Efektivitas Bahan Pencuci serta Cara Pencucian terhadap Cemaran Getah dan Busuk Buah Mangga (Mangifera indica) Varietas Arumanis

EFEKTIVITAS BAHAN PENCUCI SERTA CARA PENCUCIAN
TERHADAP CEMARAN GETAH DAN BUSUK BUAH MANGGA
(Mangifera indica) VARIETAS ARUMANIS

FITRI HERDIYANTI

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efektivitas Bahan
Pencuci serta Cara Pencucian terhadap Cemaran Getah dan Busuk Buah Mangga
(Mangifera indica) Varietas Arumanis adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014

Fitri Herdiyanti
NIM A24100049

ABSTRAK
FITRI HERDIYANTI. Efektivitas Bahan Pencuci serta Cara Pencucian terhadap
Cemaran Getah dan Busuk Buah Mangga (Mangifera indica) Varietas Arumanis.
Dibimbing oleh ROEDHY POERWANTO.
Penelitian ini bertujuan mendapatkan bahan pencuci dan cara pencucian
yang efektif membersihkan kulit dari getah dan menunda pembusukan pada buah
mangga Arumanis. Percobaan disusun dalam rancangan kelompok lengkap
teracak (RKLT) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah bahan pencuci
yang terdiri atas enam taraf perlakuan, yaitu: P1 = CaMg(CO3)2 + deterjen 1%, P2
= CaMg(CO3)2 + deterjen 0.5%, P3 = CaMg(CO3)2 + deterjen 1% + benomil, P4
= CaMg(CO3)2 + deterjen 0.5% + benomil, P5 = air, P6 = kontrol. Faktor kedua
adalah cara pencucian yang terdiri dari dua taraf perlakuan yaitu : T1 = dicuci, T2
= dicuci+dilap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan pencuci CaMg(CO3)2

+ deterjen 1% + benomil nyata lebih baik dibandingkan kontrol dalam
membersihkan getah dan kotor pada kulit buah mangga, mencegah luka bakar saat
6 HSP, menunda busuk pangkal, busuk buah, antraknosa serta kelunakan buah
selama 9 HSP. Cara pencucian dicuci dan dicuci + dilap nyata lebih baik dari
kontrol dalam membersihkan kulit dari getah namun tidak berbeda antara
keduanya. Oleh karena itu, cara pencucian dengan dicuci disarankan untuk
digunakan karena mudah dilakukan dan efektif membersihkan getah dan kotor
pada kulit buah, mencegah luka bakar, menunda busuk pangkal, busuk buah,
kelunakan buah serta antraknosa. Interaksi bahan pencuci dan cara pencucian
memberikan pengaruh nyata dalam membersihkan kulit dari getah dan menunda
pembusukan pada buah mangga.
Kata kunci : antraknosa, busuk buah, busuk pangkal, cara pencucian
ABSTRACT
FITRI HERDIYANTI. Effectiveness of Washing Materials and Washing Method
on the Sap Contamination and Body Rots on Mango Fruits (Mangifera indica)
Varieties Arumanis. Supervised by ROEDHY POERWANTO.
This research aims to obtain washing materials and washing methods
effective to clean the skin from sap and delay the decay on Arumanis mango fruit.
The experiment was arranged in Randomize Complete Block Design (RCBD)
factorial with two factors. The first factor is the washing materials that consists of

six levels, there were: P1= CaMg(CO3)2 0.25% + detergent 1%, P2= CaMg(CO3)2
0.25% + detergent 0.5%, P3= CaMg(CO3)2 0.25% + detergent 1% + benomyl,
P4= CaMg(CO3)2 0.25% + detergent 0.5% + benomyl, P5= water, P6= control.
The second factor is the washing methods that consist of two levels, there were:
T1 = washed, T2= washed + wiped. The results show that the CaMg(CO3)2 0.25%
+ detergent 1% + benomyl beter than control to clean sap and dirty on the skin of
mango fruits, prevent of sapburn for 6 days after harvest, delay stem rots, body
rots, and anthracnose for 9 days after harvest. Washing methods by washed and
washed with wiping were not significantly different. Therefore washing method
by washed only suggested to do because that is easy to do and effective to clean
sap and dirty, to prevent of sapburn, delay the stem rots, body rots, and
anthracnose. Interaction between washing materials and washing methods
significantly affect on cleaness the skin from sap and delaying the decay of mango
fruits.
Key words: anthracnose, body rots, stem rots, washing method

EFEKTIVITAS BAHAN PENCUCI SERTA CARA PENCUCIAN
TERHADAP CEMARAN GETAH DAN BUSUK BUAH MANGGA
(Mangifera indica) VARIETAS ARUMANIS


FITRI HERDIYANTI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Efektivitas Bahan Pencuci serta Cara Pencucian terhadap Cemaran
Getah dan Busuk Buah Mangga (Mangifera indica) Varietas
Arumanis
Nama
: Fitri Herdiyanti
NIM

: A24100049

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Roedhy Poerwanto, MSc
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir Agus Purwito, M.Sc. Agr
Ketua Departemen

Tanggal disetujui:

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan penulis dengan baik. Skripsi berjudul
Efektivitas Bahan Pencuci serta Cara Pencucian terhadap Cemaran Getah dan
Busuk Buah Mangga (Mangifera indica) Varietas Arumanis. Skripsi ini

merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk strata 1 (S1) di Departemen
Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November hingga Desember 2013 yang
bertujuan untuk mendapatkan bahan pencuci dan cara pencucian yang efektif
membersihkan kulit dari getah dan menunda pembusukan pada buah mangga
Arumanis.
Penelitian ini dibiayai dengan dana dari Hibah Kompetensi Ditjen Dikti
Kemendiknas dengan judul “Perbaikan Kualitas Buah Manggis dan Mangga
sebagai Upaya Peningkatan ekspor”, untuk itu penulis menyampaikan terima
kasih. Ucapan terima kasih kepada bapak Prof Dr Ir Roedhy Poerwanto, MSc.
yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan pengarahan selama penelitian
dan penulisan skripsi. Bapak Prof Dr Ir Memen Surahman, MscAgr. sebagai
pembimbing akademik yang telah membimbing dan memberi motivasi pada
penulis dalam menempuh perkuliahan. Terima kasih kepada ayahanda Supriyanto
dan ibunda Nunung Herlina serta kakak Ratih Herliyanti atas doa dan motivasi
kepada penulis. Bapak Fatchuri, Salis Rizka, Oktaviola, dan seluruh pihak yang
telah membantu dalam penelitian dan penyusunan skripsi. Semoga hasil penelitian
ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan kemajuan ilmu dan teknologi.

Bogor, September 2014

Fitri Herdiyanti

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Hipotesis
TINJAUAN PUSTAKA
Botani dan Syarat Tumbuh
Arumanis
Panen dan Pasca Panen Mangga
Getah Mangga
Deterjen, CaMg(CO3)2, dan Pestisida
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Bahan dan Alat
Rancangan Percobaan

Pelaksanaan Penelitian
Pengamatan Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Pencucian terhadap Getah dan Kotor pada Kulit Buah Mangga
Pengaruh Pencucian terhadap Luka Bakar Getah pada Kulit Buah Mangga
Pengaruh Pencucian terhadap Busuk Pangkal Buah Mangga
Pengaruh Pencucian terhadap Busuk Buah Mangga
Pengaruh Pencucian terhadap Antraknosa pada Buah Mangga
Pengaruh Pencucian terhadap Kekerasan pada Buah Mangga
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vi
vii
vii
1
1
2

