11
BAB III METODOLOGI
1.1 Lokasi dan Waktu
Penelitian dilakukan pada bulan April – Juni 2011 di laboratorium Pindah Panas dan Massa dan laboratorium Surya, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
1.2 Alat dan Bahan
3.2.1. Alat
Alat Pengering Climate Chamber
Alat pengering berakuisisi Climate Chamber memanfaatkan udara yang dipanaskan oleh elemen listrik berkapasitas 2000 W. Udara panas masuk ke dalam ruang pengering dengan
suhu dan kelembaban tertentu yang dapat dikontrol sesuai yang diinginkan. Untuk mengontrol kelembaban digunakan humidifier. Udara panas yang basah dari ruang air heater akan
didorong oleh blower ke dalam ruang pengering. Kecepatan udara yang masuk dalam ruang pengering dapat diatur dengan menarik atau mendorong tuas pada bagian flow controller.
Apabila suhu dan kelembaban yang dicapai lebih tinggi daripada setpoint, maka dilakukan pembuangan kalor dan pembuangan uap air melalui dehumidifier yang memiliki efek
pendinginan dan pengembunan. Untuk mencapai dan menjaga kondisi ruangan agar sesuai dengan setpoint, diimplementasikan dua buah subsistem kontrol yang independen yaitu kontrol
suhu dan kelembaban.
Alat-alat Ukur 1. Pengukur Suhu
Digunakan termokopel type C-C untuk mengukur suhu larutan LiBr yang dihubungkan pada Chino Recorder Yokogawa tipe 3058 untuk membaca hasil pengukuran suhu
selama proses penyerapan berlangsung.
2. Pengukur Massa Menggunakan timbangan digital model AandD seri GF-3000 dengan kapasitas
maksimum 3000 gram termasuk baki bahan, dengan ketelitian 0.01 gram.
Cawan
Merupakan wadah untuk menampung larutan garam yang akan diuji dengan ukuran tinggi 2.5 cm dan diameter 11 cm
Gelas ukur dan pengaduk yang digunakan sebagai wadah untuk mencampurkan garam LiBr dan H
2
O Alat tulis dan hitung
3.2.2. Bahan
Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu :
Garam LiBr
Aquades
12
1.3 Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah laju penyerapan uap air larutan LiBr pada pendinginan absorpsi. Masing- masing larutan dengan konsentrasi yang berbeda-beda akan diuji pada
ruang pengering berakuisisi Climate Chamber dengan mengatur terlebih dahulu suhu dan kelembaban udara sesuai dengan perlakuan yang dilakukan.
Tabel 1. Perlakuan penelitian pada masing-masing suhu yaitu 40
o
C dan 45
o
C:
C RH
45 50
55 60
60
70
80
Perlakuan suhu 40 dan 45 diambil berdasarkan kondisi ruang absorber pada sistem pendingin
absorpsi yaitu berkisar antra 30 – 45
o
C. Dari pengambilan data nantinya akan diperoleh 6 data dari perlakuan suhu 40
o
C dan 6 data dari suhu 45
o
C. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini:
1. Pembuatan wadah pengujian larutan LiBr-H
2
O
Wadah larutan LiBr-H
2
O terbuat dari wadah berbahan plastik dengan ukuran tinggi 2.5 cm dan diameter 11 cm.
2. Persiapan Bahan
Pada tahapan persiapan bahan, terlebih dahulu pembuatan larutan absorban LiBr-H
2
O, dengan konsentrasi 45, 50, 55, dan 60. Perbandingan garam LiBr dan H
2
O untuk masing- masing konsentrasi berdasarkan perbandingan bobot per bobot, seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 2. Pembuatan konsentrasi larutan absorban
Konsentrasi Massa garam LiBr gram
Massa H
2
O gram
60 60
40 55
55 45
50 50
50 45
45 55
3. Pengambilan Data Percobaan
1. Pengukuran suhu larutan menggunakan termokopel tipe C-C. Suhu larutan akan berubah selama proses penyerapan berlangsung. Hal ini dikarenakan perubahan suhu pada ruang
pengering yang terjadi serta pengaruh uap air yang terjerat. Apabila suhu larutan semakin tinggi maka absorpsi uap akan berhenti.
