Analisis Kerusakan Komponen dan Produktivitas Gergaji Rantai di Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur KPH Madiun

ANALISIS KERUSAKAN KOMPONEN DAN PRODUKTIVITAS
GERGAJI RANTAI DI PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL
JAWA TIMUR KPH MADIUN

PANJI BAGUS PRIYONGGO

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kerusakan
Komponen dan Produktivitas Gergaji Rantai di Perum Perhutani Divisi Regional
Jawa Timur KPH Madiun adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, November 2014

Panji Bagus Priyonggo
NIM E14100102

ABSTRAK
PANJI BAGUS PRIYONGGO. Analisis Kerusakan Komponen dan Produktivitas
Gergaji Rantai di Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur KPH Madiun.
Dibimbing oleh JUANG R. MATANGARAN.
Penggunaan gergaji rantai yang tepat akan meningkatkan produktivitas
penebangan. Sebaliknya, penggunaan gergaji rantai yang tidak tepat akan
menyebabkan kerugian berupa penurunan produktivitas, kerusakan pada gergaji
rantai dan juga dapat menyebabkan kecelakaan kerja bagi operator. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui kerusakan komponen dan penyebab kerusakan
komponen gergaji rantai serta mengetahui pengaruh kerusakan komponen
terhadap produktivitas penebangan. Pengumpulan data dilakukan dengan
menganalisis kerusakan komponen dan penyebab kerusakan gergaji rantai serta
menganalisis pengaruh kerusakan komponen gergaji rantai terhadap produktivitas

penebangan. Analisis kerusakan komponen gergaji rantai menunjukkan bahwa
komponen yang sering mengalami kerusakan adalah rantai, busi, piston dan
sprocket. Salah satu faktor penyebab kerusakan adalah kurangnya pemahaman
operator mengenai pola perawatan dan pemeliharaan alat secara benar serta
penggunaan part yang tidak asli. Kerusakan dari komponen gergaji rantai dapat
mempengaruhi besarnya waktu kerja tidak efektif sehingga produktivitas yang
dihasilkan kecil.
Kata kunci: gergaji rantai, kerusakan, komponen, pengaruh, produktivitas

ABSTRACT
PANJI BAGUS PRIYONGGO. Analysis of the Damage Component and
Chainsaw Productivity in Perum Perhutani Regional Division East Java KPH
Madiun. Supervised by JUANG R. MATANGARAN.
The correct usage of chainsaw will increase the logging productivity. In the
other hand, the incorrect usage will cause loss such as decline of the productivity,
damage to the chainsaw and also causing occupational accident for the operator.
The objectives of this research to find out the damage component, the cause of the
damage component in chainsaw and also to find out the effect of the damage
component towards logging productivity. The data was collected by analyzing the
damage component, the cause of the damage chainsaw component and also by

analyzing the effect of the damage component towards logging productivity. The
analysis of the damage chainsaw component show that the most frequently
damage component are chain, spark plug, piston and sprocket. The lack of
understanding about the correct maintenance and treatment way for the tools and
the usage of non-original part is one of the factors that cause the damage. The
damage of chainsaw component can influence the non-effective work hours which
result in the size of productivity.
Keywords: chainsaw, component, damage, influence, productivity

ANALISIS KERUSAKAN KOMPONEN DAN PRODUKTIVITAS
GERGAJI RANTAI DI PERUM PERHUTANI DIVISI
REGIONAL JAWA TIMUR KPH MADIUN

PANJI BAGUS PRIYONGGO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Manajemen Hutan


DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Analisis Kerusakan Komponen dan Produktivitas Gergaji Rantai di
Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur KPH Madiun
Nama
: Panji Bagus Priyonggo
NIM
: E14100102

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Juang Rata Matangaran, MS
Dosen Pembimbing

Diketahui oleh


Dr Ir Ahmad Budiaman, MSc F.Trop
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi merupakan
salah satu syarat penyelesaian pendidikan pada Departemen Manajemen Hutan,
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang telah
berkontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada Ayah (Alm.) dan Ibu serta keluarga yang telah
memberikan dukungan baik moral maupun material. Prof. Dr. Ir Juang Rata
Matangaran, MS selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan
waktu dan pemikiran hingga skripsi ini selesai. Bapak Muhammad Hasanudin A.
Md selaku laboran Laboratorium Pemanfaatan Sumber Daya Hutan yang telah
bersedia meluangkan waktu dan pemikiran hingga skripsi ini selesai. Bapak Deny
Yadianurtopo S.Hut selaku asisten perhutani BKPH Dungus dan Bapak Nanang

Sunatyo S.Hut selaku asisten perhutani BKPH Brumbun yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian hingga selesai. Serta
seluruh rekan-rekan mahasiswa MNH angkatan 47 yang senantiasa memberikan
motivasi dan doa hingga skripsi ini selesai.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Bogor, November 2014

Panji Bagus Priyonggo

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN


vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

1

Manfaat Penelitian

1

METODE


2

Waktu dan Lokasi Penelitian

2

Bahan dan Alat

2

Jenis dan Sumber Data

2

Prosedur Pengumpulan Data

2

Pengolahan Data


3

HASIL DAN PEMBAHASAN

5

Gergaji Rantai

5

Kerusakan Komponen Gergaji Rantai

6

Penanggulangan Kerusakan Komponen

11

Kemampuan Operator


12

Produktivitas

13

SIMPULAN DAN SARAN

15

Simpulan

15

Saran

15

DAFTAR PUSTAKA


15

LAMPIRAN

17

DAFTAR TABEL
1 Deskripsi operator gergaji rantai
2 Produktivitas penebangan

5
14

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Bagan alir penelitian
Frekuensi kerusakan komponen pada sistem pelumasan rantai
Frekuensi kerusakan komponen pada sistem kelistrikan
Frekuensi kerusakan komponen pada sistem penyaluran bahan bakar
Frekuensi kerusakan komponen pada rantai
Frekuensi kerusakan komponen pada bilah
Frekuensi kerusakan komponen pada sistem transmisi
Frekuensi kerusakan komponen pada mesin
Frekuensi kerusakan kompoenen pada body
Persentase elemen kerja penebangan

3
6
7
7
8
8
9
10
11
15

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

Data kerusakan komponen gergaji rantai
Data penanggulangan kerusakan komponen gergaji rantai
Dokumentasi kerusakan komponen gergaji rantai
Dokumentasi penanggulangan kerusakan komponen gergaji rantai
Data waktu kerja penebangan