2
2
2
2
3
3
4
4
4
5
5
6
7
8
8
11
15
18
22
22

28
28
31
34

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

15
16
17
18

Skor kebersihan buah mangga
Skor kekerasan buah mangga
Skor kerusakan buah mangga
Pengaruh bahan pencuci dan cara pencucian terhadap kulit bergetah dan
kotor pada buah mangga
Pengaruh bahan pencuci dengan kontrol terhadap getah pada
kulit buah mangga
Kombinasi bahan pencuci dan cara pencucian terhadap
getah dan kotor pada kulit buah mangga
Pengaruh bahan pencuci dengan kontrol terhadap luka bakar getah
buah mangga saat 6 HSP
Pengaruh bahan pencuci dan cara pencucian terhadap luka bakar
getah pada kulit buah mangga
Pengaruh kombinasi bahan pencuci dan cara pencucian terhadap
luka bakar getah pada kulit buah mangga
Pengaruh bahan pencuci dan cara pencucian terhadap busuk pangkal
buah mangga
Pengaruh kombinasi bahan pencuci dan cara pencucian terhadap
busuk pangkal buah mangga
Pengaruh bahan pencuci dengan kontrol terhadap busuk buah mangga
pada 6 HSP
Pengaruh bahan pencuci dan cara pencucian terhadap busuk buah
mangga
Pengaruh kombinasi bahan pencuci dan cara pencucian terhadap
busuk buah mangga
Pengaruh bahan pencuci dan cara pencucian terhadap antraknosa
pada buah mangga
Pengaruh kombinasi bahan pencuci dan cara pencucian terhadap
antraknosa pada buah mangga
Pengaruh bahan pencuci dan cara pencucian terhadap kekerasan
pada buah mangga
Pengaruh kombinasi bahan pencuci dan cara pencucian terhadap
kekerasan pada buah mangga

7
7
8
9
10
10
12
13
14
16
17
19
20
21
24
25
26
27

DAFTAR GAMBAR
1
2
3

Pengaruh bahan pencuci terhadap luka bakar saat 6 HSP
Pengaruh bahan pencuci terhadap busuk pangkal pada 12 HSP
Pengaruh bahan pencuci terhadap busuk buah pada 12 HSP

11
15
18

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6

Uji kruskal wallis bahan pencuci dan cara pencucian terhadap
getah dan kotor pada kulit buah mangga
Uji kruskal wallis bahan pencuci dan cara pencucian terhadap
luka bakar getah pada kulit buah mangga
Uji kruskal wallis bahan pencuci dan cara pencucian terhadap
busuk pangkal buah mangga
Uji kruskal wallis bahan pencuci dan cara pencucian terhadap
busukbuah mangga
Uji kruskal wallis bahan pencuci dan cara pencucian terhadap
antraknosa pada buah mangga
Uji kruskal wallis bahan pencuci dan cara pencucian terhadap
kekerasan buah mangga

31
31
32
32
33
33

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mangga (Mangifera indica) merupakan komoditas hortikultura yang
termasuk dalam famili Anacardiaceae yang tumbuh baik di daerah beriklim agak
kering. Menurut Kementan (2014) volume ekspor mangga di Indonesia
mengalami penurunan; pada tahun 2012 Indonesia mengekspor buah mangga
1515 ton dan pada tahun 2013 menjadi 1089 ton. Penerapan manajemen pasca
panen yang baik dapat mempengaruhi volume ekspor. Manajeman pasca panen
yang kurang terjamin menimbulkan masalah yaitu getah yang menempel pada
buah. Getah yang menempel pada buah menyebabkan kotor, luka bakar
(sapburn), dan busuk buah. Getah mangga terdiri dari dua fraksi yaitu minyak dan
protein polisakarida. Kerusakan buah oleh getah terjadi saat fraksi minyak kontak
dengan kulit mangga dan masuk ke dalam kulit melalui lentisel. Getah pada buah
mangga yang bersifat asam dan banyak mengandung minyak menyebabkan
lengket (Negi 2002). Getah memiliki sifat asam dan lengket sehingga
menyebabkan getah sulit dilakukan pencucian. Selain itu, getah yang menempel
pada kulit buah tersebut dapat menyebabkan terjadinya luka bakar (sapburn).
Kandungan karbohidrat pada getah yang menempel pada kulit buah mangga dapat
meningkatkan perkembangan cendawan sehingga buah cepat membusuk. Getah
dapat mengundang jamur Botryodiplodia theobromae menyebabkan busuk pada
pangkal buah dan Colletotricum gloeosporioides menyebabkan penyakit
antraknosa. Suhanna et al. (2013) menyatakan bahwa busuk pangkal buah
merupakan penyakit pascapanen utama mangga yang menimbulkan kerugian
selama pematangan buah. Usaha yang dapat dilakukan untuk meminimalisir
penurunan kualitas buah mangga akibat getah yaitu dengan melakukan pencucian
dengan bahan pencuci yang bersifat basa.
Permasalahan getah tersebut perlu diatasi dengan cara pencucian.
Pencucian dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada kulit
buah. Herdiasti (2011) menyatakan bahwa pencucian dengan deterjen
memberikan hasil yang baik dalam mengatasi getah akibat fraksi minyak, akan
tetapi tidak dapat mencegah terjadinya penyakit antraknosa dan busuk buah akibat
cendawan. Oleh karena itu, perlu memberikan fungisida dalam bahan pencucian.
Menurut Firsti (2012) Ca(OH)2 0.5% + deterjen 1% + fungisida akan menunda
kelunakan pada buah mangga. Fungisida berbahan aktif benomil adalah fungisida
yang efektif untuk melawan Colletotrichum gloesporioides (Everett 2005).
Cara pencucian dilakukan untuk mencari cara pencucian yang mudah, cepat,
dan efektif dalam membersihkan cemaran getah. Oleh karena itu, perlu dilakukan
penelitian untuk mengetahui bahan pencuci dan cara pencucian yang tepat untuk
menghilangkan getah serta menunda pembusukan pada buah mangga. Penelitian
ini bertujuan mendapatkan bahan pencuci dan cara pencucian yang efektif
membersihkan getah dan menunda pembusukan pada buah mangga Arumanis.

2

Tujuan
Penelitian ini bertujuan mendapatkan bahan pencuci dan cara pencucian
yang efektif membersihkan kulit buah dari getah dan menunda pembusukan pada
buah mangga Arumanis.

Hipotesis
1.

2.

3.

Bahan pencuci CaMg(CO3)2 0.25% + deterjen 1% + fungisida 0.025% dapat
membersihkan kulit buah dari getah serta menunda pembusukan pada buah
mangga.
Cara pencucian dengan dicuci dan dilap akan memberikan hasil terbaik
dalam membersihkan kulit buah dari getah dan menunda pembusukan pada
buah mangga.
Terdapat interaksi antara bahan pencuci dan cara pencucian untuk
membersihkan kulit buah dari getah dan menunda pembusukan pada buah
mangga.

TINJAUAN PUSTAKA
Botani dan Syarat Tumbuh
Mangga (Mangifera indica) adalah komoditas hortikultura yang termasuk
dalam famili Anacardiaceae yang tumbuh baik di daerah dengan ketinggian
kurang dari 300 m dpl, beriklim agak kering dengan curah hujan 750–2000 mm,
4-7 bulan kering per tahun, dan suhu udara rata-rata berkisar antara 25-32 °C.
Nelson (2008) menyatakan bahwa mangga adalah pohon yang bercabang, tinggi
sekitar 30-40 meter, serta memiliki kultivar yang bervariasi dalam ukuran buah,
warna, bentuk, rasa, dan tekstur. Batang pohon mangga berbentuk bulat dengan
warna kecoklatan. Pracaya (2011) menyatakan bahwa mangga memiliki daun
tunggal, tanpa anak daun penumpu, dan memiliki panjang 8-30 cm. Buah mangga
termasuk kelompok buah batu yang berdaging, panjang buah mangga yaitu 10-20
cm. Daging buah mangga ada yang memiliki daging buah tebal, sedang, hingga
tipis. Bunga mangga termasuk bunga majemuk, berbentuk kerucut, malai
berwarna kuning kehijauan, memiliki panjang 10-45 cm. Bunga jantan biasanya
lebih banyak dari bunga hermaprodit. Jumlah bunga hermaprodit menentukan
dalam terbentuknya buah.
Arumanis
Mangga yang paling banyak diekspor adalah mangga gedong gincu dan
Arumanis. Arumanis mempunyai rasa manis, kadar air sedang, dan aroma harum.
Fitmawati et al. (2009) menyatakan bahwa Arumanis memiliki ciri bentuk buah
yang membulat telur lonjong, kulit hijau tua, serat halus, ujung daun runcing,
bentuk daun oblong, kulit buah tidak begitu tebal dan berlilin, warna daging buah

3

kuning-jingga. Ukuran buah mangga arumanis umumnya adalah 15x7.4 cm
dengan bobot buah 450 g. Kelompok Arumanis yang terdiri atas kultivar
Arumanis, Kates, Gendruk, Delima, Trapang, dan Beruk.

