Analisis Ekonomi Pengelolaan Sumberdaya Air Di Pdam Tirtauli Kota Pematangsiantar

ANALISIS EKONOMI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR
DI PDAM TIRTAULI KOTA PEMATANGSIANTAR

TRY PERMATA SARI SIAGIAN

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

2

3

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Analisis
Ekonomi Pengelolaan Sumberdaya Air di PDAM Tirtauli Kota Pematangsiantar”
adalah benar karya penulis dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini penulis melimpahkan hak
cipta dari karya tulis penulis kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2015

Try Permata Sari Siagian
NIM. H44100020

4

ABSTRAK
Try Permata Sari Siagian. Analisis Ekonomi Pengelolaan Sumberdaya Air di
PDAM Tirtauli Kota Pematangsiantar. Dibimbing oleh TRIDOYO
KUSUMASTANTO dan RIZAL BAHTIAR.
Air adalah sumber kehidupan bagi manusia dan semua mahluk hidup.
Dengan demikian pengelolaan sumberdaya air terpadu mempunyai peran yang
sangat penting guna meningkatkan pelayanan penyediaan air bersih bagi
masyarakat. PDAM Tirtauli Kota Pematangsiantar merupakan salah satu
pengelola air bersih untuk pelanggan air minum. Dalam peningkatan pelayanan,

PDAM harus bekerja lebih efektif dan efisien sehingga dapat menjangkau
pelayanan yang lebih luas. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji karakteristik
pelanggan PDAM Tirtauli di Kelurahan Martoba dan Kelurahan Melayu,
mengevaluasi penetapan tarif dasar air bersih PDAM Tirtauli melalui mekanisme
Full Cost Recovery, mengestimasi nilai WTP pelanggan Kelurahan Martoba dan
Kelurahan Melayu terhadap pelayanan akses air bersih, mengkaji faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat produksi air bersih PDAM Tirtauli. Hasil penelitian
karakteristik konsumen rumahtangga di Kelurahan Melayu dan Kelurahan
Martoba adalah tingkat penghasilan masyarakat adalah Rp 300.000 - Rp
7.300.000 per bulan, jumlah kebutuhan air 10-40 m³/bulan/KK, dan jumlah
pengguna air adalah 2-5 orang/KK. Tarif dasar air yang diperoleh berdasarkan
mekanisme full cost recovery sebesar Rp 2.945,11/m3 untuk penggunaan
konsumen rumahtangga-2 blok-2. Rata-rata nilai WTP rumahtangga-1 adalah Rp
632,5 per m³, rumahtangga-2 sebesar Rp 1.030 per m³, rumahtangga-3 sebesar Rp
2.205 per m³, rumahtangga-4 sebesar Rp 2.565 per m³, rumahtangga-5 sebesar Rp
3.925 tangga per m³. Faktor-faktor yang mempengaruhi WTP adalah umur,
jumlah pengguna air, penghasilan, dummy siram tanaman. Faktor-faktor yang
mempengaruhi fungsi produksi adalah air baku, jumlah pegawai, jumlah
pelanggan dan tingkat kekeruhan air.
Kata kunci : full cost recovery, PDAM, sumberdaya air, tarif air, willingness to

pay

5

ABSTRACT
TRY PERMATA SARI SIAGIAN. Economic Analysis Of Water Resources
Management in PDAM Tirtauli in Pematangsiantar City. Supervised by
TRIDOYO KUSUMASTANTO and RIZAL BAHTIAR.
Water is a natural resources which useful as a life source for human and
all living things. The integrated water resources management has important role
to improve water supply services, especially in distributing the water for the
household. The aims of this research were to examine the characteristics of
PDAM Tirtauli customer in Martoba sub-District and Melayu sub-District, to
evaluate the basic tariff of water of PDAM Tirtauli clean water using Full Cost
Recovery Pricing, to estimate the WTP value of customer in Melayu sub-District
and Martoba sub-District in accessing the clean water services, and to examine
the factors that affected the level of PDAM Tirtauli clean water production. The
results of this research showed that characteristic of consumer household in the
Melayu sub-District and Martoba sub-District are income ranging from Rp
300.000 to Rp 7,3 million per month, the total of water requirement is around 1040m³ per month per household, and the number of water consumers is 2-5

people/household. Based on full cost recovery mechanism, the water basic tariff is
Rp 2.945,11 per m3 for the household consumer-2 block-2. The average of WTP
value for the household-1 is Rp 632,5 per m³, the household-2 is Rp 1.030 per m³,
the household-3 is Rp 2.205 per m³, the household-4 is Rp 2.565 per m³, and the
household-5 is Rp 3.925 per m³. The factors affect significant of WTP are
household income, number of water consumers, and dummy of watering plants.
The factors affected the water production function are the water input, the number
of employees, the number of customers and water turbidity level.
Keywords: basic tariff, full cost recovery, PDAM, water production, water
resources, willingness to pay

6

ANALISIS EKONOMI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR
DI PDAM TIRTAULI KOTA PEMATANGSIANTAR

TRY PERMATA SARI SIAGIAN

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

8

9

PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan hikmat,
kasih dan sukacita sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian adalah pengelolaan sumberdaya air, dengan judul Analisis
Ekonomi Pengelolaan Sumberdaya Air di PDAM Tirtauli Kota Pematangsiantar.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Kedua orangtua tercinta, Papa Parlindungan Siagian (Almarhum) dan Mama
Retty Saragi, Abang Rewildo Renhard Manakkas Siagian, Kakak Remona
Auwinta Siagian dan Adik Harina Octa Iyus Siagian. Terima kasih atas segala
kasih sayang, dukungan yang tiada hentinya, doa, saran, serta ketersediaannya
menerima segala keluh kesah penulis selama penulisan skripsi.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Tridoyo Kusumastanto, MS selaku Dosen Pembimbing
Skripsi dan Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan, bimbingan,
perhatian dan pelajaran hidup yang diberikan kepada penulis selama menjadi
mahasiswa di Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan sampai
penulis berhasil menyelesaikan skripsi.
3. Bapak Rizal Bahtiar, SPi, MSi sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan arahan, bimbingan, perhatian kepada penulis sampai penulis
berhasil menyelesaikan skripsi.
4. Bapak Dr. Ir. Ahyar Ismail, M.Agr dan Ibu Arini Hardjanto, SE, MSi selaku
dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran demi perbaikan dan
penyempurnaan skripsi ini.
5. PDAM Tirtauli Pematangsiantar, Bapak Budiman Tanjung selaku Staf Bagian
Litbang atas bantuannya dalam proses pengambilan data.
6. Keluarga Besar Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan FEM IPB
para Dosen beserta Staf ESL atas segala dukungan dan bantuan selama masa

studi.
7. Sahabat tersayang penulis : Clinton Ronggo Waluyo Sitorus, Thasia Ginting
dan Emelia Brenda Elizabeth Sitorus atas doa, canda tawa, semangat dan
dukungannya.

