 8 Saentis, masalah nilai di atas diakibatkan
7
para siswa SMA cenderung mengalami kesulitan memahami materi struktur
dan fungsi sel yang seharusnya tidak disajikan bersifat abstrak. Artinya,
masalah juga terdapat pada guru-guru Biologi, yang kurang mampu
menjelaskan materi bersifat abstrak ke penyajian yang lebih sederhana.
Dari data wakil kepala bidang kurikulum diperoleh kenyataan bahwa
rendahnya perolehan hasil belajar siswa pada mata pelajaran di sekolah
umumnya disebabkan proses pembelajaran yang kurang mendukung, seperti
waktu untuk membahas soal-soal masih minim, lebih banyak menghafal, dan
guru jarang mengajak siswa untuk praktek di laboratorium maupun di lapangan
serta model pembelajaran yang digunakan pada saat kegiatan belajar mengajar
masih monoton. Selain itu, guru belum dapat menggunakan model
pembelajaran secara tepat sesuai materi yang akan diberikan di kelas, sehingga
membuat siswa bosan dan tidak tertarik pada pelajaran di sekolah.
Selain pemilihan model pembelajaran yang tepat, perolehan hasil
belajar suatu kegiatan belajar mengajar juga dipengaruhi oleh kemampuan guru
dalam mengenal dan memahami karakteristik siswa termasuk tingkat
inteligensinya. Seseorang guru yang mampu mengetahui karakteristik siswa
dapat membantu terselenggaranya proses pembelajaran secara efektif. Seorang
guru harus memahami karateristik siswa, sebab pemahaman yang baik terhadap
karakteristik siswa sangat mempengaruhi keberhasilan proses belajar siswa.
Menurut Jayanegoro seperti dikutip Ariani (2003) bahwa rendahnya
hasil belajar siswa dalam eksakta itu karena proses belajar mengajar kurang
mendukung pemahaman siswa yaitu masih banyaknya ditemui siswa terlalu
8
dijejali dengan hapalan-hapalan tanpa dibarengi dengan praktek baik di
sekolah. Penyajian pembelajaran senantiasa membosankan dan monoton/
kurang bervariasi sehingga dapat menurunkan prestasi belajar dan terbatasnya
pengetahuan guru tentang model pembelajaran yang tepat digunakan untuk
pembelajaran Biologi.
Hal ini terjadi karena faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar
siswa dapat berupa faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal
mencakup semua faktor fisik dan psikologi dalam diri siswa seperti minat,
intelegensi, bakat, tingkat kecerdasan dan faktor lainnya. Tingkat kecerdasan
setiap manusia berbeda-beda, seperti dikatakan oleh Gardner dalam Chatib
(2013), bahwa setiap individu memiliki berbagai tingkat kecerdasan yaitu
matematika-logika,
verbal-linguistik,
musik
ritmis,
kinestetik-jasmani,
intrapersonal, sosial, visual-spasial dan alam yang dikenal dengan teori multiple
intelligence. Maka untuk memenuhi kebutuhan siswa yang memiliki tingkat
kecerdasan yang berbeda-beda diperlukan model pembelajaran yang tepat.
Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa, guru diharapkan dapat
menerapkan model pembelajaran yang efektif dan efisien agar siswa dapat
memahami materi yang diajarkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Maka
perlu suatu situasi pembelajaran yang interaktif dan komunikatif yang
melibatkan partisipasi aktif siswa dan dapat melatih siswa belajar secara
mandiri, yang tentu saja sesuai dengan kurikulum pembelajaran yang berlaku.
Proses pembelajaran yang efektif bila seluruh komponen pembelajaran saling
mendukung dalam mencapai tujuan.
9
Penggunaan model pembelajaran di dalam implementasi kurikulum
sangat bergantung kepada hakikat mata pelajaran itu sendiri. Oleh karena itu
pemilihan dan penerapan sebuah model pembelajaran harus didasarkan kepada
pertimbangan hakikat tujuan dan isi mata pelajaran yang diajarkan. Model
pembelajaran adalah cara-cara yang digunakan guru untuk memilih kegiatan
belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran. Pemilihan tersebut
dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar,
kebutuhan dan karakteristik siswa yang dihadapi dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran tertentu. Dick dan Carey seperti dikutip Uno (2010:3)
menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen model pembelajaran, yaitu:
(1) kegiatan pembelajaran
pendahuluan; (2) penyampaian informasi;
(3) partisipasi siswa; (4) tes; dan (5) kegiatan lanjutan.