Panen dan Pasca Panen Mangga
Panen merupakan kegiatan mengumpulkan buah dari lahan dengan tingkat
kematangan yang tepat, tingkat kerusakan, dan biaya yang kecil (Broto 2003).
Kegiatan panen diawali dengan menentukan tingkat kematangan buah, buah
dipanen dengan galah panjang yang dilengkapi penampung buah, tangkai pada
buah disisakan sekitar 10 cm, meletakkan buah dalam keranjang dengan posisi
pangkal buah berada di bawah. Buah yang mempunyai pangkal membengkak dan
berwarna kekuningan adalah buah yang sudah tua dan siap dipanen. Kegiatan
pemanenan harus dilakukan dengan hati-hati, yaitu tidak menjatuhkan buah, dan
getah tidak boleh mengenai buah. Panen buah mangga yang dilakukan yaitu
antara pukul 09.00 atau 15.00. Hal ini dilakukan karena tekanan turgor rendah
sehingga produksi getah sedikit. Pasca panen merupakan rangkaian kegiatan
penanganan buah sejak dipanen hingga buah siap didistribusikan ke konsumen.
Buah mangga setelah pemanenan masih melakukan kegiatan metabolik
(respirasi dan transpirasi) yang akan berpengaruh terhadap mutu buah sehingga
memerlukan penanganan pasca panen yang baik untuk mempertahankan mutu
buah. Kegiatan yang dilakukan setelah panen adalah sortasi, pencucian,
pengkelasan mutu, pengemasan, penyimpanan, dan pendistribusian.
Mempertahankan kualitas mangga arumanis yang akan diekspor, perlu digunakan
kemasan karton bergelombang dengan jenis dan ukuran yang optimal sesuai
dengan negara tujuan ekspor agar diperoleh efisiensi distribusi maksimal
(Qanytah 2011). Penyimpanan buah umumnya pada suhu di atas 25 oC.
Penyimpanan dengan suhu dibawah 25 oC dapat mempengaruhi aroma, rasa, dan
kandungan karoten (Baldwin 1997).

Getah Mangga
Getah pada buah merupakan cairan yang bersifat kental yang keluar dari
batang. Getah memiliki dua fraksi yang berbeda yaitu fraksi minyak dan fraksi
protein polisakarida (Maqbool 2008). Getah pada buah mangga yang bersifat
asam dan banyak mengandung minyak menyebabkan lengket. Hal ini dapat
diatasi dengan melakukan penanganan pasca panen melalui pencucian pada buah
dengan cairan pencuci yag bersifat basa. Kandungan karbohidrat pada getah yang
menempel pada kulit buah dapat meningkatkan perkembangan cendawan
sehingga buah cepat membusuk. Getah dapat mengundang jamur Botryodiplodia
theobromae menyebabkan busuk pada pangkal buah dan Colletotricum
gloeosporioides menyebabkan penyakit antraknosa. Pencucian adalah kegiatan
yang dilakukan setelah pemanenan agar mangga yang akan dipasarkan dapat
disimpan dalam jangka waktu lama. Pencucian bertujuan untuk menghilangkan

4

kotor, residu pestisida, dan getah yang menempel pada kulit buah sehingga
memiliki nilai jual yang lebih baik. Pencucian tersebut dapat dilakukan dengan
pemberian fungisida kontak dan non sistemik. Sari et al. (2004) menyatakan
pencucian dengan larutan Ca dapat menghambat pematangan karena berpengaruh
terhadap laju respirasi dan produksi etilen (C2H4) buah. Kalsium yang masuk ke
dalam buah akan mengikat enzim lipoksigenase yaitu enzim yang bekerja untuk
menghasilkan oksigen aktif yang diperlukan dalam sintesis etilen.

Deterjen, CaMg(CO3)2, dan Fungisida
Deterjen memiliki salah satu bahan aktif yaitu surfaktan. Surfaktan
merupakan suatu molekul yang memiliki gugus hidrofilik dan gugus hidrofobik.
Gugus hidrofilik merupakan bagian kepala yang memiliki afinitas yang tinggi
terhadap air. Gugus hidrofobik merupakan bagian ekor yang memiliki afinitas
yang tinggi terhadap minyak. Oleh karena itu, surfaktan dapat mempersatukan
campuran yang terdiri dari air dan minyak. Sifat khas dari molekul surfaktan yaitu
adanya pembentukan lapisan tipis yang dapat menurunkan energi antar muka
seperti minyak dan air (Holmberg 2002). Deterjen bersifat basa dan dapat
mengurangi luka bakar pada buah (Johnson 2009).
CaMg(CO3)2 adalah jenis garam yang berbentuk tepung berwarna putih
keabuan. CaMg(CO3)2 merupakan garam campuran dari basa kuat Ca(OH)2 dan
Mg(OH)2 serta asam lemah H2CO3 dengan pH menunjukkan basa kuat yaitu 1012. Menurut Batan (2004) CaMg(CO3)2 memiliki komposisi Ca = 21.73%, Mg=
13.18%, C= 13.03%, O= 52.06%, CaO= 30.4%, MgO= 21.7%, CO2= 47.9%.
Pemakaian CaMg(CO3)2 dalam bidang pertanian digunakan untuk menaikan pH
tanah yang asam dan sebagai sumber magnesium (Hardjowigeno 2010).
Fungisida berbahan aktif benomil adalah fungisida memiliki peran yang
sangat penting dalam mengontrol penyakit pada tanaman. Beberapa jenis
fungisida yang umum digunakan untuk mengendalikan penyakit pascapanen pada
buah yaitu prokloraz, imazalil, metalaksil, dan benomil (Soesanto 2006). Menurut
Magnucka et al. (2007) benomil adalah fungisida selektif dan sistemik kelompok
benzimidazole yang digunakan secara luas untuk memberantas penyakit tanaman
seperti halnya pada buah, sayur, dan tanaman hias. Benomil juga efektif untuk
melawan Colletotrichum gloesporioides (Everett 2005). Fungisida ini pun efektif
pada aplikasi penyimpanan dalam pascapanen.

METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di Desa Asemdoyong, Kecamatan Taman,
Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Pengamatan kualitas mangga dilaksanakan di
Laboratorium Pasca Panen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan dari bulan November
sampai Desember 2013.

5

Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah mangga varietas
Arumanis, air, deterjen, larutan CaMg(CO3)2, dan fungisida Benomil, kertas
koran. Alat-alat yang digunakan antara lain timbangan analitik, kamera, dan
keranjang buah.
Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan kelompok lengkap
teracak (RKLT) faktorial. Penelitian ini terdiri atas dua faktor perlakuan yaitu
faktor perlakuan bahan pencuci dan cara pencucian.
Bahan pencuci terdiri atas lima taraf perlakuan, yaitu:
1.
CaMg(CO3)2 0.25% + deterjen 1% (P1),
2.
CaMg(CO3)2 0.25% + deterjen 0.5% (P2),
3.
CaMg(CO3)2 0.25% + deterjen 1% + fungisida 0.025% (P3),
4.
CaMg(CO3)2 0.25% + deterjen 0.5% + fungisida 0.025% (P4),
5.
Dicuci dengan air (P5),
Perlakuan cara pencucian terdiri atas dua taraf perlakuan, yaitu:
1.
Dicuci (T1),
2.
Dicuci + dilap (T2),
Keterangan:
Dicuci
: Buah dicuci pada larutan bahan pencuci dengan dilap sapu
tangan halus kemudian dibilas dalam air bersih dan kering
angin.
Dicuci + dilap

