Pengaruh ekstrak buah Sawo Manila (Achras zapota L) 1% dalam bentuk obat kumur terhadap akumulasi plak

(1)

PENGARUH EKSTRAK BUAH SAWO MANILA

(

Achras zapota

. L) 1% DALAM BENTUK OBAT

KUMUR TERHADAP AKUMULASI PLAK

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

NOVITA EKA PUTRI BUTAR-BUTAR NIM: 110600012

DOSEN PEMBIMBING:

IRMANSYAH RANGKUTI, drg., Ph.D NIP. 19540210 198303 1 002

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Periodonsia

Tahun 2015

Novita Eka Putri Butar-Butar

Pengaruh ekstrak buah Sawo Manila (Achras zapota L) 1% dalam bentuk obat kumur terhadap akumulasi plak

x + 36 halaman

Penggunaan obat kumur sebagai kontrol plak secara kimiawi telah banyak

dilakukan oleh masyarakat, namun penggunaanya dalam jangka panjang dapat

menimbulkan efek samping. Oleh karena itu, bahan alternatif dari bahan minyak

esensial dan ekstrak tumbuhan herbal dapat dijadikan sebagai antibakteri dalam

bentuk obat kumur. Salah satu diantaranya adalah buah Sawo Manila yang

mengandung senyawa kimia sebagai antibakteri. Tujuan dilakukan penelitian ini

adalah untuk menganalisis pengaruh ekstrak buah Sawo Manila (Achras zapota L) 1% dalam bentuk obat kumur terhadap penurunan akumulasi plak. Penelitian ini

adalah penelitian pre and post test with control group design yang dilakukan selama 7 hari. Empat puluh subjek penelitian yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan

eksklusi dari mahasiswa FKG USU angkatan 2011 dan dibagi menjadi 2 kelompok

secara acak yaitu kelompok perlakuan yang menggunakan obat kumur ekstrak buah

Sawo Manila dan kelompok kontrol menggunakan obat kumur plasebo. Kedua

kelompok diinstruksikan untuk menggunakan obat kumur dua kali sehari.


(3)

dilakukan pada hari ke-0, 1 dan 7. Analisis data dilakukan menggunakan program

komputerisasi dengan uji ANOVA repeated dan uji t tidak berpasangan. Hasil yang didapat pada penelitan ini menunjukkan obat kumur yang mengandung ekstrak buah

Sawo Manila 1% memperlihatkan penurunan rata-rata skor indeks plak yang

signifikan bila dibandingkan dengan obat kumur plasebo. Kesimpulannya adalah obat

kumur ekstrak buah Sawo Manila 1% memiliki pengaruh terhadap penurunan

akumulasi plak selama 7 hari dan terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik

pada hari ke-1 dan ke-7 (p < 0,05).

Kata Kunci : ekstrak buah Sawo Manila, plak, obat kumur.


(4)

Faculty of Dentistry

Department Periodontology

Year 2015

Novita Eka Putri Butar-Butar

The Effect of Sapodilla Fruit Extracts Manila (Achras zapota L) 1% in the form of Mouthwash Against the Accumulation of Plaque

x + 36 pages

The use of mouthwash as a chemical plaque control has been done by many

people, but long-term use can cause side effects. Therefore, alternative materials of

essential oils materials and herbal plant extracts can be used as an antibacterial in the

form of a mouthwash. One of them is the sapodilla fruit manila containing chemical

compound as an antibacterial. The purpose of this study was to analyze the effect of

Sapodilla fruit extracts Manila (Achras zapota L) 1% in the form of a mouthwash to decrease plaque accumulation. This research is a pre- and posttest control group

design were carried out for 7 days. Forty subjects were selected based on the study

inclusion and exclusion criteria of FKG USU student class of 2011 and divided into

two groups at random which treatment group who use mouthwash Manila Sapodilla

fruit extracts and the control group using a placebo mouthwash. Both groups were

instructed to use a mouthwash twice a day. Measurements carried out with an index

score of plaque Loe and Silness. Examination done on day 0, 1 and 7. Data analysis is

using a computerized program by ANOVA repeated and unpaired t test. The results obtained in this research indicate mouthwash that contains extracts of Sapodilla fruit


(5)

Manila 1% showed an average reduction in plaque index scores were significant

when compared with placebo mouthwash. The conclusion is mouthwash Sapodilla

fruit extracts Manila 1% has influence in the reduction of plaque accumulation for 7

days and there is a statistically significant difference on day 1 and 7 (p < 0,05).

Keywords: Manila Sapodilla fruit extracts, plaque, mouthwash.


(6)

PENGARUH EKSTRAK BUAH SAWO MANILA

(

Achras zapota

. L) 1% DALAM BENTUK OBAT

KUMUR TERHADAP AKUMULASI PLAK

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

NOVITA EKA PUTRI BUTAR-BUTAR NIM: 110600012

DOSEN PEMBIMBING:

IRMANSYAH RANGKUTI, drg., Ph.D NIP. 19540210 198303 1 002

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(7)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan

Dihadapan tim penguji skripsi

Medan,03 Juli 2015

Pembimbing : Tanda tangan

1. Irmansyah Rangkuti, drg., Ph. D ..……….. NIP. 19540210 198303 1 002


(8)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Pada tanggal 03 Juli 2015

TIM PENGUJI

KETUA : Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D ...……… Anggota : 1. Krisnamurthy Pasaribu, drg., Sp. Perio .……… 2. Armia Syahputra, drg ...

Mengetahui :

KETUA DEPARTEMEN

Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D .………


(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda almarhum Maulud Butar-Butar dan Ibunda Lindawati Sitanggang yang telah membesarkan, mendidik, membimbing, mendoakan, memberikan dukungan moril maupun materil kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada abang tersayang Rudi Kuswandi Butar-Butar dan Agus Susanto Butar-Butar atas motivasi dan doa yang telah diberikan. Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Nazruddin, drg., C. Ort., Ph.D., Sp.Ort selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D selaku dosen pembimbing dan ketua Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah meluangkan waktu, tenaga serta pikiran dalam memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Zulkarnain, drg., M.Kes selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan semangat dan membimbing penulis selama menjalani pendidikan.

4. Drs. Awaluddin Saragih, M.Si selaku kepala Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi USU yang turut meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membantu pembuatan obat kumur untuk penelitian ini.

5. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Periodonsia yang telah memberikan ilmunya yang bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini.


(10)

6. Teman-teman FKG USU angkatan 2011 yang telah bersedia menjadi sampel dan meluangkan waktunya untuk penelitian ini.

7. Teman-teman seperjuangan di Departemen Periodonsia: Surayya, Febrina, Diah Okti, Felix, Laidini, Vinda, Restu, Annysa, Dwi, Fellicia, Robert, Sona, Lisna, Dziah, Elang, Julia, Xinyi, Intan, Eka, Michelle, dan Anushiya.

8. Sahabat-sahabat terbaik penulis, Laidini Ayu Siregar, Surayya Moriza, Fajar Fitriah Lestari, Surtiva M Pulungan, Rizqa Ayunda, Vinda Anggela, Febrina Audina, Khaera Cameliya, Diah Okti dan juga teman-teman angkatan 2011 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan dan semangat yang selalu diberikan kepada penulis.

9. Para senior yang telah memberikan dukungan, saran dan bantuannya selama penelitian dan penyelesaian skripsi yaitu, Kak Mardiah Rizqa, Kak Asma Ulhusna, Kak Cut Manda dan Kak Ruth.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna karena masih terdapat keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan untuk kedepannya. Semoga hasil karya sederhana ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat dan diridhoi oleh Allah SWT.

Medan, 03 Juli 2015 Penulis,

(Novita Eka Putri B) NIM : 110600012


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN PERSETUJUAN ...

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI... ...

