Lampiran 4 Dummy Variable lanjutan
NO Waktu
Data LP
NS UM
bulan Sensor
x1 x2
x3 112
72 1
1 1
113 72
1 1
1 114
72 1
1 1
115 72
1 1
1 116
72 1
1 1
117 72
1 1
1 118
72 1
1 1
119 72
1 1
1 120
72 1
1 1
121 72
1 1
1 122
72 1
1 1
123 72
1 1
1 124
72 1
1 1
125 72
1 1
1 126
72 1
1 1
127 72
1 1
1 128
72 1
1 1
129 72
1 1
1 130
72 1
1 1
131 72
1 1
1 132
72 1
1 1
133 72
1 1
1 134
72 1
1 1
135 72
1 1
1 136
72 1
1 1
137 72
1 1
1 138
72 1
1 1
139 72
1 1
1 140
72 1
1 1
141 72
1 1
1 142
72 1
1 1
143 72
1 1
1 144
72 1
1 1
145 72
1 1
146 72
1 1
147 72
1 1
148 72
1 1
Lampiran 4 Dummy Variable lanjutan
NO Waktu
Data LP
NS UM
bulan Sensor
x1 x2
x3 149
72 1
1 150
72 1
1 151
72 1
1 152
72 1
1 153
72 1
1 154
72 1
1 155
72 1
1 156
72 1
1 157
72 1
1 158
72 1
1 159
72 1
1 160
72 1
1 161
72 1
1 162
72 1
1 163
72 1
1 164
72 1
1 165
72 1
1 166
72 1
1 167
72 1
1 168
72 1
1 169
72 1
1 170
72 1
1 171
72 1
1 172
72 1
1 173
72 1
1 174
72 1
175 72
1 176
72 1
177 72
1 178
72 1
179 72
1 180
72 1
181 72
1 182
72 1
183 72
1 184
72 1
185 72
1
Lampiran 4 Dummy Variable lanjutan
NO Waktu
Data LP
NS UM
bulan Sensor
x1 x2
x3 186
72 1
187 72
1 188
72 1
189 72
1 190
72 1
191 72
1 192
72 1
193 72
1 194
72 1
195 72
1 196
72 1
197 72
1 198
72 1
199 72
1 200
72 1
201 72
1 202
72 1
203 72
1 204
72 1
205 72
1 206
72 1
207 72
1 208
72 1
209 72
1 210
72 1
211 72
1 212
72 1
213 72
1 214
72 1
215 72
1 216
72 1
217 72
1 218
72 219
72 220
72 221
72 222
72
Lampiran 4 Dummy Variable lanjutan
NO Waktu
Data LP
NS UM
bulan Sensor
x1 x2
x3 223
72 224
72 225
72 226
72 227
72 228
72 229
72 230
72 231
72 232
72 233
72 234
72 235
72 236
72 237
72 238
72 239
72 240
72 241
72 242
72 243
72 244
72 245
72 246
72 247
72 248
72 249
72 250
72 Jumlah
87 99
197 144
LP : Laki-lakiPerempuan NS : NegeriSwasta
UM: UmumMadrasah dijabarkan dari data Lampiran 1
Lampiran 5 Grafik fungsi hazard metode Life Table Siswa perempuan dan laki-laki
Siswa negeri dan swasta
0.0000 0.0100
0.0200 0.0300
0.0400 0.0500
0.0600 0.0700
0.0800 0.0900
0.1000
1 2
3 4
5 6
7
Fu n
g si
Hazar d
Waktu tahun
ĥ t P ĥ t L
0.0000 0.0100
0.0200 0.0300
0.0400 0.0500
0.0600 0.0700
0.0800
1 2
3 4
5 6
7
Fu n
gsi Haz
ar d
Waktu tahun
ĥ t N ĥ t S
Lampiran 5 Grafik fungsi hazard metode Life Table lanjutan Siswa madrasah dan umum
Lampiran 6 Grafik fungsi hazard metode Kaplan-Meier Siswa perempuan dan laki-laki
0.0000 0.0100
0.0200 0.0300
0.0400 0.0500
0.0600 0.0700
0.0800
1 2
3 4
5 6
7
Fu n
g si
Hazar d
Waktu tahun
ĥ t M ĥ t U
0.0000 0.0020
0.0040 0.0060
0.0080 0.0100
0.0120 0.0140
0.0160
12 20
24 29
35 36
48 53
60 72
Fu n
g si
Hazar d
Waktu bulan
ĥ t P ĥ t L
Lampiran 6 Grafik fungsi hazard metode Kaplan-Meier lanjutan Siswa negeri dan swasta
Siswa madrasah dan umum
0.0000 0.0020
0.0040 0.0060
0.0080 0.0100
0.0120
12 20
24 29
35 36
46 48
53 60
72
Fu n
g si
Hazar d
Waktu bulan
ĥ t N ĥ t S
0.0000 0.0020
0.0040 0.0060
0.0080 0.0100
0.0120 0.0140
0.0160
12 20
24 29
35 36
48 53
58 60
72
Fu n
gsi Haz
ar d
Waktu bulan
ĥ t M ĥ t U
Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian dari Sekolah Pascasarjana IPB
Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta
ABSTRACT
ANWAR SYARIFUDDIN. Survival Analysis and its Application in Education. Case Study in South Jakarta. Supervised by HADI SUMARNO and RETNO
BUDIARTI.