10

8. Kakak Christabel Sutamba atas doa, perhatian, dukungan serta saran selama
penulis kuliah dan penyelesaian skripsi.
9. Keluarga Besar Unit Kegiatan Mahasiswa Persekutuan Mahasiswa Kristen IPB
(UKM PMK IPB) khususnya komisi diaspora atas doa, semangat,
kebersamaan untuk saling bertumbuh. Hosanna in highest.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi berbagai pihak dalam rangka
pengelolaan sumberdaya air yang lestari.

Bogor, Februari 2015

Try Permata Sari Siagian

11


DAFTAR ISI
PRAKATA ..............................................................................................

Halaman
i

DAFTAR ISI ...........................................................................................

iii

DAFTAR TABEL ..................................................................................

vi

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................

vii

DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................


viii

PENDAHULUAN ..........................................................................

1

1.1 Latar Belakang ............................................................................

1

1.2 Perumusan Masalah ....................................................................

3

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................

4

1.4 Ruang Lingkup Penelitian ..........................................................


4

1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................

5

II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................

7

2.1 Karakteristik Sumberdaya Air ....................................................

7

2.2 Konsep Ekonomi Sumberdaya Air ..............................................

8

2.3 Karakteristik Pengguna Sumberdaya Air ....................................


9

2.4 Konsep Perusahaan Daerah Air Minum .....................................

9

2.5 Penetapan Tarif Air PDAM Berdasarkan Pemulihan Biaya
Penuh ............................................................................................

10

2.5.1 Penetapan Harga Ramsey ...................................................

10

2.5.2 Penetapan Dua Tarif "Coase" .............................................

11

2.5.3 Penetapan Penurunan dan Peningkatan Tarif Blok .............

11

2.6 Contingent Valuation Method (CVM) ........................................

12

2.7 Permintaan dan Penawaran Air Bersih .......................................

15

2.7.1 Fungsi Permintaan ..............................................................

15

2.7.2 Fungsi Penawaran ...............................................................

15

2.7.3 Fungsi Produksi ..................................................................

16

2.8 Analisis Regresi Berganda ...........................................................

19

2.9 Penelitian Terdahulu ....................................................................

20

III. KERANGKA PEMIKIRAN ..........................................................

23

I.

12

IV. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................

27

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................

27

4.2 Metode Penelitian ........................................................................

27

4.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................

27

4.4 Metode Pengambilan Sampel ......................................................

28

4.5 Metode Analisis ...........................................................................

29

4.5.1 Analisis Karakteristik Pelanggan ......................................

29

4.5.2 Evaluasi Tarif Dasar Air dengan Mekanisme Biaya
Pemulihan Penuh ..............................................................

29

4.5.3 Kesediaan Membayar Pelanggan PDAM ..........................

32

4.5.3.1 Estimasi WTP Pelanggan Terhadap Pelayanan Air
Bersih .....................................................................

32

4.5.3.2 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi WTP .

34

4.5.4 Pengujian Parameter dalam Regresi Berganda ...................

35

4.5.5 Analisis Fungsi Produksi Air PDAM ..................................

37

4.6 Batasan Penelitian ........................................................................

38

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ..........................

41

5.1 Gambaran Umum Wilayah Cakupan Pelayanan PDAM Tirtauli
Pematangsiantar ............................................................................

41

5.2 Gambaran Umum PDAM Tirtauli Pematangsiantar ....................

43

5.2.1 Sejarah dan Perkembangan PDAM Tirtauli
Pematangsiantar...................................................................

43

5.2.2 Cakupan Pelayanan PDAM Tirtauli Pematangsiantar ........

44

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................

51

6.1 Karakteristik Pelanggan PDAM Tirtauli Pematangsiantar...........

51

6.1.1 Usia ......................................................................................

51

6.1.2 Jenis Kelamin ......................................................................

52

6.1.3 Jumlah Anggota Keluarga ...................................................

52

6.1.4 Penghasilan ..........................................................................

53

6.1.5 Jumlah Pemakaian Air .........................................................

53

6.1.6 Tingkat Pendidikan..............................................................

54

6.2 Analisis Penetapan Tarif Dasar PDAM Tirtauli Pematangsiantar

55

6.2.1 Evaluasi Tarif Dasar Berdasarkan Pemulihan Biaya Penuh

55

6.2.2 Analisis Tingkat Kebocoran Air Terhadap Keuntungan

13

PDAM Tirtauli ....................................................................

63

6.3 Estimasi Nilai WTP Terhadap Pelayanan dan Ketersediaan Air
Bersih ...........................................................................................

64

6.3.1 Estimasi Nilai WTP Konsumen Rumah Tangga.................

64

6.3.2 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai WTP....

69

6.3.3 Evaluasi Terhadap Tarif Dasar Aktual, Tarif Dasar
Berdasarkan Pemulihan Biaya Penuh dan Willingness To
Pay Pelanggan .....................................................................

72

6.4 Analisis Ekonomi Fungsi Produksi PDAM Tirtauli ....................

74

6.5 Implikasi Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Air PDAM
Tirtauli Pematangsiantar ..............................................................

78

VII. SIMPULAN DAN SARAN .............................................................

81

7.1 Simpulan ......................................................................................

81

7.2 Saran ...........................................................................................

81

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

83

LAMPIRAN ............................................................................................

87

RIWAYAT HIDUP .................................................................................

103

14

DAFTAR TABEL
No

Halaman

1. Matriks Analisis Data ............................................................................

28

2. Klasifikasi Responden ...........................................................................

29

3. Penetapan Tarif Dasar PDAM ...............................................................

31

4. Luas Wilayah, Jumlah Kelurahan dan Penduduk Kota Pematangsiantar
Menurut Kecamatan .............................................................................. 41
5. Curah Hujan, Hari Hujan, Hari Terpanjang Tidak Hujan dan
Kelembaban Udara Kota Pematangsiantar ............................................