Salah satu model pembelajaran yang ingin dilakukan dalam penelitian
ini adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif
adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok
kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk
mencapai tujuan belajar (Nurhadi, 2004). Menurut Kagan (2001) model
pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berhasil membentuk
siswa untuk belajar lebih aktif di dalam kelompok kecil. Suatu hasil penelitian
menyebutkan bahwa hasil belajar biologi siswa meningkat pada pokok bahasan
enzim setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif.
10
Model
pembelajaran
kooperatif
digunakan
untuk
mengajarkan
pembelajaran yang berpusat pada siswa, meningkatkan daya ingat siswa,
meningkatkan rasa kepuasan siswa dengan hasil pembelajaran yang
didapatkannya, membantu siswa untuk berani berbicara di depan umum,
mengembangkan kemampuan siswa dalam bersosialisasi, mengajarkan siswa
untuk belajar secara mandiri, membantu siswa untuk bersaing secara sehat
(Kagan, 2001). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan penting dari
pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan
kerjasama dan kolaborasi.
Berdasarkan uraian di atas, perlu diterapkan suatu model pembelajaran
yang variatif yang mampu mengaktifkan seluruh siswa agar dapat bekerjasama
dengan teman sekelasnya melalui kelompok-kelompok belajar dalam kegiatan
belajar mengajar. Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat diterapkan dalam rangka memberdayakan siswa
sehingga tercipta kelas yang produktif, tidak monoton, memberi dan menerima
informasi sehingga mampu mengembangkan potensi yang dimiliki siswa.
Berkaitan dengan hal tersbut di atas perlu dilakukan penelitian tentang
pengaruh model pembelajaran kooperatif dan tingkat kecerdasan terhadap hasil
belajar struktur dan fungsi sel siswa.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dikemukakan
beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yaitu: (1) Apakah faktor
kemampuan mengajar guru mempengaruhi hasil belajar struktur dan fungsi sel
11
di SMA? (2) Apakah guru telah merencanakan pembelajaran dengan baik? (3)
Apakah guru menggunakan berbagai model pembelajaran dengan tujuan dan
bahan ajar yang disampaikan? (4) Apakah model pembelajaran konvensional
yang digunakan guru selama ini dapat meningkatkan hasil belajar struktur dan
fungsi sel? (5) Apakah guru telah memperhatikan karakteristik siswa pada
pelaksanaan pembelajaran? (6) Apakah terdapat pengaruh kecerdasan siswa
terhadap hasil belajar struktur dan fungsi sel? (7) Apakah terdapat interaksi
antara model pembelajaran dengan kecerdasan intelektual siswa terhadap hasil
belajar struktur dan fungsi sel?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah tersebut,
maka masalah yang dikaji dalam penelitian dibatasi pada masalah yang
berkaitan dengan hasil belajar biologi, yaitu pengaruh model pembelajaran dan
kecerdasan intelektual terhadap hasil belajar biologi siswa SMA PAB 8
Saentis. Model pembelajaran dalam penelitian ini dibatasi hanya pada model
pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dan
tipe Jigsaw. Kecerdasan intelelektual siswa dibatasi pada kecerdasan
intelektual tinggi dan kecerdasan intelektual rendah yang diukur dengan
menggunakan Intellegence Structur Test (IST). Hasil belajar biologi dibatasi
pada materi struktur dan fungsi sel yang diukur dengan soal pilihan berganda
dengan 5 option jawaban. Subjek dalam penelitian dibatasi hanya pada siswa
kelas XI SMA PAB 8 Saentis.
12
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian
ini adalah:
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar struktur dan fungsi sel siswa yang diajar
dengan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan STAD
dan
model pembelajaran jigsaw pada siswa kelas XI SMA PAB 8 Saentis?