Survival data are observational data measured in certain period until the occurrence of an event, i.e. death, response, or onset of symptoms. Cohort of
grade 1 to 6 of elementary school students are examples of the survival data. Survival data can be analyzed using life table, Kaplan-Meier, or Cox proportional
hazard methods. The aim of this study is to analyze conditions of education in Indonesia using survival models. The data are obtained from elementary schools
in South Jakarta using purposive sampling. This study shows that survival analysis using life table and Kaplan-Meier methods give the same result.
Meanwhile, Cox proportional hazard method can not be applied, because the hazard functions between characteristics are not proportional. Furthermore, some
statistical tests show that gender, as well as status and type of school, do not significantly affect the length of study.
Keywords: survival data, education data, survival analysis, purposive sampling
RINGKASAN
ANWAR SYARIFUDDIN.
Analisis Survival dan Aplikasinya dalam Bidang
Pendidikan: Studi Kasus di Jakarta Selatan. Dibimbing oleh HADI SUMARNO dan RETNO BUDIARTI
Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan adalah menyelenggarakan Program Wajib Belajar Wajar 6 tahun
mulai tahun 1984, Program Wajib Belajar 9 tahun mulai tahun 1994 dan rencananya Program Wajib Belajar 12 tahun akan dilakukan tahun 2013. Agar
program pendidikan dasar tersebut dapat mencapai sasaran, maka dilaksanakan di tiap-tiap daerah. Kohort peserta didik kelas I sampai dengan kelas VI salah satu
ukuran terlaksananya program wajib belajar merupakan contoh dari data survival. Data survival adalah data pengamatan jangka waktu dari awal pengamatan sampai
terjadinya peristiwa. Data survival dapat dianalisa menggunakan metode Life Table, metode Kaplan-Meier dan metode hazard proporsional Cox.
Analisis survival telah banyak digunakan pada bidang demografi, salah satunya untuk memprediksi jumlah penduduk di masa mendatang. Bidang
aktuaria atau asuransi juga menggunakan analisis survival untuk menentukan besar premi yang akan dibayar oleh pemegang asuransi. Selain itu, analisis
survival juga digunakan di bidang kesehatan dalam menentukan berapa peluang seseorang dapat bertahan hidup survival time dalam jangka waktu tertentu.