42

6. Sumber Air Minum Rumah Tangga di Kota Pematangsiantar Tahun
2012 .......................................................................................................

43

7. Cakupan Pelayanan PDAM Tirtauli Tahun 2013 ..................................

44

8. Pembagian Wilayah Pelayanan dan Sumber Air ...................................

45

9. Deskripsi Kelompok Pelanggan PDAM Tirtauli Pematangsiantar .......

46

10. Jumlah Pelanggan PDAM Tirtauli Menurut Kelompok tahun 2013 ...

47

11. Perkembangan Sambungan Pelanggan PDAM Tirtauli ......................

48

12. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan ...............

53

13. Komponen Pendapatan Usaha PDAM Tirtauli Tahun 2013 ...............

56

14. Biaya Usaha PDAM Tirtauli Tahun 2013 ...........................................

57

15. Perhitungan Tarif Dasar PDAM Tirtauli .............................................

58

16. Perhitungan Tarif Rendah PDAM Tirtauli ..........................................

59

17. Perhitungan Tarif Penuh dan Tarif Khusus PDAM Tirtauli................

61

18. Simulasi Perhitungan Keuntungan Berdasarkan Tingkat Kebocoran
Air ........................................................................................................

63

19. Distribusi Nilai Rataan WTP Responden Rumah Tangga-1 ...............

65

20. Distribusi Nilai Rataan WTP Responden Rumah Tangga-2 ...............

65

21. Distribusi Nilai Rataan WTP Responden Rumah Tangga-3 ...............

66

22. Distribusi Nilai Rataan WTP Responden Rumah Tangga-4 ...............

66

23. Distribusi Nilai Rataan WTP Responden Rumah Tangga-5 ...............

66

24. Total WTP (TWTP) Pelanggan PDAM ..............................................

69

25. Hasil Analisis Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai
WTP Pelanggan Rumah Tangga Kelurahan Martoba dan Kelurahan
Melayu Tahun 2014 .............................................................................

70

15

26. Perbandingan WTP Responden Terhadap Tarif Aktual......................

72

27. Perbandingan Tarif Aktual dan Tarif Berdasarkan Mekanisme FCR .

73

28. Hasil Analisis Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Fungsi Produksi...................................................................................

75

DAFTAR GAMBAR
No

Halaman

1. Jumlah Pelanggan PDAM Tirtauli Pematangsiantar.............................

2

2. Batas Kemungkinan Produksi ...............................................................

17

3. Penurunan Produktifitas Rata-Rata Marginal Dari Kurva Produk
Total ......................................................................................................

18

4. Kerangka Pemikiran Penelitian .............................................................

25

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ..........................................

51

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Distribusi Jenis Kelamin..........

52

7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga .......

52

8. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Pemakaian Air .............

54

9. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..................

54

10. Kurva WTP Responden Rumah Tangga-1 ..........................................

67

11. Kurva WTP Responden Rumah Tangga-2 ..........................................

67

12. Kurva WTP Responden Rumah Tangga-3 ..........................................

68

13. Kurva WTP Responden Rumah Tangga-4 ..........................................

68

14. Kurva WTP Responden Rumah Tangga-5 ..........................................

68

15. Grafik Uji Heteroskedastisitas Pada Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Nilai WTP ..................................................................

71

16. Tarif Dasar Aktual dan Tarif Berdasarkan Full Cost Recovery ..........

73

16

DAFTAR LAMPIRAN
No

Halaman

1. Lokasi Penelitian ...................................................................................

89

2. Kuisioner Pelanggan PDAM Tirtauli Kota Pematangsiantar ................

90

3. Struktur Tarif Air PDAM Tirtauli Kota Pematangsiantar .....................

93

4. Data Karakteristik Responden Konsumen Rumah Tangga ...................

94

5. Komponen Biaya Usaha Langsung dan Tidak Langsung PDAM
Tirtauli Tahun 2013 ...............................................................................

97

6. Simulasi Tarif Air Terhadap Beberapa Skenario Tingkat Kebocoran
Air ..........................................................................................................

98

7. Uji Ekonometrika Data Terhadap Nilai WTP .......................................

98

8. Data Produksi Air PDAM Tirtauli Kota Pematangsiantar .................... 100
9. Uji Ekonometrika Data Terhadap Fungsi Produksi ............................... 101

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sumberdaya air merupakan sumber kehidupan bagi manusia dan semua
mahluk hidup. Pengelolaan sumberdaya air terpadu mempunyai peran yang sangat
penting guna meningkatkan efisiensi dan produktifitas dalam penyediaan air
untuk keperluan domestik, industri, pariwisata, pembangkit tenaga, dll (Kodoatie
et al. 2002). Konsep pengelolaan air dan sumber air pada dasarnya mencakup
upaya serta kegiatan pengembangan pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya air
berupa menyalurkan (redistributing) air yang tersedia dalam konteks ruang dan
waktu, dan komponen mutu dan komponen volume (jumlah) pada suatu wilayah
untuk memenuhi kebutuhan pokok kehidupan mahluk hidup.
Gejala krisis kuantitas, kualitas dan kontinuitas air kini dirasakan oleh
masyarakat perkotaan akibat lingkungan yang padat serta aktivitas yang sangat
tinggi. Masyarakat sulit mengakses air bersih dari sumber alami, seperti air sumur
maupun air sungai karena telah tercemar oleh limbah baik dari industri maupun
rumah tangga. Dalam perkembangan perkotaan saat ini mekanisme perolehan air
bersih ditangani oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Kota Pematangsiantar merupakan daerah otonomi yang memiliki sebuah
perusahaan daerah yang bergerak didalam bidang pelayanan air bersih yang diberi
nama PDAM Tirtauli. PDAM Tirtauli sebagai Perusahaan Daerah Tingkat II Kota
Pematangsiantar berdiri pada tahun 1978 yang memiliki fungsi secara umum
untuk mengutamakan keuntungan demi terciptanya suatu pembangunan daerah
dalam bidang perekonomian serta juga memiliki fungsi secara khusus sebagai
fungsi sosial untuk masyarakat.
Penduduk Kota Pematangsiantar semakin bertambah setiap tahunnya dan
aktivitas masyarakat dalam bidang perekonomian, sosial, pendidikan, industri
memerlukan sarana air bersih. Hal ini merupakan tanggungjawab besar bagi
pemerintah daerah setempat untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi
masyarakat. Pelanggan PDAM Tirtauli mencakup wilayah Kota Pematangsiantar
dan beberapa wilayah di Kabupaten Simalungun yakni Kecamatan Siantar dan
Kecamatan Panambean Pane.

