Warna Aroma Minuman Serbuk TemulawakTemulawak Instan

ini adalah uji tingkat kesukaan atau uji hedonik dan uji mutu hedonik produk minuman instan temulawak yang dibuat dengan empat formula yang berbeda. Uji organoleptik dengan panelis umum dilakukan pada parameter warna, aroma, rasa, kekentalan, dan penampilan keseluruhan produk. Jumlah panelis yang dilibatkan dalam uji ini sebanyak 32 orang yang terdiri atas 14 panelis laki- laki dan 18 panelis perempuan. Kriteria uji hedonik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala 1 - 9, yaitu 1 amat sangat tidak suka, 2 sangat tidak suka, 3 tidak suka, 4 agak tidak suka, 5 biasa, 6 agak suka, 7 suka, 8 sangat suka, dan 9 amat sangat suka. Selanjutnya untuk mengetahui besarnya persen penerimaan skala tersebut dipersempit lagi hanya menjadi dua kategori yaitu menerima dan tidak menerima. Tidak menerima jika nilainya 1 amat sangat tidak suka sampai 4 agak tidak suka dan dikategorikan menerima jika nilainya 5 biasa sampai 9 amat sangat suka.

a. Warna

Produk minuman instan temulawak sebenarnya berbentuk serbuk dalam kemasan sachet yang jika akan dikonsumsi dilarutkan terlebih dulu dalam 200 ml air. Pada saat uji organoleptik dilakukan, produk yang disajikan kepada panelis sudah berbentuk minuman yang berwarna kuning. Warna kuning pada minuman instan temulawak disebabkan karena kandungan pigmen warna kurkuminoid Istafid 2006; Sembiring, Ma’mun, Ginting 2006, yang merupakan unsur non zat gizi yang berwarna kuning dan bersifat aromatik, sehingga dalam bidang pangan dapat digunakan sebagai pewarna makanan dan minuman. Gambar 9 Persen penerimaan terhadap warna produk hasil organoleptik dengan panelis umum Warna merupakan salah satu parameter organoleptik utama yang dapat menentukan mutu suatu produk pangan. Berdasarkan uji hedonik yang telah dilakukan diketahui bahwa yang paling diterima oleh panelis adalah warna produk yang dibuat dengan Formula 2. Warna produk ini diterima oleh 81.3 panelis. Hasil uji hedonik terhadap warna minuman instan temulawak disajikan pada gambar 9. Berdasarkan uji ANOVA untuk parameter warna diketahui bahwa kesukaan panelis terhadap keempat produk minuman instan temulawak tersebut berbeda nyata p = 0.01, dan hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa dari keempat produk minuman tersebut penerimaan panelis untuk Formula 1 dan 2 berbeda nyata dengan penerimaan terhadap Formula 3 dan 4. Hasil uji statistik lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4.

b. Aroma

Aroma merupakan salah satu kriteria yang penting bagi konsumen dalam memilih produk pangan yang disukai. Jika aroma suatu bahan panganmakanan semakin enak maka konsumen juga akan semakin menyukai produk pangan tersebut Winarno 2002; Hardinsyah et al. 2009. Berdasarkan alasan tersebut maka uji hedonik untuk parameter aroma minuman instan temulawak dilakukan. Produk minuman instan temulawak memiliki aroma segar serta menyengattajam yang khas yang disebabkan karena kandungan kurkuminoid Istafid 2006; Sembiring, Ma’mun, Ginting 2006. Berdasarkan uji hedonik yang telah dilakukan diketahui bahwa yang memiliki persen penerimaan paling besar adalah produk dengan Formula 2 dan Formula 4, yaitu sama-sama diterima oleh 59.4 panelis. Hasil uji hedonik terhadap aroma minuman instan temulawak disajikan pada Gambar 10. Gambar 10 Persen penerimaan terhadap aroma produk hasil organoleptik dengan panelis umum Berdasarkan uji ANOVA untuk parameter aroma diketahui bahwa kesukaan panelis terhadap keempat produk minuman instan temulawak tersebut tidak berbeda nyata p = 0.779 dan karena tidak berbeda nyata maka uji lanjut Duncan tidak dilakukan. Hasil uji statistik lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4.

c. Rasa