Pengaruh Efektivitas Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Karyawan PDAM Tirtauli Pematangsiantar

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan merupakan suatu lingkup organisasi yang berfungsi sebagai wadah bagi semua individu yang berada di dalamnya untuk berinteraksi, berkomunikasi dan melaksanakan berbagai aktivitas guna untuk mencapai apa yang menjadi tujuan bersama di suatu perusahaan. Untuk mencapai tujuan yang efektif, perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor yang akan menentukan perkembangan dan kemajuan didalam perusahaan.

Banyak faktor yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam menentukan kelangsungan hidup organisasi kedepannya salah satunya adalah motivasi kerja karyawan yang ada di dalam perusahaan. Motivasi kerja yang dimiliki karyawan berfungsi sebagai elemen utama yang mendorong diri mereka bekerja secara produktif dan tepat sasaran.

Seperti halnya PDAM Tirtauli kota Pematangsiantar yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Daerah yang menjalankan aktivitasnya dalam mengelola dan mendistribusikan air minum. PDAM Tirtauli memiliki ratusan karyawan yang bekerja untuk memenuhi target untuk tarif air secara berkelanjutan. Untuk mencapai target yang diberikan oleh perusahaan maka karyawan yang berkerja di PDAM Tirtauli harus memiliki motivasi ataupun semangat dalam bekerja.

Menurut Hezberg (dalam Davis dan Newstorm 1985) motivasi kerja yang dimiliki karyawan tergantung dari kesempatan atau peluang yang diberikan perusahaan kepada diri karyawan seperti halnya reward, penghargan, apresiasi,


(2)

prestasi, pujian, promosi, tanggungjawab, dan kesempatan untuk mengembangkan diri.

Motivasi adalah suatu faktor pendorong paling kuat yang bertujuan mengarahkan perilaku seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi akan mendorong setiap karyawan untuk melakukan aktivitas yang bertujuan. Faktor pendorong dari karyawan untuk melakukan sesuatu didasari oleh kebutuhan serta keinginan karyawan tersebut (Gitosudarmo, 2001). Apabila seorang karyawan membutuhkan dan menginginkan sesuatu maka ia akan berupaya dan berusaha mendapatkan apa yang menjadi tujuan dan keinginannya.

Karyawan di PDAM Tirtauli menginginkan sesuatu yang dapat meningkatkan motivasinya dalam bekerja. Hal ini terlihat dalam komunikasi personal peneliti dengan karyawan sebagai berikut :

“Jujur sih,, kalau ditanya seperti itu ya pasti setiap pegawai akan mengatakan hal yang sama yaitu kami semua ingin untuk di promosikan dan diberi kenaikan gaji lah supaya kami semangat dalam bekerja.‟‟ (Komunikasi personal, 12 Februari 2015)

Dari komunikasi personal diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi karyawan akan meningkat apabila perusahaan memberikan mereka kesempatan untuk menempati posisi atau jabatan serta kenaikan gaji.

Selain itu, karyawan menginginkan adanya kesempatan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan mereka dan dipercaya dapat menyelesaikan pekerjaan yang menantang. Hal ini terlihat dalam komunikasi personal peneliti dengan karyawan sebagai berikut:

“ Saya termotivasi karena saya dipercaya oleh atasan sebagai salah satu

karyawan yang dapat meyelesaikan tantangan pekerjaan dengan mudah”.


(3)

Motivasi sangat penting karena dengan motivasi diharapkan setiap karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi (Cokroaminoto, 2007). Motivasi kerja karyawan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya ialah lingkungan kerja. Dalam hal ini ialah faktor kepemimpinan yang ada di dalam suatu perusahaan (Ruky, 2001).

Menurut Ruky (2001) pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat mengarahkan dan menjadi motivator bagi karyawannya. Pemimpin juga harus menciptakan iklim kerja yang nyaman bagi karyawannya. Dengan adanya iklim kerja yang nyaman dan lingkungan kerja yang nyaman akan membuat motivasi karyawan meningkat. Tidak hanya itu, pemimpin harus memberikan kesempatan bagi karyawan untuk dapat mengembangkan diri mereka dengan cara memberikan peluang-peluang untuk meraih prestasi di perusahaan. (Ruky, 2001)

PDAM Tirtauli memberikan kesempatan bagi karyawan mencapai tujuan mereka seperti menjadi karyawan berprestasi. Hal ini terlihat dalam komunikasi personal antara peneliti dengan karyawan sebagai berikut:

“Kalo peluang sih banyak mbak, contohnya itu ya seperti prestasi kerja. Kalo

kita udah mampu menunjukkan peningkatan ya dari prestasi itulah kita diberi peluang lagi seperti promosi atau jenjang karir”.

