17
B. Pemodelan
Untuk memodelkan proses bisnis di PT. X, maka dalam penelitian ini dibuat 2 buah diagram dalam BPM. Diagram pertama adalah Process Hierarchy Diagram PHD dan Business Process
Diagram BPD yang terdiri dari top-level diagram dan choreography diagram.. Selain BPM juga dibuat diagram kelas yang digunakan untuk menampilkan beberapa kelasobjek yang terdapat dalam
sistem. Diagram kelas class diagram merupakan alat terbaik dalam perancangan perangkat lunak.
1. Process Hierarchy Diagram PHD
PHD membantu menguraikan suatu proses ke dalam sub proses yang lebih spesifik. PHD yang telah dibuat berdasarkan pendekatan top-down dimana pengembangan model dimulai dari level
yang paling atas yaitu proses layanan bisnis. Proses tersebut kemudian diuraikan menjadi sub proses- sub proses hingga sampai pada tingkat hirarki yang paling dasar. Diagram pada Gambar 6 merupakan
PHD yang memiliki proeses utama adalah proses layanan bisnis pada perusahaan PT. X. Proses layanan bisnis tersebut kemudian diuraikan menjadi 3 sub-proses utama, yaitu proses operasi,
marketing dan perkapalan. Setiap sub-proses tersebut diuraikan kembali hingga sampai pada tingkat yang lebih dasar dan detail.
Gambar 6 menunjukkan model proses layanan bisnis yang terjadi di PT.X. Proses layanan bisnis tersebut memiliki tiga sub proses yang penting untuk menjalankan bisnis jasa penyewaan kapal.
Sub proses marketing menunjukkan proses perusahaan memulai tender hingga melakukan charter party.Sub proses operasi menunjukkan bagian operasional manajer operasi memperhitungkan jarak,
waktu pelayaran hingga menghitung history perjalanan kapal. Perhitungan biaya sewa dan persiapan dokumen-dokumen kapal juga dilakukan oleh bagian operasional. Proses perkapalan menunjukkan
proses mulai kapal tiba di pelabuhan baik pelabuhan bongkar maupun pelabuhan muat untuk melakukan proses bongkar atau muat barang hingga kapal mulai berlayar ke tempat tujuannya.
Untuk sub-proses operasi terdapat sub proses lain yaitu proses operasi, mempersiapkan dokumen kapal yang biasanya dilakukan oleh agen, dan menghitung history perjalanan kapal. Pada
sub-proses operasional kapal dilakukan perhitungan jarak dimana perhitungan jarak dapat dilakukan menggunakan netpass software dan perhitungan metode algoritma Kruskal. Selain menghitung jarak
juga melakukan perhitungan waktu dan perhitungan biaya. Perhitungan biaya termasuk didalamnya perhitungan biaya sewa kapal.
Marketing juga termasuk bagian yang berperan dalam proses layanan bisnis di perusahaan PT.X. Dalam marketing terdapat proses email campaign dan tender. Ketika tender maka bagian
marketing perlu mempersiapkan dokumen tender dan melakukan charter party yaitu proses persetujuan kontrak penyewaan kapal antara perusahaan dengan pihak yang akan menyewakan kapal.
Dalam charter party terdapat proses penentuan metode sewa kapal, pengorderan kapal, biaya sewa dan penenutuan jalur.
Perkapalan memiliki sub proses proses bongkar muat. Proses bongkar muat diuraikan kembali menjadi sub proses TA time arrival, NOR Notice Of Readlines, all made fast, hose
connected, commenced load, completed load, hose disconnected dan cast off. Sub proses ini merupakan proses bongkar atau muat barang yang dimulai dari kapal tiba hingga kapal berlayar
kembali.
18
Layanan Bisnis
Perkapalan
Proses Bongkar Muat
TA NOR
All Made Fast Hose Connected Commenced Load Completed Load Hose Disconnected Cast Off Operasi
Operasi Kapal
menghitung jarak
Netpass Kruskal Method
menghitung waktu pelayaran
menghitung biaya sewa
Menghitung history perjalanan kapal
mempersiapkan dokumen kapal
marketing
Email Campaign Tender
Dokumen Tender Charter Party
Metode Sewa Kapal Order Kapal
Biaya Sewa Jalur
19
Layanan Bisnis2 Marketing
Operation
penyewa broker
crew kapal
20
sesuai [F alse]
[false] e m p ty
menghitung jarak
menghitung w ak tu p elayaran
menghitung b iaya sew a if
rute yang o p timal
if b iaya yang d ihitung
a s s ig n b iaya sew a
a s s ig n muatan
re p ly hasil p erhitungan o p erasio nal
21
[False] [false]
[True]
[False] Metode Sewa Kapal
Order Kapal Biaya Sewa
Jalur if
berdasarkan jenis sewa yang ditetapkan
penentuan waktu sewa receive
charter party
assign time charter
if berdasarkan muatan per jarak
assign voyage charter
assign bareboat
reply contract signature
22
Tabel 3. Pembagian biaya untuk metode time charter Pemilik Kapal
Penyewa Kapal Depresiasi
Uang Sewa Asuransi
Bunker Gaji nakhodaABK
Ballast Sumber :Shipping Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut Suryono, 2003
2. Voyage Charter
Kapal disewa untuk memuat barang antara tempat A dan B. Penyewa membayar uang pengangkutan yang besarnya tergantung barang yang diangkut yang dinyatakan dalam
jumlah ton atau jumlah tertentu untuk satu pelayaran. Penyewa juga harus membayar biaya tambahan atas keterlambatan bongkarmuat dari kapal yang dinamakan dengan demurrage.