2

PDAM Tirtauli bergerak dalam bidang pengelolaan air bersih serta
kedudukannya sebagai perusahaan daerah untuk memberikan jasa pelayanan dan
memberikan keuntungannya sebagai pendapatan daerah. Peningkatan pelanggan
pemakai jasa PDAM ditandai dengan semakin meningkatnya kebutuhan kuantitas
dan kualitas konsumsi air bersih. Konsistensi fungsi PDAM harus tetap terjaga
guna menjaga kepercayaan masyarakat sebagai pelanggan jasa PDAM.
PDAM Tirtauli Pematangsiantar Tahun 2005 memiliki pelanggan air bersih
sebanyak 50.387 unit pelanggan dan terus mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Pada tahun 2013, jumlah pelanggan air bersih PDAM Tirtauli
Pematangsiantar telah mencapai 59.573 pelanggan untuk 2 daerah yakni Kota
Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun. Peningkatan jumlah pelanggan air
bersih PDAM Tirtauli disajikan pada gambar berikut :

Sumber: PDAM Tirtauli Pematangsiantar (2014)

Gambar 1. Jumlah pelanggan PDAM Tirtauli Pematangsiantar
Seiring dengan terjadinya peningkatan jumlah penduduk dan pembangun
ekonomi, kebutuhan masyarakat terhadap air bersih turut mengalami peningkatan.
Permintaan terhadap air bersih semakin meningkat untuk wilayah pelayanan
PDAM Tirtauli Pematangsiantar. Akibatnya, kuantitas dan kualitas sumber air
yang digunakan pun akan semakin menurun. PDAM harus menyalurkan air bersih
yang layak untuk dikonsumsi oleh konsumen dengan biaya produksi yang harus
dikeluarkan semakin besar. Oleh karena itu, diperlukan solusi agar pengelolaan air
terkendali untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan PDAM tetap beroperasi.

3

1.2 Perumusan Masalah
Kebutuhan air bersih pada masyarakat perkotaan salah satunya dipenuhi
oleh PDAM melalui proses pengumpulan, pengolahan, penjernihan hingga
pendistribusian air bersih kepada pelanggan. PDAM dihadapkan pada dua fungsi
yaitu sebagai perusahaan yang mengemban prinsip-prinsip perusahaan yakni
meraih keuntungan usaha serta mengemban fungsi sosial dengan memenuhi
kebutuhan masyarakat akan permintaan ketersediaan air bersih.
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk maka semakin tinggi pula
tingkat kebutuhan air bersih. Penggunaan air bersih pelanggan di Kota
Pematangsiantar terbagi dalam beberapa golongan berdasarkan jumlah kebutuhan.
Oleh karena itu, tingkat ekstraksi yang optimal terhadap sumberdaya air oleh
PDAM Tirtauli Kota Pematangsiantar sangat dibutuhkan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan air masyarakat Kota Pematangsiantar. Sehubungan dengan
hal tersebut, perlu diketahui berapakah jumlah kebutuhan air bersih masyarakat,
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat produksi air bersih PDAM Tirtauli.
Pihak PDAM Tirtauli juga mengalami beberapa permasalahan yakni tarif
yang belum optimum. Hal ini dibuktikan bahwa pihak PDAM masih mengalami
kerugian sebesar Rp 11.092.377.397 per 31 Desember 2012. Tingkat kebocoran
air juga tinggi sebesar 31,43 persen per Desember 2013. Adanya kerugian ini
mengakibatkan pihak PDAM harus meminjam dana dari Asean Develoment Bank,
Kementerian Keuangan serta mendapatkan subsidi dari pemerintah.
Pola pemanfaatan air masyarakat akan berpengaruh satu sama lain terhadap
orang yang memanfaatkan maupun yang tidak memanfaatkannya. Sumberdaya air
merupakan barang quasi renewable sehingga diperlukan upaya untuk menjaga
ketersediaan dan keberlanjutan air tersebut. Persoalan penyediaan air bersih juga
terkait dengan tingkat kebocoran air yang diakibatkan oleh aspek teknis maupun
non teknis, evaluasi penerapan tarif dan alokasi sumberdaya air yang efisien.
Dengan demikian sumberdaya air memiliki nilai ekonomi yang harus diestimasi
sehingga alokasinya dapat memenuhi kriteria keadilan dan keberlanjutan dalam
konteks pencapaian pemenuhan kebutuhan air masyarakat Kota Pematangsiantar.
Berdasarkan pemaparan tersebut, permasalahan penelitian dapat dirumuskan
dalam beberapa pertanyaan berikut :

4

1. Bagaimana karakteristik pelanggan PDAM Tirtauli di Kelurahan Martoba dan
Kelurahan Melayu?
2. Bagaimana evaluasi terhadap penetapan tarif dasar air di PDAM Tirtauli?
3. Berapa nilai kesediaan membayar (Willingness To Pay-WTP) pelanggan dan
faktor-faktor apa yang mempengaruhi nilai WTP pelanggan terhadap
pelayanan PDAM Tirtauli?
4. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi produksi air PDAM Tirtauli?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Mengkaji karakteristik pelanggan PDAM Tirtauli.
2. Mengevaluasi penetapan tarif dasar air bersih PDAM Tirtauli.
3. Mengestimasi nilai WTP pelanggan dan menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi WTP pelanggan untuk memperoleh air bersih.
4. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi air PDAM Tirtauli.
1.4 Ruang Lingkup
Penelitian dilaksanakan untuk mengkaji karakteristik pelanggan rumah
tangga di Kelurahan Martoba dan Kelurahan Melayu dengan pendekatan
deskriptif. Dalam rangka mengamati pengelolaan PDAM secara berkelanjutan
maka menganalisis kebijakan penetapan tarif dasar air dengan menggunakan
analisis Full Cost Recovery. Selanjutnya, untuk mengetahui kemampuan
membayar pelanggan dalam membayar tarif air dikaji dengan mengestimasi
besarnya nilai WTP pelanggan rumah tangga dengan menggunakan pendekatan
Contingent Valuation Method (CVM). Pendekatan yang dilakukan diharapkan
mampu menjelaskan berapa besar kesediaan masyarakat untuk mendapatkan air
bersih sesuai dengan akses pelayanan yang diinginkan serta menjaga kualitas
lingkungan. Metode linier berganda digunakan untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi produksi air yang dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan perusahaan.