(Komunikasi personal, 17 Februari 2015)

Kesimpulan yang dapat diambil dari komunikasi personal diatas adalah ketika seorang karyawan telah menunjukkan peningkatan kinerjanya, maka karyawan tersebut akan berusaha dan bekerja keras agar ia mendapatkan peluang seperti promosi. Artinya, ketika prestasi sudah berhasil diraih, maka karyawan akan mempertahankan perilakunya untuk lebih giat dalam bekerja mencapai peluang yang diinginkannya.


(4)

Fenomena yang dapat dilihat adalah banyak karyawan yang sangat termotivasi bekerja di PDAM Tirtauli. Banyak karyawan yang termotivasi untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai karyawan di perusahaan. Hal ini terlihat dari komunikasi personal antara peneliti dengan personalia:

„‟Diantaranya mereka menjadi giat dalam bekerja, disiplin dan datang tepat waktu, mengerjakan apa yang menjadi tugasnya masing-masing. Hal ini membuat perusahaan dan pemimpin berupaya memberikan peluang-peluang atas apa yang menjadi keinginan serta harapan karyawan bekerja di perusahaan tersebut. Perusahaan juga tidak segan-segan memberikan gaji dan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat prestasi karyawan. Hal ini

akan membuat karyawan semakin giat dan termotivasi untuk bekerja.‟‟

(Komunikasi personal, 17 Februari 2015)

Berdasarkan uraian fenomena diatas dapat dikatakan bahwa karyawan yang giat bekerja akan menunjukkan tanda-tanda disiplin dan datang tepat waktu, dan mengerjakan apa yang menjadi tugasnya. Hal tersebut membuat pemimpin memberikan kesempatan kepada setiap karyawan untuk meraih apa yang menjadi harapannya. Pemimpin juga harus peka akan kebutuhan karyawan dalam bekerja misalnya memberikan fasilitas yang akan menunjang kelancaran dalam bekerja. Dengan adanya peluang, maka karyawan semakin giat dalam bekerja.

Pemimpin harus dapat mengarahkan karyawan serta memotivasi karyawan agar dapat meningkatkan prestasi kerjanya (Ruky, 2001). Contoh yang paling sederhana adalah dengan memberikan pujian kepada karyawannya. Dengan memberikan pujian kepada karyawan maka akan membuat karyawan semakin percaya diri dalam melakukan tugasnya. Karyawan akan merasa dipercaya untuk menangani suatu tugas dan dari kepercayaan yang diperoleh oleh pemimpinnya akan membuat karyawan tersebut semakin termotivasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang lainnya (Ruky,2001)


(5)

Setiap karyawan di PDAM Tirtauli memiliki tingkat motivasi yang berbeda-beda tergantung dari pribadi karyawan itu sendiri dan peluang yang diberikan perusahaan. Hal ini terlihat dari komunikasi personal antara peneliti dengan personalia:

„‟ Karyawan dengan motivasi yang tinggi terlihat dari disiplin kerjanya,

tanggungjawab terhadap tugasnya, ketertarikan pada tugas yang diberikan kepadanya, dan semangat yang ada di dalam dirinya. Sedangkan karyawan dengan motivasi tinggi akan menunjukan kemajuan dirinya dan dedikasi yang tinggi untuk perusahaan. Karyawan juga akan merasa memiliki integrasi dan loyalitas yang kuat dengan perusahaan. Sedangkan karyawan dengan motivasi kerja yang rendah terlihat dari ketidakdisiplinanya dalam bekerja, sering bolos kerja, tidak tertarik kepada tugas dan kurang memiliki semangat di dalam

dirinya.‟‟ (Komunikasi personal, 17 Februari 2015).