2. Pengambilan data suhu dan kelembaban ruang pengering serta massa larutan LiBr dilakukan tiap 10 menit sekali selama proses pengujian berlangsung. Hal ini disesuikan
dengan standar pengambilan data yang maksimum pada alat pengering Climate Chamber. 3. Penimbangan larutan dilakukan secara otomatis oleh mesin pengering Climate Chamber,
dan data hasil penimbangan, suhu, dan kelembaban akan langsung terekam terakuisisi
13
4. Pengukuran Daya Serap Uap Air Oleh Larutan LiBr
Pada tahap ini, masing-masing dari konsentrasi larutan akan di uji daya serapnya terhadap uap air disekitarnya. Larutan akan di masukkan ke alat pengering berakuisisi, kondisi di dalam
ruang pengering dikondisikan sama dengan kondisi antara komponen evaporator dan absorber. Pengkondisiian uap air didalam ruangan dapat dilakukan dengan setting kelembaban dan suhu
pada ruang pengering Climate Chamber. Pada larutan absorban juga akan dipasang sensor suhu menggunakan termokopel C-C yang dihubungkan dengan Chino Recorder, untuk mengukur
perubahan suhu larutan selama proses penyerapan berlangsung. Dari percobaan yang dilakukan nantinya dapat dilihat apakah laju penyerapan larutan absorber berhubungan dengan perubahan
suhu, konsentrasi, dan tekanan uap air.
uap air
Gambar 5. Ruang Climate Chamber
5. Menghitung laju penyerapan uap air
Laju penyerapan uap air dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini: LP =
12 dimana:
LP : laju penyerapan uap air oleh larutan absorban grammenit MG
t
: berat garam setelah penyerapan berlangsung gram MG
a
: berat garam sebelum penyerapan gram t : lama penyerapan berlangsung menit
6. Perhitungan tekanan uap airabsorbat
Tekanan uap air dalam ruang pengering dapat dihitung dari persamaan:
=
.
×
13 dimana:
Pu : tekanan uap air mmHg x : perbandingan kelembaban kgkg udara kering
Pa : tekanan atmosfir mmHg nilai x dapat diperoleh dari diagram psychrometric chart untuk nilai suhu dan kelembaban
relatif yang diketahui dari pengambilan data.
7. Penentuan konsentrasi kesetimbangan larutan LiBr-H
2
O
Dalam penelitian ini data kesetimbangan larutan LiBr-H
2
O tidak tercapai sampai batas waktu yang ditentukan, maka untuk konsentrasi kesetimbangan dapat dihitung menggunakan
persamaan garis liner pada grafik penurunan konsentasi larutan. Dimana dari 4 garis penurunan konsentrasi yaitu 45, 50, 55s dan 60 diperoleh nilai kemiringan garis slope pada
LiBr-H
2
O
14 masing-masing konsentrasi. Nilai slope tersebut kemudian diplotkan ke dalam grafik dengan
persamaan garis linear, untuk mendapatkan nilai variabel dari persamaan: m = a + bx
14 Dimana m merupakan nilai slope kemiringan garis, x merupakan konsentrasi kesetimbangan,
a dan b merupakan variabel yang nilainya diperoleh dari persamaan garis linear pada grafik slope-konsentrasi.
Selain itu, penentuan konsentrasi kesetimbangan juga dapat dilakukan dengan menggunakan diagram P-T-X tekanan-suhu-konsentrasi. Dengan memplotkan nilai tekanan uap air dan
suhu larutan, sehingga perpotongan dari kedua garis tersebut merupakan besarnya konsentrasi kesetimbangan larutan LiBr jenuh.
Berikut merupakan gambar diagram P-T-X:
Gambar 6. Diagram Tekanan-Suhu-Konsentrasi Larutan LiBr Jenuh Konsentrasi larutan LiBr-H
2
O yang digunakan pada penitian ini dibatasi sampai konsentrasi 60, dengan kisaran suhu 40
o
C hingga 45
o
C. Hal ini dikarenakan, konsentrasi larutan diatas 60 dengan kondisi suhu yang sama, maka larutan tersebut akan lebih mudah
mengalami kristalisasi. Kristalisasi merupakan perubahan fasa larutan garam menjadi padatan pada suhu tertentu.