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Hipotesis Penelitian ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

1.5.1 Manfaat Teoritis... ... 3

1.5.2 Manfaat Praktis... ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plak ... 4

2.1.1 Proses Pembentukan Plak ... 4

2.1.2 Kontrol Plak ... 6

2.2 Buah Sawo Manila (Achras zapota L) ... 6

2.2.1 Klasifikasi Buah Sawo ... 7

2.2.2 Manfaat Buah sawo ... 7

2.2.3 Kandungan Buah sawo... .... 8

2.2.4 Peranan Ekstrak sebagai Antibakteri... . 8

2.2.5 Toksisitas Ekstrak Buah sawo... ... 9

2.3 Indeks Pemeriksaan Klinis ... 9

2.3.1 Indeks Plak Loe Dan Silness... .. 9


(12)

2.5 Kerangka Konsep... ... 11

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 12

3.2 Rancangan Penelitian ... 12

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian... 12

3.3.1 Lokasi Penelitian ... 12

3.3.2 Waktu Penelitian ... 13

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 13

3.4.1 Populasi ... 13

3.4.2 Sampel ... 13

3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 13

3.5.1 Kriteria Inklusi ... 13

3.5.2 Kriteria Eksklusi ... 14

3.6 Variabel Penelitian……… ... 14

3.6.1 Variabel Bebas ... 14

3.6.2 Variabel Terikat ... 14

3.6.3 Variabel Terkendali ... 14

3.6.4 Variabel Tidak Terkendali ... 15

3.7 Definisi Operasional……….………... 15

3.8 Alat dan Bahan ... 16

3.8.1 Alat ... 16

3.8.2 Bahan ... 17

3.9 Prosedur Penelitian ... 18

3.9.1 Prosedur Ekstraksi ... 18

3.9.2 Peracikan Obat Kumur ... 21

3.9.3 Prosedur Penggunaan Obat Kumur ... 23

3.10 Skema dan Alur Penelitian ... 24

3.11 Pengolahan dan Analisis Data ... 25

BAB 4 HASIL PENELITIAN... 26

BAB 5 PEMBAHASAN... 31

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 33

6.1 Kesimpulan... 33

6.2 Saran... 33

DAFTAR PUSTAKA... 34


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Achras zapota L...………... 7

2. Buah sawo yang telah dipotong.. ...……… 18

3. Proses pengeringan ...………..…... 18

4. Buah sawo dihaluskan ...…...………... 19

5. Simplisia direndam etanol dalam wadah …………... 19

6. Simplisia yang direndam etanol di perkolator ... 20

7. Proses penguapan ...………... 20

8. Proses pengeringan...………... 20

9. Ekstrak kental buah Sawo Manila...………... 21

10.Akuades dipanaskan ...………..…….… 21

11.CMC ditaburkan...………….….. 21

12.Ekstrak kental buah Sawo Manila setelah ditimbang 10gr....…….… 22

13.Sorbitol ditakar 100 ml ………...…....… 22

14.Mixer hingga homogen ...……….… 22

15.Obat kumur ekstrak buah Sawo Manila 1%... 22

16.Grafik rerata skor indeks plak pada kelompok perlakuan (obat kumur ekstrak buah sawo manila) dan kelompok kontrol (plasebo) pada hari ke-0, ke-1 dan ke-7 ………... 28


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Indeks Plak Loe and Silness...….... 15 2. Data demografis subjek penelitian ..………... 26 3. Data distribusi rerata indeks plak Mahasiswa FKG USU angkatan

2011 pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol……….. 27 4. Data perbandingan rerata indeks plak kelompok perlakuan hari

ke-0, hari ke-1 dan hari ke-7………...……….. 29 5. Data perbandingan rerata indeks plak kelompok kontrol hari ke-0,

hari ke-1 dan hari ke-7………... 29 6. Perbedaan rerata skor indeks plak pada kelompok perlakuan dan


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Lembar penjelasan subjek penelitian 2. Informed Consent

3. Kuesioner penelitian

4. Surat Persetujuan Komisi Etik

5. Surat Izin Penelitian di Laboratorium Obat Tradisional Farmasi USU 6. Hasil Analisis Data


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Berdasarkan survei Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013 menunjukkan bahwa rerata persentase penduduk Indonesia yang memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut sebesar 25,9%.1 Salah satu penyakit gigi dan mulut yang sangat meluas dalam masyarakat adalah penyakit periodontal.1,2 Penyakit periodontal dianggap sebagai penyakit yang tidak dapat terhindari. Namun, bila tidak dirawat dapat berkembang menjadi periodontitis dan terjadi kerusakan pada jaringan pendukung periodontal.

Faktor penyebab yang mendominasi adalah plak bakteri, karena plak sebagai agen etiologi dalam penyakit periodontal.3,4 Plak gigi merupakan deposit lunak yang membentuk lapisan biofilm yang terdiri dari kumpulan berbagai macam mikroorganisme yang melekat pada permukaan gigi.5 Salah satu cara pencegahannya adalah mengusahakan agar pembentukan plak dapat dibatasi dengan cara pengendalian plak atau kontrol plak.3

Kontrol plak merupakan suatu tindakan yang dilakukan pada setiap tahap perawatan periodontal yang efektif untuk pencegahan terjadinya perubahan inflamasi pada jaringan periodontal. Kontrol plak secara kemikal dilakukan dengan menggunakan bahan dasar alami ataupun sintetik sebagai antibakteri yang tersedia dalam bentuk larutan obat kumur.6 Salah satu bahan antibakteri yaitu klorheksidin yang paling banyak dipakai sebagai antiseptik spektrum luas, namun mempunyai efek samping berupa pewarnaan pada gigi dan gangguan pengecapan serta harus dibatasi pemakaian klorheksidin dalam jangka waktu panjang.6,7 Oleh karena itu, bahan alternatif dari bahan minyak esensial dan ekstrak tumbuhan herbal merupakan hal yang menarik untuk dijadikan pilihan sebagai bahan antibakteri.3


(17)

2

Buah Sawo Manila (Achras zapota L) merupakan salah satu jenis komoditas buah tropis dari sektor pertanian yang mempunyai potensi ekonomis yang cukup tinggi di Indonesia.8 Buah Sawo Manila (Achras zapota L) telah banyak dijadikan sebagai alternatif obat-obatan herbal di masyarakat. Di dalam buah Sawo Manila terkandung senyawa kimia sebagai antibakteri yaitu flavonoid, saponin, tanin dan terpenoid.9,10 Buah Sawo Manila telah diuji mempunyai aktivitas antibakteri terhadap

Streptococcus mutans, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan

Salmonella thyposa.9

Berdasarkan penelitian secara in vitro yang dilakukan oleh Osman MA, dkk pada tahun 2011, menyebutkan bahwa Kadar Hambat Minimum (KHM) ekstrak buah Sawo adalah 256 - 512μg/mL.11 Penelitian yang dilakukan oleh Mukhriani, dkk pada tahun 2014, menyebutkan dari uji aktivitas antimikroba ekstrak etanol buah Sawo Manila konsentrasi 1% diperoleh hasil bahwa pada konsentrasi optimum 1500 ppm atau 1,5mg/ml setara dengan 1,5% dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Streptococcus mutans dan Staphylococcus aureus.9 Pada penelitian ini, tidak ditentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM) ekstrak buah Sawo, sehingga dapat diestimasikan bahwa Kadar Bunuh Minimum (KBM) berkisar 2-4 kali lipat dari Kadar Hambat Minimum (KHM) ekstrak tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh obat kumur ekstrak buah Sawo Manila terhadap akumulasi plak dengan konsentrasi 1% karena merupakan konsentrasi yang optimum dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dan Staphylococcus aureus. Sehingga penggunaan obat kumur ekstrak buah Sawo Manila dapat dijadikan alternatif pengganti obat kumur kimia sintetis yang beredar dipasaran.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan dari penelitian ini adalah apakah ada pengaruh ekstrak buah Sawo Manila (Achras zapota L) konsentrasi 1% dalam obat kumur terhadap penurunan akumulasi plak?


(18)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh ekstrak buah Sawo Manila (Achras zapota L) konsentrasi 1% dalam bentuk obat kumur terhadap penurunan akumulasi plak.

1.4 Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh ekstrak buah Sawo Manila (Achras zapota L) konsentrasi 1% dalam bentuk obat kumur terhadap penurunan akumulasi plak.

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Bagi instansi pemerintah hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman untuk merencanakan program penyuluhan pada masyarakat mengenai pengaruh ekstrak buah Sawo Manila (Achras zapota L) dalam bentuk obat kumur terhadap penurunan akumulasi plak pada rongga mulut.

2. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh ekstrak buah Sawo Manila (Achras zapota L) dalam bentuk obat kumur terhadap penurunan akumulasi plak pada rongga mulut.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan memberi informasi bagi tenaga kesehatan gigi sebagai pedoman dalam melakukan program penyuluhan pada masyarakat mengenai berpengaruhnya ekstrak buah Sawo Manila (Achras zapota L) sediaan bentuk obat kumur dalam menurunkan akumulasi plak pada rongga mulut.

2. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pengaruh ekstrak buah Sawo Manila (Achras zapota L) sediaan bentuk obat kumur dalam menurunkan akumulasi plak pada rongga mulut dan dapat dijadikan sebagai alternatif zat tambahan dalam obat kumur untuk penurunan akumulasi plak.


