Model Sorpsi Isotermis Freundlich Model Sorpsi Isotermis Langmuir Model Sorpsi Isotermis BET Brunauer, Emmett dan Teller

7 Proses 8-1 : Pompa menerima larutan cair bertekanan rendah dari absorber, meningkatkan tekanannya, dan mengalirkannya ke generator sehingga proses berulang secara terus menerus.

2.4 Model Sorpsi Isothermis

Pada umumnya absorpsi dinyatakan dengan isoterm absorpsinya, yaitu yang menunjukkan hubungan konsentrasi-konsentrasi dari bahan terabsorpsi pada suatu suhu tetap. Empat tipe persamaan utama yang digunakan untuk menguraikan isoterm absorpsi adalah : 1 model Freundlich, 2 model Langmuir, 3 dan model BET Brunauer, Emmet, Teller. Nilai dari suatu model sorpsi isotermis tergantung pada kemampuannya secara matematis untuk menguraikan sorpsi isotermis dan kemampuan tetapan-tetapan dalam model tersebut untuk menjelaskan fenomena secara teoritis. Model matematika yang dikembangkan pada umumnya tidak dapat menggambarkan keseluruhan kurva sorpsi isotermis dan hanya dapat memprediksi kurva sorpsi isotermis pada salah satu dari ketiga daerah kurva sorpsi isotermis. Penggunaan model sorpsi isotermis sangat tergantung pada tujuan pemakai misalnya jika ingin mendapatkan kemulusan kurva yang tinggi maka model yang sederhana dan lebih sedikit jumlah tetapannya akan lebih mudah penggunaannya Labuza, 1982 dalam Fitria, 2007.

2.4.1 Model Sorpsi Isotermis Freundlich

Model isoterm absorpsi Freundlich didasarkan atas terbentuknya lapisan monolayer dari molekul- molekul absorbat pada permukaan absorban. Namun pada absorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan absorban bersifat heterogen. Persamaan isoterm absorpsi Freundlich dapat dituliskan sebagai berikut : = 1 = + 2 y= a + bx 3 dimana : Qe : jumlah absorbat yang terjerat pada permukaan absorban dalam kondisi setimbang g absorbatg absorban Ce : konsentrasi pada kesetimbangan g absorbatml K, n : konstanta Freundlich

2.4.2 Model Sorpsi Isotermis Langmuir

Isoterm absorpsi Langmuir didasarkan atas beberapa asumsi, yaitu a absorpsi hanya terjadi pada lapisan tunggal monolayer, b panas absorpsi tidak tergantung pada penutupan permukaan, dan c semua situs dan permukaannya bersifat homogen. Persamaan isoterm absorpsi Langmuir dapat diturunkan secara teoritis dengan menganggap terjadinya kesetimbangan antara molekul-molekul zat yang diabsorpsi pada permukaan absorban dengan molekul-molekul zat yang tidak terabsorpsi. Persamaan isoterm absorpsi Langmuir dapat dituliskan sebagai berikut: = 4 8 = 5 = + 6 y= b x + a 7 dimana: Qe : jumlah absorbat yang terjerat pada permukaan absorban dalam kondisi setimbang g absorbatg absorban Ce : konsentrasi pada kesetimbangan g absorbatml K L : konstanta Langmuir Q o : kapasitas jerat maksimum absorban terhadap absorbat g absorbatg adsorban Kurva absorpsi isoterm Langmuir dapat dilihat pada Gambar. berikut: Gambar 2. Kurva absorpsi isoterm Langmuir

2.4.3 Model Sorpsi Isotermis BET Brunauer, Emmett dan Teller

Brunauer, Emmett dan Teller 1938 mengembangkan pendekatan persamaan Langmuir pada absorpsi multilayer yang kemudian dikenal dengan BET. Asumsi dasarnya adalah setiap molekul pada lapisan absorpsi pertama dianggap melengkapi permukaan kedua dan berikutnya, molekul ini memungkinkan terjadinya kontak dengan molekul absorbat dibandingkan dengan permukaan adsorban dimana konstanta kesetimbangan untuk lapisan molekul pertama kontak dengan permukaan adsorban berbeda. Isoterm absorpsi BET diformulasikan sebagai berikut: = 8 = 1 + − 1 9 = + 10 y = a + b x 11 dimana: Qe : jumlah absorbat yang terjerat pada permukaan adsorban dalam kondisi setimbang g absorbatg adsorban Q o : kapasitas jerat maksimum absorban terhadap absorbat g absorbatg adsorban K : konstanta kesetimbangan absorpsi Ce : konsentrasi absorbat dalam cairan pada kondisi kesetimbangan g absorbatml 9

2.5 Kesetimbangan Kandungan Uap Air