17
19
21
25
26

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peralatan pemanenan mempunyai peran penting dalam kegiatan pemanenan
karena dapat meningkatkan produktivitas penebangan dan pendapatan perusahaan.
Untuk kelangsungan dan kelancaran pelaksanaan kegiatan pemanenan terutama
kayu, maka penggunaan peralatan yang tepat sangat diperlukan.
Kegiatan penebangan merupakan kegiatan awal dari serangkaian kegiatan
pemanenan kayu sehingga hasil penebangan berupa kayu dapat dimanfaatkan.
Dalam melakukan kegiatan penebangan sebagian besar menggunakan gergaji
rantai, akan tetapi di beberapa tempat lain masih ada yang menggunakan peralatan
tradisional seperti kapak dan gergaji tangan.
Menurut Suhartana S dan Yuniawati (2006), terdapat beberapa keuntungan
penggunaan gergaji rantai seperti mengurangi biaya penebangan dan pembagian
batang, menciptakan tunggak yang lebih rendah, pekerjaan lebih cepat selesai,
lebih efisien dan lebih murah untuk penebangan dan pembagian batang serta
mengurangi kecelakaan kerja.
Penggunaan gergaji rantai yang tepat akan meningkatkan produktivitas
penebangan. Sebaliknya, penggunaan gergaji rantai yang tidak tepat akan
menyebabkan kerugian berupa penurunan produktivitas, kerusakan pada gergaji
rantai serta dapat menyebabkan kecelakaan kerja bagi operator berupa kick back.
Gergaji rantai sering mengalami kerusakan sehingga sangat berpengaruh
besar terhadap penurunan produktivitas penebangan. Hal ini disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan operator tentang teknik pemakaian dan pemeliharaan
gergaji rantai yang baik sehingga dapat berakibat tidak tercapainya tujuan yang
diharapkan dan dapat menyebabkan kerusakan pada alat. Oleh sebab itu,
penelitian ini diperlukan mengingat informasi mengenai kerusakan gergaji rantai
masih sangat sedikit. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan bagi operator mengenai komponen dan teknik penggunaan gergaji
rantai yang benar sehingga memudahkan operator dalam melakukan pemeliharaan
gergaji rantai dan meminimalkan terjadinya kerusakan pada gergaji rantai.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui kerusakan komponen gergaji rantai
2. Mengetahui penyebab kerusakan komponen yang sering mengalami kerusakan
pada gergaji rantai
3. Menerangkan pengaruh kerusakan komponen terhadap produktivitas
penebangan
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai komponen
gergaji rantai yang sering mengalami kerusakan dan penyebab kerusakan yang

2

terjadi sehingga operator dapat melakukan perawatan dan pemeliharaan secara
benar. Di samping itu, diharapkan dapat memberikan informasi terkait pengaruh
kerusakan terhadap produktivitas penebangan.

METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian
Pengambilan data kerusakan komponen gergaji rantai dilakukan di Perum
Perhutani Divisi Regional Jawa Timur KPH Madiun BKPH Dungus dan BKPH
Brumbun. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah gergaji rantai,
tally sheet, stopwatch, dan kamera. Adapun alat yang digunakan dalam
pengolahan data adalah kalkulator dan laptop dengan Software Ms. Word 2010
dan Software Ms. Excel 2010.
Jenis Data
Data Primer
Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan,
berupa data komponen gergaji rantai secara keseluruhan maupun mengalami
kerusakan, jumlah gergaji rantai, diameter dan panjang kayu, waktu penebangan
sampai kegiatan pembagian batang dan wawancara dengan operator gergaji rantai
untuk mengetahui kondisi pekerja, teknik pemeliharaan dan perawatan gergaji
rantai.
Prosedur Pengumpulan Data
Tahapan untuk mengumpulkan data dimulai dari :
1. Menentukan jumlah gergaji rantai
Penentuan jumlah gergaji rantai menggunakan metode sensus, yaitu
mengambil semua data gergaji rantai yang ada pada KPH Madiun sebanyak 10
unit dan 10 orang operator gergaji rantai. Pada waktu dilakukannya penelitian,
hanya terdapat kegiatan penebangan di BKPH Dungus dan BKPH Brumbun
tersebut. Pada petak penebangan di masing-masing BKPH, angkutan yang
tersedia sedikit sehingga kegiatan penebangan dilakukan oleh 2 orang operator
gergaji rantai setiap harinya. Operator lainnya diambil dari operator di wilayah
BKPH Dungus dan BKPH Brumbun yang belum mendapatkan kegiatan
penebangan. Jadi, operator yang ada pada kedua BKPH sedikit sehingga
digunakan metode sensus untuk menentukan jumlah gergaji rantai yang ada.
2. Identifikasi kerusakan komponen dan penyebab kerusakan gergaji rantai
Identifikasi dilakukan dengan melihat komponen secara menyeluruh yang
dimulai dari sistem pelumasan rantai, sistem penyaluran bahan bakar, sistem
kelistrikan, komponen bilah dan rantai, komponen mesin, sistem pemindah

3

tenaga serta komponen body. Selain itu, dilakukan wawancara dengan
operator untuk mengetahui kondisi pekerja, teknik pemeliharaan dan
perawatan gergaji rantai. Selanjutnya, menentukan penyebab kerusakan yang
terjadi dengan cara analisis komponen yang mengalami kerusakan tersebut.
3. Pengukuran produktivitas penebangan
Menghitung dimensi batang dengan melakukan pengukuran diameter
batang, panjang batang dan waktu kerja operator menghidupkan gergaji rantai
sampai kegiatan pembagian batang. Waktu kerja dibagi menjadi dua yaitu
waktu kerja efektif dan waktu kerja tidak efektif. Pengukuran waktu kerja
efektif dimulai dari operator berjalan menuju pohon yang ditebang,
membersihkan tumbuhan bawah sekitar areal pohon yang ditebang, memukul
dengan baji dan palu, pembuatan takik rebah dan balas, pemotongan bontos
serta pembagian batang. Selanjutnya, pengukuran waktu kerja tidak efektif
adalah mengisi bahan bakar, memasang rantai dan bilah, mengasah rantai,
memanaskan mesin, serta kendala saat penebangan berlangsung seperti mesin
tiba-tiba berhenti, susah hidup atau bilah terjepit.
4. Analisis pengaruh kerusakan terhadap produktivitas penebangan
Menganalisis kerusakan yang terjadi untuk mengetahui besarnya pengaruh
kerusakan terhadap produktivitas. Analisis dilakukan dengan cara mengetahui
akibat dari kerusakan yang terjadi selama kegiatan penebangan berlangsung.
Menentukan lokasi penebangan

Menentukan jumlah gergaji rantai

Identifikasi komponen gergaji rantai

 Mengukur waktu kerja penebangan
 Mengukur diameter dan panjang log

Analisis kerusakan komponen

Produktivitas penebangan

Menganalisis pengaruh kerusakan
produktivitas penebangan

terhadap

Gambar 1 Bagan alir penelitian
Pengolahan Data
Produktivitas penebangan
Produktivitas penebangan merupakan rata-rata dari suatu siklus kegiatan
yang dihitung berdasarkan hasil pengukuran waktu kerja yang telah diolah dengan
rumus berikut (Mujetahid 2008) :

4

Keterangan :
Vt
Wt

: produktivitas tebang (m3/jam)
: volume kayu yang ditebang (m3)
: waktu tebang (jam)

Perhitungan Volume Kayu
Volume kayu dihitung dengan menggunakan rumus Smallian. Pengukuran
diameter hanya dilakukan pada bontos ujung, sedangkan diameter bontos
pangkalnya diduga oleh diameter bontos ujung, maka rumusnya menjadi sebagai
berikut :
V
Keterangan :
V
P
Bu
Bp

: volume kayu (m3)
: panjang kayu (m)
: luas bidang dasar bontos ujung (cm)
: luas bidang dasar bontos pangkal (cm)

Volume pohon dihitung dengan cara menjumlahkan volume tiap seksi
batangnya menggunakan rumus :
Vt
Keterangan :
Vt
Vsi



: volume total
: volume seksi batang ke-i

Frekuensi komponen yang mengalami kerusakan
Data hasil kerusakan komponen yang telah diperoleh dikelompokkan ke
dalam bentuk diagram batang. Pada diagram batang terdapat dua variabel yang
dipakai, yaitu X sebagai komponen yang sering mengalami kerusakan dan Y
sebagai jumlah gergaji rantai yang mengalami kerusakan tersebut. Dibawah ini
menjelaskan hubungan variabel diagram antara X dan Y, yaitu :
1. Menjelaskan hubungan antara komponen rantai dengan jumlah gergaji
rantai.
2. Menjelaskan hubungan antara komponen mesin dengan jumlah gergaji
rantai.
3. Menjelaskan hubungan antara komponen body dengan jumlah gergaji
rantai.
4. Menjelaskan hubungan antara komponen bilah dengan jumlah gergaji
rantai.
5. Menjelaskan hubungan antara komponen sistem pelumasan rantai dengan
jumlah gergaji rantai.