Menurut Schein (1991) ciri-ciri karyawan yang memiliki motivasi kerja yang tinggi adalah bersaing dalam berprestasi, ingin segera mengetahui hasil konkrit dari usaha, tingkat aspirasinya menengah, berorientasi ke masa akan datang, tidak suka buang-buangwaktu, mempunyai rasa tanggung jawab, percaya diri, dan ulet dalam menjalankan tugas. Sebaliknya, ciri-ciri karyawan yang memiliki motivasi kerja yang rendah adalah kemampuan bersaing dalam berprestasi rendah, cenderung tidak peduli dengan hasil pekerjaan yang dilakukan, tingkat aspirasi rendah, berorientasi pada saat ini, suka buang-buang waktu, tidak bertanggung jawab, tidak percaya diri, dan tidak ulet dalam bekerja (Schein, 1991).

Karyawan yang bekerja di PDAM Tirtauli kota Pematangsiantar terbagi atas dua bagian yakni karyawan yang bekerja di area dalam perusahaan sebagai staf yang bertugas dalam proses pengadimistrasian, mengerjakan laporan keuangan, mencetak rekening pembayaran air, pembukuan, kas, penagihan dan tata usaha. Sedangkan karyawan yang bekerja di area luar perusahaan sebagai karyawan lapangan yang


(6)

sumber atau waduk (reservoir) serta pembersihan di sekitar umbul atau sumber mata air.

Karyawan yang menunjukkan peningkatan dalam hal kinerja ataupun prestasinya akan selalu mendapatkan peluang dari perusahaan. Hal ini terlihat dalam komunikasi personal peneliti dengan personalia sebagai berikut:

„‟Perusahaan akan semakin maju dan berkembang. Bagi karyawan yang

berprestasi akan diberikan kenaikan jabatan. Karyawan yang menunjukkan peningkatan secara positif dan motivasi yang tinggi akan lebih mudah

mendapatkan peluang ataupun kesempatan yang lainnya dari perusahaan.‟‟

(Komunikasi personal, 17 Februari 2015)

Bentuk dari tugas yang menjadi tanggung jawab karyawan baik tugas yang sifatnya mudah atau sulit akan membuat karyawan merasa tertarik dan nyaman, sehingga bentuk tugas tersebut akan mempengaruhi motivasi kerja karyawan. Hal ini dapat dilihat antara komunikasi personal peneliti dengan karyawan:

„‟Menurut saya ketika saya merasa nyaman dengan bentuk tugas yang

diberikan oleh pemimpin, maka saya akan termotivasi untuk mengerjakan pekerjaan yang lainnya. Sebaliknya apabila saya tidak tertarik dengan pekerjaan itu disebabkan karena pekerjaan itu terlalu membosankan, kurang menantang serta peluangnya juga tidak ada ya bisa jadi motivasi saya akan

semakin menurun.‟‟ (Komunikasi personal,19 Februari 2015)

Motivasi karyawan terlihat dari cara karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Sebaliknya, ada juga beberapa orang karyawan yang kurang termotivasi terhadap pekerjaan mereka. Hal ini dapat dilihat dari komunikasi personal antara peneliti dengan karyawan sebagai berikut:

“Dibilang termotivasi belum juga, karena saya merasa atasan kurang

memperhatikan kinerja saya. Mau bekerja baik atau buruk ya sama saja bagi atasan. Bagi saya sendiri, kinerja saya jarang dinilai”. (Komunikasi personal, 19 Februari 2015)


(7)

Dari komunikasi personal diatas antara peneliti dengan karyawan dapat disimpulkan bahwa ada salah seorang karyawan yang mengatakan bahwa ia kurang termotivasi disebabkan pemimpin jarang menilai kinerjanya. Untuk meningkatkan motivasi karyawan tersebut, pemimpin di PDAM Tirtauli harus memperhatikan kinerja karyawan tersebut, mendorong karyawan tersebut agar ia bersemangat ketika bekerja atau bahkan memberi evaluasi dan koreksi terhadap hasil kerja karyawan.

Menurut Siagian (dalam Brahmasari, 2008) seorang pemimpin di perusahaan merupakan simbol keberadaan organisasi dimana pemimpin sebagai orang yang bertanggungjawab untuk mengarahkan karyawannya dan berperan sebagai penghubung.

Menurut Yukl (1998) pemimpin dan karyawan harus menciptakan hubungan yang besahabat dan saling membantu terhadap karyawan yang ada di perusahaan. Pemimpin yang baik bukan hanya menganggap dirinya sebagai orang yang mempunyai kewenangan dan otoritas saja, namun harus memberikan perhatian yang lebih kepada semua karyawan, peka akan kebutuhan karyawan, memiliki jiwa inspirator dan motivator bagi semua karyawannya.