(19)

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Plak

Plak dental merupakan lapisan lunak yang berisi kumpulan bakteri beserta produk-produknya yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi.5,12 Plak yg berupa deposit lunak biasanya berwarna putih keabu-abuan atau kuning.5 Plak sangat berbeda dengan beberapa deposit lain seperti materia alba yang berupa deposit lunak berwarna kekuning-kuningan atau keputih-putihan yang terdiri dari kumpulan mikroorganisme, sel-sel epitel deskuamasi, sisa-sisa makanan, leukosit serta deposit saliva, dapat dengan mudah dibersihkan dengan berkumur dan kalkulus berupa massa terkalsifikasi yang terbentuk dan melekat di permukaan gigi, biasanya terdiri dari plak bakteri yang telah mengalami mineralisasi.13

Plak dental terbagi atas, plak supragingiva dan plak subgingiva. Plak supragingiva berada pada atau di atas margin gingiva dan berkontak langsung dengan margin gingiva. sedangkan plak subgingiva berada dibawah margin gingiva antara gigi dan jaringan sulkular gingiva.5,13

Komposisi utama plak dental adalah mikroorganisme dan satu gram plak (berat basah) mengandung sekitar 2 x 1011 bakteri. Lebih dari 325 spesies bakteri dijumpai dalam plak. Mikroorganisme non-bakteri yang dijumpai dalam plak adalah spesies Mycoplasma, ragi, protozoa dan virus. Mikroorganisme tersebut terdapat diantara matriks interseluler, yang juga mengandung sedikit sel jaringan seperti sel-sel epitel, makrofag dan leukosit.13

2.1.1 Proses Pembentukan Plak

Proses pembentukan plak terbagi atas 3 tahap yaitu pembentukan pelikel dental, kolonisasi awal bakteri dan kolonisasi sekunder yang disertai maturasi plak. Pada tahap pertama, pembentukan pelikel dental pada awalnya permukaan gigi atau


(20)

restorasi akan dibalut oleh pelikel glikoprotein. Pelikel tersebut berasal dari saliva dan cairan sulkular, begitu juga dari produk sel bakteri, pejamu dan debris. Pelikel berfungsi sebagai penghalang protektif, yang akan bertindak sebagai pelumas permukaan dan mencegah pengeringan jaringan. Selain itu, pelikel merupakan substrat kemana bakteri dari sekitarnya akan melekat.

Pada tahap kedua, dalam waktu beberapa jam bakteri akan dijumpai pada pelikel dental. Bakteri yang pertama mengkoloni permukaan gigi yang dibalut pelikel adalah didominasi oleh mikroorganisme fakultatif gram positif, seperti Actinomyces viscosus dan Streptococcus sanguis. Pengkoloni awal tersebut melekat ke pelikel dengan bantuan adhesin yaitu molekul spesifik yang berada pada permukaan bakteri. Adhesin akan berinteraksi dengan reseptor pada pelikel dental. Massa plak kemudian mengalami pematangan bersamaan dengan pertumbuhan bakteri yang telah melekat maupun kolonisasi dan pertumbuhan spesies lainnya. Dalam perkembangannya terjadi perubahan ekologis pada biofilm yaitu peralihan dari lingkungan awal yang aerob dengan spesies bakteri fakultatif gram positif menjadi lingkungan yang miskin oksigen dimana yang paling dominan adalah mikroorganisme anaerob gram negatif.

Pada tahap ketiga, pengkoloni sekunder adalah mikroorganisme yang tidak turut sebagai pengkoloni awal ke permukaan gigi yang bersih, diantaranya Prevotella intermedia, Prevotella loescheii, spesies Capnocytophaga, Fusobacterium nucleatum

dan Porphyromonas gingivalis. Mikroorganisme tersebut melekat ke sel bakteri yang telah berada dalam massa plak. Proses perlekatannya adalah berupa interaksi stereokhemikal yang sangat spesifik dari molekul-molekul protein dan karbohidrat yang berada pada permukaan sel bakteri, dan interaksi yang kurang spesifik yang berasal dari tekanan Van der walls. Interaksi yang menimbulkan perlekatan bakteri pengkoloni sekunder ke bakteri pengkoloni awal dinamakan koagregasi. Koagregasi pengkoloni sekunder ke pengkoloni awal terjadi antara Fusobacterium nucleatum

dengan Streptococcus sanguis, Prevotella loescheii dengan Actinomyces viscosus.

Pada stadium akhir pembentukan plak, yang dominan adalah koagregasi diantara spesies gram negatif, misalnya koagregasi Fusobacterium nucleatum dengan


(21)

6

2.1.2 Kontrol Plak

Kontrol plak adalah menghilangkan dan mencegah penumpukan plak pada gigi dan permukaan gingiva sekitarnya. Kontrol plak juga menghambat terbentuknya kalkulus, dapat menyembuhkan keradangan gingiva dan bila kontrol plak dihentikan akan menyebabkan kekambuhan keradangan. Kontrol plak adalah cara yang efektif untuk perawatan dan pencegahan gingivitis dan merupakan bagian yang penting dari semua prosedur dalam perawatan dan pencegahan periodontitis. Kontrol plak kemikal, banyak bahan yang digunakan antara lain: antiseptik dengan aktivitas antibakteri spektrum luas, antibiotik yang mampu menghambat dan membunuh bakteri-bakteri dari grup tertentu, enzim yang secara tunggal atau kombinasi dapat merubah aktivitas plak, bahan non-enzimatik dapat merubah struktur atau aktivitas metabolisme dari plak dan bahan yang dapat menghambat perlekatan bakteri pada permukaan pelikel. Bahan antibakteri secara lokal dapat berupa pasta gigi, obat kumur untuk menyingkirkan plak agar tidak terjadi penyakit periodontal.6

2.2 Buah Sawo Manila (Achras zapota L)

Buah Sawo Manila (Achras zapota L) merupakan tanaman buah tropis yang berasal dari Guatemala (Amerika Tengah), Mexico, Hindia Barat dan Indonesia yang penyebarannya cukup luas.10,14 Tanaman ini jumlahnya banyak dan mudah didapat. Buah Sawo Manila yang masih muda rasanya pahit dan kelat disebabkan tingginya kandungan tanin, sehingga daya antibakteri buah sawo yang masih muda lebih tinggi dibandingkan buah Sawo yang sudah tua.10


(22)

Gambar 1. Achras zapota L

2.2.1 Klasifikasi Buah Sawo Manila

Taksonomi buah Sawo Manila (Achras zapota L) diklasifikasikan sebagai berikut14,15 :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Ebenales

Famili : Sapotaceae

Genus : Achras

Species : Achras zapota L

Buah Sawo mempunyai nama istilah lain yaitu Manilkara (Inggris), Khirni (India), Lamut sida (Thailand).16

2.2.2 Manfaat Buah Sawo Manila

Manfaat buah Sawo Manila antara lain untuk mengobati diare dan memperlancar pencernaan.17 Masyarakat lebih memilih pengobatan secara alami, seperti meminum sari buah sawo manila muda yang direbus dan disaring untuk mengobati diare. Buah ini digunakan juga sebagai obat penyakit tipus yang menyebabkan demam tipoid biasanya diderita oleh anak-anak/orang muda.18


(23)

8

2.2.3 Kandungan Buah Sawo

Buah Sawo mengandung senyawa-senyawa kimia golongan tanin dan terpenoid, saponin dan flavonoid.9,10 Buah Sawo memiliki antioksidan seperti vitamin (A, C, E, K), karotenoid, flavonoid (flavon, isoflavon, flavonones, anthocyanin, catechin, isocatechins), polifenol (asam ellagic, asam galat, tanin), saponin, enzim dan mineral (selenium, tembaga, mangan, seng, kromium, iodin).19

2.2.4 Peranan Ekstrak sebagai Antibakteri

Efektivitas antibakteri ekstrak buah sawo dihubungkan dengan kandungan kimia yang mengandung flavonoid, tanin, saponin dan terpenoid.9,10 Flavonoid adalah senyawa fenol terbesar yang ditemukan dialam. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mukhriani, dkk pada tahun 2014, mekanisme flavonoid dengan cara membentuk senyawa kompleks dengan protein ekstraseluler dan terlarut sehingga dapat merusak membran sel bakteri diikuti dengan keluarnya senyawa intraseluler. Selain itu, flavonoid dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme karena mampu membentuk senyawa kompleks dengan protein melalui ikatan hidrogen dan bersifat lipofilik dapat merusak membran mikroba.