5

1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti.
Penelitian ini diharapkan sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang
telah didapat dan dipelajari sehingga dapat bermanfaat bagi perkembangan
pengetahuan.
2. Bagi PDAM dan Pemerintah Daerah.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan dalam
rangka penyediaan air bersih dan pengelolaan air. PDAM dapat meninjau
kembali tarif yang diberlakukan agar PDAM dapat memenuhi kedua fungsinya
yakni fungsi pelayanan dan menghasilkan keuntungan.
3. Bagi Masyarakat Luas.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat
dalam melakukan sistem pengelolaan air bersih sehingga dapat melakukan
upaya kooperatif dalam penjagaan lingkungan dan penghematan air.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan informasi bagi penelitian
selanjutnya sehingga dapat dikembangkan penelitian pengelolaan sumberdaya
air yang lebih komprehensif.

6

7

II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik Sumberdaya Air
Sumberdaya air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di
dalamnya. Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah
permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air
hujan, dan air laut yang berada di darat.1
Air memiliki nilai intrinsik dan pemanfaatannya memiliki nilai tambah
karena ekstraksi sampai pemanfaatan langsung untuk dikonsumsi akan
menimbulkan biaya. Pengelolaan sumberdaya air menyangkut alokasi yang
optimal yang kemudian didekati dengan berbagai mekanisme, seperti water
pricing maupun user based allocation (Sanim 2011).
Menurut Anwar (1992) dalam Fadillah (2011), sumberdaya air memiliki
karakteristik-karakteristik khusus sebagai berikut :
1. Mobilitas air. Sifat air yang merupakan zat cair istimewa memiliki ciri-ciri
mudah mengalir, menguap, meresap dan keluar melalui suatu media tertentu.
Adanya sifat-sifat tersebut menyebabkan sulitnya upaya untuk mewujudkan
dan melaksanakan penegasan hak-hak (property rights) atas sumberdaya air
tersebut secara eksklusif, agar dapat menjadi komoditas ekonomi yang dapat
dipertukarkan dalam sistem ekonomi pasar.
2. Skala ekonomi yang melekat. Dalam penyimpanan, pengolahan, dan distribusi
air terjadi skala ekonomi yang melekat pada komoditas air. Ada kalanya sifat
yang demikian menyebabkan penawaran air bersifat monopoli alami (natural
monopoly), sehingga semakin besar jumlah air yang ditawarkan maka semakin
rendah biaya per satuan yang ditanggung oleh produsen.
3. Penawaran air berubah-ubah. Sifat penawaran air berubah-ubah menurut
waktu, ruang, dan kualitasnya. Dalam keadaan kekeringan dan banjir,
sumberdaya air ini dapat ditangani oleh pemerintah untuk kepentingan umum.
4. Kapasitas dan daya asimilasi dari badan air. Zat cair memiliki daya larut untuk
mengasimilasikan berbagai zat-zat padat atau zat-zat tercemar tertentu selama
daya asimilasinya tidak terlampaui. Akibatnya, komoditas air mengarah pada
1

Undang Undang Republik Indonesia No.7 Tahun 2004 Pasal 1, ayat 1 dan ayat 2 tentang Sumberdaya Air

8

komoditas yang bersifat umum dan setiap orang dapat menganggapnya sebagai
tempat pembuangan sampah.
5. Penggunaannya dapat digunakan secara beruntun (sequential use). Penggunaan
secara beruntun ini terjadi ketika air mengalir dari hulu ke hilir sampai ke laut
dan dengan beruntunnya penggunaan air selama perjalanan alirannya akan
mengubah kualitas dan kuantitas air sehingga sering menimbulkan
eksternalitas.
6. Penggunaannya yang serba guna (multiple use). Dengan kegunaannya yang
banyak tersebut maka pihak individu atau swasta dapat memanfaatkannya dan
sisanya menjadi barang umum yang dapat menimbulkan eksternalitas.
7. Berbobot besar dan memakan tempat (bulky). Apabila ditambah dengan biaya
yang tinggi untuk mewujudkan hak-hak kepemilikannya, akan menyebabkan
air bersifat open access.
8. Nilai kultural yang melekat pada sumberdaya air. Sebagian besar masyarakat
yang mempunyai nilai-nilai yang menganggap air sebagai barang bebas
anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang tidak patut untuk dikomersialkan,
sehingga menjadi kendala dalam alokasinya pada sistem pasar.
2.2 Konsep Ekonomi Sumberdaya Air
Ketersediaan air dibedakan oleh kuantitas dan kualitas air. Kuantitas air
menyangkut jumlah air yang disediakan oleh alam dan jumlah air yang
dibutuhkan untuk menunjang berbagai tujuan. Kualitas air merupakan salah satu
aspek yang juga penting dalam pemakaian sumberdaya air. Jumlah air yang
berlimpah namun mutunya rendah tidak akan dapat dipergunakan untuk
memenuhi utilitas pemakainya.
Menurut Kusuma (2006), sumberdaya air secara ekonomi tergolong ke
dalam sumberdaya milik bersama. Sumberdaya semacam ini biasanya akan
menghadapi masalah eksploitasi yang melebihi daya generasinya. Adanya
permasalahan

yang

timbul

menimbulkan

sulitnya

menegaskan

hak-hak

kepemilikan sumberdaya yang bersangkutan. Nilai dari air dibedakan dari dua
elemen yaitu permintaan yang merupakan kebutuhan manusia dan keinginan
membayar untuk kebutuhan tersebut serta penawaran yang merupakan biaya