Menurut Siagian (dalam Brahmasari, 2008) pemimpin diharapkan bisa menjadi seorang motivator untuk mengerahkan semua karyawan yang berada dibawahnya Selain memotivasi, pemimpin juga harus bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk membantu ketika terjadi permasalahan yang ditimbulkan oleh pekerjan. Ketika karyawan gagal ketika menyelesaikan suatu tugas, maka peran pemimpin adalah sebagai penghubung yang bersedia untuk mengatasi masalah yang ada. Sebaliknya antara karyawan dengan karyawan lainnya harus saling mendorong, dan memotivasi. Karyawan harus ikut mencari solusi atas setiap kesulitan-kesulitan


(8)

yang dialami karyawan yang lainnya, dan mendorong karyawan lain agar mereka semakin termotivasi.

Menurut Danim (2004) kepemimpinan adalah setiap perbuatan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Upaya-upaya peningkatan motivasi yang diberlakukan oleh pemimpin di PDAM Tirtauli bagi semua karyawan adalah hal yang sangat berarti bagi karyawan. Pemberian motivasi dimaksudkan sebagai dorongan yang memberikan semangat kerja kepada para karyawan untuk berperilaku tertentu dalam usaha mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Wursanto, 2001).

Berdasarkan uraian fenomena diatas dapat dilihat bahwa efektivitas kepemimpinan memiliki pengaruh terhadap motivasi kerja karyawan dan untuk mencapai apa yang menjadi tujuan organisasi, sehingga disini peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh efektivitas kepemimpinan terhadap motivasi kerja pada karyawan PDAM Tirtauli kota Pematangsiantar.

I. B Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu “Apakah ada pengaruh efektivitas kepemimpinan terhadap motivasi kerja pada karyawan di PDAM Tirtauli

kota Pematangsiantar‟‟ I. C Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efektivitas kepemimpinan dengan motivasi kerja pada karyawan PDAM Tirtauli kota Pematangsiantar.


(9)

I. D Manfaat Penelitian I. D. 1 Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian diharapkan dapat menjadi referensi dan masukan yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu Psikologi Industri dan Organisasi serta menambah kajian ilmu di bidang Psikologi Industri Organisasi khususnya memberikan informasi mengenai pengaruh efektivitas kepemimpinan dengan motivasi kerja pada karyawan PDAM Tirtauli kota Pematangsiantar.

I. D. 2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi perusahaan mengenai bagaimana pengaruh efektivitas kepemimpinan dengan motivasi kerja pada karyawan di PDAM Tirtauli kota Pematangsiantar dan agar pemimpin selalu berupaya memotivasi setiap karyawan untuk bekerja lebih giat lagi.

I. E Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan

Berisikan mengenai latar belakang masalah yang hendak dibahas, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Berisikan mengenai tinjauan kritis yang menjadi acuan dalam pembahasan permasalahan dan hipotesis penelitian. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori mengenai motivasi kerja dan efektifitas kepemimpinan.

Bab III: Metode Penelitian

Berisikan mengenai metode-metode dasar dalam penelitian yaitu identifikasi variabel, definisi operasional, populasi, metode pengumpulan data, prosedur


(10)

pelaksanaan penelitian, validitas, uji daya beda item dan reliabilitas alat ukur dan metode analisis data.

Bab IV : Analisa Data dan Pembahasan

Berisikan mengenai analisis data dan pembahasan yang berisikan gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V : Kesimpulan dan Saran


(1)

Setiap karyawan di PDAM Tirtauli memiliki tingkat motivasi yang berbeda-beda tergantung dari pribadi karyawan itu sendiri dan peluang yang diberikan perusahaan. Hal ini terlihat dari komunikasi personal antara peneliti dengan personalia:

„‟ Karyawan dengan motivasi yang tinggi terlihat dari disiplin kerjanya, tanggungjawab terhadap tugasnya, ketertarikan pada tugas yang diberikan kepadanya, dan semangat yang ada di dalam dirinya. Sedangkan karyawan dengan motivasi tinggi akan menunjukan kemajuan dirinya dan dedikasi yang tinggi untuk perusahaan. Karyawan juga akan merasa memiliki integrasi dan loyalitas yang kuat dengan perusahaan. Sedangkan karyawan dengan motivasi kerja yang rendah terlihat dari ketidakdisiplinanya dalam bekerja, sering bolos kerja, tidak tertarik kepada tugas dan kurang memiliki semangat di dalam dirinya.‟‟ (Komunikasi personal, 17 Februari 2015).