Tanin sebagai antibakteri dapat menghambat enzim reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak dapat terbentuk.9 Mekanisme tanin dapat membentuk kompleks dengan enzim mikroba, masuk melalui membran mikroba, untuk mencapai membran tanin harus melewati dinding sel mikroba, dinding sel terbuat dari polisakarida dan protein yang berbeda yang memungkinkan bagian dari tanin masuk serta membentuk komplek dengan ion metal.21 Selain itu, tanin dapat merusak sel bakteri dengan memanfaatkan perbedaan kepolaran lipid penyusun sel bakteri dan gugus alkohol pada rantai polifenol dari tanin.20

Saponin mempunyai aktivitas sebagai antibakteri, yang mana saponin dapat melakukan mekanisme penghambatan dengan membentuk senyawa kompleks dengan membran sel melalui ikatan hidrogen sehingga dapat menghancurkan sifat permeabilitas dengan dinding sel dan akhirnya dapat menimbulkan kematian sel.10 Terpenoid sebagai antibakteri bereaksi dengan porin (protein transmembran) pada


(24)

membran luar dinding sel bakteri, membentuk ikatan polimer yang kuat sehingga mengakibatkan rusaknya porin.9

2.2.5 Toksisitas Ekstrak Buah Sawo Manila

Hasil penelitian Bhawal S, dkk pada tahun 2014 bahwa toksisitas akut ekstrak etanol buah sawo sampai 2000 mg/kg berat badan secara oral tidak menghasilkan racun.23 Berdasarkan hasil penelitian Singh S, dkk pada tahun 2012 bahwa teramati bahwa tidak ada perubahan signifikan dalam hal berat badan, konsumsi makanan dan air oleh tikus Swiss Albino dari semua kelompok dosis. Tidak ada kematian yang tercatat bahkan tingkat dosis tertinggi yaitu 2 g / kg berat badan, yang membuktikan bahwa lendir yang diisolasi dari biji semua buah sawo, tidak mengandung efek racun pada tikus Swiss Albino. Hasilnya menunjukkan bahwa tanaman ini aman. Oleh karena itu, menunjukkan bahwa buah sawo aman pada tikus albino dewasa dan menunjukkan tidak ada toksisitas terlihat.22

2.3 Indeks Pemeriksaan Klinis 2.3.1 Indeks Plak Loe dan Silness

Indeks plak Loe dan Silness sedikit berbeda dengan indeks-indeks yang lain. Pada indeks plak Loe dan Silness pengukurannya tidak didasarkan pada perluasan plak melainkan pada ketebalan penumpukan plak gigi. Pengukuran pada maksila molar satu kanan 16, maksila insisivus lateral kanan 12, maksila premolar satu kiri 24, mandibula molar satu kiri 36, mandibula insisivus lateral kiri 32 dan mandibula premolar satu kanan 44. Keempat sisi gigi yang dilihat, yaitu : bukal, lingual, mesial dan distal.25

Cara penghitungan skor adalah sebagai berikut :

 Skor plak untuk satu gigi = Jumlah seluruh skor dari empat permukaan gigi 4

 Skor plak untuk keseluruhan gigi = Jumlah seluruh skor gigi Jumlah gigi yang diperiksa


(25)

10

2.4 Kerangka Teori

Plak

Kontrol plak

Mekanis Kimiawi

Sikat gigi Pembersih interdental Obat kumur Pasta gigi

Ekstrak buah Sawo Manila 1%

Saponin Terpenoid

Protein transmembran pada

membran luar dinding sel bakteri,

membentuk ikatan polimer yang kuat mengakibatkan rusaknya porin Senyawa kompleks

dengan membran sel melalui ikatan hidrogen dapat menghancurkan sifat permeabilitas dengan

dinding sel dan menimbulkan

kematian sel Menghambat pertumbuhan

mikroorganisme karena mampu membentuk senyawa kompleks dengan

protein melalui ikatan hidrogen Flavonoid Tanin


(26)

2.5 Kerangka Konsep

Variabel bebas

Obat kumur ekstrak buah Sawo Manila 1%

Variabel terikat :

Indeks plak Loe and Silnes

Variabel terkendali

1. Volume obat kumur

2. Lama penggunaan obat kumur 3. Waktu dan frekuensi menyikat gigi 4. Jenis sikat gigi dan pasta gigi

Variabel tidak terkendali

1. Diet


(27)

12

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental pre and post test with control group design.24 Pada rancangan penelitian ini subjek dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok perlakuan yang diberi obat kumur ekstrak buah Sawo Manila dan kelompok kontrol yang diberikan larutan plasebo.

3.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang dilakukan adalah metode double-blinded study

yaitu baik peneliti dan subjek penelitian tidak mengetahui perlakuan mana yang diberikan kepada subjek penelitian.

Perlakuan : H0 X  H1 X X  X X  X  X  H2 Kontrol : H0 Y  H1 Y Y  Y Y  Y  Y  H2 Keterangan :

X : Obat kumur ekstrak buah sawo (Achras zapota L) 1% Y : Plasebo

H0 : Pengukuran Indeks plak awal (sebelum perlakuan) H1 : Pengukuran Indeks plak hari ke-1 setelah perlakuan H2 : Pengukuran Indeks plak hari ke-7 setelah perlakuan

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Instalasi Periodonsia Rumah Sakit Gigi Mulut (RSGM) Universitas Sumatera Utara dan Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.


(28)

3.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Juni 2015.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian 3.4.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan angkatan 2011

3.4.2 Sampel

Sampel yang diambil dari penelitian ini dilakukan secara random sampling

yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Besar sampel yang diperlukan untuk penelitian ini, ditentukan dengan rumus Federer yaitu :

(n – 1)(r –1) ≥ 15 (n – 1)(2 –1) ≥ 15 (n –1)1 ≥ 15 n ≥ 16

Keterangan : n = besar sampel r = jumlah kelompok

Besar sampel minimum yang diperlukan adalah 16 orang. Namun untuk mencegah terjadinya bias selama penelitian, ditetapkan sampel sebanyak 20 orang. Sehingga jumlah keseluruhan sampel sebanyak 40 orang yaitu 20 orang pada kelompok perlakuan dan 20 orang pada kelompok kontrol.

3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.5.1 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara angkatan 2011 yang berstatus aktif


(29)

14

3. Koperatif dan bersedia menjadi subjek penelitian dengan menandatangani

informed consent

4. Indeks plak kategori baik - sedang

3.5.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Memakai pesawat ortodonti cekat atau lepasan

2. Memakai gigi tiruan 3. Crowded berat

4. Dijumpai adanya penyakit periodontal 5. Terdapat karies interproksimal

6. Sedang menggunakan obat kumur lainnya

7. Mengkonsumsi antibiotik sejak 3 bulan sebelum pemeriksaan 8. Perokok

3.6 Variabel Penelitian 3.6.1 Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah obat kumur ekstrak buah Sawo Manila dengan konsentrasi 1%.

3.6.2 Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penurunan akumulasi plak yang diukur dengan indeks plak Loe dan Silness selama 7 hari.

3.6.3 Variabel Terkendali

Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Volume obat kumur

b. Lama penggunaan obat kumur c. Waktu dan frekuensi menyikat gigi d. Jenis sikat gigi dan pasta gigi


(30)

3.6.4 Variabel Tidak Terkendali

Variabel tidak terkendali dalam penelitian ini adalah sebagai berikut a. Diet

b. Metode menyikat gigi

3.7 Definisi Operasional

1. Obat kumur ekstrak buah Sawo Manila

Obat kumur ekstrak buah Sawo Manila adalah sediaan obat kumur yang mengandung 1% ekstrak buah sawo yang dilarutkan dengan aquades, sorbitol,

peppermint oil dan CMC (Carboxy Methyl Cellulose). 2. Akumulasi Plak

Banyaknya deposit lunak pada permukaan gigi yang diukur dengan menggunakan indeks plak Loe dan Silness. Indeks ini dapat melibatkan keseluruhan gigi atau hanya beberapa gigi yaitu pada maksila molar satu kanan 16, maksila insisivus lateral kanan 12, maksila premolar satu kiri 24, mandibula molar satu kiri 36, mandibula insisivus lateral kiri 32 dan mandibula premolar satu kanan 44.25 Pengukuran yang dilakukan melibatkan empat permukaan gigi yaitu distovestibular, vestibular, mesiovestibular dan oral.

Tabel 1. Kriteria skor indeks plak Löe dan Silness 4,13

Skor Kriteria

0 Tidak terdapat plak pada area gingival

1 Plak tidak terlihat dengan kasat mata, tetapi terlihat dengan menggunakan sonde yang digerakkan pada permukaan gigi

2 Terdapat lapisan plak yang tipis hingga sedang pada area gingiva, dan dapat dilihat dengan kasat mata

3 Terdapat akumulasi deposit lunak dalam jumlah banyak pada poket gingiva, permukaan gigi, dan atau pada margin gingiva


(31)

16

Skor plak untuk satu gigi = Jumlah seluruh skor dari empat permukaan gigi 4

Skor plak untuk keseluruhan gigi = Jumlah seluruh skor gigi Jumlah gigi yang diperiksa Kriteria penilaian indeks plak Loe dan Silness adalah:

0 – 0,9 : Baik 1,0 – 1,9 : Sedang

2,0 – 3,0 : Buruk 3. Volume obat kumur

Obat kumur digunakan sekali kumur sebanyak 15 ml. 4. Lama penggunaan obat kumur

Lamanya setiap kali berkumur selama 30 detik. 5. Waktu dan frekuensi menyikat gigi

Dua kali sehari, yaitu pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur. 6. Jenis sikat dan pasta gigi

Jenis sikat gigi yaitu sikat gigi dengan bulu sikat datar dan pasta gigi yang mengandung fluouride.