2. Apakah ada perbedaan hasil belajar struktur dan fungsi sel kelompok siswa
yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi dan kelompok siswa yang
memiliki kecerdasan intelektual rendah pada siswa kelas XI SMA PAB 8
Saentis?
3. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat kecerdasan
intelektual terhadap hasil belajar struktur dan fungsi sel pada siswa kelas XI
SMA PAB 8 Saentis?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui tentang:
1. Perbedaan hasil belajar struktur dan fungsi sel siswa yang diajar dengan
model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan STAD
dan model
pembelajaran jigsaw pada siswa kelas XI SMA PAB 8 Saentis.
2. Perbedaan hasil belajar struktur dan fungsi sel kelompok siswa yang
memiliki kecerdasan intelektual tinggi dan kelompok siswa yang memiliki
kecerdasan intelektual rendah pada siswa kelas XI SMA PAB 8 Saentis.
13
3. Interaksi antara model pembelajaran dengan kecerdasan intelektual siswa
terhadap hasil belajar struktur dan fungsi sel pada siswa kelas XI SMA PAB
8 Saentis.
F. Manfaat Penelitian
Kajian penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
tenaga pendidikan atau guru yang bersifat teoritis maupun bersifat praktis.
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk memperkaya khazanah ilmu
pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang
berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif pada pembelajaran struktur
dan fungsi sel, bahan masukan bagi sekolah sebagai aplikasi teoritis dan
teknologi pembelajaran, bahan pertimbangan bagi peneliti yang lain, yang
membahas dan meneliti permasalahan yang sama.
Manfaat praktis penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan dan
alternatif bagi guru-guru tentang model pembelajaran kooperatif pada bidang
studi Biologi dapat diterapkan guru bagi kemajuan peningkatan keberhasilan
belajar siswa, sebagai upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam
hal-hal yang berhubungan dengan aplikasi teknologi pembelajaran yang dapat
digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam pembelajaran
biologi.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka
dapat disimpulkan:
1. Hasil belajar struktur dan fungsi sel kelas model pembelajaran kooperatif
dengan pendekatan STAD lebih tinggi dari hasil belajar struktur dan fungsi
sel i kelas model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Jigsaw pada
siswa kelas XI SMA PAB 8 Saentis.
2. Hasil belajar struktur dan fungsi sel siswa yang memiliki kecerdasan
intelektual tinggi lebih tinggi dari hasil belajar struktur dan fungsi sel siswa
yang memiliki kecerdasan intelektual rendah pada siswa kelas XI SMA
PAB 8 Saentis.
3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dan kecerdasan
intelektual terhadap hasil belajar struktur dan fungsi sel siswa kelas XI SMA
PAB 8 Saentis. Untuk siswa dengan kecerdasan intelektual tinggi lebih
unggul bila diajarkan dengan model pembelajaran model pembelajaran
kooperatif dengan pendekatan Jigsaw, dan sebaliknya untuk siswa dengan
kecerdasan intelektual rendah lebih unggul bila diajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif dengan pendekatan STAD.
112
113
B. Implikasi
Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan
kesimpulan penelitian, di antaranya:
1. Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, yakni hasil belajar
struktur dan fungsi sel kelas model pembelajaran STAD lebih tinggi dari
hasil belajar struktur dan fungsi sel kelas model pembelajaran Jigsaw siswa
SMA PAB 8 Saentis. Untuk itu perlu dilakukan upaya dalam pengembangan
pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran STAD
dalam meningkatkan hasil belajar struktur dan fungsi sel. Dengan model
pembelajaran STAD, siswa akan memahami materi pelajaran. Penggunaan
model
pembelajaran
STAD harus terus dikembangkan mengingat
kesimpulan penelitian menyatakan hasil belajar struktur dan fungsi sel yang
diajarkan dengan model pembelajaran STAD lebih baik dibanding dengan
model pembelajaran Jigsaw.
2. Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, yakni hasil belajar
struktur dan fungsi sel siswa yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi
lebih tinggi dari hasil belajar Struktur dan Fungsi Sel siswa yang memiliki
kecerdasan intelektual rendah siswa SMA PAB 8 Saentis. Untuk itu perlu
dilakukan upaya dalam meningkatkan kecerdasan intelektual siswa dalam
belajar. Tingkat kecerdasan intelektual siswa mempengaruhi cara dirinya
menerima, menalar, dan memahami materi pelajaran struktur dan fungsi sel
dengan tepat. Peningkatkan kecerdasan intelektual siswa dilakukan dengan
memberikan stimulasi/ kesempatan. Kecerdasan intelektual siswa dalam
114
belajar harus terus ditingkatkan mengingat kesimpulan penelitian yang
menyatakan hasil belajar Struktur dan Fungsi Sel siswa yang memiliki
kecerdasan intelektual tinggi lebih baik darisiswa yang memiliki kecerdasan
intelektual rendah.
3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, yakni terdapat terdapat
interaksi antara model pembelajaran dan kecerdasan intelektual terhadap
hasil belajar struktur dan fungsi sel siswa SMA PAB 8 Saentis. Hal ini
menggambarkan bahwa ada keterkaitan antara model pembelajaran yang
digunakan guru dengan tingkat kecerdasan intelektual siswa. Beberapa hal
yang harus menjadi pemikiran guru, bagaimana caranya agar pembelajaran
dapat berjalan dengan lancar dan materi yang disampaikan dapat diterima
dan dipahami dengan baik oleh anak didiknya. Sehingga perlu adanya
pemilihan model pembelajaran yang tepat agar tujuan itu dapat tercapai.
Dengan model pembelajaran yang tepat, yang sesuai dengan kompetensi
dasar yang disampaikan serta sesuai dengan tujuan pembelajarannya
diharapkan akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal inilah yang
dapat dibuktikan dalam penelitian ini bahwa dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif khususnya model STAD, ternyata hasil belajar
siswa akan dapat ditingkatkan secara optimal.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai
berikut:
115
1. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar struktur dan fungsi sel siswa perlu
dilakukan upaya dengan menggunakan model pembelajaran STAD.
Penggunaan model pembelajaran STAD dalam pembelajaran di kelas dapat
dilakukan
dengan:
(a)
mengharuskan
guru
menggunakan
model
pembelajaran STAD dalam pembelajaran bahasa Inggris, (b) pihak sekolah
harus menyediakan peralatan belajar yang dipakai untuk menggunakan
model pembelajaran STAD, dan (c) melaksanakan pelatihan penggunaan
model pembelajaran STAD kepada seluruh guru.
2. Untuk dapat meningkatkan kecerdasan intelektual siswa perlu dilakukan
upaya sebagai berikut: (a) melakukan tes kecerdasan intelektual siswa
sebelum melakukan pembelajaran bahasa Inggris, untuk mengetahui posisi
awal pembelajaran dilakukan, dan (b) sekolah memfasilitasi les tambahan
untuk melatih kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris secara aktif dan
pasif di sekolah.
3. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang keterkaitan hasil belajar
struktur dan fungsi sel siswa ditinjau dari penggunaan model pembelajaran
dan kecerdasan intelektual siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Anastasi, Anne. 1997. Tes Psikologi. Jakarta: Prenhallindo
Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif). Bandung: Yrama Widya
Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching,
and Assesing : A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educatioanl
Objectives. New York: Addison Wesley Longman, Inc.
Ariani, A. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Baron, A, Robert. 2001. Psychology 5th edition, India: Alyn and Bacon, Prentice
Hall
Campbell, NA, Reece, JB. 2009. Biology. USA: Pearson Benjamin Cummings
Chatib, Munif. 2013. Sekolahnya Manusia, Sekolah Berbasis Multiple
Intelligences di Indonesia, Bandung: Kaifa.