: Setelah buah dicuci dalam larutan bahan pencuci kemudian
dilap kembali sisa getah dengan sapu tangan dalam air bersih
dan kering angin.
Selain itu terdapat buah yang digunakan sebagai cek. Total kombinasi
perlakuan adalah 10 kombinasi. Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali
dengan jumlah buah pada setiap ulangan adalah dua buah, sehingga dibutuhkan
buah mangga sebanyak 60 buah serta cek sebanyak 6 buah. Model aditif untuk
rancangan percobaan yang digunakan adalah:
Yijk = μ + τi + + j + (τ )ij + k + εijk
Keterangan :
Yijk = Nilai pengamatan pada perlakuan bahan pencuci ke-i, waktu ke-j, dan
ulangan ke-k
μ
= Nilai rataan umum
τi
= Pengaruh perlakuan bahan pencuci ke-i; dimana i = 1, 2,3,4,5
= Pengaruh perlakuan cara pencuci ke-j; dimana j = 1,2
j
= Pengaruh ulangan ke-k, dimana k = 1, 2, 3
k
(τ )ij = Pengaruh interaksi perlakuan bahan pencuci ke-i dan cara pencucian ke-j
εijk = Galat percobaan (experimental error).
Data yang diperoleh dari hasil percobaan dianalisis menggunakan analisis
non parametrik uji Krusikal Wallis yang diolah dengan program SPSS (Statistical
Product and Service Solutions). Apabila hasil yang didapat menunjukkan

6

pengaruh nyata dilakukan uji lanjut dengan menggunakan Uji Dunnet pada taraf
5%. Syarat perlakuan berbeda nyata dengan cek, yaitu :
> Zα
Keterangan :
R = Rata-rata yang didapat dari uji Kruskal Wallis
N = Total Pengamatan
t = Banyak angka skor yang sama dari suatu data
T = Banyaknya ulangan dalam satu perlakuan
Pelaksanaan Penelitian
Buah mangga yang digunakan dalam penelitian ini dipanen dengan
karakteristik yaitu bentuk buah ditandai pertumbuhan penuh, pangkal tangkai
buah sudah nampak mengering, tingkat kematangan mencapai 80%, kulit buah
berwarna hijau tua tertutup lapisan lilin, dan tangkai mangga dipotong saat panen
agar buah mangga mengeluarkan getah. Pemanenan dilakukan pada siang hari
antara pukul 13.00 dan 14.00 dengan menggunakan galah yang panjang dengan
diberi keranjang penampung buah. Pemanenan pada siang hari agar getah yang
keluar banyak sehingga terlihat daya rusak terhadap kulit buah yang terkena getah
tersebut. Mangga yang telah dipanen kemudian disortasi sesuai kriteria untuk
penelitian. Sortasi dilakukan pada tingkat kematangan, keseragaman, kondisi
getah, dan luka akibat infeksi penyakit.
Mangga yang telah disortasi dilakukan penggambaran terhadap lokasi getah
dan kotoran yang menempel pada kulit buah dengan menggunakan spidol
permanen. Selanjutnya dipisahkan sesuai dengan perlakuan. Pengamatan terhadap
persentase getah, kotoran yang menempel pada kulit buah serta pengamatan
terhadap luka bakar dan kerusakan lain pada mangga.
Aplikasi Bahan Pencuci Sesuai Perlakuan
Seluruh sampel buah mangga dicuci pada larutan bahan pencuci sesuai
perlakuan sekitar 5 menit sambil digosok dengan sapu tangan halus agar kulit
buah tidak luka. Buah mangga dicuci dengan menggunakan dua cara, yaitu dicuci
dengan cara buah dicuci pada larutan bahan pencuci dan dilap dengan sapu tangan
halus, kemudian dibilas kedalam air bersih dan kering angin, serta dicuci + dilap
yaitu setelah buah dicuci dalam larutan bahan pencuci, kemudian dilap kembali
sisa getah yang masih menempel dengan sapu tangan dalam air bersih dan kering
angin.
Penyimpanan
Mangga yang telah diberikan perlakuan, dibungkus menggunakan kertas
koran untuk mengurangi kerusakan buah. Setelah itu dimasukkan ke dalam
keranjang buah sesuai ulangan percobaan kemudian buah diamati di Laboratorium
Pasca Panen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor.
Pengangkutan buah mangga dilaksanakan pada malam hari. Hal ini bertujuan
untuk menghindari kerusakan akibat perubahan suhu. Selanjutnya buah disimpan
dalam rak penyimpanan selama 12 hari dan dilakukan pengamatan tiga hari sekali
dalam dua minggu.

7

Pengamatan Penelitian
Pengamatan dilakukan di lapang dan di laboratorium tiga hari sekali yang
dimulai dari hari perlakuan sampai 12 hari setelah perlakuan (HSP). Pengamatan
dilakukan pada beberapa parameter mutu yaitu :
1. Kebersihan
Pengamatan pada parameter kebersihan buah mangga diamati sebelum
perlakuan dan setelah perlakuan. Pengamatan getah dan kotor pada permukaan
kulit buah mangga dilihat berdasarkan persentase hilangnya getah mangga
yang menempel pada kulit buah. Skor kebersihan getah dan kotor yang
menempel pada permukaan kulit buah dapat disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Skor kebersihan buah mangga
Skor
1
2
3
4
5

Tingkat Kebersihan Buah Mangga ( % )
± 1%
kulit bergetah atau kotor yang terdapat pada buah mangga
1 - 3 % kulit bergetah atau kotor yang terdapat pada buah mangga
3 - 10% kulit bergetah atau kotor yang terdapat pada buah mangga
10 - 25% kulit bergetah atau kotor yang terdapat pada buah mangga
25-100% kulit bergetah atau kotor yang terdapat pada buah mangga

Sumber : Holmes et al (2009)

2. Kekerasan buah
Pengamatan kekerasan buah dilakukan tiga hari sekali hingga 12 HSP
dengan menekan buah dengan menggunakan ibu jari. Penekanan dilakukan
pada ujung, tengah, dan pangkal buah serta dilakukan beberapa kali ulangan.
Indikator pengamatan kekerasan buah yang dilakukan berupa skor dapat
disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Skor kekerasan buah mangga
Skor
1
2
3

4
5

Tingkat Kekerasan Buah Mangga
Hard (daging buah tidak tertekan saat diberi tekanan ibu jari pada
bagian ujung, tengah, dan pangkal buah mangga)
Rubbery (daging buah sedikit tertekan pada saat diberi tekanan ibu
jari pada bagian ujung, tengah, dan pangkal buah mangga)
Sprung (daging buah tertekan sedalam 2-3 mm pada saat diberi
tekanan ibu jari yang kuat pada bagian ujung, tengah, dan pangkal
buah mangga)
Firm soft (daging buah tertekan dengan tekanan ibu jari yang sedang
pada bagian ujung, tengah, dan pangkal buah mangga)
Soft ( daging buah tertekan dengan tekanan ibu jari yang lemah pada
bagian ujung, tengah, dan pangkal buah mangga)

Sumber : Holmes et al (2009)