3.8 Alat dan Bahan 3.8.1 Alat

Alat yang digunakan dalam prosedur pengekstrakan buah sawo adalah: 1. Timbangan

2. Kertas perkamen 3 kajang 3. Tampah

4. Perkolator 5. Kapas

6. Aluminium foil 7. Blender

8. Kertas saring 9. Vacuum rotavapor


(32)

10.Freeze dryer

11.Waterbath

Alat yang digunakan dalam prosedur peracikan obat kumur ekstrak buah sawo adalah:

1. Gelas ukur

2. Timbangan digital 3. Spatula

4. Botol kosong untuk obat kumur 5. Spidol

6. Kertas label 7. Mixer

Alat yang digunakan dalam prosedur pengumpulan data adalah: 1. Kaca mulut

2. Pinset 3. Prob 4. Kapas

5. Sarung tangan 6. Masker 7. Gelas kumur 8. Alat tulis 9. Kertas tisu

10.Lembar pemeriksaan

3.8.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitin ini adalah: 1. Ekstrak buah Sawo Manila

2. Akuades 3. Etanol 70%


(33)

18

5. Sorbitol 5% 6. Peppermint oil 1%

3.9 Prosedur Penelitian 3.9.1 Prosedur Ekstraksi

1. Sebanyak 2 kg buah sawo muda yang telah dipotong-potong dan ditimbang kemudian dicuci bersih dengan air mengalir dan ditiriskan.

Gambar 2. Buah sawo yang telah dipotong

2. Buah sawo dikeringkan di dalam lemari pemgering selama 3 hari dengan suhu 40°C.

Gambar 3. Proses pengeringan

3. Buah sawo yang telah kering ditimbang kembali dan dihaluskan dengan blender sampai berbentuk serbuk kasar (simplisia).


(34)

Gambar 4. Buah sawo dihaluskan

4. Simplisia diletakkan dalam wadah kemudian ditambahkan etanol 70% untuk perendaman sampai seluruh simplisia terendam lalu disimpan dalam wadah tertutup.

Gambar 5. Simplisia direndam etanol dalam wadah

5. Pengadukan campuran simplisia etanol setiap 30 menit selama 3 jam agar massa serbuk tidak mengendap.

6. Massa dipindahkan sedikit demi sedikit kedalam perkolator yang sudah diletakkan kapas dan kertas saring di dasarnya.

7. Penambahan etanol 70% sampai batas perkolator, kemudian ditutup dengan aluminium foil dibiarkan selama 24 jam.

8. Infus perkolator dibuka dan cairan dibiarkan menetes dengan kecepatan 1 ml/menit, Perkolat ditampung dan etanol 70% ditambahkan berulang-ulang secukupnya sampai cairan yang keluar tidak berwarna lagi.


(35)

20

Gambar 6. Simplisia direndam etanol di perkolator

9. Ekstrak cairan diuapkan dengan vacuum rotavapor pada suhu 46°C

Gambar 7. Proses penguapan

10. Setelah itu dipekatkan dengan menggunakan waterbath hingga diperoleh ekstrak kental.


(36)

11. Ekstrak dimasukkan dalam botol dan disimpan dalam kulkas.

Gambar 9. Ekstrak kental buah Sawo Manila

3.9.2 Peracikan Obat Kumur

3.9.2.1Peracikan Obat Kumur Ekstrak Buah Sawo Manila

1. Akuades sebanyak 200 ml dipanaskan, setelah itu ditaburkan Carboxy Methyl Cellulose (CMC) 3 gr diamkan selama 30 menit. Jika terdapat bubuk CMC yang menggumpal, dapat di mixer agar CMC dan akuades homogen.

Gambar 10. Akuades dipanaskan Gambar 11. Carboxy Methyl Cellulose (CMC)

ditaburkan

2. Ekstrak kental buah sawo ditimbang sebanyak 10 gram dan masukkan ke dalam larutan akuades dan CMC 0,3% tersebut. Lalu tambahkan sorbitol 100 ml dan


(37)

22

peppermint oil 0,1% secukupnya. Tambahkan lagi akuades hingga larutan menjadi 1000 ml.

Gambar 12. Ekstrak kental buah Gambar 13. Sorbitol 100 ml

Sawo Manila setelah ditimbang 10gr

3. Larutan diaduk menggunakan mixer hingga homogen. Kemudian larutan dimasukkan ke dalam botol kosong yang diberi label.

Gambar 14. Mixer hingga Gambar 15.Obat kumur ekstrak homogen buah Sawo Manila1%

3.9.2.2Peracikan Larutan Plasebo

Sebanyak 200 ml akuades dipanaskan, lalu taburkan Carboxy methyl cellulose


(38)

homogen dan tambahkan sorbitol 100 ml, peppermint oil 8-10 tetes dan bahan pewarna makanan agar larutan plasebo mempunyai warna yang persis sama dengan obat kumur ekstrak buah Sawo Manila. Lalu mixer kembali dan tambahkan lagi akuades hingga larutan menjadi 1000 ml.

3.9.3 Prosedur Penggunaan Obat Kumur

1. Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan pengisian kuesioner dan diskrining terlebih dahulu sesuai kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan.

2. Subjek yang memenuhi kriteria inklusi diminta kesediaannya dan mengisi lembaran informed consent.

3. Subjek penelitian dilakukan pemeriksaan indeks plak awal (sebelum perlakuan). Subjek diberikan penyuluhan mengenai metode penyikatan gigi dan diberikan sikat dan pasta gigi serta diinstruksikan berkumur dengan obat kumur yang diberikan sebanyak 15 ml selama 30 detik setelah menyikat gigi pada pagi hari dan malam sebelum tidur.

4. Subjek penelitian dikelompokkan menjadi dua, dimana satu kelompok diberikan obat kumur ekstrak buah Sawo Manila dan kelompok lainnya diberikan larutan plasebo.

5. Subjek penelitian menggunakan obat kumur tersebut selama seminggu. 6. Pengukuran indeks plak subjek diperiksa pada hari ke-1 dan 7 setelah dilakukan penyikatan gigi dan berkumur dengan larutan yang diberikan.

7. Pemeriksaan indeks plak dilakukan pada pagi hari, maksimal setelah dua jam subjek penelitian melakukan penyikatan gigi dan berkumur.

8. Pemeriksaan indeks plak pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dilakukan dengan cahaya yang cukup dan permukaan gigi diperiksa dengan bantuan sonde dan kaca mulut pada sepertiga permukaan servikal gigi dan sulkus gingiva.


(39)

24

3.10 Skema dan alur penelitian

Populasi

Sampel (Random dan Screening sesuai kriteria inklusi dan eksklusi)

Kelompok kontrol

Pemeriksaan indeks plak pada hari ke-1 dan 7 setelah penggunaan obat kumur

Analisis data dengan program komputer

Mengisi informed consent jika sesuai dengan kriteria inklusi dan bersedia

Kelompok perlakuan

Pemeriksaan indeks plak awal (sebelum perlakuan)

Pemberian plasebo Pemberian obat kumur ekstrak buah Sawo Manila 1%


(40)

3.11 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dan analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputerisasi. Untuk melihat perbandingan penurunan akumulasi plak sebelum dan sesudah berkumur dengan obat kumur ekstrak buah Sawo Manila dan obat kumur plasebo pada hari ke-0, ke-1 dan ke-7 dengan menggunakan uji ANOVA repeated. Sedangkan untuk melihat perbedaan penurunan akumulasi plak antara obat kumur ekstrak buah Sawo Manila 1% dan obat kumur plasebo menggunakan uji t tidak berpasangan (t-test unpaired). Dengan derajat kepercayaan 95%. Signifikasi statistik diperoleh jika nilai p<0,05.


(41)

26

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Jumlah subjek penelitian mengenai pengaruh obat kumur ekstrak buah sawo manila 1% terhadap akumulasi plak adalah 40 orang. Subjek penelitian berasal dari mahasiswa FKG USU angkatan 2011 yang dipilih sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek dibagi menjadi dua kelompok, yaitu 20 orang kelompok perlakuan dan 20 orang kelompok kontrol. Semua subjek penelitian berhasil mengikuti penelitian sampai selesai dan tidak ada subjek penelitian yang melaporkan terjadinya efek samping selama penelitian berlangsung. Data-data hasil penelitian yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel berikut.

Tabel 2. Data demografis subjek penelitian Variabel Kelompok

Pengamatan Jumlah Persentase

Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan

1 orang 39 orang

2,5 % 97,5 %

Total 40 orang 100 %

Umur a. 20 tahun

b. 21 tahun c. 22 tahun d. 23 tahun

4 orang 10 orang 23 orang 3 orang 10 % 25 % 57,5 % 7,5 %

40 orang 100 %

Frekuensi menyikat gigi

a. Tidak teratur b. 1 kali sehari c. 2 kali sehari d. >2 kali sehari

- - 38 orang 2 orang 95 % 5 %


(42)

Tabel 2 menunjukkan data demografi berdasarkan jenis kelamin, umur dan frekuensi menyikat gigi dalam satu hari. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah subjek yang diperoleh paling banyak adalah perempuan yaitu sebanyak 39 orang (97,5%) dan subjek laki-laki sebanyak 1 orang (2,5%). Berdasarkan umur, subjek yang paling banyak adalah berusia 22 tahun sebanyak 23 orang (57,5%), yang berumur 23 tahun sebanyak 3 orang (7,5%), yang berumur 21 tahun sebanyak 10 orang (25%), yang berumur 20 tahun sebanyak 4 orang (10%). Berdasarkan frekuensi menyikat gigi dalam satu hari, sebanyak 38 orang (95%) menyikat gigi 2 kali dalam satu hari dan 2 orang (5%) menyikat gigi lebih dari 2 kali dalam satu hari.