5

6. Menjelaskan hubungan antara komponen sistem kelistrikan dengan
jumlah gergaji rantai.
7. Menjelaskan hubungan antara komponen sistem penyaluran bahan bakar
dengan jumlah gergaji rantai.
8. Menjelaskan hubungan antara komponen sistem transmisi dengan jumlah
gergaji rantai.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gergaji Rantai
Gergaji rantai merupakan alat mekanis yang mahal dan berbahaya jika
dipergunakan tidak dengan semestinya, karena itu teknik penebangan dan cara
pemakaian gergaji rantai yang tepat harus betul-betul dikuasai agar tidak terjadi
kesalahan. Menurut Sukanda dan Endom (2008), kesalahan ini dapat
mengakibatkan kecelakaan, seperti penebang tertimpa pohon yang roboh akibat
salah menentukan arah rebah, kecelakaan dalam penggunaan gergaji rantai
disebabkan pengetahuan cara penggunaan alat yang kurang.
Operator gergaji rantai KPH Madiun menggunakan gergaji rantai merk
Stihl 070 dalam kegiatan penebangan tebang habis maupun penjarangan. Gergaji
rantai merk Stihl 070 termasuk ke dalam kelas sedang, yaitu beratnya diantara 10
– 12 Kg (Soenarso et al. 1972). Di samping itu, Stihl 070 tidak memiliki
komponen pengaman seperti rem rantai, penangkap rantai, pelindung tangan
depan dan pelindung tangan belakang. Gergaji rantai yang dimiliki oleh operator
sudah mengalami banyak modifikasi yang dilakukan sendiri oleh operator. Pada
Tabel 1 menunjukkan bahwa gergaji rantai yang dimiliki operator sudah cukup
lama. Gergaji rantai yang telah berumur lebih dari 5 tahun telah melewati umur
ekonomis, namun secara teknis masih dapat digunakan karena telah dilakukan
perbaikan dengan mengganti komponen yang telah rusak (Mujetahid 2008).
Tabel 1 Deskripsi Operator Gergaji Rantai
Operator
Ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Umur Operator
(tahun)
45
52
48
40
39
44
49
43
46
40

Umur Gergaji Rantai
(tahun)
5
4
6
5
4
5
5
5
5
5

Pengalaman Kerja
(tahun)
10
4
7
7
8
6
13
5
7
6

6

Kerusakan Komponen Gergaji Rantai
Gergaji rantai yang dimiliki oleh operator di KPH Madiun, banyak
ditemukan kerusakan. Kerusakan yang terjadi dapat disebabkan oleh komponen
yang digunakan tidak asli pabrik dan penggunaan campuran bahan bakar yang
tidak tepat. Oleh sebab itu, masa pakai komponen tidak tahan lama dan operator
jarang melakukan perawatan serta pemeliharan secara rutin. Setiap komponen
mempunyai permasalahan kerusakan yang berbeda-beda dari setiap operator.
Kerusakan yang berbeda-beda disebabkan dari cara perawatan dan pemeliharaan
alat yang dilakukan oleh operator. Kerusakan yang terdapat pada satu komponen
sangat berpengaruh terhadap kerusakan komponen lainnya. Sama halnya dengan
yang dinyatakan Pilarek dan Mielnicki (2008), kegagalan pada suatu sistem
berdampak pada sistem lainnya apabila sistem tersebut saling berhubungan.
Menurut Nagato (1992), menyatakan bahwa 90% masalah yang dialami oleh
gergaji rantai disebabkan oleh rantainya, karena dengan rantai yang tumpul atau
jelek maka penggunaan bahan bakar akan meningkat, rantai akan cepat panas dan
komponen mesin akan cepat aus.

∑ Chainsaw (Unit)

Komponen pelumasan rantai
Pada Gambar 1 menunjukkan bahwa pompa pelumas merupakan komponen
pelumasan rantai yang paling banyak mengalami kerusakan dibandingkan dengan
komponen lainnya. Kerusakan yang terjadi ada 2 penyebab yaitu membran sobek
dan pompa loss. Loss yang dimaksud adalah pelumas tidak keluar apabila pompa
ditekan. Hal ini dikarenakan seal atau karet silicon pelumas robek dan spring atau
per pompa pelumas sudah tidak bagus. Berikutnya, penyebab kerusakan membran
sobek disebabkan oleh membran sudah lapuk.
Disamping itu, tangki pelumas juga terdapat kerusakan berupa kebocoran.
Kebocoran ini disebabkan oleh gasket yang sudah lapuk sehingga pelumas keluar
melalui celah antara crankcase dan tangki. Panasnya pelumas di dalam tangki
mempercepat proses pelapukan baik membran maupun gasket.
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Tangki pelumas

Saringan
Selang pelumas Pompa pelumas
pelumas
Komponen Pelumasan Rantai

Saluran
pengeluaran

Gambar 2 Frekuensi kerusakan komponen pada sistem pelumasan rantai
Komponen kelistrikan
Sistem kelistrikan merupakan sumber penyuplai arus listrik untuk
membantu dalam proses pembakaran bahan bakar. Frekuensi kerusakan
komponen yang tersaji pada Gambar 2 menunjukkan bahwa komponen busi
paling sering mengalami kerusakan. Kerusakan yang terjadi disebabkan oleh

7

∑ Chainsaw (Unit)

pengaturan langsam tidak sesuai standar sehingga asupan bensin yang masuk
terlalu kaya. Oleh sebab itu, busi ditemukan menghitam dan menyebabkan
pengapian menjadi lemah sehingga mesin susah hidup.
Di samping itu, kerusakan juga terjadi pada condensor yang disebabkan
oleh baut untuk menahan condensor tidak kuat sehingga condensor terlepas.
Kerusakan yang disebabkan oleh condensor terdapat 2 komponen lainnya
mengalami kerusakan yaitu komponen crankcase dan komponen stator.
10
8
6
4
2
0
Kabel Busi
Flywheel

Busi

Stator

Platina

Condensor
Komponen Kelistrikan

Gambar 3 Frekuensi kerusakan komponen pada sistem kelistrikan

∑ Chainsaw (Unit)