9

untuk menyediakan sumberdaya pada kuantitas, kualitas dan lokasi tertentu
(Cech, 2005).
2.3 Karakteristik Pengguna Sumberdaya Air
Sumberdaya air sebagai salah satu sumberdaya strategis yang dimanfaatkan
oleh manusia dalam berbagai bidang kehidupan, seperti pertanian, industri, dan
kebutuhan rumah tangga dipengaruhi oleh karakteristik masing-masing pengguna
air. Pengguna sumberdaya air juga disebut sebagai konsumen. Undang-undang
Republik Indonesia No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
mendefinisikan konsumen sebagai setiap orang pemakai barang dan atau jasa
yang tersedia dalam masyarakat, baik dalam kepentingan diri sendiri, keluarga,
orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Beberapa karakteristik konsumen menurut Engel et al. (1994) dalam
Nugroho (2006) sebagai berikut: 1) karakteristik demografi merupakan
karakteristik konsumen berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir,
pekerjaan, status, pendapatan per bulan, dan tempat tinggal, dan 2) karakteristik
psikografi merupakan karakteristik konsumen berdasarkan profil gaya hidup
sebagian pengunjung. Hal tersebut dilakukan dengan mengadaptasi strategi
pemasaran produk dan jasa yang bersangkutan sesuai dengan aktivitas, minat, dan
opini konsumen.
Semua penduduk berapapun usianya adalah konsumen. Oleh karena itu,
pemasar harus bisa memilih distribusi usia penduduk dari suatu wilayah yang
akan dijadikan target pasarnya. Perbedaan usia akan mengakibatkan perbedaan
selera dan kesukaan terhadap produk. Usia merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi preferensi dan persepsi konsumen dalam keputusan untuk
menerima sesuatu yang baru.
2.4 Konsep Perusahaan Daerah Air Minum
Menurut Saberan (1997) dalam Kusuma (2006), Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) memiliki konsep yang berbeda dengan perusahaan-perusahaan
pada umumnya. PDAM memiliki dua orientasi yakni orientasi keuntungan (profit
oriented) dan orientasi pelayanan (social service). Salah satu tujuan PDAM
adalah turut serta dalam melaksanakan pembangunan daerah khususnya dan
pembangunan ekonomi nasional pada umumnya, dengan cara menyediakan air

10

minum yang bersih, sehat dan memenuhi persyaratan kesehatan bagi masyarakat
di suatu daerah.
Tugas pokok pelayanan umum Perusahaan Daerah Air Minum kepada
masyarakat dalam menjalankan fungsinya PDAM yakni harus mampu membiayai
dirinya sendiri dan harus mengembangkan tingkat pelayanannya. Disamping itu,
PDAM juga diharapkan mampu memberikan sumbangan pembangunan kepada
pemerintah daerah.2 Sedangkan tujuan pendirian PDAM adalah untuk memenuhi
pelayanan dan kebutuhan akan air bersih masyarakat, serta sebagai salah satu
sumber PAD (Pendapatan Asli Daerah) untuk mencapainya maka pengelolaan
terhadap PDAM harus berdasarkan prinsip-prinsip dan asas ekonomi perusahaan
sehat.3
2.5 Penetapan Tarif Air PDAM Berdasarkan Pemulihan Biaya Penuh
2.5.1 Penetapan Harga Ramsey
Ramsey (1927) dalam Syaukat (2000) menyatakan harga Ramsey
menunjukan sekumpulan harga yang sama dan memaksimumkan keuntungan
sosial bersih yaitu surplus produsen dan surplus konsumen dalam permasalahan
penggunaan air yang sama. Ramsey melakukan modifikasi pada analisis efisiensi
ekonomi konvensional dengan menambahkan batasan eksplisit yang tidak hanya
memaksimumkan keuntungan sosial bersih tetapi juga mencapai kondisi break
even. Kondisi batasan pada break even berusaha mencegah kesalahan posisi dari
penetapan marginal cost yang optimal, first best price4. Hal yang mendasari
metode ini adalah untuk mempertahankan tingkat efisiensi sebanyak mungkin,
setiap orang ingin menghindari sesedikit mungkin dari pola konsumsi yang
muncul bersamaan dengan marginal cost pricing sementara masih menetapkan
harga yang dapat menjamin kecukupan penggunaan namun bukan merupakan
penerimaan yang berlebih. Harga Ramsey melakukan hal ini dengan
membebankan harga yang berbeda kepada berbagai pasar perusahaan yang diatur
untuk berbagai pasar regulasi perusahaan dengan tujuan menjaga kelangsungan
sejumlah kontribusi pasar yang memanipulasi harga melebihi MC, sehingga
2

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 690-069 Tahun 1992 tentang Pola Petunjuk Teknis Perhitungan
Tarif Air Minum
3
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 690-327 tahun 1994 tentang Pedoman dan Pemantauan Kinerja
Keuangan PDAM
4
Harga termasuk pengganda langgrange dijadikan sebagai pembatas dalam Full Cost Recovery sebagai
tambahan dari marginal cost

11

mengganggu tingkat konsumsi lebih sedikit dari apa yang akan diberikan oleh
harga MC penuh (full marginal cost pricing). Hall dan Hanemann (1996) dalam
Syaukat (2000) menyatakan harga Ramsey adalah sebuah contoh dari strategi
harga terbaik kedua dengan sebuah instrument kebijakan tunggal untuk
menyatukan dua tujuan yaitu efisiensi dan keuntungan pasar monopoli sama
dengan nol (keuntungan normal). Solusinya adalah membentuk harga sama
dengan MC untuk konsumen (pelanggan) dengan permintaan elastis dan
menyatakan hambatan penerimaan melalui penyesuaian beban harga kepada
konsumen yang memiliki permintaan inelastis.
2.5.2 Penetapan Dua Tarif “Coase”
Pendekatan

alternatif

dalam

permasalahan

marginal

cost

pricing

diperkenalkan oleh Coase (1946) dalam Syaukat (2000) yang mengajukan dua
tarif untuk mempertemukan kondisi total dengan total manfaat harus lebih besar
dari total biaya. Prinsip penetapan dua tarif tersebut adalah biaya setiap unit
konsumsi diatur pada biaya marjinal dari tingkat keluaran yang diperkirakan dari
penjumlahan kekurangan disusun dari pengenaan bea lump sum kepada tiap
pelanggan. Sistem dua tarif adalah jenis sederhana dari non-uniform price
schedule5.
2.5.3 Penetapan Penurunan dan Peningkatan Tarif Blok
Kusuma (2006) menyatakan inti dari sistem penurunan tarif blok adalah
keberhasilan penjualan air dalam jumlah rendah dengan harga yang rendah.
Biasanya tarif meliputi juga biaya tetap dan biaya minimum berhubungan dengan
kriteria ukuran seperti ukuran pipa suplai. Adanya penurunan tarif blok akan
kurang memberikan dorongan bagi konsumen untuk melakukan penghematan.
Sistem ini banyak digunakan oleh negara maju seperti di Amerika dan Kanada.
Masih menurut Kusuma (2006) pemberlakuan sistem peningkatan tarif blok
dapat menyebabkan terjadinya pemerataan pendapatan. Sistem ini banyak
dipergunakan di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia. Konsumen
lebih kaya menggunakan air yang lebih banyak, sehingga biaya yang dikeluarkan
juga lebih banyak. Dalam sistem ini diberlakukan tarif progresif yang pada intinya
5

Banyak negara menetapkan harga air berdasar bentuk non-uniform price schedule. Brown dan Sibley (1986)
dalam Syaukat (2000) mengartikannya sebagai sebuah tarif bagi satu atau lebih barang serta total surplus
konsumen tidak naik secara proposional dengan banyaknya pembeli.