Tabel 3. Data distribusi rerata indeks plak Mahasiswa FKG USU Angkatan 2011 pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

Keterangan: Uji anova; p < 0.05

Pada tabel 3, terlihat pada kelompok perlakuan adanya penurunan rerata dan standar deviasi skor indeks plak mulai terjadi pada hari ke-1 dan ke-7 pemakaian obat kumur ekstrak buah sawo manila. Pada kelompok perlakuan, rerata skor indeks plak sebelum perlakuan sebesar 0,756 ± 0.205. Lalu pada hari ke-1 perlakuan, rerata skor indeks plak mengalami penurunan sebesar 0,279 menjadi 0.477 ± 0.171. Pada hari ke-7 perlakuan, rerata skor indeks plak mengalami penurunan sebesar 0,282 menjadi 0.195 ± 0.102.

Sedangkan pada kelompok kontrol, terjadi penurunan rerata indeks plak pada hari ke-1 pemakaian obat kumur plasebo. Pada kelompok kontrol, rerata skor indeks plak sebelum perlakuan sebesar 0,718 ± 0.107. Lalu pada hari ke-1, rerata skor indeks

Hari

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol N Rerata indeks plak ± SD N Rerata indeks plak ± SD

0 20 0.756 ± 0.205 20 0.718 ± 0.107

1 20 0.477 ± 0.171 20 0.508 ± 0.106


(43)

28

plak mengalami penurunan sebesar 0,21 menjadi 0.508 ± 0.106. Pada hari ke-7, rerata skor indeks plak mengalami peningkatan sebesar 0,243 menjadi 0.751 ± 0.105.

Gambar 16. Grafik rerata skor indeks plak pada kelompok perlakuan (obat kumur ekstrak buah sawo manila) dan kelompok kontrol (plasebo) pada hari ke-0, ke-1 dan ke-7.

Gambar 16 menunjukkan perbandingan rerata skor indeks plak pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Terlihat penurunan rerata skor indeks plak pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada hari ke-1. Sedangkan pada hari ke-7 terjadi peningkatan rerata skor indeks plak pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan terjadi penurunan. Pada hari ke-0, perbedaan rerata skor indeks plak antara kedua obat kumur tersebut adalah 0,038. Pada hari ke-1, rerata skor indeks plak antara kedua obat kumur tersebut adalah 0,031. Pada hari ke-7, rerata skor indeks plak antara kedua obat kumur tersebut adalah 0,556.

0,756 0,477 0,195 0,718 0,508 0,751 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8

H0 H1 H7

S k or In d ek s P lak Hari Ke Perlakuan Kontrol


(44)

Tabel 4. Data perbandingan rerata indeks plak kelompok perlakuan hari ke-0, hari, ke-1 dan hari ke-7.

Perbandingan p (Sig.)

Hari ke-0 dan hari ke-1 0.000* Hari ke-0 dan hari ke-7 0.000* Hari ke-1 dan hari ke-7 0.000* Uji LSD ; p < 0.05

(*) terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok (p<0.05)

Pada tabel 4 terlihat perbedaan yang bermakna secara statistik (p<0.05) terjadi antara hari ke-0 dan hari ke-1, hari ke-0 dan hari ke-7, serta hari ke-1 dan hari ke-7. Hal ini menunjukkan bahwa obat kumur ekstrak buah sawo manila berpengaruh terhadap penurunan akumulasi plak selama 7 hari pemakaian obat kumur.

Tabel 5. Data perbandingan rerata indeks plak kelompok kontrol hari ke-0, hari ke-1 dan hari ke-7.

Perbandingan p (Sig.)

Hari ke-0 dan hari ke-1 0.000*

Hari ke-0 dan hari ke-7 0.111

Hari ke-1 dan hari ke-7 0.000* Uji LSD ; p < 0.05

(*) terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok (p<0.05)

Tabel 5 menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik (p<0.05) antara indeks plak pada hari ke-0 dan hari ke-1, hari ke-1 dan hari ke-7. Sedangkan hari ke-0 dan hari ke-7 tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik.


(45)

30

Tabel 6. Perbedaan rerata skor indeks plak pada kelompok perlakuan dan kontrol.

Selisih Kelompok N Rerata Indeks Plak Setelah

Perlakuan p (Sig)

H1-H0

Perlakuan 20 -0.279 ± 0.141 0.088

Kontrol 20 -0.210 ± 0.103

H7-H1

Perlakuan 20 -0.281 ± 0.120 0.000*

Kontrol 20 0.243 ± 0.107

H7-H0

Perlakuan 20 -0.560 ± 0.178 0.000*

Kontrol 20 0.033 ± 0.088

Uji t-tidak berpasangan ; p<0.05

(*) terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok (p<0.05)

Tabel 6 menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik (p<0.05) terhadap rerata skor indeks plak antara hari ke-7 dan hari ke-1 serta hari ke-7 dan hari ke-0. Sedangkan rerata skor indeks plak antara hari ke-1 dan hari ke-0 tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol. Tanda minus (-) menunjukkan terjadinya penurunan rerata indeks plak setelah perlakuan.


(46)

BAB 5 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa obat kumur ekstrak buah sawo manila 1% memiliki pengaruh terhadap penurunan akumulasi plak. Hal ini dibuktikan secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna dalam penggunaan obat kumur yang mengandung ekstrak buah sawo manila terhadap penurunan akumulasi plak pada hari ke-1 dan ke-7 setelah pemakaian obat kumur. Berdasarkan penelitian secara in vitro yang dilakukan oleh Mukhriani, dkk pada tahun 2014, menunjukkan uji aktivitas antimikroba dan identifikasi ekstrak buah sawo manila dengan konsentrasi 1% diperoleh hasil penelitian dengan metode difusi agar bahwa ekstrak buah sawo manila mempunyai aktivitas antibakteri terhadap

Streptococcus mutans dan Staphylococcus aureus dengan konsentrasi optimum 1500ppm atau 1,5 mg/ml setara dengan 1,5%.9 Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak buah sawo manila dalam sediaan obat kumur dapat menurunkan akumulasi plak oleh bakteri Streptococcus mutans dan Staphylococcus aureus yang mengandung senyawa antibakteri seperti flavonoid, saponin, tanin dan terpenoid.10

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rerata indeks plak pada kelompok obat kumur ekstrak buah sawo manila semakin rendah pada hari ke-1 dan ke-7. Hal ini disebabkan kandungan senyawa aktif pada buah sawo manila seperti flavonoid, tanin dan saponin yang memiliki sifat antibakteri.20 Flavonoid dan tanin dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan membentuk senyawa kompleks dengan protein melalui ikatan hidrogen.9 Sedangkan saponin sebagai senyawa kompleks dengan membran sel dapat menghancurkan sifat permeabilitas dinding sel.10 Dibandingkan dengan kelompok obat kumur plasebo yang mengalami peningkatan rerata indeks plak pada hari ke-7. Hal ini disebabkan kandungan larutan obat kumur plasebo tidak memiliki senyawa antibakteri sehingga tidak berpengaruh terhadap penurunan akumulasi plak. Metode penyikatan gigi tidak dapat dikendalikan pada


(47)

32

subjek penelitian juga sebagai salah satu penyebab terjadinya peningkatan rerata indeks plak pada larutan obat kumur plasebo. Pada penelitian ini, perokok di eksklusikan karena merokok dapat meningkatkan penumpukan plak dan karang gigi serta risiko terjadinya penyakit periodontal.

Pada penelitian ini untuk mengatasi rasa pahit dan kelat oleh obat kumur ekstrak buah sawo manila dapat ditambahkan bahan-bahan lain seperti CMC (Carbocy Metyl Cellulose) untuk mencegah ekstrak mengendap atau tidak homogen pada larutan obat kumur, sorbitol digunakan sebagai pemanis dan untuk menghilangkan rasa kurang enak dari ekstrak buah sawo manila, dan peppermint oil

untuk memberi rasa segar dan menutupi aroma khas ekstrak buah sawo manila setelah penggunaan obat kumur. Namun beberapa subjek penelitian mengeluhkan rasa pahit yang masih timbul dari ekstrak buah sawo manila itu sendiri ketika digunakan. Kelompok kontrol pada penelitian ini menggunakan obat kumur plasebo yang memiliki komposisi yang sama dengan kelompok perlakuan obat kumur ekstrak buah sawo manila, namun tanpa penambahan ekstrak. Warna pada obat kumur plasebo juga disamakan dengan menggunakan pewarna makanan.