Cronbach, L.J. 1990. Essentials of Psychological Testing, Harper Internatioanal
Edition, New York, Harper Collins Publisher
Dahar, W, Willis. 2011. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga
Dick dan Carey. 2005. The Systematic Design of Instruction. New York: Harper
Collins Publishers
Endaningsih, Nenden. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Biologi Dengan
Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw (PTK Pada Siswa Kelas XI IPA 1
SMA 97 Jakarta). Jurnal Formatif 2(1): 10-22. ISSN: 2088-351X. (online
preview) diakses 11 November 2015
Fatirul, Ahmad Noor. 2002. Cooperative Learning. Malang: Universitas Negeri
Malang
Furchan, Arief. 2011. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yoyakarta:
Pustaka Pelajar
Gall, Meredith, Joyce dan Burg. 2003. Educational Research An Intruduction.
Pearson Education Inc
Haerullah, Ade. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif STAD Untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII MTs
116
117
Negeri Kota Ternate. Jurnal Bionature, Volume 14, Nomor 2, Oktober
2013, hlm.105-111. (online preview) diakses 11 November 2015
Haloho, Lurbin. 2014. Perbaikan Aktivitas Belajar Biologi Siswa Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams
Achievement Division) Pada Siswa Kelas X-3 SMA Negeri 12 Medan.
Jurnal Saintech Vol. 06. No. 02 Juni 2014. (online preview) diakses 11
November 2015
Huda, Miftahul. 2015. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan
Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta
Jihad, Asep. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo
Kagan, Spencer. 2001. Cooperative Learning. San Clemente, CA: Kagan
Publishing. (online preview) http://www.kaganonline.com/ diakses 20
Februasi 2015
Kupczynski, Lori. 2012. International Journal of Instruction Cooperative
Learning In Distance Learning: A Mixed Methods Study Vol.5, No.2.
USA: Texas A&M Univiersity- Kingsville, USA. (online preview) diakses
20 Februari 2015
La Iru dan La Ode Safiun Arihi. 2012. Analisis Penerapan: Pendekatan, Metode,
Strategi, dan Model-Model Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo
Lau Chi, Kwok. 2013. Impacts of a STSE High School Biology Course on The
Scientific Literacy of Hongkong Students. Hongkong: Department of
Curriculum and Instruction, The Chinese University of Hongkong. (online
preview) diakses 20 Februari 2015
Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia
Lu Ni, Tan. 2008. Senior High School Student Biology Learning in Interactive
Teaching. Taiwan: Zhongzheng Senior High School, Taipei, Taiwan Res
Sci Educ (2010) 40:267–289. (online preview) diakses 20 Februari 2015
Martin, Herlina. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Tipe STAD Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII-G SMPN 07
Pada Materi Pertidaksamaan Linear Satu Variabel. FMIPA: Universitas
Negeri Malang. (online preview) diakses 11 November 2015
Nasution, S. 2001. Manajemen Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
118
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia
Ormrod, Jeanne, Ellis. 2003. Educational Psychology Developing Learners
(fourth edition). USA: Merrill Prentice Hall
Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan Stimulus Pendidikan Bercorak
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Reigeluth, C.M. 1983. Instructional Design Theory and Models. New Jersey:
Publisher’s Hillsdale
Sani, Miftahul. 2015. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada
Materi Hakikat Biologi Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X
SMA Negeri 1 Rambah Hilir Tahun Pembelajaran 2014/2015. Jurnal
program studi pendidikan biologi: Universitas Pasir Pangaraian. (online
preview) diakses 11 November 2015
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Pers
Simsek, Ufuk. 2013. The Effects Of Cooperative Learning Methods On Students’
Academic Achivements In Social Psychology Lessons. Turkey:
International Journal On New Trends In Education and Their Implications
July 2013 Volume: 4 Issue: 3. (online preview) diakses 20 Februari 2015
Sudjana, Nana. 2001. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Sudjana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Sudjana, Nana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media
Suryabrata, Sumadi. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Press
Tastra, I Ketut. 2013. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Menulis Ditinjau dari Motivasi
Berprestasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Mendoyo. e-Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Dasar
(Volume 3 Tahun 2013). (online preview) diakses 11 November 2015
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Uno, Hamzah B. 2010. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
119
Winkel, W.S. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi
Yamin, Martinis. 2012. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa.
Jakarta: Referensi (GP Press Group).