Komponen penyaluran bahan bakar
Karburator yang digunakan oleh gergaji rantai berbeda dengan yang
digunakan oleh motor biasa. Karburator pada gergaji rantai menggunakan
membran diafragma untuk mengatur penyuplaian bahan bakar ke dalam ruang
pembakaran.
Komponen membran diafragma tidak lepas dari kerusakan. Kerusakan
yang terjadi berupa sobek. Kerusakan membran disebabkan oleh membran yang
sudah lama sehingga menjadi lapuk. Oleh sebab itu, pemasukan bahan bakar ke
ruang pembakaran akan terhambat sehingga putaran mesin tidak lancar. Saringan
bahan bakar sering tersumbat disebabkan oleh kotoran bahan bakar. Kotoran pada
bahan bakar ditimbulkan dari pembakaran yang tidak sempurna dan pemakaian
pelumas curah yang dicampur dengan bensin dan saat pengisian bahan bakar tidak
menggunakan saringan. Kerusakan komponen saringan bahan bakar merupakan
kerusakan yang sering terjadi seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Di samping itu,
lubang venturi pada karburator tersumbat disebabkan oleh kotoran bahan bakar
dan melalui saringan udara sehingga penyuplaian bahan bakar ke ruang
pembakaran terhambat.
10
8
6

4
2
0
Karburator

Tangki bahan bakar
Saringan bahan bakar
Komponen Penyaluran Bahan Bakar

Gambar 4 Frekuensi kerusakan komponen pada sistem penyaluran bahan
bakar

8

∑ Chainsaw (Unit)

Komponen rantai
Rantai merupakan bagian utama pada gergaji rantai untuk melakukan
pemotongan pada pohon. Rantai dapat dikatakan baik apabila semua mata rantai
memiliki panjang, ketajaman, sudut dan tinggi yang sama. Untuk kelancaran dan
peningkatan produktivitas, rantai harus dalam kondisi tajam. Kerusakan yang
sering terjadi terdapat pada kesalahan sudut pengasahan pada cutter seperti
ditunjukkan grafik pada Gambar 4. Bentuk ujung pisau tegak terlalu cekung
sehingga mengakibatkan gergaji bergetar keras. Di samping itu, operator tidak
memperhatikan ketinggian depth gauge yang lebih tinggi dibandingkan dengan
ujung pisau. Seperti halnya yang dinyatakan Matangaran (2004), kesalahankesalahan yang sering dijumpai terdiri atas sudut asah, ujung pisau melintang,
ujung pisau tegak, depth gauge, dudukan bilah dan rantai saat mengikir serta
giwaran. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Prayoga (1997) yang
menunjukkan bahwa kerusakan yang sering terjadi pada rantai adalah tie strap.
Kerusakan pada tie strap berupa patah yang disebabkan oleh penggunaan pelumas
bekas yang mengandung banyak kotoran sehingga kotoran dan serbuk gergaji
halus melekat pada rantai.
12
10
8
6
4
2
0
Cutter

Tie strap
Komponen Rantai

Drive link

Gambar 5 Frekuensi kerusakan komponen pada rantai

∑ Chainsaw (Unit)

Komponen bilah
Komponen bilah terdapat kerusakan pada bar nose yang disebabkan oleh
ketegangan rantai yang tidak sesuai dan tidak dilakukannya pertukaran posisi
bilah setiap habis pemakaian secara rutin sehingga menyebabkan seringnya
mengalami kerusakan (Gambar 5). Oleh sebab itu, badan rail menjadi cekung dan
mengakibatkan rantai terlepas dari rail. Seperti halnya yang dinyatakan Oregon
(2004), kerusakan yang tejadi pada bilah terdiri atas kurangnya pelumasan rantai,
ketegangan rantai yang tidak sesuai dan kurangnya teknik pemakaian gergaji
rantai yang baik.
10
8
6
4
2
0
Bar nose
Rail
Komponen Bilah

Gambar 6 Frekuensi kerusakan komponen pada bilah

9

∑ Chainsaw (Unit)

Komponen transmisi
Bagian sistem transmisi yang sering disebut sebagai pemindah tenaga
terdapat beberapa kerusakan. Kerusakan yang terjadi pada bagian per kopling,
sepatu kopling dan rumah kopling. Operator gergaji rantai mengalami kerusakan
pada per kopling berupa patah pada bagian ujung per yang berfungsi sebagai
pengait antar sepatu kopling. Kerusakan disebabkan oleh gaya tarik antar sepatu
kopling karena pemicu gas tidak ditekan sepenuhnya. Seperti halnya pada bagian
sepatu kopling dan rumah kopling, apabila pemicu gas tidak ditekan sepenuhnya
dapat menyebabkan sepatu kopling bergesekan dengan rumah kopling. Karena itu,
sepatu kopling menjadi aus sehingga menyebabkan kopling slip. Sistem transmisi
pada Stihl 070 merupakan gaya sentrifugal.
Berikutnya, komponen sprocket sering terjadi aus pada lubang untuk
bertambatnya drive link. Oleh sebab itu, rantai sering lepas dan slip. Sprocket
merupakan komponen yang paling banyak mengalami kerusakan seperti
ditunjukkan pada Gambar 6.
12
10
8
6
4
2
0
Rumah kopling

Sepatu kopling

Per kopling

Sprocket

Komponen Transmisi (pemindah tenaga)

Gambar 7 Frekuensi kerusakan komponen pada sistem transmisi
Komponen mesin
Komponen mesin merupakan suatu bagian untuk mengubah tenaga panas
hasil pembakaran campuran udara dengan bahan bakar di dalam ruang
pembakaran menjadi tenaga gerak. Pada komponen mesin, bagian poros engkol
mengalami kerusakan yang disebabkan oleh penggunaan komponen yang tidak
asli pabrik sehingga membuat poros engkol menjadi aus. Aus pada poros engkol
disebabkan oleh tergerusnya poros engkol oleh bearing pada crankcase. Apabila
poros engkol aus, menyebabkan poros engkol menjadi tidak stabil (goyang)
sehingga bagian dalam flywheel patah.
Pada bagian cylinder head, terdapat 2 (dua) jenis kerusakan yang
ditemukan yaitu berupa drat bertambatnya busi menjadi aus dan pecah pada
bagian bawah cylinder head. Kerusakan pertama disebabkan oleh seringnya
bongkar pasang busi dan saat pemasangan busi kembali, posisi drat pada busi
tidak cocok dengan drat cylinder head. Selanjutnya, pada kerusakan kedua
disebabkan oleh pemasangan baut antara sambungan cylinder head dengan
crankcase tidak kuat dan dapat juga disebabkan oleh cylinder head yang
digunakan tidak kuat panas karena komponen yang digunakan tidak asli.
Di samping itu, kerusakan terjadi pada bagian dalam cylinder head yaitu
dinding cylinder head. Pada dinding cylinder terdapat goresan halus dan hitam
yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar tidak sempurna dan campuran
bahan bakar yang tidak tepat sehingga terdapat jelaga di dalam ruang pembakaran.