Konsentrasi Kesetimbangan
Kristalisasi
15
8. Menghitung jumlah absorbat yang terjerat pada permukaan adsorban saat kondisi
kesetimbangan Qe dari data dan membandingkannya dengan Qe Model BET, Langmuir, dan Freundlich
= 15
dimana: Qe : jumlah absorbat yang terjerat pada permukaan absorban pada kondisi kesetimbangan g
absorbatg absorban Ce : konsentrasi setimbang gml
Co : konsentrasi awal gml m : massa absorban g
V : volume uji larutan ml Hasil perhitungan jumlah absorbat yang terjerat berdasarkan hasil perhitungan data akan
dibandingkan dengan perhitungan menggunakan Model BET, Langmuir, dan Freundlich. Selain itu juga dilakukan perhitungan kesalahan dari Qe hitung dengan Qe mode l sorpsi isotermis, sehingga
dapat ditentukan model sorpsi isotermis yang paling akurat dengan nilai persentase kesalahan yang lebih kecil. Untuk menghitung besarnya persantase kesalahan dapat dilakukan menggunakan
persamaan berikut: ℎ
= × 100
16
16 Prosedur penelitian dalam bentuk diagram alir disajikan pada gambar berikut :
Gambar 7. Diagram Alir Penelitian Dalam selang waktu 10 menit ukur
T
ruang
, RH, T
larutan
dan Massa larutan selama 10 jam
Mulai
Pembuatan larutan absorber LiBr
Setting RH dan T pengukuran pada Climate Chamber
Pembuatan wadah larutan LiBr-H
2
O
Selesai Pengukuran dan pengambilan data
17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Terjadinya proses absorpsi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tekanan absorbat, suhu absorbat, dan interaksi potensial antara absorbat dan absorban Nishio Ambarita, 2008. Untuk itu
dalam hal pengukuran laju penyerapan uap air oleh absorban harus memperhatikan beberapa faktor diatas, sehingga dalam prakteknya laju penyerapan uap air dalam sistem pendinginan dapat
ditingkatkan. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran laju penyerapan uap air oleh larutan absorban Litium Bromida dengan beberapa perlakuan, yaitu dengan kombinasi menggunakan suhu 40
o
C, kelembaban 70 pada masing-masing konsentrasi 45, 50, 55, dan 60, menggunakan suhu
45
o
C kelembaban 70 pada masing-masing konsentrasi 45, 50, 55, 60, serta kombinasi kelembaban 60, 70, 80 pada suhu 40
o
C dan 45
o
C dengan konsentrasi 50. Sehingga diperoleh total data sebanyak dua belas data.
4.1 Laju Penyerapan Uap Air pada Parameter Konsentrasi LiBr
Tabel 3 menunjukkan, semakin tinggi konsentrasi larutan LiBr-H
2
O maka akan semakin tinggi pula laju penyerapan absorbat oleh larutan absorban. Ini dikarenakan pada konsentrasi yang tinggi,
jumlah molekul-molekul garam yang terkandung dalam volume larutan yang sama lebih banyak, sehingga kapasitas untuk menyerap absorbat lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi yang lebih
rendah. Selain itu konsentrasi yang tinggi juga akan menimbulkan tekanan larutan yang lebih rendah, sehingga proses absorpsi dari uap air yang bertekanan tinggi terhadap larutan absorban yang
bertekanan rendah akan lebih cepat. Tabel 3. Pengaruh konsentrasi larutan LiBr terhadap laju penyerapan uap air
Gambar 8. Grafik pengaruh konsentrsi larutan LiBr terhadap laju penyerapan uap air
y = 1,39E-03x - 5,44E-02 R² = 9,79E-01
y = 1,04E-03x - 3,91E-02 R² = 9,88E-01
0,00 0,01
0,02 0,03
0,04
30 40
50 60
70
La ju
p e
n y
e r
a p
a n
g m
e n
it
Konsentrasi LiBr
T=40, RH=70 T=45, RH=70
Perlakuan Konsentrasi LiBr-H
2
O Laju penyerapan gmenit
T=40 C, RH=70
Laju penyerapan gmenit T=45
C, RH=70
60 0.030
0.024 55
0.020 0.017
50 0.016
0.012 45
0.009 0.008