Menurut Schein (1991) ciri-ciri karyawan yang memiliki motivasi kerja yang tinggi adalah bersaing dalam berprestasi, ingin segera mengetahui hasil konkrit dari usaha, tingkat aspirasinya menengah, berorientasi ke masa akan datang, tidak suka buang-buangwaktu, mempunyai rasa tanggung jawab, percaya diri, dan ulet dalam menjalankan tugas. Sebaliknya, ciri-ciri karyawan yang memiliki motivasi kerja yang rendah adalah kemampuan bersaing dalam berprestasi rendah, cenderung tidak peduli dengan hasil pekerjaan yang dilakukan, tingkat aspirasi rendah, berorientasi pada saat ini, suka buang-buang waktu, tidak bertanggung jawab, tidak percaya diri, dan tidak ulet dalam bekerja (Schein, 1991).

Karyawan yang bekerja di PDAM Tirtauli kota Pematangsiantar terbagi atas dua bagian yakni karyawan yang bekerja di area dalam perusahaan sebagai staf yang bertugas dalam proses pengadimistrasian, mengerjakan laporan keuangan, mencetak rekening pembayaran air, pembukuan, kas, penagihan dan tata usaha. Sedangkan karyawan yang bekerja di area luar perusahaan sebagai karyawan lapangan yang bertugas menyelesaikan kerusakan pipa distributor air yang bocor, mengecek mata air


(2)

sumber atau waduk (reservoir) serta pembersihan di sekitar umbul atau sumber mata air.

Karyawan yang menunjukkan peningkatan dalam hal kinerja ataupun prestasinya akan selalu mendapatkan peluang dari perusahaan. Hal ini terlihat dalam komunikasi personal peneliti dengan personalia sebagai berikut:

„‟Perusahaan akan semakin maju dan berkembang. Bagi karyawan yang berprestasi akan diberikan kenaikan jabatan. Karyawan yang menunjukkan peningkatan secara positif dan motivasi yang tinggi akan lebih mudah mendapatkan peluang ataupun kesempatan yang lainnya dari perusahaan.‟‟ (Komunikasi personal, 17 Februari 2015)

Bentuk dari tugas yang menjadi tanggung jawab karyawan baik tugas yang sifatnya mudah atau sulit akan membuat karyawan merasa tertarik dan nyaman, sehingga bentuk tugas tersebut akan mempengaruhi motivasi kerja karyawan. Hal ini dapat dilihat antara komunikasi personal peneliti dengan karyawan:

„‟Menurut saya ketika saya merasa nyaman dengan bentuk tugas yang diberikan oleh pemimpin, maka saya akan termotivasi untuk mengerjakan pekerjaan yang lainnya. Sebaliknya apabila saya tidak tertarik dengan pekerjaan itu disebabkan karena pekerjaan itu terlalu membosankan, kurang menantang serta peluangnya juga tidak ada ya bisa jadi motivasi saya akan semakin menurun.‟‟ (Komunikasi personal,19 Februari 2015)

Motivasi karyawan terlihat dari cara karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Sebaliknya, ada juga beberapa orang karyawan yang kurang termotivasi terhadap pekerjaan mereka. Hal ini dapat dilihat dari komunikasi personal antara peneliti dengan karyawan sebagai berikut:

“Dibilang termotivasi belum juga, karena saya merasa atasan kurang memperhatikan kinerja saya. Mau bekerja baik atau buruk ya sama saja bagi atasan. Bagi saya sendiri, kinerja saya jarang dinilai”. (Komunikasi


(3)

Dari komunikasi personal diatas antara peneliti dengan karyawan dapat disimpulkan bahwa ada salah seorang karyawan yang mengatakan bahwa ia kurang termotivasi disebabkan pemimpin jarang menilai kinerjanya. Untuk meningkatkan motivasi karyawan tersebut, pemimpin di PDAM Tirtauli harus memperhatikan kinerja karyawan tersebut, mendorong karyawan tersebut agar ia bersemangat ketika bekerja atau bahkan memberi evaluasi dan koreksi terhadap hasil kerja karyawan.