Analisis survival dapat juga digunakan dalam bidang pendidikan. Analisis survival dalam bidang pendidikan telah dilakukan oleh Sariyanto 2011 yang
berjudul Model Multi State Life Table dengan tujuan mengkaji, memodifikasi dan menyusun Life Table pendidikan dasar dan menengah Kabupaten Sintang.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan menganalisis menggunakan metode Life Table, metode Kaplan-Meier, metode hazard
proporsional Cox, menerapkan metode Life Table, Kaplan-Meier, hazard proporsional Cox pada data pendidikan di Indonesia dan membandingkan lama
belajar dan keberlanjutan studi menurut gender, status sekolah, jenis sekolah pada program wajib belajar 6 tahun di Jakarta Selatan.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari 2 Sekolah Dasar SD dan 2 Madrasah Ibtidaiyah MI regular di Jakarta Selatan pada tahun
2011 yang dipilih secara purposif. Data SD dan MI yang diambil dari bulan Juni 2002 hingga Juli 2008. Kemudian menganalisis data pendidikan dengan
menggunakan metode Life Table, Kaplan-Meier, hazard proporsional Cox dan membandingkan lama belajar dan keberlanjutan studi menurut gender, status
sekolah, dan jenis sekolah. Selanjutnya dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov untuk melihat nyata atau tidak nyata
datanya.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan: 1 metode Life Table hanya dapat digunakan untuk data dengan selang sama, sedangkan metode Kaplan-Meier
dapat digunakan untuk data dengan selang berbeda-beda dan untuk menganalisis data dengan kovariat yang besar lebih sesuai digunakan metode proposional
hazard Cox, 2 Hasil analisis metode Life Table, dan metode Kaplan-Meier berbeda dengan metode proporsional hazard Cox. Perbedaan terjadi diduga karena
fungsi hazard antar karakteristik tidak proporsional, sehingga asumsi proporsional
dalam model Cox gagal dipenuhi, 3 hasil analisis kelanjutan studi dengan menggunakan metode Life Table dan Kaplan-Meier menghasilkan kesimpulan
yang sama. Karena di pendidikan secara umum tidak menentukan waktu siswa keluartidak naik maka lebih sesuai digunakan metode Life Table untuk
menganalisis data keberlanjutan studi, 4 berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov pada metode Life Table dan Kaplan-Meier ternyata tidak ada perbedaan
kelanjutan studi dan lama studi siswa perempuan dengan siswa laki-laki, siswa sekolah swasta dengan siswa sekolah negeri dan siswa sekolah umum dengan
siswa madrasah.
Kata-kata kunci: data survival, data pendidikan, analisis kelanjutan studi,
sampel purposif.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan adalah menyelenggarakan Program Wajib Belajar Wajar 6 tahun
mulai tahun 1984, Program Wajib Belajar 9 tahun mulai tahun 1994 dan rencananya Program Wajib Belajar 12 tahun akan dilakukan tahun 2013. Agar
program pendidikan dasar tersebut dapat mencapai sasaran, maka dilaksanakan di tiap-tiap daerah. Arah dan tujuan utama perluasan pendidikan untuk
meningkatkan angka partisipasi kasar APK dan menekan angka putus sekolah APtS. Namun APK dan APtS hanya memberikan gambaran secara umum
tentang besarnya peluang peserta didik yang sedang atau telah menerima pendidikan pada jenjang tertentu, sehingga kita akan mengalami kesulitan untuk
mengetahui seberapa besar peserta didik dapat melanjutkan pendidikan atau seberapa besar peserta didik akan putus sekolah. Kohort peserta didik kelas I
sampai dengan kelas VI salah satu ukuran terlaksananya program wajib belajar merupakan contoh dari data survival. Data survival adalah data pengamatan
jangka waktu dari awal pengamatan sampai terjadinya peristiwa. Data survival dapat dianalisa menggunakan metode Life Table, metode Kaplan-Meier dan
metode hazard proporsional Cox. Analisis data mortalitas menentukan jumlah penduduk dimasa mendatang.
Bidang aktuaria atau asuransi juga menggunakan analisis survival untuk menentukan besar premi yang akan dibayar oleh pemegang asuransi. Selain itu,
analisis survival juga digunakan di bidang kesehatan dalam menentukan berapa peluang seseorang dapat bertahan hidup survival time dalam jangka waktu
tertentu. Analisis survival dalam bidang pendidikan telah dilakukan oleh Sariyanto 2011 dengan judul Model Multi State Life Table dengan tujuan
mengkaji, memodifikasi dan menyusun Life Table pendidikan dasar dan menengah Kabupaten Sintang. Analisis survival dalam bidang pendidikan yang
pada umumnya kita jumpai adalah masuk input, naik kelaslulus, tidak naik kelastidak lulus dan putus sekolah drop out. Asumsi data survival pada data
pendidikan misalnya survival kelanjutan studi; masukinput kondisi awal; naik kelaslulus berlanjut studi; tidak naik kelaskeluar berisiko dan mutasipindah
sekolah tersensor. Analisis survival yang akan digunakan yaitu metode Life Table, metode Kaplan-Meier dan metode hazard proporsional Cox.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah : 1
Mempelajari metode Life Table, metode Kaplan-Meier dan metode hazard proporsional Cox.
2 Menerapkan metode Life Table, Kaplan Meier dan hazard proporsional Cox
pada data pendidikan. 3
Membandingkan keberlanjutan dan lama studi menurut gender, status sekolah dan jenis sekolah pada wajib belajar 6 tahun.
