persentase eksplan membentuk kalus lembut sebesar 67.2 , tidak berbeda nyata dengan komposisi media N6C N6 + 3 ppm 2.4-D dan MS8 MS + 2 ppm 2.4-D
+ 100 mgl arginin + 2 mgl glycine + 100 mgl glutamine. Komposisi media MS9 dengan konsentrasi 1 ppm 2.4-D dan penambahan 1 mannitol mampu
memberikan rata-rata persentase eksplan membentuk kalus lembut tidak berbeda nyata dengan komposisi media MS6 MS + 6 ppm 2.4-D, N6F N6 + 6 ppm 2.4-
D, N6C dan MS8. Hal ini menunjukkan komposisi media MS9 MS + 1 ppm 2.4- D + 1 mannitol mampu meminimalisir pembentukan kalus lembut.
Penambahan 1 mannitol pada media MS9 yang hanya mengandung 1 ppm 2.4- D dapat membantu meminimalisir kalus lembut. Hal ini diduga karena mannitol
merupakan gula alkohol, yang biasanya tidak dimetabolisme oleh jaringan tanaman sehingga tidak tersedia sebagai sumber karbon. Oleh karena itu, mannitol
lebih berperan sebagai osmotikum untuk memodifikasi potensial air dalam media kultur Thorpe et al., 2008. Hasil penelitian Lu et al. 1983 menunjukkan bahwa
pemberian 6 sukrosa mampu mengurangi terbentuknya kalus lembut. Peningkatan osmotikum yang disebabkan oleh penambahan 1 mannitol dalam
media MS9 diduga menyebabkan pengaruh yang sama seperti pada pemberian sukrosa 6 .
Pengaruh genotipe terhadap persentase eksplan membentuk kalus lembut pada tabel 7 menunjukkan genotipe G8M7 secara nyata memberikan persentase
yang lebih rendah daripada genotipe G3M7. Selanjutnya ukuran eksplan 0.3 cm secara nyata juga memberikan persentase eksplan membentuk kalus lembut lebih
rendah dibandingkan ukuran eksplan 0.4 cm.
c. Pembentukan Kalus Kompak Compact callus
Selain kalus lembut eksplan juga membentuk kalus kompak compact callus. Berdasarkan pengamatan visual kalus kompak memiliki struktur yang
kompak dan terdiri atas nodul-nodul. Kalus ada yang berwarna putih tidak tembus cahaya opaque, dan kuning tembus cahaya translucent. Pertumbuhan kalus
kompak lebih lambat dibandingkan kalus lembut dan pada 1 MST eksplan yang berpotensi membentuk kalus kompak seperti ini baru terlihat mengalami
pembengkakan. Pembengkakan yang terjadi diduga berasal dari bagian koleoriza
dan seluruh bagian permukaan atas kubah skutelum. Kalus kompak yang berwarna putih tidak tembus cahaya biasanya kurang embriogenik, berbentuk
bulat, tanpa atau sedikit bernodul, cenderung berakar yang lama kelamaan mengalami pencoklatan browning dan mati. Kalus kompak yang tembus cahaya
dan bernodul banyak cenderung berpotensi sebagai kalus embriogenik seperti terlihat pada Gambar 13.