Selama penelitian ini, tidak ada efek samping yang terjadi pada subjek. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian toksisitas akut ekstrak etanol buah sawo pada tikus Swiss Albino yang menunjukkan tidak ada tanda toksisitas dan kematian hingga dosis 2 g/kg berat badan.23,24


(48)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

1. Obat kumur ekstrak buah sawo manila 1% memiliki pengaruh terhadap penurunan akumulasi plak selama 7 hari.

2. Obat kumur ekstrak buah sawo manila 1% berpengaruh terhadap penurunan akumulasi plak jika dibandingkan dengan obat kumur plasebo karena terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik dalam penurunan akumulasi plak pada hari ke-1 dan ke-7 (p < 0,05).

6.2Saran

1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti efek jangka panjang dari penggunaan obat kumur ekstrak buah sawo manila sehingga dapat dikembangkan sebagai pemeliharaan kesehatan rongga mulut.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan perlu dilakukan penambahan subjek penelitian untuk lebih mengetahui pengaruh ekstrak buah sawo manila pada masyarakat luas.


(49)

34

DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta. 2013: 10.

2. Tampubolon NS. Pidato Pengukuhan: “Dampak Karies Gigi dan Penyakit Periodontal terhadap Kualitas Hidup. Medan: USU Repository, 2006: 4. 3. Pratiwi R. Perbedaan daya hambat terhadap streptococcus mutans dari

beberapa pasta gigi yang mengandung herbal. Maj.Ked.Gigi. (Dent. J) 2005; 38(2): 64-7.

4. Perry DA, Beemsterboer PL. Periodontology for the dental hygienist. 3rd ed. Missouri: Saunders, 2007: 46-8.

5. Haake SK, Newman MG, Nisengard R, et al. Periodontal Microbiology. In: Haake SK (eds). Clinical periodontology. 9th ed. Philadelphia: W.B Saunders Company, 2002: 97-101.

6. Diah. Kontrol plak kemikal dalam pencegahan gingivitis dan periodontitis. Periodontitic J 2010; 1(2): 1-6.

7. Pourabbas R, Delazar A, Chitsaz MT. The effect of German Chamomile mouthwas on dental plaque and gingival inflammation. Iranian J of Pharmaceutical Research 2005; 2: 105-9.

8. Agustiningrum DA, Susilo B, Yulianingsih R. Studi pengaruh konsentrasi oksigen pada penyimpanan atmosfer termodifikasi buah sawo (Achras zapota L). Jurnal Bioproses Komoditas Tropis 2014; 2(1): 22-34.

9. Mukhriani, Nurlina, Baso FF. Uji aktivitas antimikroba dan identifikasi ekstrak buah sawo manila (achras zapota l.) terhadap beberapa mikroba patogen dengan metode difusi agar. Makassar: Ilmu Kesehatan UIN Alauddin, 2014: 1-6.

10.Ningrum HP, Yeni LF, Ariyati E. Uji daya antibakteri ekstrak sawo manila terhadap E.coli dan implemantasinya dalam pembelajaran peranan bakteri. Jurnal pendidikan dan pembelajaran 2013; 2(9): 1-17.


(50)

11.Osman MA, Aziz MA, Habib MR, dkk. Antimicrobial investigation on

Manilkara zapota (L.) P. Royen. Int. J. Drug Dev.&Res 2011; 3(1): 185-90. 12.Kidd EAM, Bechal SJ. Dasar-dasar karies penyakit dan penanggulangannya.

Alih bahasa: Narlan Sumawinata, Safrida Faruk. Jakarta: EGC, 1991: 2-4. 13.Eley BM, Manson JD. Periodontics. 5th ed. London: Elsevier, 2004: 21-7,

209-19.

14.Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Tentang budidaya pertanian. Jakarta: http://www.ristek.go.id, 1-19.

15.Pangkalan ide. Health secret of kiwifruit. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2010: 100.

16.Puspaningtyas DE. The miracle of fruits. Jakarta: Agro Media Pustaka, 2013: 244.

17.Wirakusumah ES. 202 jus buah dan sayuran. Jakarta: Penebar Plus+, 2007: 41. 18.Mustary M, Djide MN, Mahmud I, dkk. Uji daya hambat dan analisis

klt-bioautografi perasan buah sawo manila (Achras Zapota linn) terhadap bakteri uji Salmonella Thyposa. Jurnal MKMI 2011; 7(1): 25-7.

19.Chanda SV, Nagani V. Antioxidant capacity of Manilkara zapota L. leaves extracts evaluated by four in vitro methods. Nature and Science 2010; 8(10): 260-66.

20.Nuria MC, Faizatun A, Sumantri. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun jarak pagar (Jatropha curcas L) terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923, E.coli ATCC 25922, dan Salmonella typhi ATCC 1408. Mediagro, 2009; 5(2): 26-37.

21.Fitrial Y, Astawan M, Soekarto SS, dkk. Aktivitas antibakteri ekstrak biji teratai (Nymphaea pubescens Willd) terhadap bakteri patogen penyebab diare. J Teknologi dan Industri Pangan, 2008; 19(2): 158-164.

22.Singh S, Bothara SB. Acute toxicity studies of natural materials extracted from indigenously edible fruits available in chhattisgarh. Inventi Rapid: Planta Activa Vol.2012 Issue 4: 1-3.


(51)

36

23.Bhawal S, Mukhopadhyay R, Bhattacharya S, dkk. Acute and Sub-Chronic Toxicity Study of Manilkara zapota Leaf Extracts in Mice. Am-Euras. J. Toxicol.Sci 2014; 6(3): 58-61.

24.Nursalam. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Ed.2. Jakarta: salemba medika, 2008: 85-8.

25.Hiremath SS. Textbook of preventive and community dentistry. 2nd ed. India: Elsevier, 2011: 200-01.


(52)

LAMPIRAN 1

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON

SUBJEK PENELITIAN

Assalamu’alaikum Wr.Wb, Selamat pagi.

Nama saya Novita Eka Putri Butar-Butar mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Saat ini, saya sedang mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Ekstrak Buah

Sawo Manila (Achras zapota L) 1% Dalam Bentuk Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak”.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sejauh mana pengaruh ekstrak buah sawo manila (Achras zapota L) konsentrasi 1% dalam obat kumur terhadap penurunan akumulasi plak. Manfaat penelitian ini adalah diharapkan dapat menjadi masukan dan memberi informasi kepada masyarakat luas mengenai pengaruh penggunaan obat kumur ekstrak buah sawo manila konsentrasi 1% agar dapat digunakan sebagai penunjang pemeliharaan kesehatan rongga mulut secara herbal.

Penelitian ini saya lakukan dengan menggunakan kuesioner dan membagi obat kumur kepada teman-teman. Saya akan bertanya kepada teman-teman untuk mengisi kuesioner, kemudian saya akan melakukan pemeriksaan indeks plak lalu akan dibagikan obat kumur, sikat gigi dan pasta gigi yang harus dipakai teman-teman selama 7 hari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Dalam pemeriksaan indeks plak ini kemungkinan akan terjadi resiko seperti adanya luka gores pada gusi akibat penggunaan alat periksa (sonde). Dan akan mendapatkan souvenir sebagai imbalannya berupa gelas.

Pada penelitian ini, identitas teman-teman akan disamarkan. Hanya peneliti, dokter pembimbing peneliti dan anggota komisi etik yang dapat melihat data tersebut. Bila data ini dipublikasikan, kerahasiaan akan tetap dijaga. Jika selama menjalani penelitian ini terdapat keluhan, silahkan segera diinformasikan kepada peneliti atau bisa hubungi saya di 085270980193.

Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi dan kesediaan waktu teman-teman, saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya.

Peneliti


(53)

LAMPIRAN 2

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ... Alamat : ... No telepon/ HP : ...

Setelah mendapat penjelasan mengenai penelitian dan paham akan apa yang akan dilakukan, diperiksa, dan didapatkan pada penelitian yang berjudul:

“Pengaruh Ekstrak Buah Sawo Manila (Achras zapota L) 1% Dalam Bentuk Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak”

Secara sadar dan tanpa paksaan, maka dengan surat ini menyatakan setuju menjadi subjek penelitian ini.

Medan,...2015 Yang menyetujui,

Subjek penelitian


(54)

LAMPIRAN 3

No. Urut :

Tanggal Periksa :

Data Subjek Penelitian

Pengaruh Ekstrak Buah Sawo Manila (Achras zapota L) 1% Dalam Bentuk Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak

Kuesioner I. Data Responden

No Urut :

Kelompok : Kasus / Kontrol

Nama :

Umur : Tahun

Jenis Kelamin : L / P

Telp. / HP :

II. Status KesehatanRonggaMulut

1. Apakah Anda menyikat gigi secara teratur setiap hari?

a. Ya b. Tidak

2. Berapa kali dalam 1 hari anda melakukan penyikatan gigi?

a. 1x/hari b. 2x/hari c. ≥ 2x/hari

DEPARTEMEN PERIODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(55)

3. Pada saat kapan saja anda menyikat gigi?

a. Pagi dan sore ketika mandi

b. Pagi setelah sarapan dan malam sebelum makan c. Pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur

d. Lainnya (sebutkan) ……….