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1
Bagi keilmuan, dapat menyumbangkan bentuk analisis survival yang diaplikasikan dalam bidang pendidikan.
2 Bagi pengambil kebijakan seperti Kementerian Pendidikan Nasional dan
Kementerian Agama, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan prioritas kebijakan yang akan diambil terutama kebijakan tentang pendidikan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.1.1 Analisis Kelanjutan Survival Analysis
Analisis kelanjutan adalah suatu analisis statistika yang memperhatikan waktu berlanjutnya sesuatu, yang disebut sebagai waktu kelanjutan survival
time. Lee 1992
2.1.2 Waktu Kelanjutan Survival Time
Waktu kelanjutan adalah jangka waktu dari awal pengamatan sampai terjadinya suatu peristiwa yang berupa kegagalan, kematian, timbulnya gejala, dan
lain-lain. Lee 1992
2.1.3 Fungsi Kelanjutan Survival Function
Fungsi kelanjutan adalah fungsi yang menyatakan peluang suatu individu dapat melanjutkan hingga atau lebih dari waktu t mengalami kejadian sesudah
waktu t. Misal T adalah peubah acak, maka fungsi kelanjutan didefinisikan sebagai,
St = PT t.
Misalkan f fungsi kepekatan peluang, fungsi kelanjutan merupakan komplemen dari fungsi kumulatif F dengan,
St =
= PT t = 1
– PT ≤ t = 1
– Ft Collett 1994
2.1.4 Fungsi Hazard The Hazard Function
Fungsi hazard adalah fungsi yang menyatakan peluang suatu individu mengalami kejadian pada waktu t dengan syarat bahwa individu itu telah
melanjutkan hingga waktu t, fungsi diberikan sebagai berikut :
Cox Oakes 1984
2.1.5 Data Survival Survival Data
Data survival adalah data tentang pengamatan jangka waktu dari awal pengamatan sampai terjadinya suatu peristiwa, peristiwa itu dapat berupa
kematian, respon, timbulnya gejala, dan lain-lain. Lee 1992
2.1.6 Data Tersensor
Censored Data Data tersensor adalah data yang diperoleh dari amatan yang tidak secara
utuh, karena adanya individu yang meninggal pada saat pengamatan atau adanya individu yang hilang ataupun dengan alas an lain, sehingga tidak dapat diambil
datanya secara lengkap. Lee 1992
2.2 Metode yang digunakan
2.2.1 Metode Life Table
Metode Life Table adalah cara menganalisis data dengan mengelompokkan data dalam selang-selang yang panjangnya sama, dan selanjutnya data disusun
dalam suatu tabel. Lee 1992
2.2.2 Metode Kaplan-Meier
Pada dasarnya metode Kaplan-Meier hampir sama dengan metode Life Table. Bedanya dalam metode Kaplan-Meier setiap selang memuat satu kejadian,
kemudian data disusun dalam suatu tabel. Lee 1992
2.2.3 Metode Hazard Proporsional Cox
Metode hazard proporsional Cox menggunakan asumsi bahwa hazard tiap kelompok individu bersifat proporsional, dan secara umum fungsi hazard untuk
individu ke-i dapat membandingkan beberapa kelompok sekaligus. Cox Oakes 1992
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari 2 Sekolah Dasar SD dan 2 Madrasah Ibtidaiyah MI regular di Jakarta Selatan pada tahun
2011 yang dipilih secara purposif. Data SD dan MI yang diambil dari bulan Juni 2002 hingga Juli 2008. Variabel yang akan dianalisis adalah:
1 Keberlanjutan studi siswa laki-laki dan perempuan.
2 Keberlanjutan studi siswa sekolah negeri dan sekolah swasta.
3 Keberlanjutan studi siswa sekolah umum dan madrasah.
3.2 Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1 Mempelajari proses analisis data survival dengan metode Life Table, Kaplan-
Meier dan hazard proposional Cox. 2
Menganalisis data pendidikan dengan metode Life Table, Kaplan-Meier dan hazard proposional Cox.
3 Membandingkan data pendidikan menurut gender, jenis sekolah dan status
sekolah.