Tabel 8. Pengaruh interaksi genotipe dan komposisi media induksi kalus embriogenik terhadap persentase kalus kompak jagung 7 HST
Media Genotipe
G8M7 G3M7
…………................ N6A
24.8 dA
18.2 cA N6C
53.6 abA 48.5 bA
N6F 40
bcA 56.7 abA
MS6 53.2 abB
70 aA
MS8 57.6 aA
56.5 abA MS9
36.4 cdB 65
abA
Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama dalam kolom dengan huruf kecil dan dalam baris dengan huruf kapital menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji
Duncan taraf 5 ; HST= Hari Setelah Tanam; N6A= N6 + 2 ppm 2.4-D; N6C= N6 + 3 ppm 2.4-D; N6F= N6 + 6 ppm 2.4-D; MS6= MS + 6 ppm 2.4-D; MS8= MS + 2
ppm 2.4-D + 100 mgl arginin + 2 mgl glycine + 100 mgl glutamine; MS9= MS + 1 ppm 2.4-D + 1 mannitol
Persentase eksplan membentuk kalus kompak terendah pada G3M7 dihasilkan oleh media N6A N6 + 2ppm 2.4-D. Sementara pada genotipe G8M7
media N6A N6 + 2 ppm 2.4-D secara nyata memberikan persentase eksplan Gambar 13. Eksplan yang Membentuk Kalus Kompak Jagung dengan Banyak
Nodul a Kalus Kompak Berwarna Kuning Tembus Cahaya; b Kalus Kompak yang Memiliki Sedikit Warna Putih Tidak Tembus Cahaya
a b
membentuk kalus kompak lebih rendah daripada media N6C, N6F, MS6, dan MS8, namun tidak berbeda nyata dengan media MS9. Persentase kalus kompak
pada genotipe G8M7 yang dihasilkan pada komposisi media MS8 mencapai 57.6 tidak berbeda nyata dengan komposisi media N6C dan MS6 Sementara untuk
genotipe G3M7 persentase kalus kompak mencapai 70 pada komposisi media MS6 namun tidak berbeda nyata dengan komposisi media N6F, MS8 dan MS9.
Pengaruh interaksi genotipe dengan media, menunjukkan persentase eksplan membentuk kalus kompak genotipe G3M7 secara nyata lebih tinggi daripada
genotipe G8M7 pada media MS8 dan MS9 Tabel 8.
Persentase Kalus Embriogenik Tipe I dan Struktur Embrio
Lu et al. 1983 mendeskripsikan tipe regenerasi jagung berasal dari kalus yang keras, kompak, putih atau kuning yang dideskripsikan sebagai struktur mirip
skutelar. Green dan Philips 1975 menyebutkan kalus embriogenik tersebut sebagai kalus tipe I. Sementara kalus embriogenik tipe II merupakan istilah untuk
kalus yang remah friable dan embriogenik. Kalus tipe II merupakan hasil isolasi jaringan embriogenik kalus tipe I dan dihasilkan hanya pada genotipe-genotipe
tertentu seperti A188 dan hibridanya. Kalus embriogenik jagung yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah kalus
tipe I. Kalus tipe I yang embriogenik memiliki struktur mirip skutelar, berwarna putih dan kompak diduga berasal dari kalus kompak yang mengalami proliferasi
pada bagian skutelar, berwarna kuning tidak tembus cahaya dan kuning tembus cahaya, serta bernodul. Berdasarkan ciri tersebut pengamatan kalus yang
berpotensi embriogenik diamati pada 2 MST. Hal ini karena pada 2 MST pertumbuhan kalus yang lebih dominan sudah terlihat antara eksplan yang
membentuk kalus lembut atau kalus kompak. Persentase kalus berpotensi embriogenik disajikan pada Tabel 9.
Persentase kalus kompak berpotensi embriogenik yang dihasilkan oleh eksplan embrio zigotik umur 12-14 HSS pada berbagai media induksi kalus
embriogenik memiliki rentang yang sangat besar yaitu dari 0 sampai 71.43 . Komposisi media memberikan pengaruh yang nyata pada pembentukan kalus
kompak. Persentase kalus kompak berpotensi embriogenik yang dihasilkan dalam
penelitian tergolong rendah, karena rata-rata keseluruhan di bawah 40 dan dari rentang rata-rata hanya mampu menghasilkan persentase tertinggi sebesar 71.4.
Beberapa penelitian mendapatkan hasil yang lebih baik 75 dimana hasil tersebut sudah merupakan persentase kalus embriogenik.
Tabel 9. Pengaruh media induksi kalus embriogenik terhadap persentase jumlah kalus kompak yang berpotensi embriogenik pada dua
genotipe dan ukuran eksplan jagung
Media Eksplan
G8M7 G3M7
0.3 cm 0.4 cm
0.3 cm 0.4 cm
N6A
17.14 b 22