23 anaerob.  Pada hari ketujuh penampakan warna terlihat sudah kurang menarik, dan ada kemungkinan
buah sudah tercemar oleh mikroorganisme, dimana permukaan buah terlihat lebih basah.  Energi yang dibutuhkan  juga  akan  dihemat  banyak  dengan  menggunakan  penyimpanan  suhu  10
o
C.    Oleh  karena itu,  dipilih  suhu  10
o
C  dan  konsentrasi  0.5  untuk  penelitian  berikutnya,  yaitu  penentuan  komposisi atmosfer terbaik untuk buah sawo.
C. Penentuan Komposisi O
2
dan Co
2
dalam Kemasan Atmosfer Termodifikasi
Pada  suhu  yang  telah  terpilih  tahap  selanjutnya,  digunakan  sebagai  dasar  dilakukannya  tahap penentuan  komposisi  O
2
dan  CO
2
kemasan  atmosfiir  termodifikasi.    Tahap  ini  dilakukan  pada  suhu yang  didapatkan  pada  tahap  sebelumnya  yaitu  10
o
C,  konsentrasi  glukomanan  yang  dipilih  untuk penelitian  tahap  ini  adalah  0.5.    Adapun  tiga  konsentrasi  yang  akan  diujikan  pada  penelitian  ini
adalah 21 O
2
0.03 CO
2
, 16-18 O
2
2-4 CO
2
, 14-16 O
2
2-4 CO
2
, dan 14-16 O
2
4-6 CO
2
.  Wadah yang digunakan untuk penyimpanan buah sawo pada tahap penentuan komposisi O
2
dan CO
2
dalam kemasan atmosfer termodifikasi adalah stoples. Konsentrasi di dalam stoples-stoples diusahakan tetap sampai irisan segar buah sawo berlapis
edibel  mengalami  kerusakan.    Untuk  itu  dilakukan  pengkomposisian  ulang  secara  terus  menerus sampai buah sawo mengalami kerusakan.  Pada hari pertama dilakukan pengkomposisian ulang setiap
duabelas jam, setiap 24 jam untuk hari-hari berikutnya.  Setiap dua hari dilakukan  uji kekerasan,  uji warna, uji total padatan terlarut, dan perhitungan susut bobot.  Serta dilakukan uji organoleptik untuk
mengetahui  nilai  yang diberikan oleh  konsumen terhadap irisan segar buah  sawo berlapis edibel ini. Pengamatan  dilakukan  setiap  hari  dengan  asumsi  umur  simpan  dari  irisan  segar  buah  sawo  selama
enam  hari.    Dari  parameter  susut  bobot  dan  perubahan  warna,  komposisi  yang  dipilih  ialah  yang mempunyai  rata-rata  persentasi  terkecil,  sedangkan  untuk  uji  organoleptikhedonik  dipilih  yang
memiliki nilai rata-rata terbesar.
1. Kekerasan
Proses  respirasi  yang  menyebabkan  hilangnya  uap  air  tidak  lantas  membuat  sawo  menjadi kering dan semakin keras, dikarenakan wadah toples yang digunakan menahan uap air untuk keluar,
dan menjaga uap air pada buah sawo.  Pada Gambar 10 dapat dilihat perubahan kekerasan irisan segar buah sawo berlapis edibel selama penyimpanan pada suhu 10
o
C. Buah  sawo  pada  komposisi  normal,  komposisi  14-16  O2    2-4  CO2,  dan  komposisi  14-
16 O2  4-6 CO2 memiliki pola perubahan kekerasan yang sama, yaitu menurun dan pada suatu titik naik sampai akhir pengukuran.  Sementara buah sawo pada komposisi 16-18 O2  2-4 CO2
memiliki pola perubahan kekerasan yang berbeda, yaitu menurun terus.  Pada komposisi 14-16 O2 2-4 CO2, dan komposisi 14-16 O2  4-6 CO2 kekerasan menurun sampai hari keempat, dan
selanjutnya naik pada hari keenam.  Sedangkan pada komposisi normal, kekerasan turun sampai hari kedua, dan kemudian naik sampai hari keenam.
24 Gambar 10. Perubahan kekerasan irisan segar buah sawo berlapis edibel selama
penyimpanan pada suhu 10
o
C
2. Susut Bobot
Jika  dilihat  dari  Gambar  11.  perubahan  susut  bobot  maka  untuk  keempat  konsentrasi mengalami kenaikan susut bobot yang tidak signifikan.  Namun  pada komposisi 16-18 O2  2-
4  CO2  dan  komposisi  14-16  O2    4-6  CO2,  sempat  terjadi  kenaikan  susut  bobot  yang signifikan, yaitu di hari ke-2 pada komposisi 14-16 O2  4-6 CO2 yaitu sebesar 0.99 , dan
di  hari  ke-4  pada  komposisi  16-18  O2    2-4  CO2  yaitu  sebesar  1.51  .    Sedangkan  pada komposisi normal dan komposisi 14-16 O2  2-4 CO2, pola kenaikan cenderung konstan.
Gambar 11. Perubahan susut bobot irisan segar buah sawo berlapis edible selama penyimpanan 10
o
C
25 Dari  Gambar  11  dapat  dilihat  bahwa  peningkatan  susut  bobot  terbesar  adalah  pada
komposisi 14-16 O2  2-4 CO2 yaitu sebesar 0.48 , dan dilanjutkan komposisi normal 0.47 , komposisi 16-18 O2  2-4 CO2 0.45 , dan komposisi 14-16 O2  4-6 CO2 dengan
nilai susut bobot terkecil yaitu 0.39 .
3. Total Padatan Terlarut