3. BareboatDemise Charter
Kapal disewa sebagai badan kapal saja. Penyewa menyediakan nakhoda serta ABK dan mengoperasikan kapal sendiri. Perusahaan penyewa tidak menanggung biaya kebutuhan
bahan bakar, biaya untuk jasa pengangkutan, tidak menyediakan agen dan sebagainya. Biaya sewa yang dikenakan untuk metode ini berdasarkan jumlah hari penyewaan kapal.
Jika penyewa memilih metode bareboat maka penyewa kapal langsung menetapkan lamanya waktu penyewaan kapal. Perhitungan biaya sewa untuk metode ini merupakan biaya penyewaan
badan kapal tanpa ABK dan bahan bakar. ABK dan bahan bakar disediakan sendiri oleh penyewa. Jika penyewa memilih metode time charter atau metode voyage charter maka tahap selanjutnya
adalah perhitungan biaya sewa dan penentuan jalur pelayaran. Perhitungan biaya sewa untuk metode time charter adalah penyewa membayar semua kebutuhan bahan bakar, awak kapal dan sebagainya
sedangkan untuk metode voyage charter penyewa hanya membayar freight cost.
23
T A
N O R
A ll M a d e F a s t
H o s e C o n n e c t e d
C o m m e n c e d L o a d
C o m p le t e d L o a d
H o s e D is c o n n e c t e d
C a s t O f f
re c e i v e p ro se s b o n g ka r m u a t
re p l y ka p a l b e rl a y a r
24
ballast air laut yang berguna sebagai penyeimbang kapal sehingga tidak terjasi kehilangan keseimbangan saat berlayar tanpa muatan.
Proses muat ataupun bongkar barang dilakukan oleh para awak kapal. Dari model yang telah dibuat, sebelum dilakukan proses muat ataupun bongkar barang ada beberapa persiapan awal yang
perlu dilakukan. Ketika kapal tiba di pelabuhan, Nakhoda kapal harus memberikan Notification of Readlines NOR kepada agen di pelabuhan tersebut. Selanjutnya kapal akan melakukan persiapan
seperti penurunan jangkar first line dan persiapan lainnya. Secara umum, operasi pemuatanpembongkaran hanya akan dimulai bila peralatan di darat
sudah dalam keadaan siap. Nakhoda harus memastikan bahwa pengikatan kapal telah terikat dengan benar dan kapal siap menerima proses pemuatanpembongkaran. Selanjutnya pemasangan pipa dan
pompa untuk mentransfer barang dari dalam kapal ke tempat penampungan di daratan dipasang. Aktivitas bongkar ataupun muat dilakukan dengan menjaga pompa transfer harus berputar sedikitnya
selama 15 menit pada kecepatan rendah dan beberapa pemeriksaan harus dilakukan. Pemeriksaan yang harus dilakukan diantaranya:
- Tekanan pada pompa dan manifold harus dicatat
- Tidak ada kebocoran dalam ruang pompa, dek dan manifold
- Tidak ada kebocoran pada pompa, control device, dan peralatan lainnya yang terpasang
Sebelum pompa dinyalakan dan dilakukan proses pemindahan barang, jumlah muatan yang ada di tempat penampungan darat dihitung atau diukur terlebih dahulu kemudian dicantumkan dalam
dokumen kargo yang disebut bill of loading. Setelahnya barang dapat dipompa ke dalam kargo. Lamanya pemompaan tergantung dari kapasitas pompa. Jika kapasitas pompa yang rendah maka
pemindahan barang akan memerlukan waktu yang cukup lama dan tidak efisien sedangkan jika pompa memiliki kapasitas yang tinggi maka proses pemindahan muatan akan semakin cepat.
Satu jam sebelum selesai, petugas jaga yang terlibat dalam proses transfer muatan mengecek ulang semua peralatan bongkarmuat. Pengoperasian katub muatan dan pompa muatan harus berada di
bawah kendali Mualim I dan yang harus diperhatikan adalah tidak menutup tangki kargo lebih dari 98 dari kapasitasnya.
Setelah berhasil melakukan pemompaan muatan maka dilakukan pengukuran ketika muatan telah berada di kargo kapal yang disebut ship to figure SF. Jumlah yang hilang ketika pengukuran di
darat dan di atas kargo tidak boleh melebihi 0.5 Ketika semua perlengkapan dan prosesmuattelah selesai maka kapal akan bersiap untuk berlayar. Kapal yang tadinya berisi air laut sebagai pemberat
kini tidak memerlukan air laut lagi. Kapal dalam kondisi penuh muatan. Kondisi ini terjadi pada saat kapal mengangkut muatan menuju pelabuhan bongkar dari pelabuhan muat. Kondisi ini disebut
dengan kondisi laden. Pada kondisi ini tanki kapal terisi penuh ataupun terisi sebagian oleh kargo muatan.
Kapal mulai berlayar ke pelabuhan bongkar. Waktu yang dibutuhkan tergantung dari kecepatan kapal dan tentunya juga jarak yang ditempuh kapal. Untuk proses bongkarsama dengan
proses muat. Muatan dipindahkan dari kargo kapal ke truk atau tempat penampungan sementara tergantung dari apa yang disiapkan oleh penyewa kapal. Perhitungan atau pengukuran mautan saat
pelabuhan bongkarjuga dilakukan tergantung dari persetujuan di kontrak apakah melakukan ship to ship atau shore to shore.
3. Diagran Kelas