10

Dalam hal yang sama, piston juga terdapat goresan hitam yang disebabkan oleh
sisa-sisa pembakaran. Piston mengalami kerusakan seperti ini dapat menimbulkan
pembakaran kurang maksimal dan torsi yang dikeluarkan tidak begitu tinggi. Oleh
sebab itu, dapat mempengaruhi kecepatan putaran pada gergaji rantai dan
menghambat kegiatan penebangan yang berlangsung. Piston merupakan
komponen yang paling sering mengalami kerusakan (Gambar 7).
∑ Chainsaw Unit

12
10
8
6
4
2
0
Cylinder Gasket
block

Saluran Crankcase Piston Pin piston Stang
bilas
piston

Poros
engkol

Komponen Mesin

Gambar 8 Frekuensi kerusakan komponen pada mesin
Komponen body
Gergaji rantai menghasilkan getaran mesin yang sangat kuat sehingga
mengakibatkan kerusakan pada bagian pegangan depan yang terdapat di bagian
plat yang ada di bagian bawah crankcase. Oleh sebab itu, pegangan menjadi tidak
stabil sehingga plat menjadi patah.
Pada bagian body banyak komponen yang tidak dipasang seperti tombol
on/off dan penutup knalpot. Komponen ini merupakan komponen yang paling
sering mengalami kerusakan, sama halnya dengan pegangan depan (Gambar 8).
Tombol on/off tidak dipasang karena saklar tombol cepat rusak dan meleleh.
Operator sering melakukan penggantian komponen tersebut akan tetapi gejala
yang ditimbulkan sama dan dalam waktu 1 minggu saklar tersebut rusak dan
meleleh. Kerusakan disebabkan oleh arus listrik yang tidak stabil. Oleh sebab itu,
operator tidak memasang tombol on/off hanya menggunakan kabel pemutus arus
sehingga untuk mematikan mesin, kabel disentuhkan dengan body gergaji rantai.
Disamping itu, penutup knalpot tidak dipasang disebabkan oleh
pembuangan sisa pembakaran terhambat sehingga mesin tidak terasa loss. Loss
yang dimaksud adalah mesin tidak lepas saat bekerja seperti ada yang menahan.
Saringan udara yang digunakan operator ada 2 jenis, yaitu saringan dengan
bahan kawat tipis dan saringan dengan bahan kain. Kedua jenis saringan ini
mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pada bahan kain,
pembersihan saringan sedikit sulit untuk dibersihkan karena mudah sobek kainnya
dan cepat mengumpulnya kotoran pada saringan yang disebabkan oleh celah
saringan sangat kecil sehingga kotoran yang paling kecil dapat tersaring.
Perawatan saringan udara bahan kain harus rutin karena kotoran cepat mengumpul
pada saringan.
Berikutnya, saringan udara bahan kawat tipis mudah dibersihkan dan tidak
mudah rusak atau sobek. Akan tetapi, celah saringan lebih besar dibandingkan

11

dengan yang bahan kain. Oleh sebab itu, kotoran dapat masuk dan tidak tersaring
secara sempurna.

∑ Chainsaw Unit

12
10
8
6
4
2
0

Komponen Body

Gambar 9 Frekuensi kerusakan komponen pada body
Berdasarkan penelitian di lapangan, komponen yang sering mengalami
kerusakan adalah rantai, busi, sprocket dan piston. Hal ini berbeda dengan hasil
penelitian Prayoga (1997) di PT Inhutani V Jambi yang menunjukkan bahwa
komponen yang sering mengalami kerusakan terbesar adalah rantai. Alat yang
digunakan memiliki merk dan tipe yang sama, akan tetapi komponen yang sering
mengalami kerusakan terbesar berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain pengalaman dan pengetahuan operator mengenai gergaji rantai.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Pilarek dan Mielnicki (2008)
menyatakan bahwa kerusakan sering terjadi adalah komponen mesin. Hal ini
disebabkan oleh campuran bahan bakar yang digunakan tidak sesuai standar
sehingga komponen tidak terlumasi secara sempurna.
Penanggulangan kerusakan komponen
Data hasil identifikasi kerusakan komponen yang sudah ada, dilakukan
analisis untuk mengetahui penanggulangan yang harus dilakukan sehingga tidak
terjadinya kerusakan tersebut. Di samping itu, kegiatan pemeliharaan sangat
diperlukan. Kegiatan penanggulangan dan pemeliharaan yang harus dilakukan
pada kerusakan seperti ditunjukkan pada Lampiran 2.
Kerusakan dudukan busi yang terjadi pada bagian cylinder head dapat
dicegah dengan cara memasang busi menggunakan tangan terlebih dahulu hingga
sudah tidak dapat diputar, kemudian kencangkan menggunakan kunci busi.
Selanjutnya, patah bagian bawah cylinder head dapat diatasi dengan
menggunakan komponen yang asli sehingga tahan terhadap panas dan memasang
baut satu persatu pada tiap sisi menggunakan tangan terlebih sehingga keseluruh
baut tidak dapat diputar dengan tangan, kemudian gunakan kunci pas untuk
mengencangkan baut tersebut secara satu persatu.

12

Sistem kerja kopling pada gergaji rantai Stihl 070 merupakan gaya
sentrifugal, akan mengembang apabila putarannya tinggi (sepatu kopling dan
rumah kopling menyatu) dan lepas apabila putarannya rendah (sepatu kopling dan
rumah kopling tidak menyatu). Kerusakan pada komponen kopling secara
keseluruhan disebabkan oleh pemicu gas tidak ditekan sepenuhnya sehingga
putaran kopling tidak maksimal.
Kerusakan yang dialami oleh rantai dapat diatasi dengan menggunakan
alat bantu asah dalam menentukan sudut asah yang tepat, menggunakan kikir
bulat yang tajam dan melakukan penekanan kikir terhadap bagian cutter secara
benar sehingga cekungan dapat diminimalisirkan.
Panasnya mesin sangat berpengaruh terhadap panjang atau pendeknya
umur pemakaian dari suatu part. Gasket akan cepat menjadi lapuk sehingga sobek
karena tidak tahan dengan panas mesin yang terlalu tinggi. Mesin yang terlalu
panas disebabkan oleh pemasukan pelumas yang lebih sedikit dibandingkan
dengan bensin. Perbandingan bahan bakar dengan pelumas adalah 1:20. Akan
tetapi kenyataan di lapangan, operator hanya menggunakan perbandingan 1:10.
Pelumas pada sistem pembakaran berfungsi juga sebagai pendingin. Disamping
itu, sirip-sirip pendingin pada cylinder head berpengaruh besar terhadap
pendinginan mesin. Hal ini sama yang dinyatakan oleh Marsudi (2013), sirip-sirip
pendingin guna memperbesar luas permukaan yang bersinggungan dengan udara
pendingin yang mengalir di sekelilingnya. Sirip-sirip pendingin tidak boleh kotor
apabila kotor akan menghambat proses pendinginan pada cylinder head.
Penanggulangan kerusakan pada pegangan depan, operator melakukan
perubahan dengan cara mengganti baut yang menyatukan pegangan depan dengan
crankcase menggunakan baut 10. Selain melakukan perubahan pada bagian
tersebut, operator memberikan plat tambahan yang disambungkan dengan
crankcase sehingga pegangan depan tetap stabil. Di samping itu, operator
menambahkan kain pada pegangan depan agar tangan tidak tergelincir saat mesin
gergaji rantai hidup apabila tangan berkeringat.
Pada saat dilapangan, ditemukan kerusakan pada tali starter berupa
putusnya tali starter. Kesalahan cara penarikan menjadi penyebab putusnya tali
starter. Operator menarik tali starter secara langsung sehingga terjadi hentakan
yang keras saat menarik. Dalam proses penyalaan mesin, operator seharusnya
menarik tali starter perlahan-lahan untuk masuknya bahan bakar dan udara,
kemudian ditarik penuh sampai mesin hidup. Setelah menyala, tali starter
dikembalikan secara perlahan-lahan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut,
operator menanggulanginya dengan mengganti tali starter menggunakan tali
tambang sehingga dapat dipergunakan kembali.
Kemampuan Operator
Kerusakan yang terjadi pada gergaji rantai sebagian besar disebabkan oleh
kurangnya kemampuan operator tentang pemahaman komponen gergaji rantai.
Pengetahuan tentang pemakaian dan pemeliharaan gergaji rantai yang tepat serta
komponen akan memudahkan operator melakukan pemeliharaan alat.
Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa pengalaman operator bekerja sebagai
operator gergaji rantai sudah cukup lama dengan rata-rata sebesar 7.3 tahun.
Pengalaman kerja sebesar ini, memungkinkan operator memiliki keterampilan