8

3. Kerusakan lain
Pengamatan terhadap kerusakan lain pada kulit buah selama
penyimpanan, yaitu :
a. Luka bakar getah ( Sapburn )
Luka bakar getah (Sapburn) adalah bintik-bintik atau bercak berwarna
cokelat gelap pada permukaan kulit buah yang menyebabkan kulit buah
seperti terbakar.
b. Busuk pangkal buah ( Stem rot )
Busuk pangkal buah (Stem rot) adalah busuk lunak berair yang
terdapat pada pangkal buah yang perkembangannya cukup cepat dimulai
dari pangkal buah kemudian masuk kedalam daging buah.
c. Busuk buah ( Body rots )
Busuk buah (Body rots ) adalah busuk pada tubuh buah yang memiliki
ciri berwarna abu-abu hingga hitam, berbentuk bulat, dan terdapat
cekungan pada daerah yang busuk. Busuk buah disebabkan oleh cendawan
Colletotrichum gloeosporioides.
d. Antraknosa ( Anthracnose )
Antraknosa (Anthracnose ) disebabkan oleh cendawan Colletotrichum
gloeosporioides yang menyerang buah setelah panen. Buah mangga yang
terserang antraknosa menimbulkan kerusakan parah dan dapat
menurunkan kualitas buah. Indikator pengamatan kerusakan buah berupa
skor dapat disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Skor kerusakan buah mangga
Skor
Tingkat Kerusakan Buah Mangga (%)
0
Tidak ada kerusakan pada buah mangga
1
Kurang dari 1 cm2 kerusakan yang terjadi pada buah mangga
2
1-3 cm2 atau sekitar 3 % kerusakan yang terjadi pada buah mangga
3
3-12 cm2 atau sekitar 10 % kerusakan yang terjadi pada buah mangga
4
12-25 cm2 atau sekitar 10-20 % kerusakan yang terjadi pada buah mangga
5
Lebih besar dari 25 % kerusakan yang terjadi pada buah mangga
Sumber : Holmes et al (2009)

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Pencucian terhadap Getah dan Kotoran pada Buah Mangga
Pengamatan terhadap kebersihan kulit buah mangga dibagi menjadi dua
yaitu kebersihan terhadap hilangnya getah yang menempel pada kulit buah dan
kebersihan terhadap kotor yang menempel pada kulit buah. Fatchuri (2013*)
menyatakan bahwa kualitas buah mangga daerah Pemalang sudah baik dan tidak
perlu dilakukan pencucian. Setelah dilakukan pencucian, terlihat bahwa buah
mangga yang tidak dicuci (cek) memiliki penampilan yang tidak lebih baik
dibandingkan yang dilakukan pencucian sehingga petani menyadari bahwa
pencucian ini penting dilakukan. Hasil uji Dunnet pada Tabel 5 menunjukkan
bahwa semua perlakuan bahan pencuci nyata lebih baik dari kontrol dalam
menghilangkan getah yang menempel pada permukaan kulit mangga. Pencucian

* Wawancara dengan petani mangga di Kabupaten Pemalang pada 24 November 2013

9

buah mangga dengan larutan CaMg(CO3)2 + deterjen 1% + benomil nyata paling
baik dalam menghilangkan getah dan kotor yang menempel pada kulit buah
mangga dibandingkan bahan pencuci lain (Tabel 4). Mangga yang tidak dicuci
memiliki skor kulit terkena getah dan kotor paling tinggi yaitu 3.83 dan 4.33
dengan persentase kulit bergetah sekitar 3-10% dan kotor yang menempel pada
kulit buah mangga sekitar 10-25%. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2009)
buah mangga masih layak jual dengan persentase noda yang menempel pada
permukaan kulit buah sekitar 3%. Oleh karena itu, pencucian buah mangga
dengan larutan CaMg(CO3)2 + deterjen 1% + benomil masih layak jual dengan
kualitas lebih baik dibandingkan mangga yang dicuci dengan bahan pencuci lain.
Getah pada buah mangga bersifat asam dan mengandung minyak. Getah
yang memiliki sifat asam memerlukan pencucian dengan larutan yang bersifat
basa. CaMg(CO3)2 merupakan basa kuat dengan derajat keasaman (pH) 10-12.
Pencucian dengan deterjen yang bersifat surfaktan dapat menghilangkan getah
yang mengandung minyak.
Hasil uji Dunnet menunjukkan bahwa kedua cara pencucian yaitu dicuci dan
dicuci + dilap tidak berbeda nyata, sehingga kedua cara tersebut efektif untuk
menghilangkan kulit bergetah dan kotor pada kulit mangga. Terdapat interaksi
antara kombinasi perlakuan bahan pencuci dengan cara pencucian terhadap
kebersihan getah pada kulit buah sedangkan dalam menghilangkan kotor tidak
terdapat interaksi antara kombinasi perlakuan bahan pencuci dengan cara
pencucian. Kombinasi perlakuan terbaik untuk menghilangkan getah yang
menempel pada kulit buah adalah pencucian dengan larutan CaMg(CO3)2 +
deterjen 1% + benomil dengan cara dicuci + dilap namun larutan CaMg(CO3)2 +
deterjen 1% + benomil dengan cara dicuci tidak berbeda nyata dengan cara dicuci
+ dilap (Tabel 6). Oleh karena itu, pencucian dengan larutan CaMg(CO3)2 +
deterjen 1% + benomil dengan cara dicuci merupakan cara yang mudah dan
efektif dalam menghilangkan getah yang menempel pada kulit buah mangga.
Tabel 4 Pengaruh bahan pencuci dan cara pencucian terhadap kulit bergetah dan
kotor pada buah mangga
Getah
Kotor
Perlakuan
a
Skor Peringkat Skor
Peringkata
Bahan Pencuci
CaMg(CO3)2 + deterjen 1%
1.00
32.33 a 1.50
35.50 b
CaMg(CO3)2 + deterjen 0.5%
0.92
32.17 a 1.00
27.00 bc
CaMg(CO3)2 + deterjen 1% +
benomil
0.17
16.67 c 0.42
16.50 c
CaMg(CO3)2 + deterjen 0.5% +
benomil
0.83
28.67 a 1.42
33.50 b
Air
1.58
42.67 b 1.83
40.00 b
Uji Dunnet
*
*
Cara Pencucian
Dicuci
1.27
32.47
1.33
32.20
Dicuci+dilap
1.10
28.53
1.13
28.80
Uji Dunnet
tn
tn
a
Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak
berbeda nyata pada uji Dunnet 5%. tn = tidak nyata, * = nyata

10

Tabel 5 Pengaruh bahan pencuci dengan kontrol terhadap getah pada kulit
buah mangga
Perlakuan
1

Perlakuan 2

Range
Bar 1

Range
Bar 2

Range
Bar 1 Range
Bar 2

akar *
z alfa

63.25

32.33

30.92

14.00

63.25

32.17

31.08

14.00

63.25

16.67

46.58

14.00

63.25

28.67

34.58

14.00

CaMg(CO3)2 +
Kontrol

deterjen 1%

Kontrol

deterjen 0.5%

CaMg(CO3)2 +
Kontrol
Kontrol

CaMg(CO3)2 +
deterjen 1% + benomil
CaMg(CO3)2 +
deterjen 0.5% +benomil

Keterangana
Berbeda
nyata
Berbeda
nyata
Berbeda
nyata
Berbeda
nyata
Berbeda
nyata

63.25 42.67 20.58 14.00
Antar perlakuan tidak berbeda nyata jika nilai (R bar 1- R bar 2) < akar * z alfa.
Sebaliknya,antar perlakuan berbeda nyata jika nilai (R bar 1- R bar 2) > akar * z
alfa.
Kontrol

Air

a

Tabel 6 Kombinasi bahan pencuci dan cara pencucian terhadap getah dan
kotor pada kulit buah mangga
Getah

Perlakuan

Kotor

Skor

Peringkata

Skor

Peringkata

1.17
0.83

36.67 bc
28.00 bc

1.33
1.67

32.00 ab
39.00 ab

0.67
1.17

27.67 bcd
36.67 ab

1.33
0.67

33.00 ab
21.00 ab

0.33
0.00

20.33 cd
13.00 d

0.50
0.33

18.00 ab
15.00 b

1.50
0.67

30.67 bc
26.67 bcd

1.67
1.17

37.00 ab
30.00 ab

1.83
1.33

47.17 a
38.33 ab
*

1.83
1.83

41.00 a
39.00 a
tn

CaMg(CO3)2 + deterjen 1%
Dicuci
Dicuci + dilap
CaMg(CO3)2 + deterjen 0.5%
Dicuci
Dicuci + dilap
CaMg(CO3)2 + deterjen 1% + benomil
Dicuci
Dicuci + dilap
CaMg(CO3)2 + deterjen 0.5% + benomil
Dicuci
Dicuci + dilap
Air
Dicuci
Dicuci + dilap
Uji Dunnet
a

Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak
berbeda nyata pada uji Dunnet 5%. tn = tidak nyata, * = nyata

11

Pengaruh Pencucian terhadap Luka Bakar Getah pada Buah Mangga
Semua bahan pencuci nyata lebih baik dari kontrol dalam mencegah
terjadinya luka bakar getah saat 6 HSP (Tabel 7). Pencucian mangga dengan
larutan CaMg(CO3)2 + deterjen 1% + benomil memiliki skor gejala luka bakar
getah < 1 pada 6 HSP dan mengalami kenaikan yang cukup lambat hingga 12
HSP (Tabel 8). Mangga yang dicuci dengan air dan kontrol memiliki skor gejala
yang lebih besar dibandingkan bahan pencuci lainnya yaitu 2.00 dan 2.50 pada 12
HSP. Larutan CaMg(CO3)2 + deterjen 1% + benomil merupakan bahan pencuci
yang nyata lebih baik dibandingkan bahan pencuci lainnya untuk mencegah
terjadinya luka bakar getah saat 6 HSP (Gambar 1). Getah yang menempel pada
kulit buah mangga dapat menimbulkan luka bakar (sapburn). Luka bakar muncul
akibat terpisahnya fraksi minyak. Luka bakar adalah bintik-bintik atau bercak
berwarna cokelat gelap pada permukaan kulit buah yang menyebabkan kulit buah
seperti terbakar (Holmes 2009).
Perlakuan cara pencucian terhadap terjadinya luka bakar menunjukkan hasil
yang tidak berbeda nyata antara cara dicuci dan dicuci + dilap sehingga kedua
cara tersebut efektif untuk mencegah luka bakar getah pada kulit mangga.Oleh
karena itu, pencucian dengan cara dicuci dapat dilakukan karena lebih mudah
dilakukan dan efektif dalam mencegah terjadinya luka bakar.
A Dicuci

Luka Bakar

CaMg(CO3)2 CaMg(CO3)2 + CaMg(CO3)2 CaMg(CO3)2
Air
+ Deterjen 1% Deterjen 0.5% + Deterjen 1% +Deterjen 0.5%
+ Benomil
+ Benomil
B Dicuci+ dilap

Kontrol

Luka bakar

CaMg(CO3)2 CaMg(CO3)2 + CaMg(CO3)2 CaMg(CO3)2
+Deterjen 1% Deterjen 0.5% + Deterjen 1% + Deterjen 0.5%
+ Benomil
+ Benomil

Air

Gambar 1 Pengaruh bahan pencuci terhadap luka bakar saat 6 HSP.

Kontrol

12

Terdapat interaksi antara kombinasi perlakuan bahan pencuci dengan cara
pencucian terhadap luka bakar getah saat 3 HSP dan 6 HSP. Hasil uji Dunnet
menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan terbaik adalah larutan CaMg(CO3)2 +
deterjen 1% + benomil dengan cara dicuci + dilap efektif untuk mencegah
terjadinya luka bakar getah dibandingkan bahan pencuci lainnya namun
kombinasi perlakuan CaMg(CO3)2 + deterjen 1% + benomil dengan cara dicuci
tidak berbeda nyata dengan dicuci + dilap (Tabel 9). Oleh karena itu, larutan
CaMg(CO3)2 + deterjen 1% + benomil dengan cara dicuci merupakan cara yang
mudah dan efektif dalam mencegah terjadinya luka bakar.
Tabel 7 Pengaruh bahan pencuci dengan kontrol terhadap luka bakar getah getah buah
mangga saat 6 HSP
Range
Perlakuan
Range Range Bar 1 - akar *
Perlakuan 2
Keterangana
1
Bar 1
Bar 2 Range
z alfa
Bar 2
CaMg(CO3)2 + deterjen
Berbeda
Kontrol
54.71 25.73
28.98 13.00
1%
nyata
CaMg(CO3)2 + deterjen
Berbeda
Kontrol
0.5%
54.71 28.77
25.94 13.00
nyata
CaMg(CO3)2 + deterjen
Berbeda
Kontrol
1% + benomil
54.71 17.68
37.03 13.00
nyata
CaMg(CO3)2 + deterjen
Berbeda
0.5% + benomil
nyata
Kontrol
54.71 35.50
19.21 13.00
Berbeda
Kontrol
nyata
Air
54.71
36.08 18.63
13.00
a

Antar perlakuan tidak berbeda nyata jika nilai (R bar 1- R bar 2) < akar * zalfa.
Sebaliknya, antar perlakuan berbeda nyata jika nilai (R bar 1- R bar 2) > akar * z
alfa.

13

Tabel 8 Pengaruh bahan pencuci dan cara pencucian terhadap luka bakar getah buah mangga
Perlakuan

0 HSP
Skor Peringkata

3 HSP
Skor Peringkata

6 HSP
Skor Peringkata

9 HSP
Skor Peringkata

12 HSP
Skor Peringkata

Bahan Pencuci
CaMg(CO3)2 + deterjen 1%

0.00

30.50

0.83

CaMg(CO3)2 + deterjen 0.5%
0.00
30.50
0.83
CaMg(CO3)2 + deterjen 1% +
benomil
0.00
30.50
0.58
CaMg(CO3)2 + deterjen 0.5% +
benomil
0.00
30.50
1.33
Air
0.00
30.50
1.17
Uji Dunnet
tn
Cara Pencucian
Dicuci
0.00
30.50
0.90
Dicuci+dilap
0.00
30.50
1.00
Uji Dunnet
tn
a
Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang
perlakuan. tn = tidak nyata, * = nyata

28.75 ab 1.00

25.73 a

1.55

29.32

1.80

26.30

26.42 ab 1.18

28.77 ab

1.27

26.09

1.82

26.82

22.38 bc 0.64

17.68 c

1.00

19.95

1.73

25.86

36.38 ab 1.42
38.58 a 1.50
*

35.50 b
36.08 b
*

1.64
1.67

31.32
35.21
tn

1.91
2.00

29.23
31.33
tn

31.37
1.10
29.10
1.40 29.53
1.86
27.93
32.20
1.00
28.89
1.20 27.39
1.85
28.07
tn
tn
tn
tn
sama tidak berbeda nyata pada uji Dunnet 5%. HSP = Hari setelah

13

14

14

Tabel 9 Pengaruh kombinasi bahan pencuci dan cara pencucian terhadap luka bakar getah buah manga
Perlakuan
CaMg(CO3)2 + deterjen 1%
Dicuci
Dicuci + dilap
CaMg(CO3)2 + deterjen 0.5%
Dicuci
Dicuci + dilap
CaMg(CO3)2 + deterjen 1% + benomil
Dicuci
Dicuci + dilap
CaMg(CO3)2 + deterjen 0.5% + benomil
Dicuci
Dicuci + dilap
Air
Dicuci
Dicuci + dilap
Uji Dunnet
a

0 HSP

Skor

Peringkat

0.00
0.00

3 HSP
a

6 HSP
a

Peringkat

Skor

Peringkat

12 HSP
a

Skor

Peringkata

Skor

Peringkat

30.50
30.50

1.00
0.67

33.00 ab
24.50 ab

1.17 29.50 abc
0.67 21.20 bc

1.83
1.00

34.42
23.20

1.83
1.00

25.90
26.70

0.00
0.00

30.50
30.50

0.33
1.33

16.00 a
36.83 ab

0.83 21.92 abc
1.33 37.00 ab

1.00
1.33

21.17
32.00

1.00
1.33

23.17
31.20

0.00
0.00

30.50
30.50

0.67
0.50

24.50 ab
20.25 ab

0.67 21.92 bc
0.50 12.60 c

0.83
1.00

20.10
19.83

0.83
1.00

32.00
20.75

0.00
0.00

30.50
30.50

1.33
1.33

36.83 a
40.33 a

1.50 34.67 a
1.50 37.50 a

1.67
1.33

32.33
32.60

1.67
1.33

30.67
27.50

0.00
0.00

30.50
30.50

1.33
1.00

40.33 a
32.42 ab

1.50 37.50 a
1.33 33.50 ab

1.83
1.50

38.08
30.25

1.83
1.50

28.25
34.42

*

Skor

9 HSP
a

*

Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Dunnet 5%. HSP = Hari setelah
perlakuan. tn = tidak nyata, * = nyata

