33 Gambar 20. Perubahan konsentrasi O
2
pada kemasan stretch film dan polypropilene selama penyimpanan suhu 10
o
C.
1. Kekerasan
Jika dibandingkan antara kemasan stretch film SF dan polypropilene PP maka kemasan PP lebih  mempertahankan  kekerasan  buah  sawo  dibandingkan  kemasan  SF.    Pada  Gambar  21,
ditunjukkan  buah  sawo  dalam  kemasan  stretch  film  pada  hari  ke-6  memiliki  nilai  kekerasan  sebesar 2.75  N,  sedangkan  pada  kemasan  polypropilene  memiliki  nilai  kekerasan  sebesar  3.23  N.    Hal  ini
disebabkan karena pada kemasan SF uap air lebih terperangkap, sehingga semakin lama kelembaban yang semakin tinggi akan membuat daging buah sawo semakin lembek.
Gambar 21. Perubahan kekerasan buah sawo selama penyimpanan suhu 10
o
C.
34
2. Susut Bobot
Pada  kemasan  tanpa  film,  seperti  dapat  dilihat  pada  Gambar  22,  terlihat  bahwa  terjadi penyusutan bobot yang sangat signifikan.  Hal ini dikarenakan, semua uap air yang berasal dari proses
respirasi sawo keluar ke udara bebas, tanpa ada yang menghalangi.  Sehingga, bobot irisan segar buah sawo  berlapis  edibel  pada  kemasan  tanpa  film  akan  berangsur-angsur  menurun  dan  semakin  kering.
Sementara  itu,  baik  pada  kemasan  SF  maupun  PP,  keduanya  memerangkap  hampir  semua  uap  air yang muncul.  Dan bahkan bobot sawo pada kedua kemasan ini bertambah terus.  Hal ini disebabkan
laju  respirasi  yang  terjadi  pada  irisan  segar  sawo  dalam  kemasan  menarik  udara  dari  luar  ke  dalam kemasan,  dimana  sifat  permeabilitas    kemasan  baik  SF  maupun  PP  memungkinkan  udara  dari  luar
untuk masuk dan menambah udara yang dipakai untuk proses respirasi di dalam kemasan.
Gambar 22. Perubahan susut bobot buah sawo selama penyimpanan suhu 10
o
C. Dari  hasil  pengolahan  statistik,  susut  bobot  yang  dibandingkan  antara  kemasan  SF,  PP,  dan
tanpa film menunjukkan perbedaan yang sangat nyata.
3. Total Padatan Terlarut
Jika  dilihat  pada  Gambar  23.  dibawah  ini,  dapat  dilihat  bahwa  total  padatan  terlarut  pada kemasan  SF  lebih  bertahan  konstan,  atau  kemasan  SF  lebih  dapat  mempertahankan  total  padatan
terlarut  pada  irisan  segar  buah  sawo  berlapis  edibel.    Jika  dilakukan  uji  statistik  maka  dapat disimpulkan  bahwa  kedua  kemasan  tersebut  hingga  hari  ke-6  tidak  berpengaruh  signifikan  terhadap
nilai total padatan terlarut buah sawo.
35 Gambar 23. Perubahan nilai brix buah sawo selama penyimpanan suhu 10
o
C.
4. Laju Perubahan Warna