Pengujian Alat Perancangan dan Pembuatan Alat

Kadar metil dalam perhitungan rasio energi diasumsikan 97 sehingga sudah masuk standar SNI. Rasio energi yang didapatkan berdasarkan definisi RE 1 pada persamaan 26 adalah sebesar 7.85, 2.98, dan 2.87 untuk laju alir metanol 1.5, 3.0, dan 4.5 mL menit -1 . Penggunaan definisi RE 1 pada persamaan 26 dalam perhitungan rasio energi dimaksudkan untuk mengetahui besarnya nilai energi yang terkandung dalam produk biodiesel setelah dikurangkan dengan kandungan energi yang terdapat pada bahan baku, dan dengan memperhitungkan nilai energi proses diharapkan mendapat nilai rasio energi bersih serta mempermudah pemahaman tentang energi yang dikandung suatu produk dibandingkan energi proses yang digunakan untuk menghasilkan produk tersebut. Menurut Morris 2005 rasio energi berhubungan erat dengan penyediaan bahan baku dan proses produksi. Nilai rasio energi yang tinggi pada hasil penelitian disebabkan tidak diperhitungkannya energi dalam penyediaan bahan bakunya, sebagai contoh energi pengolahan lahan, penanaman, dan pemanenan serta proses sampai terbentuknya bahan baku. Nilai embedded energy pada peralatan produksi juga tidak diperhitungkan. Hasil penelitian hanya memperhitungkan nilai kandungan energi pada bahan palm olein yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Energi proses yang diperhitungkan pun hanya energi yang digunakan untuk mendukung terjadinya proses produksi, tanpa memperhitungkan berapa besar energi yang digunakan untuk menghasilkan energi tersebut. Gambar 16 menampilkan rasio energi hasil penelitian berdasarkan definisi RE 1 pada persamaan 26. Gambar 16 Rasio energi hasil penelitian berdasarkan definisi RE 1 pada persamaan 26. 7.85 2.98 2.87 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 1.5 3.0 4.5 R as io E n er g i Laju alir MeOH mL menit -1 Perhitungan rasio energi dengan definisi RE 2 pada persamaan 27 dimaksudkan untuk membandingkan dengan penelitian Sigalingging 2008. Hasilnya didapatkan nilai sebesar 1.05, 1.03, dan 1.02 untuk laju alir metanol 1.5, 3.0, dan 4.5 mL menit -1 . Rasio energi yang didapatkan pada setiap laju alir metanol mencapai nilai 1 artinya energi yang dikandung produk biodiesel sama dengan energi yang digunakan untuk menghasilkan biodiesel. Hasil perhitungan rasio energi dengan metode dan persamaan yang sama RE 2 yang digunakan oleh Sigalingging 2008 yaitu pada laju alir metanol 3.0 mL menit -1 didapatkan nilai 1.02, berarti menunjukan nilai yang lebih besar dibandingkan rasio energi yang didapat oleh Sigalingging 2008 yaitu 0.84. Hal ini berarti daur ulang panas yang diterapkan dalam sistem mampu meningkatkan efisiensi energi proses. Secara keseluruhan perbandingan rasio energi antara hasil penelitian penulis dengan Sigalingging 2008 ditampilkan pada Gambar 17. Diagram batang dalam garis kotak putus-putus merupakan hasil penelitian ini. Gambar 17 Perbandingan rasio energi hasil penelitian penulis dan Sigalingging 2008 berdasarkan definisi RE 2 pada persamaan 27. Beberapa peneliti mendefinisikan rasio energi berbeda, Yadav et al. 2010 menyatakan rasio energi merupakan perbandingan antara energi yang dikandung oleh produk output dengan energi yang digunakan dalam proses produksi dituliskan dalam RE 4 pada persamaan 29. Oleh sebab itu, rasio energi yang didapatkan oleh Pleanjai dan Gheewala 2009, Pradhan et al. 2008, dan Yadav et 1.05 1.03 1.02 0.84 0.98 0.0 0.5 1.0 1.5 1.5 3.0 4.5 a b R a si o E n e rgi 1.5, 3.0, 4.5 merupakan hasil penelitian, a Minyak sawit metode non- katalitik, b Minyak sawit metode katalitik Sigalingging 2008