3.3 Model dan Penyusunan Tabel
Analisis kelanjutan studi analisis survival adalah suatu analisis statistika yang memperhatikan waktu berlanjutnya sesuatu yang disebut sebagai waktu
kelanjutan. Dalam penelitian yang dimaksud dengan waktu kelanjutan studi survival time adalah waktu berlanjutnya studi siswa wajib belajar enam tahun
SDMI. Waktu kelanjutan studi adalah jangka waktu dari awal pengamatan sampai terjadinya suatu peristiwa yang berupa kegagalan. Kegagalan yang
dimaksud adalah siswa belajar kurang atau lebih dari 6 tahun. Apabila kegagalan yang diamati adalah terjadinya sesuatu pada diri siswa maka
waktu kelanjutan yang dicatat antara lain sebagai berikut :
a. Selisih waktu mulai dilakukannya pengamatan sampai terjadinya kegagalan dan data tersebut termasuk data tidak terpotong uncensored data.
b. Jika waktu kegagalannya tidak diketahui, maka memakai selisih waktu mulai dilakukannya pengamatan sampai waktu terakhir penelitian dan data tersebut
termasuk data terpotong censored data.
Riwayat pendidikan siswa selalu diikuti oleh atribut statusnya seperti: naik kelas, tidak naik kelas, lulus, tidak lulus, mengulang, keluarmasuk, berhenti, dan
pindah. Oleh karena itu peneliti menggunakan data berupa selang tertutup, sehingga data siswa yang pindahan dari sekolah lain dan siswa tidak naik
diabaikan. Dalam pendidikan kenyataan siswa tidak naik ada yang mengulang dan ada yang keluar.
Gambar 1 Keterkaitan kejadian aktif, mengulang, dan keluar.
Untuk menyusun tabel, data siswa yang tidak naik diasumsikan keluar dapat dilihat pada Lampiran 1.
Aktif Naik
Keluar Drop Out
Mengulang Tidak naik
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode yang digunakan untuk menganalisis keberlanjutan studi dalam wajib belajar 6 tahun SDMI adalah metode Life Table, Kaplan-Meier, dan
hazard proporsional Cox.
4.1 Metode Life Table
Metode Life Table digunakan jika data yang diperoleh berupa data dalam suatu selang yang sama, tanpa informasi yang lengkap tentang waktu kejadiannya
dan data disusun tabel sebagai berikut : j
Nilai awal selangt
j
d
j
c
j
n
j
1 2
... m
Langkah-langkah untuk menyusun Life Table : 1 Pada kolom j dibuat m buah selang yang panjangnya sama, j
= 1, 2, …, m, 2 Pada kolom nilai awal selang dimulai dari tahun ke 0 artinya dimulai awal
tahun pembelajaran kelas 1, 3 Pada kolom d
j
setiap selang j ditentukan banyaknya siswa tidak naikkeluar, 4 Pada kolom c
j
setiap selang j ditentukan banyaknya siswa pindah ke sekolah di wilayahdi luar Jakarta Selatan,
5 Pada kolom n
j
setiap selang j ditentukan banyaknya siswa yang berlanjut dan berisiko mengalami kejadian , untuk selang selanjutnya menggunakan
n
j
= n
j-1
– d
j-1
– c
j-1
, 6 Pada kolom
setiap selang j ditentukan banyaknya siswa yang berisiko tersensor
, 7 Pada kolom
setiap selang j peluang berlanjutnya siswa,
8 Pada kolom setiap selang j peluang setiap siswa berlanjut hingga selang
ke- k dapat diduga dengan fungsi kelanjutan sebagai berikut : .
4.1 Untuk t
k
≤ t ≤ t
k+1
, k = 1, 2, …, m.
untuk t ≤ t
1,
untuk t ≥ t
m + 1
. 9 Pada kolom
setiap selang j peluang setiap siswa tidak naik kelas hingga selang ke-k dapat diduga dengan fungsi hazard Life Table sebagai berikut :
4.2 dengan = t
j+1
-t
j
adalah panjang selang j.
4.2 Metode Kaplan-Meier
Pada metode Kaplan-Meier setiap selang memuat satu kejadian, sehingga setiap siswa keluar tidak melanjutkan sekolahtidak naik kelas dibuat selang data
dan data disusun tabel sebagai berikut : n
j
t
j
j
d
j
c
j j
. .