13

yang memadai dalam menerapkan teknik-teknik penebangan yang benar,
memahami cara kerja alat serta pemeliharaan dan perawatan alat. Akan tetapi,
operator banyak yang tidak mengetahui komponen gergaji rantai, pola perawatan
dan pemeliharaan alat yang benar. Operator sudah mendapatkan pelatihan tentang
gergaji rantai yang diselenggarakan oleh pihak KPH Madiun.
Di samping itu, banyak operator yang menggunakan komponen yang tidak
asli dan pelumas bekas. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
pendapatan operator. Seperti halnya yang dinyatakan oleh Pilarek dan Mielnicki
(2008), bahwa penggunaan pelumas bekas disebabkan karena faktor ekonomi
operator.
Produktivitas
Penebangan merupakan langkah awal untuk pemanfaatan kayu secara
komersial. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas dapat dilihat pada
faktor yang mempengaruhi waktu total dan produktivitas, hal ini disebabkan oleh
produktivitas berkaitan dengan waktu yang digunakan dan hasil yang diperoleh
seorang pekerja (Gautama 2008). Tabel 2 menunjukkan bahwa produktivitas ratarata kegiatan penebangan berkisar antara 0.85 – 2.00 m3/jam dengan rata-rata
keseluruhan sebesar 1.34 m3/jam. Volume kayu yang ditebang berkisar antara
1.29 – 3.42 m3.
Pada pengukuran waktu kerja, total waktu tidak efektif lebih besar
dibandingkan dengan waktu efektif. Besarnya total waktu tidak efektif disebabkan
oleh lamanya waktu pengasahan rantai berkisar antara 0.12 – 0.40 jam. Disamping
itu, besarnya waktu tidak efektif juga disebabkan oleh kendala saat penebangan
berlangsung seperti kerusakan pada gergaji rantai dan bilah terjepit serta waktu
istirahat operator.
Besarnya waktu kerja mempengaruhi produktivitas yang dihasilkan. Seperti
halnya yang ditunjukkan Tabel 2, produktivitas yang dihasilkan kecil dengan ratarata sebesar 1.34 m3/jam dan rata-rata diameter 50.8 cm. Hal ini berbeda dengan
yang dinyatakan Sukanda dan Endom (2008), bahwa penebangan di hutan
tanaman dengan gergaji rantai kelas sedang menghasilkan produktivitas sebesar
2.14 m3/jam.
Pada operator ke-1 dengan volume sebesar 3.42 m3 dan waktu tidak efektif
sebesar 1.19 jam menghasilkan produktivitas sebesar 1.96 m3/jam. Hal ini
disebabkan karena pada waktu penebangan berlangsung terjadi kerusakan berupa
tali starter putus. Pada operator ke-2 dengan waktu tidak efektif sebesar 0.59 jam
dan volume 1.29 m3, mengasilkan produktivitas sebesar 1.24 m3/jam. Kerusakan
yang terjadi berupa rantai terlepas yang disebabkan oleh tegangan pada rantai
tidak sesuai dan sprocket aus. Selanjutnya, operator ke-3 menghasilkan waktu
efektif yang besar sebesar 1.24 jam. Hal ini disebabkan karena kerusakan pada
sistem kelistrikan atau pengapian yang dihasilkan lemah sehingga menghasilkan
produktivitas yang sangat kecil yaitu 0.85 m3/jam dengan volume 1.45 m3.
Berikutnya, operator ke-6 menghasilkan produktivitas yang besar yaitu 2.00
m3/jam dengan volume sebesar 2.72 m3 dan waktu tidak efektif sebesar 0.95 jam
dengan kerusakan yang terjadi berupa busi menghitam.

14

Operator
Ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rata-rata

Tabel 2 Produktivitas Penebangan
Waktu
Waktu
Waktu
Volume
Tidak
Efektif
Total
Efektif
(jam)
(jam)
(jam)
(m3)
0.56
1.19
1.75
3.42
0.45
0.59
1.04
1.29
0.45
1.24
1.69
1.45
0.36
1.13
1.48
1.46
0.41
0.97
1.38
1.72
0.41
0.95
1.36
2.72
0.61
1.05
1.66
2.13
0.42
0.98
1.41
1.96
0.40
0.91
1.32
1.70
0.47
0.97
1.43
1.66
0.45
1.00
1.45
1.95

Produktivitas
(m3/jam)
1.96
1.24
0.85
0.99
1.24
2.00
1.28
1.40
1.29
1.16
1.34

Kecilnya produktivitas yang dihasilkan disebabkan oleh kerusakan yang
terjadi pada gergaji rantai sehingga membuat waktu kerja bertambah. Besarnya
produktivitas ditentukan oleh dua komponen utama yaitu volume yang dihasilkan
dan waktu kerja yang diperlukan.
Di samping itu, penyebab terjadinya kerusakan pada gergaji rantai adalah
kurangnya pengetahuan operator mengenai pemahaman cara pemeliharaan alat
yang benar sehingga terjadi mesin berhenti dan susah dinyalakan saat kegiatan
penebangan berlangsung. Kejadian seperti ini dapat menyebabkan penurunan
produktivitas dan membuat operator cepat lelah sehingga terjadinya peningkatan
waktu kerja. Seperti halnya yang dinyatakan Staaf dan Wiksten (1984), bahwa
penggunaan gergaji rantai membutuhkan kekuatan fisik yang lebih.
Waktu Kerja Tidak Efektif
Salah satu upaya meningkatkan produktivitas kerja adalah dengan
mengurangi waktu kerja tidak efektif. Pengurangan waktu kerja tidak efektif dapat
dilakukan dengan penggunaan alat yang efisien dan melakukan pengawasan
terhadap pekerja. Pengurangan waktu kerja tidak efektif selama kegiatan
penebangan, terutama pada waktu istirahat (minum, mengobrol, merokok dan
duduk) dan memperbaiki gergaji rantai (mengasah mata rantai, membersihkan
busi dan bilah yang terjepit). Gambar 9 menunjukkan bahwa waktu memperbaiki
gergaji rantai sebesar 13 % dari waktu total penebangan, sedangkan waktu
istirahat sebesar 29 %. Besarnya waktu istirahat digunakan untuk istirahat setelah
selesai melakukan kegiatan penebangan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor
seperti cuaca yang panas, kondisi lapang yang curam dan gergaji rantai yang
digunakan termasuk ke dalam kelas sedang dengan berat 10-12 kg sehingga
membuat operator cepat letih.