4. Apakah anda menggunakan pasta gigi ketika menyikat gigi?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah Anda memiliki keluhan berupa gusi berdarah sewaktu menyikat gigi?

a. Ya b. Tidak

6. Apakah Anda sedang memakai piranti ortodonti?

a. Ya b. Tidak

7. Apakah Anda sedang memakai gigi tiruan?

a. Ya b. Tidak

8. Apakah Anda sedang memakai obat kumur antiseptik?

a. Ya b. Tidak

9. Apakah Anda pernah mengkonsumsi antibiotik dalam waktu 3 bulan sebelum pemeriksaan?

a. Ya b. Tidak

10. Apakah Anda seorang perokok?

a. Ya b. Tidak

*Pertanyaan nomor 12, 13 dan 14 diisi oleh operator

11. Jumlah gigi minimal 20 (Ya/Tidak)

12. Adanya karies interproksimal (Ya/Tidak)


(56)

HASIL PEMERIKSAAN KLINIS

Nama Subjek : Tanggal Pemeriksaan : Pemeriksaan Hari Ke :

Indeks Plak :

o dv mv v

Gigi 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 v

mv dv o


(57)

(58)

(59)

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

H0 Kontrol .143 20 .200* .923 20 .111

Perlakuan .151 20 .200* .932 20 .170

H1 Kontrol .150 20 .200* .958 20 .502

Perlakuan .194 20 .047 .949 20 .348

H7 Kontrol .120 20 .200* .909 20 .062

Perlakuan .211 20 .020 .911 20 .068

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

General Linear Model (Kontrol)

Within-Subjects Factors

Measure:MEASURE_1

waktu

Dependent Variable

1 H0

2 H1

3 H7

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

H0 .7186 .10788 20

H1 .5084 .10602 20


(60)

Multivariate Testsb

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.

waktu Pillai's Trace .857 53.743a 2.000 18.000 .000

Wilks' Lambda .143 53.743a 2.000 18.000 .000

Hotelling's Trace 5.971 53.743a 2.000 18.000 .000

Roy's Largest Root 5.971 53.743a 2.000 18.000 .000

a. Exact statistic

b. Design: Intercept

Within Subjects Design: waktu

Pairwise Comparisons

Measure:MEASURE_1

(I) waktu (J) waktu

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.a

95% Confidence Interval for Differencea

Lower Bound Upper Bound

0 1 .210* .023 .000 .162 .259

7 -.033 .020 .111 -.075 .008

1 1 -.210* .023 .000 -.259 -.162

7 -.244* .024 .000 -.294 -.193

7 1 .033 .020 .111 -.008 .075

7 .244* .024 .000 .193 .294

Based on estimated marginal means

*. The mean difference is significant at the .05 level.


(61)

General Linear Model (Perlakuan)

Within-Subjects Factors

Measure:MEASURE_1

waktu

Dependent Variable

1 H0

2 H1

3 H7

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

H0 .7564 .20546 20

H1 .4770 .17188 20

H7 .1959 .10289 20

Multivariate Testsb

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.

waktu Pillai's Trace .915 96.615a 2.000 18.000 .000

Wilks' Lambda .085 96.615a 2.000 18.000 .000

Hotelling's Trace 10.735 96.615a 2.000 18.000 .000

Roy's Largest Root 10.735 96.615a 2.000 18.000 .000

a. Exact statistic

b. Design: Intercept


(62)

Pairwise Comparisons

Measure:MEASURE_1

(I) waktu (J) waktu

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.a

95% Confidence Interval for Differencea

Lower Bound Upper Bound

0 1 .279* .032 .000 .213 .346

7 .560* .040 .000 .477 .644

1 1 -.279* .032 .000 -.346 -.213

7 .281* .027 .000 .225 .337

7 1 -.560* .040 .000 -.644 -.477

7 -.281* .027 .000 -.337 -.225

Based on estimated marginal means

*. The mean difference is significant at the .05 level.

a. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments).

T-Test

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Selisih H1-H0

Kontrol 20 -.2102 .10385 .02322

Perlakuan 20 -.2793 .14180 .03171

Selisih H7-H1

Kontrol 20 .2435 .10745 .02403

Perlakuan 20 -.2812 .12019 .02687

Selisih H7-H0

Kontrol 20 .0332 .08887 .01987


(63)

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-tailed) Mean Differenc e Std. Error Differen ce 95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Selisih H1-H0

Equal variances

assumed 4.579 .039 1.757 38 .087 .06905 .03930 -.01051 .14861

Equal variances

not assumed 1.757

34.82

8 .088 .06905 .03930 -.01075 .14885

Selisih H7-H1

Equal variances

assumed .098 .756 14.55

4 38 .000 .52465 .03605 .45167 .59763

Equal variances not assumed

14.55 4

37.53

3 .000 .52465 .03605 .45164 .59766

Selisih H7-H0

Equal variances

assumed 11.800 .001 13.34

5 38 .000 .59370 .04449 .50364 .68376

Equal variances not assumed

13.34 5

27.91


(1)

(2)

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. H0 Kontrol .143 20 .200* .923 20 .111

Perlakuan .151 20 .200* .932 20 .170 H1 Kontrol .150 20 .200* .958 20 .502 Perlakuan .194 20 .047 .949 20 .348 H7 Kontrol .120 20 .200* .909 20 .062 Perlakuan .211 20 .020 .911 20 .068 a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

General Linear Model (Kontrol)

Within-Subjects Factors Measure:MEASURE_1

waktu

Dependent Variable 1 H0

2 H1 3 H7


(3)

Multivariate Testsb

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig. waktu Pillai's Trace .857 53.743a 2.000 18.000 .000

Wilks' Lambda .143 53.743a 2.000 18.000 .000 Hotelling's Trace 5.971 53.743a 2.000 18.000 .000 Roy's Largest Root 5.971 53.743a 2.000 18.000 .000 a. Exact statistic

b. Design: Intercept

Within Subjects Design: waktu

Pairwise Comparisons Measure:MEASURE_1

(I) waktu (J) waktu

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.a

95% Confidence Interval for Differencea

Lower Bound Upper Bound

0 1 .210* .023 .000 .162 .259

7 -.033 .020 .111 -.075 .008

1 1 -.210* .023 .000 -.259 -.162

7 -.244* .024 .000 -.294 -.193

7 1 .033 .020 .111 -.008 .075

7 .244* .024 .000 .193 .294

Based on estimated marginal means

*. The mean difference is significant at the .05 level.


(4)

General Linear Model (Perlakuan)

Within-Subjects Factors

Measure:MEASURE_1

waktu

Dependent Variable 1 H0

2 H1 3 H7

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

H0 .7564 .20546 20

H1 .4770 .17188 20

H7 .1959 .10289 20

Multivariate Testsb

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig. waktu Pillai's Trace .915 96.615a 2.000 18.000 .000

Wilks' Lambda .085 96.615a 2.000 18.000 .000 Hotelling's Trace 10.735 96.615a 2.000 18.000 .000 Roy's Largest Root 10.735 96.615a 2.000 18.000 .000 a. Exact statistic


(5)

Pairwise Comparisons Measure:MEASURE_1

(I) waktu (J) waktu

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.a

95% Confidence Interval for Differencea

Lower Bound Upper Bound

0 1 .279* .032 .000 .213 .346

7 .560* .040 .000 .477 .644

1 1 -.279* .032 .000 -.346 -.213

7 .281* .027 .000 .225 .337

7 1 -.560* .040 .000 -.644 -.477

7 -.281* .027 .000 -.337 -.225

Based on estimated marginal means

*. The mean difference is significant at the .05 level.

a. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments).

T-Test

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Selisih

H1-H0

Kontrol 20 -.2102 .10385 .02322 Perlakuan 20 -.2793 .14180 .03171 Selisih

H7-H1

Kontrol 20 .2435 .10745 .02403 Perlakuan 20 -.2812 .12019 .02687 Selisih

H7-H0

Kontrol 20 .0332 .08887 .01987 Perlakuan 20 -.5604 .17801 .03980


(6)

Independent Samples Test Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-tailed) Mean Differenc e Std. Error Differen ce 95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Selisih

H1-H0

Equal variances

assumed 4.579 .039 1.757 38 .087 .06905 .03930 -.01051 .14861 Equal variances

not assumed 1.757 34.82

8 .088 .06905 .03930 -.01075 .14885 Selisih

H7-H1

Equal variances

assumed .098 .756 14.55

4 38 .000 .52465 .03605 .45167 .59763 Equal variances

not assumed

14.55 4

37.53

3 .000 .52465 .03605 .45164 .59766 Selisih

H7-H0

Equal variances

assumed 11.800 .001 13.34

5 38 .000 .59370 .04449 .50364 .68376 Equal variances

not assumed

13.34 5

27.91