Menurut Siagian (dalam Brahmasari, 2008) seorang pemimpin di perusahaan merupakan simbol keberadaan organisasi dimana pemimpin sebagai orang yang bertanggungjawab untuk mengarahkan karyawannya dan berperan sebagai penghubung.

Menurut Yukl (1998) pemimpin dan karyawan harus menciptakan hubungan yang besahabat dan saling membantu terhadap karyawan yang ada di perusahaan. Pemimpin yang baik bukan hanya menganggap dirinya sebagai orang yang mempunyai kewenangan dan otoritas saja, namun harus memberikan perhatian yang lebih kepada semua karyawan, peka akan kebutuhan karyawan, memiliki jiwa inspirator dan motivator bagi semua karyawannya.

Menurut Siagian (dalam Brahmasari, 2008) pemimpin diharapkan bisa menjadi seorang motivator untuk mengerahkan semua karyawan yang berada dibawahnya Selain memotivasi, pemimpin juga harus bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk membantu ketika terjadi permasalahan yang ditimbulkan oleh pekerjan. Ketika karyawan gagal ketika menyelesaikan suatu tugas, maka peran pemimpin adalah sebagai penghubung yang bersedia untuk mengatasi masalah yang ada. Sebaliknya antara karyawan dengan karyawan lainnya harus saling mendorong, dan memotivasi. Karyawan harus ikut mencari solusi atas setiap kesulitan-kesulitan


(4)

yang dialami karyawan yang lainnya, dan mendorong karyawan lain agar mereka semakin termotivasi.

Menurut Danim (2004) kepemimpinan adalah setiap perbuatan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Upaya-upaya peningkatan motivasi yang diberlakukan oleh pemimpin di PDAM Tirtauli bagi semua karyawan adalah hal yang sangat berarti bagi karyawan. Pemberian motivasi dimaksudkan sebagai dorongan yang memberikan semangat kerja kepada para karyawan untuk berperilaku tertentu dalam usaha mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Wursanto, 2001).

Berdasarkan uraian fenomena diatas dapat dilihat bahwa efektivitas kepemimpinan memiliki pengaruh terhadap motivasi kerja karyawan dan untuk mencapai apa yang menjadi tujuan organisasi, sehingga disini peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh efektivitas kepemimpinan terhadap motivasi kerja pada karyawan PDAM Tirtauli kota Pematangsiantar.

I. B Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu “Apakah ada pengaruh efektivitas kepemimpinan terhadap motivasi kerja pada karyawan di PDAM Tirtauli kota Pematangsiantar‟‟

I. C Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efektivitas kepemimpinan dengan motivasi kerja pada karyawan PDAM Tirtauli kota Pematangsiantar.


(5)

I. D Manfaat Penelitian I. D. 1 Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian diharapkan dapat menjadi referensi dan masukan yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu Psikologi Industri dan Organisasi serta menambah kajian ilmu di bidang Psikologi Industri Organisasi khususnya memberikan informasi mengenai pengaruh efektivitas kepemimpinan dengan motivasi kerja pada karyawan PDAM Tirtauli kota Pematangsiantar.

I. D. 2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi perusahaan mengenai bagaimana pengaruh efektivitas kepemimpinan dengan motivasi kerja pada karyawan di PDAM Tirtauli kota Pematangsiantar dan agar pemimpin selalu berupaya memotivasi setiap karyawan untuk bekerja lebih giat lagi.

I. E Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan

Berisikan mengenai latar belakang masalah yang hendak dibahas, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Berisikan mengenai tinjauan kritis yang menjadi acuan dalam pembahasan permasalahan dan hipotesis penelitian. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori mengenai motivasi kerja dan efektifitas kepemimpinan.

Bab III: Metode Penelitian

Berisikan mengenai metode-metode dasar dalam penelitian yaitu identifikasi variabel, definisi operasional, populasi, metode pengumpulan data, prosedur


(6)

pelaksanaan penelitian, validitas, uji daya beda item dan reliabilitas alat ukur dan metode analisis data.

Bab IV : Analisa Data dan Pembahasan

Berisikan mengenai analisis data dan pembahasan yang berisikan gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V : Kesimpulan dan Saran