15

Pengisian Bahan
Bakar
1%

Waktu Kerja
Efektif
31%

Persiapan Alat
26%
Memperbaiki
Gergaji Rantai
13%

Istirahat
29%

Gambar 10 Persentase Elemen Kerja Penebangan

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Komponen yang sering mengalami kerusakan yaitu rantai, busi, sprocket
dan piston. Kerusakan komponen pada gergaji rantai memiliki banyak penyebab.
Salah satu faktor penyebab kerusakan tersebut adalah kurangnya pemahaman
operator mengenai pola perawatan dan pemeliharaan alat. Di samping itu,
operator banyak menggunakan komponen tidak asli melainkan menggunakan
produk lokal sehingga masa pakai menjadi pendek dan tingkat kerusakan semakin
tinggi. Kerusakan dari komponen gergaji rantai dapat mempengaruhi besarnya
waktu kerja tidak efektif sehingga produktivitas yang dihasilkan kecil.
Saran
Operator harus lebih banyak mengikuti pelatihan gergaji rantai dan
menggunakan produk asli pabrik walaupun harga lebih mahal. Akan tetapi harga
menjamin akan kualitas dari komponen tersebut sehingga umur pakai alat akan
lebih lama dan meminimalkan kerusakan yang terjadi serta produktivitas
meningkat.

DAFTAR PUSTAKA
Gautama I. 2008. Prestasi pekerja dalam kegiatan pembagian batang pada
kegiatan pemanenan di hutan jati rakyat Desa Lili Riattang Kabupate Bone. J
Hut Masy. 3(2): 111-234
Marsudi MT. 2013. Teknisi Otodidak Sepeda Motor Bebek, Belajar Teknik dan
Perawatan Kendaraan Ringan Mesin 4 Tak. Yogyakarta (ID): Andi
Matangaran JR. 2004. Ketajaman dan penajaman mata gergaji rantai. Forum
Komunikasi Teknologi dan Industri Kayu. 2(3):9-12. doi:1693-5691
Mujetahid A. 2008. Produktivitas penebangan pada hutan jati (Tectona Grandis)
rakyat di Kabupaten Bone. J Perenn. 5(1): 53-58

16

Nagato T. 1992. Keterangan mengenai Penggunaan Gergaji Rantai. Sabah
(MLY): Sabah Forestry Development Authority & Japan International
Cooperation Agency.
Oregon. 2004. Mechanical Timber Harvesting Handbook. Portland (US): Oregon
Cutting Systems Group.
Pilarek Z, Mielnicki P. 2008. Causes of Defects of Power Chainsaws. Acta Sci.
Pol., Silv. Colendar. Rat. Ind. Lignar. 7(4):45-54
Prayoga Y. 1997. Identifikasi kerusakan dan produktivitas gergaji rantai di PT
Inhutani V Jambi (Eks HPH PT Sadarnila dan HPH PT Loka Rahayu)
[Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Soenarso R, Soewito, Soemantri I, Widodo. 1972. Penuntun pemeliharaan gergaji
mesin [Publikasi Khusus No. 9]. Bogor (ID). Lembaga Penelitian Hasil Hutan.
Staaf KAG., NA. Wiksten. 1984. Tree Harvesting Techniques. Dordrecht (NL):
Martinus Nijhoff.
Suhartana S, Yuniawati. 2006. Efisiensi penggunaan chainsaw pada kegiatan
penebangan: studi kasus di PT. Surya Hutani Jaya, Kalimantan Timur. J
Penelit Has Hut. 24(1):63-76
Sukanda, Endom W. 2008. Standarisasi gergaji rantai untuk penebangan pohon.
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Standardisasi [Internet]. [2008
Nov 25]. Jakarta (ID): Badan Standardisasi Nasional. hlm 1-10; [diunduh
2014 Jan 25]. Tersedia pada: http://himasiltan.lk.ipb.ac.id/files/2012/09/1STANDARDISASI-GERGAJI-RANTAI-UNTUK-PENEBANGANPOHON.pdf

17

Lampiran 1 Data Kerusakan Komponen Gergaji Rantai
Komponen

Jenis Kerusakan

A. Pelumasan Rantai
Tangki Pelumas
Kebocoran
Saringan Tangki
Pelumas
Tersumbat
Membran sobek
Pompa Pelumas
dan pompa Loss
Saluran
Pengeluaran
Tersumbat

Penyebab

Jumlah
Kerusakan
(unit)

Gasket (paking) sudah lapuk

5

Menumpuknya jelaga
Membran sudah lapuk dan
per pompa memuai
Menumpuknya jelaga

6
7
1

B. Kelistrikan
Flywheel
Stator
Kabel Busi
Busi

Pecah bagian
dalam
Cekungan ke
dalam
Terminal busi
meleleh
Kotor hitam

Platina

Aus
Terlepas dari
Condensor
dudukan
C. Penyaluran Bahan Bakar
Lubang venturi
Karburator
dan membran
sobek
Saringan Tangki
Tersumbat
Bahan Bakar
D. Rantai
Ujung pisau
Cutter
terlalu cekung
E. Bilah
Bar Nose

Badan Rail
cekung

Berbenturan dengan poros
engkol yang tidak stabil
Berbenturan dengan
condensor yang terlepas
Part tidak kuat panas yang
dihasilkan
Pengaturan langsam yang
tidak sesuai
Bergesekan dengan magnet
Baut tidak kuat menahan
condensor

1
1
5
9
7
1

Kotoran bahan bakar dan
membran sudah lapuk

4

Menumpuknya kotoran

9

Sudut asah salah

10

Ketegangan rantai tidak
sesuai dan bilah tidak tukar
posisi

8

18

Lampiran 1 Lanjutan..
Komponen

Jenis
Kerusakan

Penyebab

Jumlah
Kerusakan
(unit)

F. Transmisi
Rumah Kopling

Aus

Sepatu Kopling

Aus

Per Kopling

Patah

Sprocket
G. Mesin

Aus

Cylinder Head
Gasket
Crankcase
Piston
Poros Engkol
H. Body
Penutup
Karburator

Bergesekan dengan sepatu
kopling
Bergesekan dengan rumah
kopling
Gaya tarik antara rumah
kopling dan sepatu kopling
Terkikis oleh drive link

Pecah dan
dudukan busi
aus
Sobek
Patah bagian
dalam
Goresan halus
dan kotoran
mengumpul
Ketebalan salah
satu sisi beda

Tidak tahan panas dari ruang
pembakaran dan pemasangan
yang tidak pas
Sudah lapuk
Berbenturan dengan
condensor yang terlepas

Ulir baut aus

Saringan Udara

Sobek

Tali Starter

Putus

Pegangan Depan

Tidak stabil

Knalpot

Penutup dilepas

Tombol On/Off

Saklar meleleh

2
5
1
9

3
7
1

Banyak jelaga pada ruang
pembakaran

10

Terkikis oleh bearing

1

Pemasangan tidak pas

2

Tertutup oleh kotoran yang
mengumpul
Penarikan secara langsung
Baut dudukan patah karena
tidak tahan getaran mesin
Pembuangan sisa
pembakaran terhambat
Tidak tahan tegangan tinggi
(part tidak asli)

4
1
10
10
10

19

Lampiran 2 Cara penanggulangan dan pola pemeliharaan kerusakan komponen
Komponen
Kerusakan
A. Pelumasan Rantai
Tangki Pelumas Kebocoran
Saringan Tangki Tersumbat
Pelumas
Pompa Pelumas Membran
sobek dan
pompa Loss
Saluran
Tersumbat
Pengeluaran
B. Kelistrikan
Flywheel
Pecah bagian
dalam
Stator
Terdapat
cekungan ke
dalam
Kabel Busi
Terminal busi
meleleh
Busi
Kotor hitam

Platina

Aus

Condensor

Terdapat
cekungan dan
terlepas
C. Penyaluran Bahan Bakar
Karburator
Lubang
venturi
tersumbat dan
membran
sobek
Saringan Tangki Tersumbat
Bahan Bakar
D. Rantai
Cutter
E. Bilah
Bar Nose