. Langkah-langkah untuk menyusun tabel Kaplan-Meier :
1 Pada kolom n
j
setiap selang j baris pertama ditentukan banyaknya siswa pada awal tahun pelajaran kelas 1 dan berisiko mengalami kejadian, untuk selang
selanjutnya n
j
= n
j-1
– d
j-1
– c
j-1
, 2
Pada kolom t
j
setiap selang j ditentukan waktu bulan kejadian setiap siswa keluar tidak melanjutkan sekolahtidak naik kelas t
j
, 3
Pada kolom τ
j
setiap selang j ditentukan panjang selang yang bergantung waktu bulan kejadian
τ
j
= t
j+1
- t
j
, 4 Pada kolom d
j
setiap selang j ditentukan banyaknya siswa tidak naikkeluar ,
5 Pada kolom c
j
setiap selang j ditentukan banyaknya siswa pindah sekolah di wilayah Jakarta Selatan atau di luar Jakarta.
6 Pada kolom setiap selang j peluang berlanjutnya siswa dengan ,
7 Pada kolom setiap selang j peluang setiap siswa berlanjut hingga selang
ke-k dapat diduga dengan fungsi kelanjutan sebagai berikut : .
4.3 untuk t
k
≤ t ≤ t
k+1
, k = 1, 2, …, m.
untuk t ≤ t
1,
untuk t ≥ t
m + 1
. 8 Pada kolom
setiap selang j peluang setiap siswa keluartidak naik hingga selang ke-k dapat diduga dengan fungsi hazard sebagai berikut :
4.4 untuk t
j
≤ t ≤ t
j+1
, j = 1, 2, …, m.
4.3 Membandingkan Dua Grup dalam Data Survival
Dalam dua grup data survival ada dua kemungkinan penjelasan yang mungkin untuk perbedaan fungsi kelanjutan yang diduga. Salah satu penjelasan
mengatakan bahwa ada perbedaan yang nyata antara waktu kelanjutan studi dari kedua kelompok individu, sehingga kemampuan kelanjutan studinya juga
berbeda. Penjelasan lain mengatakan bahwa perbedaan keduanya tidaklah nyata, kalau ada mungkin hanya faktor kebetulan. Untuk membedakan kedua pernyataan
dapat digunakan uji hipotesis dua sampel bebas menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov. Hipotesis yang digunakan adalah
H : S
1
t = S
2
t H
1
: S
1
t ≠ S
2
t Daerah penolakan H
jika probabilitas 0,05. Uji Kolmogorov-Smirnov disusun dengan memisahkan waktu kejadian
dalam dua kelompok data survival, masing-masing kelompok diberi nama grup1
dan grup 2. Misalkan ada r bulan waktu kejadian yang berbeda, t
1
t
2
… t
r
pada kedua kelompok tersebut, dan pada waktu t
j
terjadi resiko sebanyak d
1j
untuk grup 1 dan d
2j
untuk grup 2, j = 1, 2, …., r. Misalkan pula ada sebanyak n
1j
individu siswa yang melanjutkan dalam grup 1 dan n
2j
untuk grup 2 pada waktu t
j
, maka ada d
j
= d
1j
+ d
2j
siswa yang berisiko tidak melanjutkan sekolah dari sebanyak n
j
= n
1j
+ n
2j
individu. Sebagai ilustrasi ditampilkan dalam Tabel 1. Tabel 1 Jumlah siswa berisiko dan melanjutkan studi pada waktu ke-j
Grup Jumlah siswa
berisiko pada waktu t
j
Jumlah individu yang berlanjut hingga waktu t
j
Jumlah individu yang berisiko sebelum waktu t
j
1 d
1j
n
1j
– d
1j
n
1j
2 d
2j
n
2j
– d
2j
n
2j
Total d
j
n
j
- d
j
n
j
4.4 Metode hazard proposional Cox
4.4.1 Penduga parameter
Metode hazard proposional Cox dapat menjelaskan pengaruh karakteristik- karakteristik peubah respon secara simultan. Asumsi untuk model ini adalah
menganalisis dengan jumlah secara individu sehingga fungsi hazard individu tersebut dapat dinyatakan dengan
4.5 Persamaan 4.1 adalah model hazard proposional Cox untuk membandingkan dua
populasi. Model tersebut dapat dibuat lebih umum yaitu resiko siswa sekolah individu ke-i bergantung pada pada nilai x
1i
, x
2i
, …, x
pi
dari p peubah penjelas x
1
, x
2
, …,x
p
. Himpunan nilai peubah penjelas pada model hazard proporsional Cox dinyatakan oleh vektor x
i
= x
1i
, x
2i
, …, x
pi
. Misalkan h
o
t adalah fungsi hazard dari individu yang nilai peubah penjelasnya membuat vektor x
i
sama dengan 0, maka h
o
t disebut baseline fungsi hazard. Fungsi hazard untuk individu ke-i dapat dinyatakan dengan
, dengan adalah nilai fungsi dari
vektor peubah penjelas untuk individu ke-i. Nilai 0 sehingga dapat
dinyatakan dengan , dimana merupakan kombinasi linear dari
p peubah penjelas pada x
i
, yaitu
= Selanjutnya bentuk umum hazard proposional Cox menjadi
= 4.6
Parameter dalam model hazard proposional Cox merupakan parameter
yang belum diketahui nilainya dan akan diduga menggunakan metode maksimum likelihood. Pendugaan
dengan metode maksimum likelihood adalah nilai yang memaksimumkan fungsi likelihood. Fungsi likelihood adalah peluang
bersama dari data pengamatan yang dianggap sebagai fungsi dari parameter yang tidak diketahui nilainya dalam asumsi model.