12

semua keluarga pengguna baik golongan kaya maupun miskin mempunyai hak
dalam penggunaan air dalam jumlah yang sama. Dengan demikian penggunaan air
dalam jumlah yang besar akan mengakibatkan pembayaran yang lebih besar.
2.6 Contingent Valuation Method (CVM)
CVM atau metode valuasi kontingensi merupakan metode valuasi SDA dan
lingkungan dengan cara menanyakan langsung kepada masyarakat selaku
konsumen tentang manfaat SDA dan lingkungan yang mereka rasakan. Teknik
metode ini adalah dengan wawancara langsung terhadap responden yang
memanfaatkan suatu SDA dan lingkungan yang dimaksud. Teknik ini diharapkan
mampu menentukan preferensi masyarakat terhadap SDA, lingkungan dan
mengemukakan nilai WTP atau kesanggupan membayar masyarakat dalam bentuk
nilai moneter.
Metode valuasi kontingensi merupakan suatu metode yang memungkinkan
untuk

memperkirakan

nilai

ekonomi

dari

suatu

komoditi

yang tidak

diperdagangkan dalam pasar (non market value). Pada hakikatnya, tujuan dari
CVM adalah: (1) WTP dari masyarakat terhadap perbaikan kualitas lingkungan
(air, udara, dan lain-lain) dan (2) Willingness to Accept (WTA) kerusakan suatu
lingkungan (Fauzi 2006).
WTP adalah kesediaan individu untuk membayar terhadap suatu kondisi
lingkungan atau penilaian terhadap sumberdaya alam dan jasa alami dalam rangka
memperbaiki kualitas lingkungan atau penghindaran dari kerusakan lingkungan.
Pengukuran dengan konsep WTP dapat menerjemahkan nilai suatu ekosistem ke
dalam nilai moneter. Nilai WTP juga menggambarkan berapa besar kemampuan
setiap individu atau masyarakat secara agregat untuk membayar atau
mengeluarkan uang dalam rangka memperbaiki kondisi lingkungan agar sesuai
dengan standar yang diinginkan (Hanley dan Spash 1993). Pengukuran WTP
dapat diterima jika harus memenuhi syarat: (1) WTP tidak memiliki batas bawah
yang negatif, (2) batas atas WTP tidak boleh melebihi pendapatan, dan (3) harus
ada konsistensi antara keacakan pendugaan dan keacakan penghitungnya.
CVM menggunakan pendekatan secara langsung dengan menanyakan
kepada masyarakat mengenai berapa nilai maksimum yang sanggup diberikan
kepada suatu barang dan jasa lingkungan agar fungsi dari barang dan jasa

13

lingkungan tersebut tetap terjaga. Asumsi dari metode CVM adalah bahwa
masyarakat atau individu memahami tentang pilihan mereka dan mengetahui
kondisi lingkungan yang akan dinilai.
Terdapat empat metode dalam penawaran besarnya nilai WTP atau WTA
(Hanley dan Spash 1993), yaitu:
1. Metode Tawar Menawar (Bidding Game)
Metode ini dilaksanakan dengan menanyakan kepada responden apakah
bersedia membayar atau menerima sejumlah uang tertentu yang diajukan
sebagai titik awal (starting point). Jika “ya” maka besarnya nilai uang
diturunkan atau dinaikkan sampai ke tingkat yang disepakati.
2. Metode Pertanyaan Terbuka (Open-Ended Question)
Metode ini dilakukan dengan menanyakan langsung kepada responden berapa
jumlah maksimal uang yang ingin dibayarkan atau jumlah minimal uang ingin
diterima akibat perubahan kualitas lingkungan. Kelebihan metode ini adalah
responden tidak perlu diberi petunjuk yang bisa mempengaruhi nilai yang
diberikan dan metode ini tidak menggunakan nilai awal yang ditawarkan
sehingga tidak akan timbul bias titik awal. Kelemahan metode ini adalah
kurangnya akurasi nilai yang diberikan dan terlalu besar variasinya.
3. Metode Kartu Pembayaran (Payment Card)
Metode ini menawarkan kepada responden suatu kartu yang terdiri dari
berbagai nilai kemampuan untuk membayar atau kesediaan untuk menerima.
Dalam hal ini, responden tersebut dapat memilih nilai maksimal atau nilai
minimal yang sesuai dengan preferensinya. Pada awalnya, metode ini
dikembangkan untuk mengatasi bias titik awal dari metode tawar-menawar.
Upaya dalam meningkatkan kualitas metode ini terkadang diberikan semacam
nilai patokan yang menggambarkan nilai yang dikeluarkan oleh orang
dengan tingkat pendapatan tertentu bagi barang lingkungan yang lain.
Kelebihan metode ini adalah memberikan semacam stimulan untuk membantu
responden berpikir lebih leluasa tentang nilai tertentu, seperti pada metode
tawar menawar.

14

4. Metode Pertanyaan Pilihan Dikotomi (Close-Ended Referendum)
Metode ini menawarkan responden jumlah uang tertentu dan menanyakan
apakah responden mau membayar atau tidak sejumlah uang tersebut untuk
memperoleh kualitas lingkungan tertentu apakah responden mau menerima
atau tidak sejumlah uang tersebut sebagai kompensasi atau diterimanya
penurunan nilai kualitas lingkungan.
Selanjutnya, beberapa tahap dalam penerapan CVM menurut Hanley dan
Spash (1993), yaitu:
1. Membuat Pasar Hipotetik (Setting Up the Hypotetical Market)
Tahap awal dalam menjalankan CVM adalah membuat pasar hipotetik dan
pertanyaan mengenai nilai barang atau jasa lingkungan. Pasar hipotetik tersebut
membangun suatu alasan mengapa masyarakat seharusnya membayar terhadap
suatu barang atau jasa lingkungan yang tidak memiliki nilai dalam mata uang
berapa harga barang atau jasa lingkungan tersebut.
2. Mendapatkan Penawaran Besarnya Nilai WTP (Obtaining Bids)
Setelah kuesioner selesai dibuat, maka dilakukan kegiatan pengambilan
sampel. Hal ini dapat dilakukan melalui wawancara dengan tatap muka, dengan
perantara telepon atau surat.
3. Memperkirakan Nilai Rata-Rata WTP (Calculating Average WTP)
Setelah data mengenai nilai WTP terkumpul, tahap selanjutnya adalah nilai
tengah (median) dan nilai rata-rata (mean) dari WTP tersebut.
4. Memperkirakan Kurva WTP (Estimating Bid Curve)
Kurva WTP dapat diperkirakan dengan menggunakan nilai WTP sebagai
variabel dependen dan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tersebut sebagai
variabel independen. Kurva WTP ini dapat digunakan untuk memperkirakan
perubahan nilai WTP karena perubahan sejumlah variabel independen yang
berhubungan dengan kualitas lingkungan.
5. Menjumlahkan Data (Agregating Data)
Penjumlahan atau mengagregatkan data merupakan proses ketika rata-rata
penawaran dikonversikan terhadap total populasi yang dimaksud.
6. Mengevaluasi Penggunaan CVM (Evaluating the CVM Exercise)