15

Pengaruh Pencucian terhadap Busuk Pangkal Buah Mangga
Busuk pangkal buah terjadi saat 3 HSP pada buah mangga yang dicuci
dengan semua larutan bahan pencuci kecuali pada larutan CaMg(CO3)2 + deterjen
1% + benomil. Skor gejala busuk pangkal buah mangga yang dicuci dengan air
dan tidak dicuci mengalami kenaikan cukup signifikan pada 12 HSP sebesar 2.50
dan 2.67 dengan persentase busuk pangkal buah sekitar 3% (Tabel 10). Hasil uji
Dunnet menunjukkan bahwa semua bahan pencuci nyata lebih baik dari kontrol
saat 6 HSP hingga 12 HSP. Buah mangga yang dicuci dengan larutan
CaMg(CO3)2 + deterjen 1% + benomil mulai terlihat gejala busuk pangkal buah
pada 12 HSP (Gambar 2). Oleh karena itu, larutan CaMg(CO3)2 + deterjen 1% +
benomil dapat menunda terjadinya busuk pangkal hingga 9 HSP. Holmes et al
(2009) menyatakan busuk pangkal buah adalah busuk lunak berair yang terdapat
pada pangkal buah yang perkembangannya cukup cepat dimulai dari pangkal buah
kemudian masuk kedalam daging buah. Busuk pengkal buah diakibatkan luka
yang pada pedicel saat panen sehingga dapat mengundang cendawan
Botryodiplodia theobromae.
A Dicuci

Busuk pangkal buah

CaMg(CO3)2 CaMg(CO3)2 + CaMg(CO3)2 CaMg(CO3)2
Air
Kontrol
+ Deterjen 1% Deterjen 0.5% + Deterjen 1% +Deterjen 0.5%
+ Benomil
+ Benomil
B Dicuci+ dilap
Busuk pangkal buah

Kontrol
Air
CaMg(CO3)2 CaMg(CO3)2 + CaMg(CO3)2 CaMg(CO3)2
+ Deterjen 1% Deterjen 0.5% + Deterjen 1% +Deterjen 0.5%
+ Benomil
+ Benomil
Gambar 2 Pengaruh bahan pencuci terhadap busuk pangkal pada 12 HSP.
Perlakuan cara pencucian terhadap penundaan busuk pangkal menunjukkan
hasil yang tidak berbeda nyata antara cara dicuci dan dicuci + dilap sehingga
kedua cara tersebut efektif untuk menunda busuk pangkal buah mangga. Terdapat
interaksi antara kombinasi perlakuan bahan pencuci dan cara pencucian terhadap
busuk pangkal buah pada 6 HSP hingga 12 HSP (Tabel 11). Hasil uji Dunnet
menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan terbaik adalah pencucian dengan
larutan CaMg(CO3)2 + deterjen 1% + benomil dengan cara dicuci efektif dalam
menunda terjadinya busuk pangkal buah mangga.

16

16

Tabel 10 Pengaruh bahan pencuci dan cara pencucian terhadap busuk pangkal buah mangga
Perlakuan

0 HSP
Skor Peringkata

Bahan Pencuci
CaMg(CO3)2 + deterjen 1%
0.00
30.50
CaMg(CO3)2 + deterjen 0.5%
0.00
30.50
CaMg(CO3)2 + deterjen 1% +
benomil
0.00
30.50
CaMg(CO3)2 + deterjen 0.5% +
benomil
0.00
30.50
Air
0.00
30.50
Uji Dunnet
tn
Cara Pencucian
Dicuci
0.00
30.50
Dicuci+dilap
0.00
30.50
Uji Dunnet
tn
a
Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh
perlakuan. tn = tidak nyata, * = nyata

3 HSP
Skor Peringkata

6 HSP
Skor Peringkata

9 HSP
Skor Peringkata

12 HSP
Skor Peringkata

0.25
0.17

32.00
29.50

0.64
0.18

28.45 b
23.14 cd

1.27
0.18

27.32 ab
21.18 cd

2.00
1.00

30.85 ab
21.00 b

0.00

24.50

0.00

18.50 d

0.00

17.00 d

0.55

14.27 c

0.25
0.33

32.00
34.50
tn

0.50
1.08

29.96 bc
43.54 a
*

0.91
1.67

31.50 bc
44.08 a
*

2.36
2.50

36.00 a
37.29 a
*

0.30
0.10

32.50
0.59
30.53
1.03
29.45
1.75
28.66
28.50
0.39
27.41
0.59
27.48
1.63
27.31
tn
tn
tn
tn
huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Dunnet 5%. HSP = Hari setelah

17

Tabel 11 Pengaruh kombinasi bahan pencuci dan cara pencucian terhadap busuk pangkal buah mangga
Perlakuan
CaMg(CO3)2 + deterjen 1%
Dicuci
Dicuci + dilap
CaMg(CO3)2 + deterjen 0.5%
Dicuci
Dicuci + dilap
CaMg(CO3)2 + deterjen 1% + benomil
Dicuci
Dicuci + dilap
CaMg(CO3)2 + deterjen 0.5% + benomil
Dicuci
Dicuci + dilap
Air
Dicuci
Dicuci + dilap
Uji Dunnet

0 HSP

Skor

Peringkat

0.00
0.00

3 HSP
a

6 HSP
a

Skor

Peringkat

12 HSP

9 HSP
a

Skor

Peringkat

a

Skor

Peringkata

Skor

Peringkat

30.50
30.50

0.50
0.00

39.50
24.50

1.17
0.00

36.75 a
18.50 c

2.33
0.00

35.92 a
17.00 de

2.60
1.40

34.90 abc
26.80 bcd

0.00
0.00

30.50
30.50

0.17
0.17

29.50
29.50

0.17
0.20

22.75 c
23.60 c

0.17
0.20

20.83 de
21.60 de

1.33
0.60

26.83 abcd
14.00 cd

0.00
0.00

30.50
30.50

0.00
0.00

24.50
24.50

0.00
0.00

18.50 c
18.50 c

0.00
0.00

17.00 e
17.00 e

0.20
0.83

9.70 d
18.08 bcd

0.00
0.00

30.50
30.50

0.33
0.17

34.50
29.50

0.50
0.50

28.67 bc
31.25 bc

1.00
0.80

28.25 bcd
35.40 cde

2.50
2.20

36.83 ab
35.00 abcd

0.00
0.00

30.50
30.50

0.33
0.33

34.50
1.00 44.00 ab
1.50 43.17 abc
2.00 32.92 abc
34.50
1.17 43.08 a
1.83 45.00 ab
3.00 41.67 a
*
*
tn
tn
*
a
Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Dunnet 5%. HSP = Hari setelah
perlakuan. tn = tidak nyata, * = nyata.