Misalkan data n siswa wajib belajar 6 tahun terdiri dari r siswa telah melanjutkan belajar dan n-r siswa tersensor , data r siswa diurutkan menjadi t
1
t
2
… t
r
. Jika kejadian A adalah siswa wajib belajar 6 tahun dengan nilai peubah penjelas x
ji
melanjutkan sekolah pada waktu t
j
dan kejadian B adalah siswa melanjutkan sekolah pada waktu t
j
, maka
= 4.7
Pembilang pada 4.4 di atas adalah bentuk sederhana dari resiko sekolah tahun pertama individu ke-i pada waktu t
j
sehingga fungsi hazardnya dapat dinyatakan sebagai h
i
t
j
. Penyebutnya merupakan jumlah dari resiko sekolah tahun pertama pada waktu t
j
dinotasikan h
l
t
j
untuk semua individu yang mempunyai risiko
sekolah tahun pertama pada waktu t
j
dan dapat dinyatakan dengan .
adalah himpunan risiko pada waktu t
j
yang terdiri dari individu-individu yang melanjutkan hingga t
j
. Ekspresi 4.4 dapat dinyatakan dengan dan menggunakan persamaan 4.2 menjadi
Fungsi likelihoodnya menjadi
4.8 Misalkan waktu kejadian dan waktu sensor dari data n pengamatan dinyatakan
dalam notasi pasangan peubah acak , dan
merupakan indikator yang menunjukkan apakah waktu survival tidak tersensor
atau tersensor , maka persamaan 4.5 dapat ditulis menjadi
Jika persamaan di atas di ln-kan maka diperoleh
4.9 Penduga
dapat diperoleh dengan memaksimumkan fungsi ln-likelihood yaitu dengan menentukan solusi dari persamaan
4.10 Persamaan 4.6 sulit diselesaikan secara analitis tetapi mudah diselesaikan secara
numerik.
4.5 Aplikasi Model Pada Pendidikan
4.5.1 Metode
Life Table
Untuk menggambarkan penghitungan penduga fungsi kelanjutan metode Life Table wajib belajar 6 tahun siswa SDMI dengan panjang selang 1 tahun
dapat dilihat pada Lampiran 2. Penyajian dalam bentuk grafik hasil penghitungan tersebut adalah sebagai berikut:
Gambar 2 Grafik fungsi kelanjutan studi siswa SDMI dengan metode Life Table
Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa dari tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-5 fungsi kelanjutan studi siswa mengalami penurunan artinya setiap tahun ada
siswa yang tidak melanjutkan sekolah dan menginjak tahun ke-6 fungsi kelanjutan studi siswa konstan artinya siswa yang lulus kelas 6 ada 100.
4.5.2 Membandingkan dua kelompok data survival dengan metode Life Table
Hasil analisis menggunakan Life Table untuk peubah bebas gender laki-laki, perempuan, status sekolah negeri, swasta, dan jenis sekolah umum, islam.