Penyebab

Penanggulangan

Gasket sudah lapuk
Menumpuknya jelaga

Diganti
Dibersihkan

Membran lapuk dan per
pompa memuai

Diganti

Menumpuknya jelaga

Dibersihkan

Berbenturan dengan poros
engkol yang tidak stabil
Berbenturan dengan
condensor yang terlepas

Diganti

Part tidak kuat panas yang
dihasilkan
Pengaturan langsam yang
tidak sesuai

Diganti

Bergesekan dengan
magnet
Baut tidak kuat menahan
condensor

Diganti

Pengaturan
langsam
karburator
Diganti
Diganti

Kotoran bahan bakar dan
membran sudah lapuk

Dibersihkan dan
diganti

Menumpuknya kotoran

Dibersihkan

Ujung pisau
terlalu cekung

Sudut asah salah

Menggunakan
alat bantu asah

Badan Rail
cekung

Ketegangan rantai tidak
sesuai dan bilah tidak
tukar posisi

Diganti

20

Lampiran 2 Lanjutan..
Komponen
Kerusakan
F. Transmisi
Rumah Kopling

Aus

Sepatu Kopling

Aus

Per Kopling

Patah

Sprocket

Aus

G. Mesin
Gasket
Cylinder Head

Penyebab
Bergesekan dengan
sepatu kopling
Bergesekan dengan
rumah kopling
Gaya tarik antara
rumah kopling dan
sepatu kopling
Terkikis oleh drive link

Penanggulangan
Diganti
Diganti
Diganti

Diganti

Lapuk
Pecah dan
dudukan busi
aus
Patah bagian
dalam
Goresan halus
dan kotoran
mengumpul
Ketebalan salah
satu sisi beda

Terendam pelumas
Tidak tahan panas dari
ruang pembakaran dan
pemasangan tidak pas
Berbenturan dengan
condensor yang terlepas
Banyak jelaga pada
ruang pembakaran

Diganti
Diganti dan drat
dudukan busi
dibuat baru
Diganti

Terkikis oleh bearing

Penggunaan
komponen asli

H. Body
Saringan Udara

Sobek

Tali Starter

Putus

Dibersihkan
secara rutin
Diganti

Pegangan
Depan

Tidak stabil

Knalpot

Penutup dilepas

Tertutup oleh kotoran
yang mengumpul
Penarikan secara
langsung
Baut dudukan patah
karena tidak tahan
getaran mesin
Pembuangan sisa
pembakaran terhambat

Tombol On/Off

Saklar meleleh

Crankcase
Piston

Poros Engkol

Tidak tahan tegangan
tinggi (part tidak asli)

Campuran bahan
bakar 1:20

Tambah plat baru

Pengaturan
suplai bahan
bakar di
karburator
Penggunaan part
asli

21

Lampiran 3 Dokumentasi Kerusakan Komponen Gergaji Rantai

(a)

(b)

(c)
(d)
Kerusakan Komponen Sistem Pelumasan Rantai pada Komponen Saringan
Pelumas (a), Tangki Pelumas (b), Saluran Pengeluaran (c) dan Pompa Pelumas (d)

(a)

(c)

(c)

(b)

(d)

(d)

22

Lampiran 3 Lanjutan..

(e)
(f)
Kerusakan Komponen Kelistrikan pada Komponen Flywheel (a), Stator (b),
Kabel Busi (c), Busi (d), Platina (e) dan Condensor (f)

(a)
(b)
Kerusakan Komponen Penyaluran Bahan Bakar pada Komponen Karburator
(a) dan Saringan Bensin (b)

(a)
(b)
Kerusakan Komponen Rantai dan Bilah pada Komponen Cutter (a) dan Bar
Nose (b)

23

Lampiran 3 Lanjutan..

(a)

(b)

(c)
Kerusakan Komponen Transmisi pada Komponen Kopling (a), Per Kopling
(b) dan Sprocket (c)

(a)

(b)

(b)

(d)

24

Lampiran 3 Lanjutan..

(e)
(f)
Kerusakan Komponen Mesin pada Komponen Cylinder Head (a, b),
Crankcase (c), Gasket (d), Piston (e) dan Poros Engkol (f)

(a)

(b)

(c)

(d)

(e)
Kerusakan Komponen body pada Komponen Saringan Udara (a), Tali
Starter (b), Clamping Collar (c), Knalpot (d) dan Tombol on/off (e)

25

Lampiran 4 Dokumentasi Penanggulangan Kerusakan Komponen

(a)
(b)
Penanggulangan Kerusakan pada Komponen Pegangan Depan Bagian Clamping
Collar (a) dan Pengelasan Pegangan yang Patah serta Penggantian baut (b)

(c)
(d)
Penanggulangan Kerusakan pada Komponen Tali Starter (c) dan Kabel yang
digunakan sebagai Pengganti Tombol On/Off (d)

(e)
(f)
Penanggulangan Kerusakan pada Komponen Pegangan depan dengan
menambahkan Kain (e) dan Penambahan Plat (f)

Lampiran 5 Data waktu kerja penebangan
D*

P*

(cm)

(m)

1
2

64
42

3
4
5
6
7
8
9
10

46
44
55
57
56
52
46
46

No

26

Keterangan

Waktu Kerja (detik)
A

Volume

Waktu Total

Produktivitas

2
195
167

3
893
425

4
279
237

B

C

D

E

F

G

H

I

J

K

(m3)

(jam)

(m3/jam)

26
27

1
21
32

134
189

44
135

202
24

97
30

102
53

24
21

658
482

2232
792

87
64

1320
1103

3.42
1.29

1.75
1.04

1.96
1.24

25
25
25
23
26
24
25
26

19
25
22
18
23
24
17
19

152
173
138
144
194
151
117
186

744
1175
1332
999
578
708
1005
1433

184
339
238
179
349
253
303
180

32
28
109
144
52
31
35
30

83
19
47
96
52
102
32
20

22
34
126
98
428
100
62
63

27
12
99
76
87
75
95
123

331
163
25
44
440
88
244
238

28
23
25
29
27
25
24
29

840
720
458
984
582
546
879
832

2520
1620
1332
1080
2052
1872
972
828

58
51
55
48
41
58
45
57

1049
955
974
945
1074
1025
920
1115

1.45
1.46
1.72
2.72
2.13
1.96
1.70
1.66

1.69
1.48
1.38
1.36
1.66
1.41
1.32
1.43

0.85
0.99
1.24
2.00
1.28
1.40
1.29
1.16

:

D* : diameter pohon
P* : panjang pohon
A1 : mengisi bahan bakar
A2 : memasang rantai dan bilah
A3 : mengasah mata rantai
A4 : memanaskan mesin
B : berjalan menuju pohon yang ditebang
C : membersihkan tumbuhan bawah
D : membuat takik rebah
E : membuat takik balas

F
G
H
I
J
K

: memukul dengan baji dan palu
: pohon rebah
: kendala saat penebangan
: istirahat
: memotong pangkal batang
: pembagian batang

27

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bekasi pada tanggal 02 Desember 1992 dari ayah
Bambang Triwijono (alm) dan ibu Tri Murtini. Penulis adalah putra keempat dari
empat bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Cendrawasih
Jaya lulus tahun 2004, pendidikan menengah pertam