17

18

Pengaruh Pencucian terhadap Busuk Buah Mangga
Semua larutan bahan pencuci nyata lebih baik dari kontrol saat 6 HSP dalam
menunda pembusukan buah mangga (Tabel 12). Skor gejala busuk buah mangga
yang dicuci dengan air dan tidak dicuci memiliki skor 1.25 dan 2.83 pada 9 HSP
dengan persentase gejala busuk buah sekitar 3%. Skor gejala busuk buah mangga
yang dicuci dengan CaMg(CO3)2 + deterjen 1% + benomil memiliki skor 0.27
pada 9 HSP sehingga larutan CaMg(CO3)2 + deterjen 1% + benomil nyata lebih
baik dari air untuk menunda busuk buah hingga 9 HSP dan menekan
perkembangan busuk buah hingga 12 HSP (Gambar 3). Larutan CaMg(CO3)2 +
deterjen 1% + benomil nyata lebih baik dari air namun tidak berbeda nyata
dengan larutan CaMg(CO3)2 + deterjen 1%, CaMg(CO3)2 + deterjen 0.5%, dan
CaMg(CO3)2 + deterjen 0.5% + benomil dalam menunda busuk buah saat 9 HSP
(Tabel 13). Penggunaan fungisida dalam bahan pencuci efektif dalam mengontrol
busuk buah yang disebabkan oleh Lasiodiplodia (Pedraza 2013).
Mangga yang terserang busuk buah dapat menurunkan kualitas buah
mangga. Busuk buah ( Body rots ) adalah busuk pada tubuh buah yang memiliki
ciri berwarna abu-abu hingga hitam, berbentuk bulat, dan terdapat cekungan pada
daerah yang busuk (Holmes 2009). Busuk buah disebabkan oleh cendawan
Colletotrichum gloeosporioides.
Cara pencucian terhadap penundaan busuk buah menunjukkan hasil yang
tidak berbeda nyata antara cara dicuci dan dicuci + dilap sehingga kedua cara
tersebut efektif untuk menunda busuk buah mangga. Oleh karena itu, pencucian
dengan cara dicuci dapat dilakukan karena lebih mudah dilakukan dan efektif
dalam menunda terjadinya busuk buah. Tidak terdapat interaksi antara kombinasi
perlakuan bahan pencuci dan cara pencucian (Tabel 14). Hal ini menunjukkan
semua kombinasi perlakuan sama baik dalam menunda busuk buah.
Busuk buah

A Dicuci

CaMg(CO3)2 CaMg(CO3)2 + CaMg(CO3)2 CaMg(CO3)2 Air
+ Deterjen 1% Deterjen 0.5% + Deterjen 1% +Deterjen 0.5%
+ Benomil
+ Benomil
B Dicuci+ dilap

Kontrol

Kontrol
CaMg(CO3)2 CaMg(CO3)2 + CaMg(CO3)2 CaMg(CO3)2
Air
+ Deterjen 1% Deterjen 0.5% + Deterjen 1% +Deterjen 0.5%
+ Benomil
+ Benomil
Gambar 3 Pengaruh bahan pencuci terhadap busuk buah pada 12 HSP

19

Tabel 12 Pengaruh bahan pencuci dengan kontrol terhadap busuk buah mangga saat 6 HSP
Perlakuan
1

Perlakuan 2

Range Bar 1

Range Bar 2

Range Bar 1 Range Bar 2

akar *
z alfa

Keterangan

a

Kontrol

CaMg(CO3)2 + deterjen 1%

60.98

26.55

34.43

7.81

Berbeda nyata

Kontrol

CaMg(CO3)2 + deterjen 0.5%
CaMg(CO3)2 + deterjen 1% +
benomil
CaMg(CO3)2 + deterjen 0.5% +
benomil
Air

60.98

26.55

34.43

7.81

Berbeda nyata

60.98

24.00

36.98

7.81

Berbeda nyata

60.98
60.98

29.08
38.00

31.90
22.98

7.81
7.81

Berbeda nyata
Berbeda nyata

Kontrol
Kontrol
Kontrol
a

Antar perlakuan tidak berbeda nyata jika nilai (R bar 1- R bar 2) < akar * zalfa. Sebaliknya, antar perlakuan berbeda nyata jika nilai (R bar
1- R bar 2) > akar * z alfa.

19

20

20

Tabel 13 Pengaruh bahan pencuci dan cara pencucian terhadap busuk buah mangga
Perlakuan

0 HSP
Skor Peringkata

3 HSP
Skor Peringkata

Bahan Pencuci
CaMg(CO3)2 + deterjen 1%
0.00
30.50
0.08
CaMg(CO3)2 + deterjen 0.5% 0.00
30.50
0.17
CaMg(CO3)2 + deterjen 1% +
benomil
0.00
30.50
0.00
CaMg(CO3)2 + deterjen 0.5%
+ benomil
0.00
30.50
0.17
Air
0.00
30.50
0.25
Uji Dunnet
tn
Cara Pencucian
Dicuci
0.00
30.50
0.17
Dicuci+dilap
0.00
30.50
0.10
Uji Dunnet
tn
a
Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf
perlakuan. tn = tidak nyata, * = nyata.

6 HSP
Skor
Peringkata

9 HSP
Skor Peringkata

12 HSP
Skor Peringkata

29.00
31.50

0.09
0.09

26.55 a
26.55 ab

0.73
0.45

26.23 ab
24.23 bc

1.30
0.64

29.15
21.73

26.50

0.00

24.00 a

0.27

20.91 b

0.55

21.55

31.50
34.00
tn

0.25
0.50

29.08 ab
38.00 c
*

0.73
1.25

30.64 ab
39.50 c
*

1.27
1.58

30.91
36.04
tn

30.50
0.28
30.93
0.86
30.91
1.29
30.48
30.50
0.11
27.00
0.52
25.91
0.85
25.43
tn
tn
tn
tn
yang sama tidak berbeda nyata pada uji Dunnet 5%. HSP = Hari setelah

21

Tabel 14 Pengaruh kombinasi bahan pencuci dan cara pencucian terhadap busuk buah mangga
Perlakuan
CaMg(CO3)2 + deterjen 1%
Dicuci
Dicuci + dilap
CaMg(CO3)2 + deterjen 0.5%
Dicuci
Dicuci + dilap
CaMg(CO3)2 + deterjen 1% + benomil
Dicuci
Dicuci + dilap
CaMg(CO3)2 + deterjen 0.5% + benomil
Dicuci
Dicuci + dilap
Air
Dicuci
Dicuci + dilap
Uji Dunnet

0 HSP

3 HSP
a

Skor

Peringkat

6 HSP
a

Skor

9 HSP

12 HSP

Skor

Peringkata

28.17
23.90

2.17
1.50

29.00
29.30

0.67
0.20

28.42
19.20

1.00
0.83

26.75
15.70

24.00
24.00

0.40
0.17

23.90
18.42

1.33
0.33

26.80
17.17

34.17
24.00

0.83
0.60

32.33
28.60

1.33
1.50

31.92
29.70

Peringkat

a

Skor

Peringkat

Skor

0.00
0.00

30.50
30.50

0.17 26.50
0.00 31.50

0.17
0.17

28.67
24.00

1.00
0.40

0.00
0.00

30.50
30.50

0.17 31.50
0.17 31.50

0.17
0.33

28.67
24.00

0.00
0.00

30.50
30.50

0.00 26.50
0.00 26.50

0.17
0.00

0.00
0.00

30.50
30.50

0.33 36.50
0.00 26.50

0.50
0.00

Peringkat

a

0.00
0.00

30.50
0.17 31.50
0.50 38.00
1.33 40.58
1.67 37.08
30.50
0.33 36.50
0.50 38.00
1.17 38.42
1.50 35.00
tn
tn
tn
tn
tn
a
Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Dunnet 5%. HSP = Hari setelah
perlakuan. tn = tidak nyata, * = nyata.

21

22

Pengaruh Pencucian terhadap Antraknosa pada Buah Mangga
Gejala antraknosa terjadi saat 3 HSP pada semua bahan pencuci termasuk
kontrol. Penambahan fungisida sistemik berbahan aktif benomil dapat mengontrol
terjadinya antraknosa (Adhikary et al 2013). Pencucian dengan larutan
CaMg(CO3)2 + deterjen 1% + benomil memiliki skor gejala antraknosa yang lebih
rendah dari bahan pencuci lain yaitu sebesar 0.18 pada 9 HSP (Tabel 15). Hal ini
menunjukkan bahwa larutan CaMg(CO3)2 + deterjen 1% + benomil merupakan
bahan pencuci yang dapat menunda terjadinya antraknosa pada penyimpanan
hingga 9 HSP.
Antraknosa disebabkan oleh cendawan Colletotrichum gloeosporioides
yang menyerang buah setelah panen (Holmes 2009). Buah mangga yang terserang
antraknosa menimbulkan kerusakan parah dan dapat menurunkan kualitas buah.
Gejala yang ditimbulkan yaitu bulatan hitam sedikit cekung dengan bentuk yang
tidak beraturan (Chowdhury 2009).
Cara