15

Tahap ini menilai sejauh mana penerapan CVM telah berhasil dilakukan.
Penilaian tersebut dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
seperti apakah responden benar-benar mengerti mengenai pasar hipotetik,
berapa banyak kepemilikan responden terhadap barang atau jasa lingkungan
yang terdapat dalam pasar hipotetik, seberapa baik pasar hipotetik yang dibuat
dapat mencakup semua aspek barang atau jasa lingkungan, dan lain- lain
pertanyaan sejenis.
2.7 Permintaan dan Penawaran Air Bersih
2.7.1 Fungsi Permintaan
Kini kebutuhan air meningkat seiring dengan pertambahan jumlah
penduduk, taraf hidup dan perkembangan sektor industri. Menurut Sanim (2011),
untuk menentukan perkiraan tingkat kebutuhan air bersih nasional ada dua hal
yang perlu dilakukan yaitu melakukan proyeksi jumlah penduduk dan kebutuhan
pangan. Berdasarkan hasil proyeksi jumlah penduduk dikalikan dengan kebutuhan
per kapita dapat diperoleh besarnya kebutuhan air domestik. Kebutuhan air untuk
rumah tangga dan perkotaan mencakup kebutuhan rumah tangga sehari-hari,
pemadam kebakaran, penggunaan komersial, hotel dan industri rumah tangga.
Setiap kebutuhan bervariasi dan tergantung kepada besarnya kota, ciri penduduk,
tingkat, dan ukuran industri, iklim, dan biaya pemasokan air.
Kebutuhan air bersih di perkotaan berbeda dengan di pedesaan. Di
perkotaan kebutuhan akan air bersih terus meningkat, setara dengan semakin
meningkatnya urbanisasi ke kota. Peningkatan kebutuhan Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) dalam melayani kebutuhan air bersih semakin terbatas. Oleh
karena itu, pihak PDAM harus mengetahui secara pasti jumlah permintaan
masyarakat agar dapat melakukan upaya untuk meningkatkan produksi air,
sehingga tercapai tingkat keseimbangan antara pemintaan dan ketersediaan air.
2.7.2 Fungsi Penawaran
Air sebagai sumberdaya alam dapat berupa persediaan (stock) dan sekaligus
sebagai aliran (flow). Air tanah misalnya merupakan persediaan, yang biasanya
memerlukan aliran dan pengisian kembali oleh air hujan (run off). Pemasokan air
tergantung

pada

topografi

dan

kondisi

meteorologi,

karena

keduanya

mempengaruhi peresapan dan penguapan air. Oleh karena sifat stokastik air, maka

16

pengambilan keputusan dalam mengembangkan sumberdaya air, didasarkan atas
distribusi kemungkinan. Penanganan air minum atau air bersih di kota-kota di
Indonesia dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Bahan baku
produksi air minum atau air bersih berasal dari air tanah termasuk sumber air dan
air pemukaan (situ, sungai dan danau).
Fungsi penawaran menggambarkan jumlah barang yang ditawarkan penjual
kepada konsumen yang memiliki daya beli terhadap barang tersebut. Semakin
tinggi permintaan, produsen biasanya akan menyesuaikan produksinya sehingga
penawaran akan suatu barang akan turut meningkat.
Model penawaran dan permintaan digunakan untuk menentukan harga dan
kuantitas yang terjual di pasar. Model ini memperkirakan bahwa dalam suatu
pasar yang kompetitif harga akan berfungsi sebagai penyeimbang antara kuantitas
yang diminta oleh konsumen dan kuantitas yang ditawarkan oleh produsen,
sehingga terciptalah keseimbangan ekonomi antara harga dan kuantitas. Model ini
mengakomodasi kemungkinan adanya faktor-faktor yang dapat mengubah
keseimbangan yang kemudian akan ditampilkan dalam bentuk terjadinya
pergeseran dari permintaan atau penawaran (Nicholson, 1995). Penawaran yang
akan ditingkatkan oleh pihak PDAM membutuhkan biaya dalam pengembangan
dan pelayanan terhadap pelanggan. Biaya-biaya tersebut nantinya akan menjadi
biaya produksi air sebagai variabel yang mempengaruhi tarif air.
2.7.3 Fungsi Produksi
Output perusahaan berupa barang-barang produksi tergantung pada jumlah
input yang digunakan dalam produksi. Menurut Lipsey et al. (1995), ilmu
ekonomi adalah suatu studi tentang pemanfaatan sumberdaya yang langka untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Ekonomi produksi termasuk ke dalam salah satu
cabang ilmu ekonomi yang digunakan untuk mengambil keputusan manajemen.
Doll dan Orazem (1984), menyatakan bahwa fungsi produksi adalah
hubungan masukan-keluaran yang digambarkan pada tingkat pada saat
sumberdaya ditransformasi menjadi produk. Fungsi produksi dapat ditampilkan
dalam beberapa bentuk, secara simbolik fungsi produksi dapat dituliskan sebagai
berikut: Y = f(X1 ,X2 ,X3 ,…,XN). Simbol Y merupakan hasil produksi (output)
dan X1…XN merupakan faktor produksi (input) yang berbeda yang digunakan

17

dalam produksi. Simbol “f” menunjukan hubungan transformasi antara faktor
produksi dan hasil produksi.
Faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan suatu komoditi
jumlahnya terbatas sehi