Lampiran 2 Hasil perhitungan Life Table
0.7500 0.8000
0.8500 0.9000
0.9500 1.0000
1.0500
1 2
3 4
5 6
7
Fu n
g si
Kel an
ju tan
Waktu tahun
Ŝ t
a. Hasil analisis kelanjutan studi siswa laki-laki dan perempuan
Gambar 3 Grafik fungsi kelanjutan studi siswa laki-laki dan perempuan Pada Gambar 3 di atas menunjukkan bahwa siswa perempuan kelanjutan
studinya lebih baik dibandingkan dengan siswa laki-laki 89 vs 73. Artinya dari 100 siswa perempuan masuk SDMI yang lulus tepat waktu 6 tahun ada 89
siswa dan yang mutasi, keluar dan tidak naik kelas ada 11 siswa. Namun demikian, berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov tidak ada perbedaan signifikan
kelanjutan studi siswa laki-laki dan perempuan p-value=0,203. b. Hasil analisis kelanjutan studi siswa sekolsh negeri dan swasta
Gambar 4 Grafik fungsi kelanjutan siswa sekolah negeri dan swasta Pada Gambar 4 menunjukkan bahwa siswa sekolah swasta kelanjutan
studinya lebih baik dibandingkan dengan siswa sekolah negeri 87 vs 82.
0.0000 0.2000
0.4000 0.6000
0.8000 1.0000
1.2000
1 2
3 4
5 6
7
Fu n
g si
Kel an
ju tan
Waktu tahun
Ŝ t P Ŝ t L
0.0000 0.2000
0.4000 0.6000
0.8000 1.0000
1.2000
1 2
3 4
5 6
7
Fu n
gsi Ke
lan ju
tan
Waktu tahun
Ŝ t N Ŝ t S
Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov menyatakan tidak ada perbedaan signifikan kelanjutan studi siswa sekolah negeri dan sekolah swasta p-value=0,541.
c. Hasil analisis kelanjutan siswa sekolah umum dan madrasah
Gambar 5 Grafik fungsi kelanjutan studi siswa sekolah umum dan madrasah. Pada Gambar 5 menunjukkan bahwa, kelanjutan studi siswa madrasah lebih
baik dibandingkan dengan siswa sekolah umum 88 vs 80. Namun demikian, berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov menyatakan tidak ada perbedaan signifikan
kelanjutan studi siswa sekolah umum dan madrasah p-value=0,541.
4.5.3 Metode Kaplan-Meier
Untuk menggambarkan penghitungan penduga fungsi kelanjutan siswa tidak sama, dapat dilihat pada Lampiran 3. Penyajian dalam bentuk grafik hasil
penghitungan tersebut adalah sebagai berikut:
Gambar 6 Grafik fungsi kelanjutan metode Kaplan-Meier
0.0000 0.2000
0.4000 0.6000
0.8000 1.0000
1.2000
1 2
3 4
5 6
7
Fu n
g si
Kel an
ju tan
Waktu tahun
Ŝ t M Ŝ t U
0.0000 0.2000
0.4000 0.6000
0.8000 1.0000
1.2000
12 20 24 29 35 36 48 53 58 60 72
Fu n
g si
Kel an
ju tan
Waktu bulan
Ŝ t
Dari Gambar 6 terlihat bahwa fungsi keberlanjutan siswa SDMI semakin menurun artinya pada bulan-bulan tertentu ada siswa yang keluartidak naik kelas.
Hasil perhitungan dengan metode Kaplan-Meier terlihat waktu kejadian lebih banyak dibandingkan dengan metode Life Table.
4.5.4 Membandingkan dua kelompok data survival dengan metode Kaplan- Meier
Hasil analisis kelanjutan studi menggunakan metode Kaplan-Meier untuk peubah bebas gender laki-laki, perempuan, status sekolah negeri, swasta, dan
jenis sekolah UmumMadrasah. Hasil perhitungan Kaplan-Meier ada pada Lampiran 3.
a. Hasil analisis kelanjutan studi siswa laki-laki dan perempuan
Gambar 7 Grafik fungsi kelanjutan studi siswa laki-laki dan perempuan Pada Gambar 7 di atas menunjukkan bahwa siswa perempuan kelanjutan
studinya lebih baik dibandingkan dengan siswa laki-laki 87 vs 72. Dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, menyatakan tidak ada perbedaan
signifikan kelanjutan studi siswa laki-laki dan perempuan p-value=0,164.
0.0000 0.2000
0.4000 0.6000
0.8000 1.0000
1.2000
12 20
24 29
35 36
48 53
60 72
Fu n
g si
Kel an
ju tan
Waktu bulan
Ŝ t P Ŝ t L